Comments
Timelines
Contact
Social Media
Timeline Cover

Saturday, January 2, 2016

VI. Bahasa Roh Dan Lambang Lambang Roh Kudus Saturday, January 2, 2016


Pasal 11: 
KEFAEDAHAN BAHASA ROH.

Lebih dahulu saya ingin uraikan apakah maksudnya berbahasa roh (roh kecil). Itu merupakan satu doa adikodrati karena terlalu sering doa kita bersumber dari akal budi kita. Sehingga kita naikkan doa kepada Tuhan berdasar apa yang kita pikirkan menjadi kebutuhan kita. Sehingga doa kita naik berdasar pertimbangan apa yang kita pikirkan menjadi pokok doa kita.
Roh Kudus yang mendiami diri kita menuntun roh kita bersekutu dengan Allah. Kita tidak dapat bersekutu dengan Allah dengan akal-budi atau dengan tubuh fisik sebab tidak sehakekat. Firman Allah berkata bahwa kita menyembah Allah dengan roh dan kebenaran. Bahasa roh ialah Roh Kudus menyatakan sesuatu kepada kita untuk mengucapkannya. Roh Kudus tidak menyampaikan itu kepada akal kita tetapi kepada roh kita. Sehingga oleh Roh Kudus yang berdiam dengan roh kita mengatakan sesuatu untuk diucapkan oleh roh kita. Dalam hal ini roh akan memakai lidah kita atau suara kita untuk mengeluarkan maksud Roh Kudus dalam hati kita, sehingga oleh Roh Kudus mendorong roh kita untuk mengucapkan sesuatu kepada Allah. Lidah kita dipinjam oleh roh untuk menyampaikan sesuatu dari Roh Kudus kepada Allah yang Roh adanya. Jadi bahasa roh adalah tanda bukti keaktifan Roh Kudus sejak detik awal Dia bertempat tinggal dalam diri orang percaya (Kisah Para Rasul 2:4, Roma 8:16, 26-27).
Oleh karena itu, selama Roh Kudus berada dalam diri orang percaya itu berarti dia tidak akan berhenti berbicara di dalam bahasa roh. Mengapa kita harus berdoa dengan bahasa roh, bukankah sudah cukup kita berdoa dengan akal-budi dengan doa itu kitapun dapat mengerti apa yang kita mohon kepada Allah. Memang Allah mendengar doa yang dinaikkan dengan akal-budi tetapi Dia juga menyiapkan suatu bentuk doa yang supranatural dimana doa itu melebihi dari doa melalui akal-budi.
Bayangkan kekayaan rohani yang disiapkan Allah kepada GerejaNya, begitu banyak Gereja yang sampai sekarang belum dapat menerima kebenaran bahasa roh ini. Hal itu berarti kita melalaikan satu fasilitas rohani yang dipersiapkan Allah untuk kekuatan GerejaNya. Begitu pula saya percaya banyak orang yang telah dipenuhkan dengan Roh Kudus tetapi belum mempraktekkan bahasa roh ini sebab kekurangan pengertian. Tetapi bahasa roh juga adalah tanda bukti bahwa kita telah dipenuhkan dengan Roh Kudus. Selama kita belum berbicara dengan bahasa roh kita menghilangkan identitas bahwa kita telah dipenuhkan oleh Roh Kudus. Apabila kita dipenuhkan dengan Roh Kudus, Dia ingin supaya kita meluaskan segala kekayaan rohani yang menyertai pribadiNya, Dia ingin supaya kita didalam kedaulatanNya.
Ada pendapat bahwa bahasa roh telah berhenti pada hari Pantekosta, itu cukup hanya terjadi pada hari Pantekosta. Tetapi ternyata tidak demikian sebab setelah hari Pantekosta ketika isi rumah Kornelius mendengar Firman Allah dipenuhkan oleh Roh Kudus mereka juga berkata-kata dalam bahasa roh. Bahkan dalam Kisah Para Rasul 19:1-6, setelah dua puluh lima tahun sejak hari Pantekosta sekelompok orang percaya dipenuhkan oleh Roh Kudus dengan bukti bahasa roh. Di dalam kitab Kisah Para Rasul, bahwa bahasa roh dijadikan tanda bukti bahwa seseorang telah dipenuhkan oleh Roh Kudus.
Mereka yang Tidak Setuju Berbahasa Roh.
Beberapa orang tidak sependapat dengan bahasa roh yang dipakai orang-orang percaya dengan bahasa yang tidak dimengerti. Alasannya, bahwa bahasa roh itu harus dimengerti seperti contoh pada hari Pantekosta ke 120 murid berbahasa roh yang dimengerti oleh semua orang. Itulah sebabnya mereka menolak bahasa roh yang tidak dimengerti oleh manusia. Dengan dasar seperti itu mereka menolak semua penyataan bahasa roh oleh orang percaya dan bahkan menuduh seperti orang yang kesurupan.
Pdt. Stephen Tong dalam bukunya Roh Kudus, Doa dan Kebangunan, dengan tegas menolak bahkan mencerca penggunaan bahasa roh. Dalam bukunya itu beliau bukan hanya tidak sependapat bahkan menelanjangi beberapa kekurangan dari orang percaya yang berbahasa roh. Dasar beliau menolak, bahwa bahasa roh (Yun. Glosalali) yang dicantumkan sebanyak 50 kali dalam Perjanjian Baru adalah berarti bahasa dan itu harus dimengerti. Beliau menekankan bahwa Glosalali adalah karunia bahasa dan itu harus dimengerti seperti pada hari Pantekosta. Bukan seperti yang terjadi sekarang membingungkan dan tidak dimengerti.
Dasar kebingungan Pdt. Stephen Tong, sebab beliau tidak membedakan bahasa roh tanda kepenuhan dan karunia-karunia bahasa roh oleh Roh Kudus. Sehingga ayat-ayat yang terkait untuk keterangan karunia-karunia Roh Kudus beliau pakai untuk memberi keterangan tentang bahasa roh tanda kepenuhan yang wajib berlaku kepada semua orang yang dipenuhkan oleh Roh Kudus. Memang, karunia-karunia roh yang adalah satu dari sembilan karunia-karunia Roh Kudus, tidak dimanifestasikan untuk semua orang.
