Comments
Timelines
Contact
Social Media
Timeline Cover

Sunday, January 3, 2016

V. Orang Percaya, Pekerjaan Dan Karunia Roh Kudus Sunday, January 3, 2016


Pasal 9:
POLA PEKERJAAN ROH KUDUS DALAM DIRI ORANG PERCAYA
Roh Kudus sebagai oknum Allah yang mempunyai kehendak, intelek dan perasaan. Dia tidak bergerak tanpa perencanaan tetapi bergerak menurut kehendakNya. Tata cara Roh Kudus bekerja dalam diri manusia harus dikenal. Orang percaya harus belajar karakter Roh Kudus melalui Firman Allah. Memahami dan tundukkan diri kepada kehendak Roh Kudus membuat kita berhasil menjadi orang percaya yang melimpah dengan pewujudan penyataan Allah dalam kehidupan rohani. (Filipi 1:9-10). “Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging – karena keduanya bertentangan, sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki” (Galatia 5:17).
Terjadinya kemiskinan rohani dalam Gereja bukan hanya karena kehidupan yang tidak menjauh dari dosa tetapi juga karena tidak mau memberi diri untuk belajar mengerti apa kehendak Roh. Firman Allah berkata, “Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan”. Roh Kudus berdiam diri dalam hati kita menjadi nahkoda untuk memimpin kita menurut kehendakNya. Roh Kuduslah yang bertanggung-jawab untuk memimpin orang percaya supaya dapat tiba kepada kepenuhan Kristus sebagaimana dijelaskan dalam Efesus 4:12-13.
Roh Kudus mempunyai faktor presensia yang menyebabkan Tri Tunggal Allah dapat berada dimana-mana (Onmipresence). Yesus Kristus bertempat tinggal di hati manusia dalam hadirat RohNya (Efesus 3:16-17). Roh Kudus bertempat tinggal dalam hati manusia bahwa itu belum menjamin bahwa orang itu akan mengalami pertumbuhan rohani yang mantap. Sebagai contoh, begitu banyak orang percaya yang telah dipenuhkan oleh Roh Kudus tetapi tetap hidup dalam dosa dan mengalami stagnasi rohani dan tidak mustahil dapat murtad kembali. Menerima kepenuhan Roh Kudus bukan akhir dari satu perjalanan tetapi justru baru merupakan awal dari satu perjalanan pengalaman yang begitu indah dengan Tuhan. Karena itu setiap orang percaya haruslah mempelajari dengan penuh kerendahan hati untuk dapat mengerti kehendak Roh Kudus yang memenuhi orang percaya.
Manusia Diciptakan Menurut Gambar Allah.
Dalam Kejadian 1:26, Tuhan Allah berfirman, “Baiklah kita jadikan manusia menurut gambar dan rupa kita . . .” Manusia adalah makhluk yang paling mulia sebab diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Salah satu hakekat ciptaan menurut gambar Allah yang terukir pada manusia ciptaanNya, yaitu sifat memiliki kehendak yang bebas (free moral agent to choose). Artinya manusia dalam melakukan dan menetapkan sesuatu mempunyai kebebasan untuk memutuskan mau melakukan atau tidak mau melakukan. Kebebasan mengambil keputusan atas suatu pilihan. Manusia tidak diciptakan sebagai robot, tetapi sebagai makhluk yang mempunyai tanggung-jawab. Allah tidak menciptakan manusia tanpa kehendak, tetapi dia memiliki kehendak yang bebas sebagai ciptaan menurut gambar dan rupa Allah.
Satu sifat Allah sebagai Allah yang berdaulat penuh dimana mempunyai kedaulatan penuh dalam mengambil keputusan. Sifat itulah yang tercermin pada manusia sebagai pelaku moral. Manusia sebagai makhluk yang mempunyai kehendak bebas menurut pertimbangan manusia itu sendiri untuk mengambil keputusan. Karena itu, ketika Allah menciptakan manusia dengan kehendak yang bebas, maka Allah memberi satu ujian supaya manusia dapat menentukan hakekatnya sendiri. Manusia dijadikan menurut gambar Allah menjadi manusia sebagai ciptaan melimpah dengan kemuliaan Allah, tetapi belum diberi kesempatan untuk menentukan hakekat sendiri. Kehendak yang bebas yang melekat pada diri manusia harus diuji, supaya kemuliaan persekutuan dengan Allah menjadi hakekat manusia selama-lamanya.
Manusia sebagai makhluk yang mempunyai kehendak bebas menjadi bukti dengan adanya ujian. Bila manusia dijadikan seperti robot semua serba dikendalikan oleh Allah maka saya percaya ujian itu tidak perlu diberikan. Karena manusia adalah makhluk bermoral bebas maka ujian harus diadakan supaya manusia sendiri dapat memutuskan hakekat kehendak bebasnya terbukti memang memilih untuk bersekutu dengan Allah. Ternyata manusia telah gagal dan telah memilih melanggar perintah Allah yang lengkap dengan sangsinya manusia telah berdosa dan sudah memilih hakekat yaitu keberdosaan. Menjadi manusia daging dan bukan lagi manusia rohani (Roma 3:23).
