Menutup khutbahnya ......
"Tahukah kalian apa yang akan terjadi pada sebagian umat manusia sepeninggalku nanti?"
Para sahabat menjawab serentak, "Hanya Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui. Beritahu kami, ya, Rabi!"
Maka sang guru pun berkata,
"Dengarkan ini baik-baik ....... !!!
Kelak akan muncul di antara kalian orang-orang yang mengaku sebagai nabi, rasul, bahkan mesias dan mengaku-ngaku berbuat mukjizat atas namaku. Ingat! Atas namaku! (Matius 24:4-5)
Jangan kalian percaya itu!
Lebih jauh lagi, akan ada pula orang-orang di antara kalian yang memujaku melebihi pemujaan mereka kepada Allah Bapa, sehingga akhirnya menjadikan aku sebagai Tuhan menggantikan Allah Bapa!
Ini adalah dosa yang nyata dan karenanya tidak boleh kalian percaya. Ujilah kebenaran segala sesuatu dengan segenap akal budi kalian sebagai Manusia. Bukan sebagai Domba!
Sedangkan demi memuaskan kehendak kedagingannya, pada suatu saat orang-orang ini akan berkonspirasi dan di antara hasil konspirasi mereka adalah kesepakatan untuk melantik diriku sebagai Tuhan di samping Allah Bapa dalam sebuah konsili di sebuah negeri bernama Turki yang jauh dari tanah lahir kita ini.
Maka aku berkata kepadamu, ingatlah! Pelantikan itu sama artinya dengan pengakuan lain yang tidak mereka sadari, bahwa sebelum itu, mereka tahu sebenarnya Aku bukan Tuhan!
Mengerti maksudku?"
Para sahabat mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.
Sang guru melanjutkan ....
"Padahal sesungguhnya mereka dapat membaca dalam kitab mereka sendiri, Malaeki 3:6. Sejak semula Allah Bapa telah berfirman bahwa DIA tidak akan pernah berobah menjadi apapun, apalagi menjadi makhluk rendah bernama manusia seperti kita! Kalian baca juga kitab mereka, Ibrani 13:8. Di sana tertulis bahwa aku, Yesus, akan tetap seperti aku, kemarin, hari ini, dan selamanya!
Ini adalah dalil absolut bahwa Allah Bapa tidak mungkin menjelma menjadi Aku, demikian pula sebaliknya, aku tidak akan pernah menjelma menjadi Allah Bapa!
Lalu jika mereka masih bertegar tengkuk mengatakan bahwa sejak lahir aku sudah menjadi Tuhan, maka pikirkanlah! Kenapa mereka harus menunggu sampai 325 tahun lamanya sebelum akhirnya membuat pernyataan tentang itu? Kalian tahu itu artinya apa?
Supaya kelak anak cucu kalian percaya bahwa Aku, Yesus Putra Maria, adalah Tuhan! Padahal itu tidak benar, sebab aku hanya seorang nabi yang diutus oleh satu-satunya Tuhan kita, yaitu Allah Bapa, untuk mengembalikan domba-domba Israel yang hilang agar kembali ke jalan yang benar!
Bacalah apa yang sudah kusampaikan pada awal-awal khutbahku dalam kitab mereka, Matius 15:24.
Jadi, ingatkan anak cucu kalian supaya jangan sampai kelak menjadi umat yang tersesat karena mengimani fitnah ini sehingga selama-lamanya tidak akan pernah memasuki kerajaan Allah, tapi sebaliknya justru akan kekal menjadi penghuni neraka!
Sedangkan jika kalian percaya bahwa Aku adalah hakim yang adil, maka ketahuilah! Pada waktu itu Aku tidak dapat berbuat apa-apa untuk menolong mereka, sebab penghakimanku bukan dari diriku sendiri melainkan menuruti apa yang Allah Bapa perintahkan untuk kulaksanakan! (Yohanes 5:30)
Artinya, Aku pasti akan menolak orang-orang berdosa ini, terutama mereka yang menyeru-nyeru namaku dengan sebutan Tuhan!" (Matius 7:22-23)
Setelah berkata demikian, maka sambil beranjak berdiri, sang gurupun mengibaskan tangannya dengan lembut sebagai isyarat agar para sahabat membubarkan diri untuk kembali ke aktifitas sehari-hari masing-masing.
Ketika hendak meninggalkan tempat itu, seorang perempuan di antara para sahabat yang berjalan beriringan di depannya tiba-tiba berbalik kemudian datang mendekati sang guru dan bertanya,
"Guru, bagaimana jika orang-orang itu berkata benar, bahwa engkau adalah Tuhan?"
Sang guru tersenyum lalu berkata,
"Seumur hidupku, satu-satunya makhluk ciptaan Allah yang paling dekat denganku dan yang paling mengetahui segala hal tentang diriku adalah ibuku. Tanyakanlah kepada orang-orang itu, adakah mereka pernah mendengar sendiri atau menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri bahwa ibuku pernah menganggapku sebagai Tuhan? Engkau akan mendapati bahwa tidak ada satu katapun dalam kitab mereka yang menuliskan kesaksian ibuku bahwa aku, Yesus Putra Maria, sama seperti apa yang mereka khayalkan sendiri!"
Semoga tercerahkan!
Salam bagi umat yang mengikuti petunjuk!
[Sumber: Hermeneulogika Mendem]
No comments :