Kami sayangkan Pdt. Stephen Tong yang dikenal bijaksana ternyata menjadi tidak bijaksana dalam menyelesaikan masalah yaitu bahasa roh yang beliau belum mengerti sebab belum mengalaminya. Beliau berkata bahwa bahasa itu harus dimengerti. Pertama, bahwa bahasa roh bukanlah komunikasi untuk manusia, tetapi komunikasi manusia dengan Tuhan. Dengan demikian manusia tidak perlu untuk mengerti karena memang berita itu bukan untuk ditujukan kepada sesama orang percaya. Baca: Roma 8:26-27, bahwa Roh Kudus berdoa untuk kita kepada Allah dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, bahwa Ia (Roh), sesuai kehendak Allah berdoa untuk orang-orang kudus. Perhatikan, bahwa tidak dibutuhkan arti langsung dari bahasa (seperti bahasa manusia), tetapi bahasa roh menjadi sarana atau media bunyi bahwa Roh Kudus sedang berkomunikasi dengan Allah melalui roh kita orang percaya. Karena yang utama disini bukan bahasa itu tetapi maksud Roh Kudus dalam diri orang percaya diketahui Allah (1 Korintus 14:2).
Begitu juga, beliau menekankan, Glosalali berarti bahasa. Suatu bahasa harus dimengerti oleh yang mendengarnya. Kalau hanya bunyi dan tidak dimengerti bahwa itu bukan bahasa. Beliau melupakan bahwa bahasa tidak selalu diterjemahkan dengan yang harus dimengerti oleh orang sekeliling. Saya memberi contoh, dua kapal dimana kedua nahkoda dari jarak jauh pada malam hari mampu bercakap-cakap dengan memakai cahaya lampu dengan cara mengkedip-kedipkan cahaya lampu. Itu tidak dimengerti oleh orang banyak tetapi itu adalah bahasa.
Begitu juga dua stasiun telekomunikasi antara dua kota berjarak ribuan Kilo Meter, mereka saling tukar-menukar informasi dengan memakai bunyi yang kita katakan morse sangat tidak dimengerti tetapi ternyata itu adalah bahasa. Bahasa morse dengan bunyi yang terbatas hanya titik pendek dan titik panjang dalam bunyi yang saling berganti, tetapi itu adalah bahasa yang dapat menyampaikan berita yang tidak terbatas. Apabila manusia dapat menciptakan bunyi yang bisa menyampaikan maksud hati, saya bertanda kepada Bapak Pdt. Stephen Tong, apakah Roh Kudus melalui roh kita dan memakai lidah kita tidak mampu memakai bunyi suara kita untuk menyampaikan maksud Roh Kudus kepada Allah Bapa.
Roma 8:26-27: “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita, sebab kita tidak tahu, bagaimana seharusnya berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu Ia sesuai dengan kehendak Allah berdoa untuk orang-orang kudus”
1 Korintus 14:2: “Siapa yang berkata-kata dalam bahasa roh tidak berkata-kata dengan manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya, tetapi oleh roh ia mengucapkan yang rahasia”
1 Korintus 14:4: “Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat ia membangun jemaat”
Berbahasa roh adalah satu perlengkapan ilahi yang Allah berikan supaya mengalami kehidupan rohani yang segar dan efektif. Bahkan melalui fasilitas sorgawi ini kita akan mampu mengetahui kebutuhan rohani kita yang sesungguhnya.
Sebagaimana karunia nubuat untuk kepentingan jemaat tetap berlaku sampai hari ini, begitu juga bahasa roh untuk keteguhan iman pribadi berlaku sampai hari ini. Berbahasa roh berarti kita memberi kesempatan Roh Kudus menyelidiki hati nurani kita dan mampu menemukan kebutuhan kita yang sesungguhnya. Mengapa demikian, sebab Roh Kudus lebih mengetahui diri kita daripada diri sendiri mengetahui kebutuhan. Roh Kudus mengungkapkan kebutuhan kita yang sesungguhnya di hadapan Bapa. Milikilah kekayaan orang percaya yang tak ternilai ini. Beberapa Keuntungan Berkata-kata Dalam Bahasa Roh.
Setiap pemberian Allah pasti mendatangkan keuntungan apabila kita menerima dan melakukannya. Demikian juga berkata-kata dalam bahasa roh yang masih berlaku sampai sekarang, sudah tentu mempunyai makna tersendiri yang berkaitan dengan kehidupan rohani. Rasul Paulus berkata bahwa di dalam berkata-kata dengan bahasa roh maka dia lebih dari orang-orang percaya di Korintus. Nyatalah, bahwa rasul tidak akan mempergunakan apabila berkata-kata dalam bahasa roh tidak mendatangkan kefaedahan.
Yang berikut, kami akan mengungkapkan beberapa keuntungan rohani apabila kita berbicara dalam bahasa roh. Keuntungan itu, sebagai berikut:
1. Kesadaran Kehadiran Allah.
Allah itu Roh adanya, dan bahwa kehadiranNya yang bersifat Omnipresence dimampukan karena keberadaanNya di dalam Roh, Kehadiran Roh Kudus di dalam diri orang percaya adalah sama dengan kehadiran Allah dalam diri kita. Keyakinan kehadiran Allah bukan sekedar diyakini tetapi harus dibuktikan kehadiranNya yang menyertai kita selamanya. “Bagaimana kita mengetahui bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu dengan Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita” (1 Yohanes 3:24). Dengan demikian bahwa seorang yang berkata-kata dengan bahasa roh meneguhkan imannya bahwa Allah ada bersama dengan dia.
Yohanes 16:17: “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu”.
Pengalaman kehidupan rohani yang sering menjadi lemah bukanlah kekurangan kita, tetapi sebagai fakta bahwa sebagai keluarga Allah kita sedang bertempat tinggal dalam rumah yang bukan milik kita. Dunia ini mempunyai penguasa yaitu iblis yang bekerja melalui roh-roh kegelapan (Efesus 6:12). Itulah sebabnya, kita dapat mengalami penurunan kekuatan iman di dalam dunia yang bukan rumah kita. Kesadaran kehadiran Allah sangat menguntungkan supaya tetap teguh di dalam Dia. Berkata-kata dalam bahasa roh membuat kita teguh, sebab hal itu menyadarkan bahwa Allah ada menyertai dan tinggal di dalam kita (1 Yohanes 3:24).
2. Berkata-kata dengan bahasa roh meneguhkan kerohanian diri sendiri.
Kita telah mengerti bahwa berkata-kata dengan bahasa roh, itu berarti Roh Kudus sedang berkata-kata tas nama kita kepada Allah. Dan sudah tentu hal itu dilakukan Roh Kudus untuk kepentingan kita sendiri. 1 Korintus 14:4: “Supaya yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri”
Tidak setiap hari kita beribadah di gedung Gereja. Beribadah pada hari minggu telah menjadi tradisi membentuk opini ke-Kristenan bahwa disitu kita dikuatkan, diteguhkan kembali. Tetapi sesungguhnya, orang percaya tidak cukup terbatas hanya seminggu sekali beribadah. Kita memerlukan peneguhan iman setiap saat. Itu dapat dilakukan pada waktu dan tempat dimana saja, bahkan waktu kita sedang tidur sekalipun.