Kegagalan di taman Eden terus berlanjut, begitu banyak juga orang-orang percaya masa kini yang telah ditebus oleh darah Yesus Kristus juga telah keliru memakai kehendak bebasnya. Begitu banyak yang telah selamat namun masih tetap hidup dalam dosa.
Memahami Susunan Tubuh, Jiwa dan Roh Dalam Diri Manusia.
Dalam 1 Tesalonika 5:23 “. . . dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus”. Manusia makhluk ciptaan Allah terdiri dari tiga unsur, yaitu tubuh, jiwa dan roh, ketiga unsur manusia tersebut haruslah mengalami penyempurnaan dengan tanpa cacat pada hari kedatangan Yesus kedua kali.
Ketiga unsur tersebut haruslah terlibat dalam pertumbuhan rohani dan bagaimana peranan masing-masing unsur dalam pertumbuhan akan diuraikan selanjutnya. Sebelumnya, kita harus lebih dahulu memahami fungsional masing-masing unsur tersebut dalam kehidupan manusia.
1. Tubuh -> Adalah fisik tempat kedudukan kekuatan jasmani untuk manusia melakukan kegiatan sehari-hari. Menjadi bagian yang tampak dan menjadi seperti rumah dimana di dalamnya bertempat tinggal jiwa dan roh manusia. Dengan tubuh maka manusia mengadakan kontak dengan dunia fisik. Disinilah tempat kedudukan “panca indra” yakni, pencium, peraba, perasa, penglihatan, pendengaran dari manusia.
2. Jiwa -> Unsur ini tidak dapat tampak dari luar. Disinilah tempat kedudukan pikiran (akal), kehendak dan perasaan dari manusia. Dari unsur ini manusia kontak dengan dunia mental (mental realm). Kita mengenal ilmu Jiwa (Psikologi), yaitu mempelajari kejiwaan manusia. Bagaimana manusia berpikir dan berperilaku yang merupakan sikap mental setiap hari.
3. Roh Manusia -> Di dalam 1 Tesalonika 5:23, Roh manusia ditempatkan pada prioritas pertama yaitu segenap roh dan jiwa dan tubuh . . . memang dari sudut pandang rohani maka seharusnyalah roh manusia mendapat tempat yang pertama. Roh manusia merupakan pintu gerbang komunikasi dengan Allah yang Roh adanya. Manusia adalah ciptaan yang khas sangat berbeda dengan ciptaan lainnya. Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah untuk ciptaan sukacitaNya, karena hanya manusialah yang punya kapasitas untuk dapat menyembah kepada Allah. Allah itu Roh adanya, itulah rahasinya, bahwa Allah ingin berkomunikasi dengan manusia di dalam roh manusia.
Roh Allah bersama-sama dengan roh kita bersaksi bahwa kita adalah anak-anak Allah. Roh manusia tempat manusia membina rohaninya melalui persekutuan dengan Allah yang Roh adanya. Dengan Roh maka manusia berkomunikasi dengan Allah yang Roh. Manusia juga dapat berkomunikasi dengan roh-roh jahat yang memerintah di udara. Disitulah manusia membangun dunia rohaninya (Spiritual realm) Roma 8:16, Yohanes 4:23-24.
Cara Roh Kudus Bekerja
Pada saat kejatuhan manusia menjadi mati rohani. Roh Allah meninggalkan manusia yaitu perpisahan Roh Allah dengan roh manusia. Manusia menjadi mati rohani dan tidak mampu lagi bersekutu dengan Allah. Perhatikanlah, bahwa roh manusia punya kewajiban untuk menyembah. Kalaupun manusia mati rohani yaitu orang-orang yang belum bertobat dan lahir baru, namun dikarenakan mereka mempunyai roh maka tetap ada unsur penyembahan walaupun bukan kepada Allah. Orang-orang animisme, suku terpencil mereka menyembah batu besar, ataupun pohon besar yang dianggap didalamnya ada kuasa gaib sebagai bukti bahwa memang manusia adalah makhluk roh dan memerlukan sesuatu untuk disembah. Inilah tugas Gereja supaya mengembalikan manusia kepada Roh yang benar dan daapt menyembah Allah yang benar.
Ketika manusia percaya dan bertobat mengalami kelahiran baru, karena roh manusia (hati) tersentuh oleh Firman yang diurapi oleh Roh Allah, Roh Allah itulah yang memberi keinsyafan akan dosa. Roh manusia yang tadinya telah mati, sekarang dihidupkan kembali oleh Roh Kudus dan mulai menyembah Allah. Ketika dipenuhkan oleh Roh Kudus maka Roh Allah tinggal dalam hati (roh) manusia dan mulai berperan langsung dari dalam hati kita membimbing kita supaya melakukan kehendakNya yaitu Firman Allah (Roma 8:16, Galatia 4:6).