Satu pengalaman yang tidak pernah saya lupakan, ketika itu saya dan isteri berada di Amerika Serikat. Kami mengikuti satu pendidikan yang berlangsung selama enam bulan dan ditempatkan di satu hotel yang cukup mewah. Seminar berjalan cukup padat bahkan sampai malam hari pukul 22:00. Sehingga setiap selesai seminar badan cukup lelah memerlukan istirahat yang baik. Kejadiannya, setiap malam selalu saya dan isteri saya terganggu, karena suara hingar-bingar datangnya dari dalam kamar tetangga. Sehingga pada satu malam terdorong ingin mengetahui tentang apa yang sedang mereka lakukan, maka saya datangi kamar tetangga yang dihuni oleh para Pendeta dari Karibia dan terkejut kebengongan dan terharu, ternyata mereka bukan sedang mengobrol tetapi sedang tertidur nyenyak, namun sedang berkata-kata dalam bahasa roh dengan suara cukup keras. Ternyata, orang tidur sekalipun mampu berkata-kata dalam bahasa roh. Memang benar, bahwa tubuh fisiklah yang tidur, tetapi Roh Kudus dan roh manusia mereka adikodrati dan tidak pernah tidur.
Berkata-kata dengan bahasa roh adalah suatu ibadah yang dikerjakan oleh Roh Kudus memakai roh kita untuk memuliakan Allah. Ternyata dalam diri orang percaya terdapat fasilitas untuk beribadah terus-menerus, untuk membangun iman diri sendiri (1 Korintus 14:4).
3. Berdoa dalam bahasa roh membantu kita untuk berdoa dengan benar.
Jelaslah, bahwa Roh Kudus lebih memahami kebutuhan diri kita dari kita memahaminya. Banyak kali terjadi orang percaya salah berdoa, sebab motivasi berdoa untuk keinginan sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Kita berdoa dan kita tidak pernah mendapatkannya. Kuncinya, karena kita salah meminta.
Roma 8:26-27: “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa, tetapi roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus”
Begitu juga, kalau pada suatu ketika bahwa kita tidak tahu apa yang harus kita doakan maka kesempatan itu Roh Kudus berdoa untuk kepentingan kita. Tetapi ini hanya terjadi bila kita mengizinkan lidah kita menjadi saluran Roh Kudus dan memimpin kita untuk berdoa.
Tidak jarang bahwa karena sering berdoa dengan bahasa roh mendapat keuntungan-keuntungan (surprise) yang tidak pernah terduga sebelumnya. Kalau itu terjadi maka itu bukan satu kebetulan bagi mereka yang selalu berdoa dengan memakai bahasa roh. Roh Kudus dalam diri kita yang mengerti apa yang kita inginkan telah berdoa kepada Bapa tanpa kita menyadarinya.
Pernah seorang gembala jemaat teman saya bersaksi tentang satu kebutuhan yang sangat mendasar. Tetapi teman itu tidak pernah berdoa kepada Tuhan disebabkan pikirnya, bahwa kebutuhan itu terlalu tidak mungkin diperoleh dengan menghubungkan kemampuan yang ada pada jemaat yang kecil yang digembalakannya. Dia sangat terkejut keheranan, sebab pada suatu pagi datanglah seorang yang digerakkan Tuhan untuk memberikan satu sepeda motor sesuai dengan kebutuhannya. Sesuatu dengan ukuran kemampuan keuangan tidak mungkin bagi gembala di tempat terpencil, tetapi Roh Kudus yang menyelidik hati nurani mengetahui apa yang dibutuhkan telah berdoa kepada Bapa tentang kebutuhannya, dan kalau Roh Kudus yang berdoa pasti terjawab.
4. Bahasa roh membuat hubungan intim dengan Allah menjadi peka kepada hal-hal rohani.
Melalui berdoa dengan bahasa roh memelihara persekutuan diri kita dengan pribadi Allah. Kita selalu merasa sangat dekat dengan Allah. Sehingga menjadi sangat peka kepada Roh Kudus. Roh Kudus menjadikan hubungan Bapa di sorga menjadi dekat dengan anak-anak Allah sebagai keluargaNya yang ada di dunia ini. Berkata-kata dengan bahasa roh sama dengan kita bercakap-cakap dengan Allah. Roh Kudus menjadi pusat ke diri kita. Roh Kudus menyampaikan maksud hati nurani kita kepada Bapa, sebaliknya kehendak Bapa diberitahukan kepada hati nurani kita (roh kita) menjadikan hati nurani kita melimpah dengan kehendakNya (Firman Allah). Disinilah rahasia sehingga Yesus Kristus berdiam di dalam hati kita dan melimpah dengan kasih illahi (Efesus 3:16-17).
Efesus 3:16-17: “Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaanNya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh RohNya, di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu, Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih”.
Roma 8:14-16: “Semua orang yang dipimpin Roh Allah, adalah Anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan, yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu Anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “Ya, Abba, ya Bapa !” Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah Anak-anak Allah”.
Bisa kita bayangkan kalau seluruh anggota keluarga berkumpul di ruangan keluarga dan terlibat dalam percakapan keluarga. Anak dengan bebas kemukakan hatinya kepada Bapak dan Ibu. Sebaliknya, Bapak dan Ibu jelaskan rencana keluarga kepada anak. Hubungan terasa begitu dekat dan intim. Begitulah gambaran apabila kita senantiasa berkata-kata dengan bahasa roh, berdoa dengan bahasa roh pada setiap waktu. Berarti, membuat kita tenggelam dalam satu persekutuan yang indah dengan Bapa di sorga. 5. Berkata-kata dalam bahasa roh sebagai tanda supaya kita tetap penuh dengan Roh Kudus. Kalau kita berkata-kata dengan bahasa roh itu berarti kita menghidupkan peranan Roh Kudus dalam diri orang percaya. Roh Kudus adalah “parakletos” atau penolong dimana aspek kehadiranNya mendorong kita untuk melakukan sesuatu bagi Allah. Firman Allah adalah kehendak Allah dan juga sebagai kebenaran yang harus digenapkan dalam kehidupan kita.
Dalam Kisah Para Rasul 1:8; Berkata-kata dalam bahasa roh adalah bukti bahwa kita penuh dengan Roh Kudus dan siap melakukan tugas misi. Perhatikan, tatkala para murid pada hari Pantekosta dipenuhkan oleh Roh Kudus maka mereka berkata-kata dengan bahasa roh sebagai tanda kepenuhan. Seketika mereka langsung berobah menjadi begitu bersemangat memberikan kabar keselamatan, karena bahasa roh melahirkan keyakinan kekuatan kehadiran Roh Kudus. Rasul Paulus setiap saat berbicara dengan bahasa roh sebagai keyakinan bahwa dia dalam keadaan penuh selalu. Bahasa roh sebagai salah satu cara untuk menjaga dan memelihara supaya kita senantiasa penuh dengan Roh Kudus. “…tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh” (Efesus 5:18).
Memperhatikan pekerjaan Roh Kudus dalam kitab Kisah Para Rasul, dan suratan 1 Korintus 12:13,14, semuanya mengajarkan bagaimana manifestasi atau karunia-karunia Roh Kudus memperlengkapi sehingga para rasul memiliki kekuatan untuk melayani. Karunia-karunia Roh Kudus ialah suatu konsekuensi logis akibat dipenuhkan oleh Roh Kudus. Jadi yang terutama disini bahwa kita perlu keyakinan diri bahwa kita dalam keadaan penuh Roh Kudus untuk mampu melakukan tugas-tugas pelayanan. Berkata-kata dalam bahasa roh memberi keyakinan iman bahwa kita penuh dengan Roh Kudus dan mendorong semangat kita untuk dapat melakukan satu tugas tertentu.
Berkata-kata dengan bahasa roh bukan hanya mengingatkan kita bahwa Dia ada bersama dengan kita tetapi keyakinan bahwa kita sedang penuh dengan Roh dan semua karunia-karunia Roh siap dimanifestasi untuk menyertai pelayanan. Merasa kehadiran Allah dirumah kita atau sementara mengendarai kendaraan atau dimana saja menciptakan suasana tentram dan merasa damai sejahtera. Tetapi berkata-kata dengan bahasa roh kita merasa dipenuhkan dan menerbitkan keberanian iman siap untuk melayani bahkan siap untuk mengalami suatu peperangan rohani. Sebagai contoh, menjadi pengalaman bagaimana bahasa roh memberi kekuatan. Sekali waktu bahwa kami harus melayani suatu kebaktian kebangunan rohani di satu daerah yang terpencil. Orang-orang memberitahukan bahwa betapa dahsyat roh-roh kegelapan di tempat itu. Berarti kami segera masuk dalam satu pelayanan yang penuh tantangan. Saya telah berdoa dengan bahasa yang dimengerti, tetapi perasaan takut tetap ada, namun ketika kami berdoa dengan bahasa roh, saya mendapat keyakinan iman dan kekuatan yang luar biasa (adikodrati). Tanda kepenuhan ini memberi kekuatan rohani yang luar biasa.
Pasal 12: 
Nama-Nama dan Lambang-Lambang Roh Kudus
Nama-nama dan lambang-lambang Roh Kudus sangat penting karena berhubungan dengan sifat dan pekerjaanNya. Memahami makna dalam nama dan lambang dari Roh Kudus membuat kita tidak akan keliru dalam mengartikan dan menafsir makna dari maksud oknum pekerjaanNya.
Roh Kudus adalah satu dari Tri-tunggal Allah dimana ketigaNya adalah esa, saling didalam dan terkait, karena kebenaran setiap pribadi adalah bagian kebenaran Pribadi lainnya. Misalnya; ketika Tuhan Yesus memanggil Simon Petrus untuk menjadi muridNya, bahwa itu adalah kehendak Allah Bapa dan Roh Kudus memberi kesadaran kepada Petrus untuk mengambil keputusan mengikut Dia. Karena itu oknum Roh Kudus ada kaitan dengan Allah Bapa, dengan Yesus Kristus dan karakter pekerjaanNya sendiri. Nama-Nama Roh Kudus yang ada Kaitannya Dengan Allah Bapa.
Beberapa nama Roh Kudus yang berhubungan dengan Allah Bapa:
1. Roh Allah. 1 Korintus 3:16, menyatakan bahwa kehidupan Bapa ada bersama Dia. Dan tinggal di dalam diri orang percaya menjadikan Kaabah Allah, kediaman Allah.
2. Roh Allah Yang Hidup. II Korintus 3:3, Allah yang hidup kenyataan penyertaan Bapa yang membuat setiap orang percaya menjadi kesak sian terbuka.
3. Roh-Mu. Mazmur 143:10, Roh-Mu, menyatakan bahwa Allah Bapalah yang ikut menuntun perjalanan orang percaya. Pimpinan Roh Kudus sama dengan pimpinan Allah Bapa.
4. Roh Tuhan. Yesaya 61:1, Bapa adalah gelar dari Tuhan. Tuhan atau “Yahwe”, itulah Roh yang ada dalam diri orang percaya.
5. Roh. Yohanes 3:5, Roh itu adalah Allah, mempunyai otoritas menyelamatkan. Bukan hanya Dia sebagai Roh Allah, atau Roh Kristus, tetapi Dia yang adalah Roh memiliki otoritas Allah sepenuhnya. Nama-Nama Roh Kudus yang ada Kaitannya Dengan Yesus Kristus.
Beberapa nama Roh Kudus yang ada kaitanNya dengan Yesus Kristus:
1. Roh Kristus. Roma 8:9, Menekankan hubungan Roh Kudus dengan pekerjaanNya yang mengurapi. Sebagaimana Yesus diurapi untuk melaksanakan tugas penebusanNya, demikian juga orang percaya harus mencontohi langkah tersebut. Kita harus mengandalkan pengurapan dalam semua aspek atau jenis pelayanan kepada Dia.
2. Roh AnakNya. Galatia 4:6, Pelayanan Roh Kudus meneguhkan dan menyampaikan misi Yesus ke dalam hidup kita. Semua kehendak Yesus kepala Gereja dinyatakan oleh Roh Kudus kepada kita. Dalam posisi tersebut maka Roh Kudus juga dikatakan Roh AnakNya (Yohanes 16:13-14).
3. Roh Yesus Kristus. Filipi 1:19, Firman Allah menjelaskan tentang bahwa Yesus adalah 100% Allah, juga 100% manusia. Maka Roh Anak menekankan ke-Ilahian dari Yesus sebagai Allah, sedangkan Roh Kristus menekankan kemanusiaan dari Yesus yang diurapi. OtoritasNya adalah sama dengan Roh Kudus.
4. Roh Yesus. Yesus sebagai Anak Allah benar telah menjadi manusia dan bernama Yesus. Yesus adalah Allah yang telah menjadi manusia. Dan kedudukan ke-AllahanNya tetap ada di dalam Dia. Roh Yesus sama dengan ketiga yang telah diuraikan di atas.
Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa Roh Kudus telah diutus oleh Bapa dan Anak dari sorga. OtoritasNya sebagai Allah tidak berkurang sedikitpun sederajat dengan Bapa dan Anak. Hanya harus diingat bahwa keutamaan misi ilahiNya ialah bahwa Ia telah diutus dicurahkan pada hari Pantekosta untuk mempermuliakan Yesus Kristus.