Ada ajaran yang tidak memisahkan jiwa dan roh keduanya disamakan arti menjadi nyawa hidup atau jiwa saja bahwa manusia hanya terdiri dari dua unsur tubuh dan jiwa atau tubuh dan nyawa hidup. Ajaran tersebut menolak bahwa manusia terdiri dari tiga unsur. Namun ajaran bahwa manusia hanya terdiri dari dua unsur sukar diterima karena bukti Alkitab bahwa jiwa dan roh dapat dipisahkan (Ibrani 4:12). Begitu pula ajaran manusia hanya tubuh dan jiwa tidak memberi tempat yang jelas kepada peranan oknum Roh Kudus dalam diri manusia.
Teori Dikhtoni (manusia hanya tubuh dan jiwa), banyak dianut oleh Gereja yang berfaham Liberalisme atau Rationalisme. Memang ajaran itu didasarkan oleh beberapa fakta Alkitab terutama dalam Perjanjian Lama. Tetapi jangan lupa bahwa Perjanjian Lama belum memperkenalkan secara jelas tentang oknum dan pekerjaan Roh Kudus. Hal ini telah dijelaskan pada bagian awal buku ini, terkait dengan “monoteisme” Israel.
Tetapi dalam Perjanjian Baru bahwa manusia adalah Tubuh dan Jiwa dan Roh disebutkan secara jelas, Matius 10:28, “dan jangan kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi tak berkuasa membunuh jiwa . . .”, 1 Korintus 5:5, “. . . agar rohnya terselamatkan pada hari Tuhan”. Dengan ayat-ayat tersebut sebaai bukti bahwa manusia itu terdiri dari tiga unsur : tubuh, jiwa dan roh.
Jiwa dan roh manusia adalah bagian manusia yang kekal (baca : Matius 16:26, 1 Korintus 5:5) sebenarnya manusia sesungguhnya adalah manusia rohani. Karena rohani inilah yang kekal, sedangkan tubuh manusia bersifat sementara yang berakhir tatkala manusia mati. Firman Allah berkata bahwa umur manusia adalah tujuh puluh tahun dan dapat mencapai delapan puluh tahun (Mazmur 90). Karena itu, masalah jiwa dan roh yang menyangkut keselamatan manusia harus menjadi tempat prioritas utama dalam hidup.
Sebelum lahir baru manusia tidak akan mengerti perkara-perkara rohani karena pikiran dan hatinya tertutup kepada hal-hal rohani. Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Allah dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani (1 Korintus 2:14).
Kekuatan pikiran, perasaan dan kehendak tidak sanggup mengenal Allah bila hati kita belum disentuh atau diterangi oleh Roh Kudus (Efesus 1:13). Melalui sentuhan Roh Kudus dan bimbinganNya yang menghidupkan roh yang telah mati, menyebabkan hati kita diberi dimensi rohani yang pada gilirannya dari hati kita mengalirlah Roh iluminasi yang memberi keterangan dan penjelasan lebih lanjut kepada pikiran. Pada saat itu akal kita diterangi oleh Roh Kudus dan mempunyai kemampuan rohani untuk mengerti dan mempertimbangkan kemudian mengambil keputusan. Semuanya dapat terjadi oleh bimbingan Roh Kudus. Selaput mata duniawi menjadi luruh dan sekarang pikiran dapat mengecapi hal-hal berdimensi rohani. Keselamatan, bukan keputusan fisik atau duniawi tetapi keputusan rohani (Roma 12:2).
Karena di dalam jiwa manusia terletak unsur akal atau pikiran dan kehendak maka kapasitas mengambil keputusan setiap saat ada terletak pada jiwa manusia. Bagaimana manusia berpikir begitulah dia mengambil keputusan, apabila pikiran kita menjadi pikiran rohani dikuasai oleh peranan Roh Kudus yang dari hati manusia itu menjadi sumber pertumbuhan rohani dari hari ke sehari. Pertumbuhan rohani selalu melalui keputusan-keputusan rohani setiap saat. Iblis atau setan juga ingin merebut jiwa kita supaya pikiran kita menjadi gelap dan tertutup kepada hal-hal rohani. Perhatikan bagan berikut bagaimana terjadi medan perebutan merebut untuk menguasai jiwa kita. Karena disitulah terjadi keputusan-keputusan etis manusia yang mengisi kehidupan ini.
Manusia:
Tubuh
1. Pendengaran
2. Penglihatan
3. Penciuman
4. Perabaan
5. Pencicipan
Jiwa
1. Pikiran
2. –
3. Kehendak
4. –
5. Perasaan
Roh
1. Intuisi
2. –
3. Suara Batiniah
4. –
5. Hati Nurani
Tubuh Jiwa Roh
Iblis penguasa roh diudara—-> ARENA <——–Allah Roh adanya
Allah yang Roh adanya dan oleh Roh Kudus bekerja dalam hati manusia, karena disitulah kediaman roh manusia. Roh Kudus yang bertahta di hati manusia membimbing manusia kepada kesempurnaan atau kedewasaan oleh Firman Allah. Roh Kudus menjadi dinamika mendorong orang percaya supaya melakukan kehendak Allah yaitu Firman Allah.
Itulah sebabnya orang harus rajin mendengar Firman Allah yang melahirkan iman dan membawa Gereja kepada pertumbuhan yang pasti ke dalam Yesus Kristus. Yang dibutuhkan oleh orang percaya harus mampu mempersembahkan tubuhnya menjadi korban yang hidup. Kehendak daging adalah musuh yang terbesar dari Roh Kudus. Mempersembahkan tubuh sebagai korban sama dengan menyangkal diri supaya bertumbuh terus dalam pertumbuhan rohani (baca: Roma 12:1, Galatia 5:17, Matius 16:26).
Karena itu dari dalam hati orang percaya Roh Kudus terus bekerja dan terus membaharui pikiran kita supaya tetap mampu mengambil keputusan-keputusan rohani untuk melakukan kehendakNya. Pikiran orang percaya, menjadi bagian yang sangat penting untuk secara terus menerus dapat dibaharui oleh Roh Kudus untuk selalu dikuasai oleh Roh Kudus (Roma 12:2, Filipi 2:5). Jiwa manusia menjadi arena perebutan di antara kekuatan Roh Kudus dan iblis melalui kehendak daging (perhatikan cara kerjanya dalam uraian berikut).
Melalui pancaindra manusia berhubungan atau kontak langsung dengan dunia fisik. Iblis melalui pancaindra ingin mempengaruhi jiwa kita supaya dapat dipengaruhi dan mengambil keputusan-keputusan setuju kehendak daging. Bagaimanapun juga daging dan darah selalu bertentangan dengan kehendak Roh karena memang keduanya selalu bertentangan. Pancaindra melalui kontak fisik dengan alam lingkungan dapat menstimulasi keinginan daging kita untuk melakukan apa yang diindrai dari lingkungan yaitu, perkara-perkara duniawi (baca: 1 Yohanes 2:15-17, Galatia 5:17, Efesus 6:12).
Rahasia Hidup Berkemenangan
Mengecapi kehidupan iman yang berkemenangan terus terang saja bahwa syarat yang utama harus sudah dialami yaitu telah mengalami bukan saja lahir baru tetapi telah dibaptis atau dipenuhkan oleh Roh Kudus. Bahkan sudah dipenuhkan oleh Roh Kudus belum menjadi bahwa orang percaya telah menjalani hidup rohani yang berkemenangan.
Kelengkapan kuasa Roh Kudus, tidak menghilangkan kehendak bebas seseorang. Disini justru orang percaya harus diperlengkapi pengetahuan tentang bagaimana mengendalikan kehendak bebas yang ada. Perhatikan nasehat Paulus.
Galatia 5:16-18 “Maksudku ialah, hiduplah oleh Roh maka kamu tidak akan menuruti kehendak daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan kehendak Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging, karena keduanya bertentangan sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup dibawah hukum Taurat”.
Tersirat di dalam Firman Allah di atas dimana Paulus memberi peringatan bahwa “dipenuhkan oleh Roh Kudus” belum menjadi jaminan bahwa kita telah berhasil sepenuhnya hidup dibawah pimpinan Roh. Rupanya tetap ada peluang orang yang telah dipenuhkan tetapi masih hidup dibawah kehendak daging (taurat). Dipenuhkan oleh Roh menjadikan dalam diri orang percaya adanya dua kekuatan yang saling bermusuhan dan kedua kekuatan tersebut terlibat dalam peperangan rohani terus menerus.
Unsur kehendak bebas kelihatan jelas ada pada orang percaya kepada siapa orang percaya memberi kedaulatan untuk memimpin kehidupan ini. Artinya, kepada kekuatan siapakah kita memberi diri untuk takluk maka kepadanyalah kemenangan itu. Artinya, apabila kita menyerahkan diri kepada kehendak daging maka kehendak daginglah yang memerintah hidup kita. Sebaliknya apabila kita memberi diri dibawah notoritas kehendak Roh maka Dialah yang berotoritas dalam kehidupan orang percaya. Roh Kudus hanya berkewajiban mendorong, membimbing dan berkehendak supaya kita menyerah selalu kepada kehendakNya. Namun, keputusan untuk hidup di bawah otoritas Roh Kudus adalah hasil keputusan kita.
Perhatikanlah aya Firman Allah berikut :
Galatia 5:24-25 “Barangsiapa menjadi milik Yesus Kristus, Ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh”
Kita telah menerima Yesus Kristus telah dalam posisi berkemenangan karena telah menyalibkan semua keinginan daging. Berkemenangan dengan arti musuh telah ditaklukkan telah menjadi tawanan setiap hari. Konsekuensi hidup di dalam Tuhan Yesus bahwa kita harus mempunyai keberanian iman untuk mengambil langkah mematikan semua keinginan daging. Bukan Roh Kudus yang menyalibkan tetapi kita orang percaya yang bertindak menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Selanjutnya, kami mengutip beberapa ayat yang memperlihatkan bahwa hidup berkemenangan di dalam Yesus Kristus adalah peperangan rohani setiap orang percaya yang harus bertindak untuk memenangkan peperangan rohani itu.
Kolose 3:5 “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala”.