Yesus Kristus yang amat kaya dengan segala “Hikmat dan Kemuliaan” namun telah menjadi miskin ketika Dia mati di kayu salib, supaya semua “Kekayaan Kelimpahan KemuliaanNya”, menjadi bagian kita orang percaya. Dan itulah tugas utama Roh Kudus (II Korintus 8:9). Nama-Nama Roh Kudus di-Hubungkan dengan PekerjaanNya dan Karakter.
Roh Kudus adalah oknum ketiga dari Allah dalam mengemban misi “ilahiNya”. Dia tidak melepaskan karakterNya sebagai Allah. Karena itu, Roh Kudus bukan hanya dilihat tugas dan misiNya sehubungan dengan salib Kristus, tetapi Dia harus juga dipuja dan disembah sebagai Allah KarakteristikNya sebagai Allah menyebabkan Dia harus dipuja berhubungan dengan tugas serta fungsionalNya dalam Tri-tunggal.
Karakteristik Roh Kudus:
1. Roh Kudus. Lukas 11:13, Dia sama dengan Allah Bapa dan Firman Allah, memiliki sifat yang kudus, karakter Roh yang kudus seperti Bapa dan Firman maka Dia dikatakan Roh Kudus (Keluaran 3:5, 1 Petrus 1:13-16). Sifat dan perangai Roh Kudus mewajibkan semua orang percaya harus hidup memelihara kekudusan Allah.
2. Roh Kekudusan. Roma 1:4, Kalau yang pertama tadi bahwa Dia adalah Roh Kudus, sebagaimana karakter Bapa dan FirmanNya. Disini Dia dikatakan “Roh Kekudusan”, bukan hanya sifat atau perangai yang memungkinkan berubah. Kata sifat atau perangai mengandung pengertian yang melekat bahwa itu dapat berubah. Roh Kekudusan, bukan menunjukkan karakter atau sifat, tetapi “Kekudusan” mengandung arti “Hakekat” satu simbol keberadaan yang tidak pernah berobah. Bahwa itu berarti Roh Kudus tidak mendapatkan sifat atau perangai dari Bapa atau FirmanNya, tetapi “kekudusan” adalah hakekat atau substensi dari Pribadi Roh Kudus itu sendiri.
3. Roh Kebenaran. Yohanes 16:13, Yohanes 15:26, Roh Kudus hakekatnya kudus, itu berarti “kebenaran”. Yesus Kristus sebagai penyataan khusus Allah kepada umat manusia adalah “kebenaran”. Pribadi Yesus Kristus, yang telah menyatakan diri sebagai manusia menjadikan bahwa “kebenaran” tidak lagi fiktif atau relatif seperti yang dimiliki begitu banyak kepercayaan di muka bumi. Yesus Kritus sendiri pernah berkata; “Akulah Jalan Kebenaran . . .” (Yohanes 14:6). Roh Kudus sebagai Roh Kebenaran mampu masuk ke dalam kebenaran itu dan menuntun kita ke dalamNya (Yohanes 16:13).
Pekerjaan Roh Kudus.
Telah diuraikan dalam pasal-pasal sebelumnya, Roh Kudus menuntun kepada Keselamatan, Roh Kudus memberi pertumbuhan rohani, Roh Kudus menyingkapkan rahasia-rahasia Allah, Roh Kudus memperlengkapi dengan karunia-karunia Roh Kudus, Roh Kudus memberi dimensi supranatural, Roh Kudus menghidupkan Gereja sebagai tubuhNya, dst.nya.
Dimana akhirnya, Roh Kudus akan mempersembahkan Gereja Tuhan sebagai Gereja yang melimpah dengan buah-buah kebenaran dan penuh dengan kemuliaan ilahi, dipersembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Raja yang akan datang. Dia akan datang sebagai mempelai laki-laki menyunting Gereja sebagai mempelai wanita (II Korintus 11:2).
Lambang-lambang Roh Kudus
Dari sifat atau karakteristikNya, yang dihubungkan dengan suatu pekerjaan tertentu dari Roh Kudus. Maka kita dapat melihat ada beberapa lambang yang ditujukan kepada Roh Kudus:
1. Seperti Angin. Tidak seorangpun yang mampu melihat angin bagaimana cara bergeraknya. Angin dapat saja datang bertiup dengan kerasnya yang dapat menggerakkan sesuatu. Roh Kudus dilambangkan sebagai angin dimana maknanya ialah bergerak dan dinamis. Angin membawa oksigen berarti membawa kehidupan kepada makhluk. Demikian Roh Kudus sebagai dinamis yang bergerak dan menggerakkan dilambangkan sebagai angin. Tanpa angin tidak ada kehidupan (Kisah Para Rasul 2:2, Kejadian 2:7, Yohanes 20:22).
2. Seperti Api. Roh Kudus dilambangkan seperti api. Melambangkan karakteristik dari Roh Kudus. Roh Kudus seperti api yang menyucikan, api yang membakar segala macam kekotoran rohani dalam hidup orang percaya. Ketika Allah Bapa memperlihatkan diriNya kepada Musa (Keluaran 2:2-3), dalam nyala api, maka ada suara dari Allah Bapa dari dalam nyala api: “tanggalkan kasutmu karena tempat ini kudus”. Roh Kudus seperti api yang menguduskan. Pada hari Pantekosta Roh Kudus turun seperti lidah-lidah api dan hinggap ke atas kepala murid-murid di kamar loteng Yerusalem. Roh Kudus bagaikan api yang menghanguskan kemanusiaan murid-murid Yesus. Roh Kudus dilambangkan sebagai api, dikarenakan Roh Kudus memiliki karakter seperti api (1 Raja-raja 18:38, Kisah Para Rasul 2:3, Lukas 3:16,17, Yesaya 6:6-7). Roh Kudus seperti api yang melambangkan juga kehadiran Allah (Keluaran 2:2-3).
3. Seperti Burung Merpati. Ketika Tuhan Yesus diurapi oleh Roh Kudus di sungai Yordan, maka Roh Kudus datang seperti burun Merpati. Berbeda ketika Roh Kudus turun keatas murid-muridNya Dia datang sebagai api. Roh Kudus mengurapi Yesus Dia datang sebagai burung merpati, menandakan bahwa dalam diri Yesus tidak ada satupun yang perlu dibakar atau disucikan, sebab Yesus sebagai Anak Allah memang kudus tanpa cela. Sifat-sifat merpati, tulus, penuh kasih, dengar-dengaran, lemah-lembut, tidak membalas, tidak menyakiti, berdamai selalu, sifat ini ada pada Tuhan Yesus Kristus. Karena itu, Roh Kudus dilambangkan sebagai burung merpati (Markus 1:10, Matius 3:16, Lukas 3:22, Yohanes 1:32).