Kita harus mengambil otoritas untuk bertindak karena Roh Kuduslah yang memerintah untuk mematikan segala hal duniawi. Kita harus tunduk kepada kehendak Roh Kudus untuk matikan semua hal-hal duniawi. Memberi diri dan takluk kepada kehendak daging berarti kita telah menjadikan kehendak daging tersebut menjadi tuan dalam diri kita. Rasul Paulus menyamakan bahwa itu sama saja dengan penyembahan berhala. Bayangkan, kita meninggalkan kehendak Roh yang adalah Tuhan dan beralih kepada kehendak daging. Kehendak daging telah menjadi lawan dari kehendak Roh bahwa itu disamakan dengan penyembahan berhala. Menjadikan kehendak daging seperti Tuhan, berarti menciptakan berhala dalam diri orang percaya.
Yakub 4:7 “Karena itu, tunduklah kepada Allah dan lawanlah iblis, maka dia akan lari daripadamu”.
1 Petrus 5:8-9 “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu si iblis berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama”.
1 Yohanes 4:4 “Kamu berasal dari Allah anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu, sebab Roh yang ada dalam kamu lebih besar dari roh yang ada dalam dunia”.
Markus 16:17-18″Tanda-tanda ini akan menyertai orang percaya, mereka akan mengusir setan-setan demi namaKu, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka, mereka akan meletakkan tangan atas orang sakit, dan orang sakit akan sembuh”.
Efesus 6:10-11″Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasaNya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis”.
Begitu banyak lagi kebenaran Firman Allah di dalam Alkitab yang menjadi bukti Roh Kudus hanya memperlengkapi kita dengan senjata-senjata rohani. Orang percaya harus memenangkan peperangan dengan memakai seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu, dan tetap berdiri (Efesus 6:13).
Jangan menjadi orang percaya yang bodoh, sebab bersama Kristus kita telah mengalahkan iblis. Kematian Yesus Kristus di kayu salib dan oleh darahNya iblis telah dimusnahkan. Orang percaya hanya memerlukan iman dan bertindak maka iblis akan lari meninggalkan kita. Kita harus menyadari bahwa Yesus Kristus di atas kayu salib telah memenangkan peperangan atas iblis yang berkuasa atas maut. Sebenarnya, orang percaya tidak lagi mempunyai peperangan untuk menentukan siapakah yang menang. Yesus Kristus telah memenangkan peperangan kita semua. Kita hanya mengecapi kemenangan, hidup dalam kemenangan atas iblis setiap hari (Ibrani 2:14).
Ibrani 2:14 “Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematianNya, Ia memusnahkan dia, yaitu iblis yang berkuasa atas maut”.
Kita tidak lagi memenangkan peperangan atas iblis tetapi Yesus sudah memenangkan peperangan. Pengertian Firman Allah ini harus menjadi iman kita bersama. Janganlah kita merasa bahwa kita sedang berperang dalam satu ujian berat untuk mencapai kemenangan, tetapi haruslah mengangkat iman bahwa kita sudah menang. Di dalam iman kita hanya bertindak dan memproklamirkan bahwa kita sudah menang di dalam dan oleh Yesus Kristus. Roh Kudus Meneguhkan Kemenangan di Dalam Yesus Kristus.
Keliru apabila kita membangun ajaran bahwa dengan kuasa Roh Kudus kita akan dapat mengalahkan setan. Sesungguhnya, pada saat Yesus berseru sudah selesai, dan darahNya tercurah ke bumi mengadakan grafirat atas dosa ini dunia penebusan itu tuntas. Darah inilah yang telah mendamaikan manusia dengan Allah, tengoklah tirai di Bait Allah Yerusalem tercabik dari atas ke bawah, momentum itu adalah “klimaks” pekerjaan penyelamatan isi dunia dan pada saat itu juga iblis telah dikalahkan.
Sebuah contoh, pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Pada saat itu secara Yuridis Indonesia telah merdeka dan telah mengalahkan penjajah. Sehingga seluruh bangsa mengecapi alam kemerdekaan sesudah tanggal tersebut dan seterusnya. Kita sudah resmi mengalahkan penjajah. Tetapi kenyataannya, bangsa Indonesia masih harus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaannya bahkan sampai sekarang dan seterusnya perjuangan mengisi kemerdekaan tersebut masih berlaku.
II Korintus 2:14 “Tetapi syukur bagi Allah, yang di dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenanganNya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia dimana-mana”.
Roh Kudus datang membuka rahasia kemenangan di dalam Yesus Kristus, Yesus Kristuslah yang telah memenangkan peperangan. Roh Kudus diutus supaya kita boleh hidup di dalam kemenangan dan merealisasi semua janji-janji ilahi. Roh Kudus mengingatkan dan meneguhkan kita, mengambil keputusan untuk berjalan di jalan kemenangan Yesus Kristus.
Pada bagian berikut kami memberi beberapa syarat untuk tetap bergerak dalam pertumbuhan rohani :
1. Orang percaya harus kaya dan melimpah dengan Firman Allah dan dengan segala macam pengertiannya.
Pengetahuan Firman Allah akan membuat kita mengetahui keputusan-keputusan rohani apakah yang harus kita lakukan. Tindakan iman selalu relevansi dengan pengetahuan Firman Allah. Ketika iblis berkata kepada Yesus untuk menjadikan batu menjadi roti, maka dengan jitu Yesus memukul balik dengan memberi Firman sebagai akar iman, bahwa bukan saja dari roti manusia bisa hidup tetapi oleh Firman Allah (Matius 4:4). Firman Allah adalah akar iman. Iman yang memenangkan peperangan adalah iman yang keluar bersumber dari porsi Firman Allah yang relevansi. Roh Kudus akan meneguhkan dan memberi kemenangan apabila kita beriman yang berakar kepada Firman Allah yang relevansi. Contoh lagi, bahwa pernah kami menghadapi satu serangan kuasa roh kegelapan dalam satu ibadah kebangunan rohani di lapangan terbuka. Saya mengambil Firman Allah dalam 1 Yohanes 4:4, sebagai akar iman untuk mengusir roh-roh kegelapan. Bahwa roh di dalam kita lebih besar dari roh di dalam dunia. Hasilnya seketika iblis melarikan diri meninggalkan tempat itu, dan ibadah berjalan terus penuh dengan kemuliaan Allah.
Saya ingin menitikberatkan uraian ini, jadi banyak kali kegagalan iman karena mengangkat iman yang bersifat iman umum. Iman umum dimaksud ialah sekedar mengangkat percaya bahwa Tuhan akan melepaskan kita dari ujian yang sedang dihadapi. Kita tidak mempunyai porsi Firman Allah tertentu yang sangat relevansi dengan masalah yang dihadapi. Renungkan, Tuhan Yesus saja telah melawan iblis dengan iman berdasar porsi Firman Allah yang televansi bahwa sampai tiga kali Tuhan Yesus lakukan itu. Hasilnya, iblis lari terbirit-birit. Gereja harus semakin rajin mendengar serta mencintai Firman Allah. Hanya yang kaya dengan Firman Allah yang mampu mengangkat iman yang khusu yang relevansi.
2. Harus penuh dengan Roh Kudus senantiasa.
Kekayaan Firman Allah tanpa Roh Kudus menjadi tidak bermanfaat. Karena Roh Kuduslah yang mengurapi Firman Allah menjadi pribadi Allah (Yohanes 1:1). Tanpa Roh Kudus semua isi Alkitab hanyalah tulisan manusia biasa. Roh Kuduslah yang menerangi pikiran kita, memotivasi perasaan kita untuk mengasihi Allah, kemudian Roh Kudus jugalah yang mendorong kepada kita untuk memiliki keberanian bertindak dan berani melakukan tindakan iman (Yohanes 14:17, Efesus 5:18).
Harus penuh Roh selalu, karena Roh Kudus sebagai satu pribadi dapat didukacitakan sehingga Dia tidak selalu menyatakan diri sepenuhnya. Melalui kesetiaan berdoa, kesetiaan mendengar Firman Allah melakukan kehendakNya kesemuanya adalah jalan memelihara kepenuhan Roh dalam diri kita.
3. Harus berani menyangkal diri yaitu, tidak berjalan di dalam kehendak daging.
Tuhan Yesus telah mengingatkan bahwa apabila hendak mengikut Dia harus hidup menyangkal diri dan memikul salibnya setiap hari. Dengan menyangkal diri berarti kehendakNya bertumbuh dalam diri orang percaya (Matius 16:26), Kolose 3:8-10).
4. Hal ini sangat penting untuk kita menyadari setiap saat bahwa Roh Allah yang di dalam diri kita adalah Allah sendiri (1 Yohanes 3:24).
Dia menjadi pusat komunikasi dengan Bapa di sorga. Kehendak Bapa dan Firman selalu dinyatakan melaui Roh itu. Dipenuhkan oleh Roh Kudus dan memberi Dia seluas-luasnya berdaulat dalam diri kita menyebabkan kita menjadi orang percaya memiliki visi-visi dan pengetahuan Firman yang dalam, sehingga kita mempunyai pengetahuan tentang Allah lebih dari pada malaikat (1 Petus 1:12).
Demikian pula, untuk apa Roh Kudus ada di hati kita yaitu supaya Dia memimpin kita untuk dapat menyembah Bapa dengan roh dan kebenaran. Roh Kudus juga bertugas untuk menghidupkan roh kita supaya secara aktif menjalankan kewajibannya yaitu menyembah Bapa. Roh manusia mempunyai fungsi utama yaitu menuntun roh kita untuk menyembah kepada Bapa. Mengembalikan makna manusia kepada maksud penciptaan. Dipenuhkan oleh Roh Kudus berarti hidup dalam penyembahan. Makna Roh di dalam diri orang percaya juga adalah persekutuan dengan Bapa terus-menerus.
Roma 8:26-27 “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita, sebab kita tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa, tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan yang tak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu Ia sesuai dengan kehendak Allah berdoa untuk orang-orang kudus”.
Sebab itu, orang-orang yang telah dipenuhkan oleh Roh Kudus menjadi orang percaya yang hidupnya penuh dihiasi dengan doa.