4. Seperti Air Anggur. Apabila kita meminum air anggur, maka tubuh merasa bersemangat, air anggur dengan kemanisannya sangat menyegarkan dan menyenangkan dan memberi kesehatan yang baik. Pesta di Israel selalu harus ada air anggur tanda sukacita pesta dan juga menandakan harga dan kebesaran satu pesta. Sebaliknya, apabila kita meminum air anggur maka terasa pengaruhnya dan kita bisa tenggelam kebawah pengaruh air anggur. Karena itulah, Roh Kudus dilambangkan sebagai air anggur yang bisa mendatangkan sukacita, kemanisan, bergairah didalam Dia dan kita harus tenggelam dalam pengaruh Roh Kudus. (Efesus 5:18, Kisah 2:14, Wahyu 6:6). Dalam kitab Wahyu dikatakan bahwa dunia akan tiba kepada satu kesulitan besar, tetapi kita akan selamat bila Anggur itu tetap terpelihara.
5. Dilambangkan sebagai minyak. Minyak selalu melambangkan kuasa Roh Kudus. Roh Kudus yang memampukan, Roh Kudus yang mengesahkan, Roh Kudus yang mengurapi, Roh Kudus yang menguasai. Karena itu, Raja Israel sebelum bertahta harus ada pengurapan tanda pelimpahan kekuasaan dan kemampuan Tuhan (1 Samuel 16:13, Mazmur 23:5, Kisah Para Rasul 10:38, Yesaya 61:1-3). Dalam perumpamaan 10 anak dara dalam Matius 25:1-13, semua lengkap dengan perlengkapan sebagai pra-syarat untuk menanti sang Pengantin laki-laki, tetapi sayang ada 5 anak dara yang kehabisan minyak dan tidak memenuhi syarat untuk penjemputan. Bayangkan urapan Roh Kudus merupakan perlengkapan rohani sebagai pra-syarat untuk menanti kedatangan Tuhan Yesus kedua kali. Kehabisan minyak disini berarti “gagal memelihara pekerjaan Roh Kudus”. Sebagai satu pribadi maka Dia dapat tinggalkan kita apabila selalu didukacitakan (Efesus 4:30).
6. Sebagai Meterai. Dalam Efesus 1:13, pada saat kita percaya bahwa kita di “Meterai” oleh Roh Kudus. Meterai merupakan tanda pengesahan atas sesuatu secara hukum. Semua orang percaya ketika percaya ketika percaya dan lahir baru, maka ketika itu telah disahkan secara hukum ilahi sebagai milik Allah. Pengesahan ini tidak dapat diganggu-gugat, dibenarkan oleh Roh Kudus sendiri di hadirat Allah. Tidak ada satupun dapat diselamatkan kalau bukan peranan pekerjaan Roh Kudus. Pengertian Tentang Dosa Menghujat Roh Kudus.
Matius 12:31-32: “Sebab itu Aku berkata kepadamu, segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, akan tetapi hujat kepada Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seseorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, Ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, tidak akan diampuni. Di dunia ini tidak, yang akan datangpun tidak”.
Dalam “Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan”, terbitas Gandum Mas Malang, menguraikan tentang “Menghujat Roh Kudus”, yaitu penolakan terus-menerus tentang suara Roh Kudus tentang karya Yesus, firmanNya untuk menginsyafkan dunia akan dosa.
Berdosa kepada Anak Manusia ada ampunannya, tetapi berdosa kepada Roh Kudus tidak ada ampunannya, sekarang di dunia ini bahkan di dunia yang akan datang. Yesus datang untuk orang berdosa dan kematianNya adalah menjadi tebusan dosa orang banyak. Apabila kita berdosa kepada Firman Allah dengan rendah hati kita dapat datang kepadaNya dan memohon pengampunan dosa (1 Yohanes 1:9-10). Anak Manusia tidak datang untuk orang benar tetapi untuk orang berdosa. Yesus datang untuk membawa orang berdosa untuk bisa memiliki hidup (Matius 9:13). Jadi, berdosa kepada Anak mendapat ampun, berhubungan dengan karya Yesus di kayu salib.
Roh Kudus datang untuk menginsyafkan dunia akan dosa (Yohanes 16:7), sehingga tugas utamaNya untuk membawa pertobatan isi dunia menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Menghujat atau berdosa kepada Roh Kudus ialah menentang terus-menerus terhadap misi Roh Kudus pada zaman Roh Kudus. Menentang dan menghujat Roh Kudus itu tidak terjadi sekaligus tetapi secara bertahap. Menghujat Roh Kudus itu berarti kita telah sampai kepada satu klimaks tertentu sehingga tidak lagi mempunyai hati yang dapat tersentuh oleh firmanNya, kembali mengalami kematian rohani.
Zaman Gereja ialah zaman Roh Kudus dan mempunyai batas waktu untuk bekerja. Menentang dan menghujat Roh Kudus yaitu penolakkan kepada Misi AgungNya, menolak tawaran keselamatan oleh Roh Kudus dan menentang untuk tidak mau melakukan kehendakNya selama hidup. Maka manusia kehilangan kesempatan untuk diselamatkan.
Menghujat Roh Kudus janganlah kita identikkan dengan satu perbuatan tertentu dari seseorang. Misalnya, mengejek atau merintangi pekerjaan Roh Kudus dalam satu ibadah. Beberapa pengajar Alkitab dengan berani telah mengidentikkan tentang menghujat Roh Kudus dengan perbuatan tertentu misalnya beralih agama. Apakah memang benar apabila suatu ketika seseorang yang telah beralih agama kembali memohon ampun akan dosanya kepada Tuhan dan ditolak karena telah murtad. Yesus Kristus menerangkan tentang ruang lingkup pengampunan dengan mengutip nubuatan tujuh puluh kali tujuh minggu. Hal itu berarti selama Tuhan Yesus belum datang kedua kali masih ada kesempatan memohon ampun akan dosa-dosa kita (Daniel 9:24, Matius 18:21-22).
Karena itu, ciri menghujat Roh Kudus ada dua macam:
Pertama, orang berdosa yang belum bertobat, dan sudah banyak kali mendapat kesempatan mendengar Injil, Roh Kudus telah membuka hatinya, namun selalu pertimbangan manusianya dia menolak. Dan itu terjadi sampai berakhir zaman Roh Kudus, tetap mengeraskan hati dan menolak mengambil keputusan walaupun kesempatan begitu banyak. Dia telah diketuk hatiNya oleh Roh Kudus tetapi tetap menolak (Wahyu 3:20). Orang itu telah menentang misi Roh Kudus sama dengan menghujat oknum Roh Kudus.