5. Dipenuhkan oleh Roh Kudus berarti hidup penuh dengan sukacita dan ucapan syukur kepada Bapa di sorga.
Keberadaan Roh Kudus menjadikan hakekat kerajaan sorga berada disitu. Penuh Roh Kudus menjadikan hidup penuh nyanyian, penuh mazmur dan sorak dan sukacita. “Sebab kerajaan Allah bukanlah persoalan makan dan minum tetapi sukacita, damai sejahtera dan kebenaran oleh Roh Kudus” (Roma 14:17).
Pasal 10: 
KARUNIA – KARUNIA ROH KUDUS
Topik tentang karunia-karunia Roh Kudus menjadi sangat menarik masa kini karena adanya sebagian orang percaya menjadikan pokok ini menjadi hal utama dalam ibadah mereka. Kita sering mendengar “Neo Pantekosta” yaitu istilah yang diberikan kepada kelompok yang mengutamakan karunia-karunia Roh Kudus dalam ibadah. Sering terjadi kekeliruan penekanan makna ibadah akibat terlalu mengutamakan wujud karunia-karunia terutama karunia nubuat dalam ibadah.
Memang benar, bahwa Gereja sangat membutuhkan realisasi karunia-karunia Roh Kudus untuk menjadi perlengkapan Gereja dalam tugas evangelistisnya. Tetapi penggunaan karunia-karunia Roh Kudus dengan baik diatur oleh Firman Allah sendiri. Pengoperasian dari karunia-karunia haruslah tunduk kepada otorisasi Firman Allah tentang karunia-karunia Roh Kudus. Karunia-karunia Roh Kudus adalah bagian dari Firman Allah, sehingga semua pola operasionalnya harus tunduk kepada pengaturan Firman Allah. Semuanya harus berjalan dengan tertib dan disiplin.
Karunia-karunia dalam bahasa Inggris “Gifts” dan bahasa Yunani “Kharisma” (tunggal) dan “Kharismata” (jamak), mempunyai arti “pemberian” yaitu pemberian Roh Kudus yang diberikan dengan cuma-cuma kepada Gereja sebagai perlengkapan Gereja untuk kepentingan bersama
(1 Korintus 12:7). Kepentingan untuk membangun tubuh Krisuts dan kepentingan untuk melaksanakan tugas “evangelistis” (1 Korintus 12:12, Kisah Para Rasul 1:8).
Sangat berbeda dengan “buah-buah Roh Kudus” dimana keberadaannya bersifat spontanitas sebagai karakter pribadiNya yang secara otomatis harus menyertai pribadi Roh Kudus. Karunia-karunia adalah satu pemberian dengan cuma-cuma untuk kepentingan bersama sebagai perlengkapan pelayanan, namun dimanifestasikan atau dinyatakan sesuai kehendakNya.
1 Korintus 12:11 “Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya”.
Sangat keliru apabila ada yang menafsir bahwa karunia-karunia Roh Kudus menjadi milik orang percaya. Hal tersebut sering terdengar dalam kelompok “neo-Pantekosta”, sering bersaksi bahwa saya oleh kemurahan Tuhan memiliki dua karunia, dsb-nya. Karunia-karunia Roh Kudus bukanlah milik seseorang percaya, tetapi adalah paten milik Roh Kudus yang akan menyatakan (Ingg. Manifestion) kepada seseorang sesuai kehendakNya. Karena itu kita menyaksikan dapat terjadi seseorang pada beberapa waktu yang lalu dapat mengerjakan pekerjaan mujizat yang luar biasa, tetapi hari ini dia tidak dapat berbuat banyak dalam pelayanan. Apabila karunia-karunia tersebut memang diberikan menjadi milik orang percaya, maka hal itu tidak akan hilang untuk selama-lamanya.
Dewasa ini karunia-karunia Roh Kudus tidak saja beroperasi di dalam Gereja-Gereja gerakan Pantekosta (Pantecostal Movement), tetapi telah melanda kepada sebagian besar Gereja-Gereja di dunia. Semua Gereja yang membuka pintu untuk pekerjaan Roh Kudus menerima anugerah Allah ini. Kita sering mendengar gerakan “kharismatis”, yaitu orang percaya yang telah membuka pintu bagi pekerjaan Roh Kudus maka kharismatika Roh berlaku atas orang percaya tersebut. Namun semuanya menjadi tanda bahwa Allah akan segera bekerja oleh RohNya dengan dahsyat di akhir zaman untuk memenangkan dunia bagi kerajaanNya (Matius 28:19-20).
1 Korintus 12:8-11 adalah daftar kesembilan karunia-karunia Roh Kudus berhubungan untuk perlengkapan pelayanan. Roma 12:4-6 juga memakai kata “kharismata” atau karunia-karunia. Hanya disini dicampur-adukkan antara karunia perlengkapan dan karunia-karunia panggilan pelayanan (Pribadinya). Karunia-karunia panggilan peayanan tidak dibatasi, tetapi karunia perlengkapan pelayanan dibatasi hanya ada sembilan karunia (1 Korintus 12:8-11).