Kedua, berlaku kepada orang yang sudah percaya namun, mulai merosot imannya oleh pengaruh dunia. Dimulai dengan perbuatan yang menduka-citakan Roh Kudus dan hal tersebut terjadi berulang-ulang dan datang kepada tahap memadamkan pekerjaan Roh Kudus (Efesus 4:30, 1 Tesalonika 5:19).
Tahap menduka-citakan Roh Kudusmelalui hidup yang selalu takluk kepada kehendak daging. Orang percaya menolak untuk dibimbing Roh Kudus ke dalam pertumbuhan, sebaliknya kehendak daging subur dalam hidupnya. Selalu menolak melakukan kehendak Roh Kudus yaitu Firman Allah (Galatia 5:17-21, 1 Yohanes 2:15-17).
Tahap memadamkan pekerjaan Roh Kudus, yaitu: apabila kita selalu menolak melakukan kehendak Allah itu berarti menolak Misi Agung Roh Kudus dalam diri kita. Sudah tentu hal ini menyakitkan Roh Kudus yang mempunyai perasaan. Apabila ini terjadi terus-menerus, Roh Kudus akan meninggalkan diri kita, kita telah memadamkan pekerjaanNya atau rencanaNya dalam diri kita sendiri. Ciri itu terasa bahwa kita tidak lagi mempunyai minat akan firmanNya. Hati menjadi tawar dan tidak pernah tersentuh lagi sebab Roh Kudus telah dipadamkan (1 Tesalonika 5:19).
Tahap kehidupan rohani yang dingin, menjadi tawar terhadap Firman Allah dan tidak pernah tersentuh lagi. Hati telah beku tidak berbau rohani sama sekali. Garam itu telah menjadi tawar dan tidak dapat diasinkan lagi. Inilah dosa menghujat Roh Kudus, kita masih di dunia tetapi kesempatan telah kita buang dengan sia-sia (Matius 5:13). Bahkan Roh Kudus berbalik menjadi musuh kita (Yesaya 63:10). Pasal 13: PENUTUP
Kasih karunia Allah yaitu, kematian Yesus Kristus sebagai Anak Domba Allah sebagai jalan keselamatan melalui penebusan oleh darahNya, kasih karunia ini mempunyai dimensi rohani yang sangat dalam. Roh Kudus telah memampukan manusia untuk dapat mengenal kasih karunia dan mengerti hikmat yang terdalam dari Allah Bapa. Bayangkan, betapa menjadi sia-sia kematianNya apabila Roh Kudus tidak diutus ke muka bumi. Karena itu, Tuhan Yesus menekankan untuk difahami, bahwa lebih berfaedah bagi kita untuk Dia naik ke Sorga agar supaya Roh Kudus dapat diutus ke muka bumi. Roh Kudus mempersiapkan jalan supaya manusia dapat insyaf dan sadar akan dosanya. “De Jure” keselamatan oleh pekerjaan Roh Kudus berobah menjadi “De facto”. Roh Kudus memampukan manusia untuk mengambil keputusan rohani menjadikan Yesus Kristus Tuhan dan Juruselamat (Yohanes 16:8, 1 Korintus 12:3, 1 Korintus 2:10-12).
Kedatangan Roh Kudus telah menjadikan Gereja Tuhan menjadi Tubuh Kristus yaitu Gereja yang organisme yang mempunyai kehidupan dan kuasa. Oleh Roh Kudus setiap orang percaya memiliki fungsional sesuai bagiannya dalam tubuh itu sendiri. Yesus Kristus sebagai Kepala berdiam di Sorga, sekarang memiliki komunikasi yang adikodrati dengan tubuhNya. Tubuh secara keseluruhan merupakan “kepenuhanNya”, yang berarti bahwa semua pewujudan dari rencana Allah Bapa di dalam Yesus Kristus dinyatakan oleh tubuhNya.
Kepada Yesus Kristus, telah dilimpahkan segala “otoritas kuasa” di Sorga dan di bumi, maka semua otoritas yang ada dalam diri Yesus yang adalah Kepala Tubuh telah dilimpahkan kepada tubuh yaitu kepenuhanNya. Karena itu, Gereja Allah melimpah dengan otoritas sorgawi dalam melaksanakan program Allah melalui Kepala. Tuhan Yesus sebelum naik ke Sorga, telah memberi “Amanat AgungNya”, untuk memberitakan kabar keselamatan yaitu penebusan oleh DarahNya, untuk menyelamatkan isi dunia. Roh Kudus merealisasi berita keselamatan oleh tubuhNya ke seluruh dunia. Segala otoritas yang dilimpahkan kepada Yesus Kristus oleh Roh Kudus menyertai pelayanan Gereja Tuhan. Gereja memiliki otoritas sorgawi dan mampu menaklukkan segala sesuatu di atas muka bumi. Kuasa setan tidak akan dapat bertahan dengan Gereja yang memiliki otoritas Roh Kudus (Matius 28:19-20), Markus 16:16-18, Kisah Para Rasul 1:8).
Kalau di dalam Perjanjian Lama hadirat Allah berada di ruangan “Maha Kudus” Kaabah Sulaiman, Allah bertempat tinggal dalam Bait Allah fisik, yaitu bangunan buatan manusia, maka pada zaman Roh Kudus Allah bertempat tinggal dan menjadikan orang percaya menjadi Kaabah kediamanNya. Roh Kudus yang ada dalam diri orang percaya itu adalah Allah sendiri (1 Yohanes 3:24). Kita bayangkan, di dalam Perjanjian Lama untuk satu bangsa Israel hanya ada satu tempat kediaman Allah yaitu di dalam tempat Maha Kudus di Bait Allah Yerusalem. Betapa mulianya, kita harus menyadari bahwa setiap orang percaya merupakan Rumah Allah, tempat kediaman Roh Kudus (1 Korintus 3:16). Kemuliaan rumah Allah ini, haruslah kita rayakan setiap hari, kita menyadari sedalam-dalamnya, kita memuliakan Dia, barulah kita dapat menikmati kebesaran kemuliaan kehadiranNya.
Dalam doa Tuhan Yesus bahwa ada satu kebenaran yang dirindukanNya digenapkan dalam diri orang percaya. Yaitu, “Datanglah KerajaanMu”. Pada saat Dia mengajarkan doa tersebut, murid-murid belum mengerti makna “datanglah kerajaanMu”, sebab Roh Kudus belum dicurahkan untuk mendiami hati orang percaya. Tuhan Yesus sedang bernubuat, supaya orang percaya dapat menikmati kemuliaan Kerajaan Allah di atas muka bumi, sebagai pengajar tentang janji Kerajaan Sorga yang akan datang.
Dalam Roma 14:17, bahwa kerajaan Sorga ialah sukacita, damai sejahtera dan kebenaran oleh Roh Kudus. Inti suasana Kerajaan Sorga adalah oknum Roh Kudus. Tidak satupun perkara jasmani atau materi menjadi pelengkap suasana Kerajaan Sorga, hanyalah Roh Kudus satu-satunya. Kemuliaan manusia pertama sebelum jatuh ke dalam dosa ialah persekutuan, sukacita, damai sejahtera dengan Allah, semuanya lenyap seketika, dan manusia berubah diliputi oleh kekuatiran dan ketakutan. Roh Kudus mengembalikan makna sesungguhnya dari manusia ciptaan Allah. Kehadiran Roh Kudus di dalam hati manusia memiliki makna kehadiran Kerajaan Allah di dalam kehidupan. Manusia atau orang percaya akan melimpah dengan damai sejahtera, suasana Sorga dalam persekutuan Allah oleh Roh Kudus. Bayangkan, kita menjadi anggota keluarga Allah, bukan dalam arti simbolis, tetapi anggota keluarga sesungguhnya, sehingga semua warisan kemuliaan Yesus juga menjadi warisan kita orang percaya (Roma 8:14-16, Galatia 4:6, Yohanes 14:27).
Apabila Gereja Tuhan secara terus-menerus oleh Roh Kudus dibimbing dalam pertumbuhan ke arah Yesus Kristus, sekali ketika secara pasti akan tiba di puncak pertumbuhan. Kita mampu menemukan kemuliaan manusia yang pernah hilang ketika jatuh kedalam dosa. Kepenuhan Kristus, yaitu kesempurnaan manusia Yesus oleh Firman Allah dan bimbingan Roh Kudus mampu berwujud dalam diri kita. Ini merupakan “Rahasia Besar”, bahwa orang percaya yang berhasil bertumbuh ke dalam kesempurnaan bisa menyaksikan bahwa maut ditelah dalam kemenangan (1 Korintus 15:51-54).
Dikatakan bahwa kita tidak akan mati semua, tetapi akan diubahkan. Gereja atau orang percaya yang berhasil bertumbuh sampai kepenuhan Kristus di akhir zaman tidak akan mengalami kematian, karena semua akan “diubahkan”. Pengubahan dari tubuh sempurna yang dari daging dan darah seperti tubuh Yesus ketika ada di bumi, kita akan peroleh tubuh rohani, dan tubuh inilah yang akan mewarisi Sorga yang kekal selama-lamanya, (baca: 1 Korintus 15:51-54). Ini yang dikatakan rasul Yohanes, bahwa sekarang sebagai anak-anak Allah kita telah merasakan kemuliaan, apalagi apabila Yesus menyatakan diri dan kita menjadi serupa dengan Dia, bagaimana dahsyatnya kemuliaan kita.
Saya tidak mampu ungkapkan secara keseluruhan betapa hebatnya kemuliaan Gereja yang dipersiapkan Allh apabila kita menyerah total memberi ketaatan sepenuhnya kepada oknum Roh Kudus. Masih melimpah kemuliaan yang diberi Roh Kudus yang belum bisa diungkapkan. Begitu pula, terlalu banyak janji-janji Allah di dalam Yesus Kristus, dan diwujudkan oleh Roh Kudus yang belum kami ungkapkan dalam tulisan yang pendek ini. Saya mengakhiri tulisan ini, mengutip:
Yesaya 62:1-2: “Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya, dan keselamatannya menyala seperti suluh. Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh Tuhan sendiri”.
Selanjutnya, ternyata kita bukan sekedar menikmati suasana Kerajaan Sorga. Tetapi tubuh kita benar-benar menjadi tempat kediamanNya dalam arti bukan hanya oknum Roh Kudus tetapi Tri-tunggal Allah. Bagaimana hal itu dapat terjadi; Yesus berkata bahwa apabila kita mengasihi Dia berarti kita harus melakukan segala perintahNya. Roh Kudus mempunyai tugas ilahi untuk memimpin orang percaya kepada semua kebenaran. Orang percaya yang mengasihi Dia, ditandai dengan bahwa mereka melakukan segala perintahNya, melakukan kehendakNya yaitu, Firman Allah (Yohanes 14:21,23). Kepada semua yang mengasihi dan melakukan perintahNya, Yesus akan menyatakan diriNya kepada orang percaya, bahkan seluruh Tri-tunggal; Bapa, Anak dan Roh Kudus akan tinggal dan diam bersama-sama orang percaya. Itulah, makna doa Yesus, tentang “datanglah KerajaanMu”. Seluruh kehidupan kita berubah menjadi Kerajaan Sorga di bumi tempat kediaman Allah.
Gereja bertugas mengemban Amanat Agung dari Tuhan Yesus. Dalam tugas evangelistis, kita tidak pergi tanpa senjata rohani, segenap perlengkapan untuk menaklukan dunia diberikan kepada GerejaNya. Daftar kharismata atau karunia-karunia (1 Korintus 12:7-11), dan karakteristik Yesus Kristus yaitu kesembilan buah-buah Roh (Galatia 5:22-23), semuanya, menjadi perlengkapan yang harus ada di dalam Gereja Tuhan untuk memenangkan dunia. Kesembilan karunia-karunia Roh Kudus bersifat adikodrati akan mampu menaklukkan semua kuasa roh kegelapan. Segala kuasa menyertai Gereja sehingga akhirnya memenangkan peperangan rohani di atas bumi (Efesus 6:12, 1 Korintus 2:1-5).
Dalam Efesus 4:12-13, Gereja Tuhan sedang bergerak dalam satu pertumbuhan kualitas ke arah dewasa penuh, yaitu “Kepenuhan Kristus”. Roh Kudus mempunyai peranan untuk menjelmakan Kristus Yesus dalam diri orang percaya. Yesus Kristus ialah Allah yang menjadi manusia, sehingga dalam diri Yesus yang seratus persen manusia yaitu darah dan daging, tetapi Dia seratus persen juga berdimensi Illahi. Dia adalah Firman yang menjadi manusia, demikian juga menjadi kehendakNya dan oleh Roh Kudus menjadikan Firman Allah untuk hidup dalam diri orang percaya. Sampai kita mendapatkan ukuran penuh bahwa seluruh Firman Allah telah menjadi sifat dan karakter serta moral itulah makna “kepenuhan Kristus”, kita menjadi sama seperti Dia (Kolose 3:10, 1 Yohanes 3:2-3). Inilah titik klimaks pertumbuhan rohani orang percaya. Kristus berwujud dalam diri kita. Manusia sekeliling akan menyaksikan kemuliaan Kristus melalui kehidupan kita.
[END]@2003-2004.(Dari buku yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Majelis Pusat GPdI dan diperbanyak oleh Departemen Literatur dan Media Massa).


More Related Posts


No comments :

Blogger Comments

Contact Form

Name

Email *

Message *