1 Korintus 12:8-11 “Sebab kepada yang seorang Roh Kudus memberi karunia untuk berkata-kata dengan hikmat dan kepada yang lain Roh yang sama memberi karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat dan kepada yang lain Ia memberikan untuk membedakan bermacam-macam roh, kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsir bahasa roh itu. Tetapi semua dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus seperti yang dikehendakiNya”.
Apabila kita memperhatikan maka kesembilan karunia-karunia tersebut terdiri dari tiga kelompok karunia yang sejenis. Yaitu kelompok karunia-karunia “Penyataan”, kelompok karunia-karunia “kuasa” dan kelompok karunia-karunia “Ilham”. Perhatikan bagan pembagian karunia-karunia kepada kelompok masing-masing di bawah ini :
A. Karunia-Karunia
Karunia Pernyataan
1. Berkata-kata dengan hikmat.
2. Berkata-kata dengan pengetahuan.
3. Membedakan bermacam-macam roh.
Karunia Kuasa
1. Iman.
2. Mujizat.
3. Menyembuhkan
Karunia Ilham
1. Bernubuat.
2. Berkata-kata bahasa roh.
3. Menafsir bahasa roh.
Berkata-kata dengan Hikmat .
Karunia Iman Karunia bernubuat Berkata-kata dengan Pengetahuan. Karunia Mujizat Karunia berkata-kata Bahasa Roh. Membedakan bermacam-macam roh Karunia Menyembuhkan Menafsir Bahasa Roh.
Dalam 1 Korintus 12:28, “Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam jemaat, pertama sebagai Rasul, kedua sebagai Nabi, dan ketiga sebagai Pengajar, selanjutnya, mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh”. Pada ayat itu tidak didaftarkan secara lengkap kelima jabatan pelayanan tubuh Kristus, seperti dalam Efesus 4:11.
Dalam hubungan di atas yang penting kita ketahui bahwa karunia-karunia itu bukan hanya karunia-karunia perlengkapan untuk melayani, tetapi karunia untuk melayani juga. Misalnya : untuk melayani, untuk memimpin, untuk mengajar dst-nya.
Kharismata atau karunia perlengkapan tersebut tidak saja terbatas untuk kelima jabatan pelayanan dalam Efesus 4:11, tetapi diperuntukkan melengkapi bagi semua orang percaya. Perhatikan, adakah mereka semua rasul, atau nabi atau pengajar ? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat ?” (1 Korintus 12:28-30). Jelaslah bahwa kesembilan karunia-karunia Roh dikaruniakan kepada tubuh Kristus, kelima jabatan pelayanan dan kepada semua orang percaya untuk kepentingan bersama (1 Korintus 12:7). Karunia-karunia Roh tidak diberikan untuk menjadi milik dan dikuasai sepenuhnya. Karunia-karunia Roh adalah penyataan Roh (Ingg. Manifestation) atau “showing forth”, Yunani “phanerosis”, semuanya dapat berarti penampakkan luar atau penyataan (1 Korintus 12:7).
Pemahaman tentang karunia-karunia perlu dijelaskan sebagaimana telah diuraikan sedikit di atas. Banyak pemahaman dewasa ini terutama dikalangan kharismatik bahwa karunia-karunia itu diberikan untuk dimiliki sepenuhnya. Apabila karunia-karunia Roh itu adalah milik dan dikuasai sepenuhnya oleh orang percaya, kami berpendapat bahwa sudah tentu tidak akan ada lagi orang yang menderita sakit di tengah jemaat. Dan rumah-rumah sakit akan menjadi kosong karena pelayanan orang percaya. Tetapi bukanlah melalui pelayanan telah menunjukkan bahwa apabila kita berdoa untuk orang sakit, ternyata hasilnya ada yang sembuh dan sebagian tidak mengalami kesembuhan.
Karunia-karunia ini bukan milik kita, tetapi milik Roh Kudus. Roh Kudus akan menyatakan karuniaNya apabila Dia kehendaki. Semua karunia-karunia itu adalah ajaib bersifat “adikodrati” sama sekali tidak ada unsur alami. Baiklah kita mempelajari karunia-karunia itu satu persatu.
A. Kelompok Karunia-Karunia Penyataan
Kelompok ini terdiri dari, berkata-kata dengan pengetahuan (Marifat), berkata-kata dengan hikmat, membedakan bermacam-macam roh. Sangat diperlukan dalam pelayanan kepemimpinan rohani, pengembalaan dan konseling Kristen.Dalam pelayanan pengembalaan dan konseling Kristen sangat dibutuhkan karunia-karunia tersebut karena hikmat dan pengetahuan manusia biasa sangat terbatas untuk dapat memecahkan masalah-masalah yang termasuk bagian dari strategi iblis untuk menghancurkan iman Kristen.
1. Karunia berkata-kata dengan hikmat
Berkata-kata dengan hikmat ialah pernyataan adikodrati oleh Roh Kudus memberitahu tentang maksud ilahi. Manifestasi pikiran Allah dan kehendak Allah dalam pikiran kita. Dia datang begitu mendadak dan mengiluminasi segala sesuatu yang terselubung. Melalui pikiran Allah diberitahukan sesuatu sekaligus jawabannya.
Hikmat yang datang bukanlah menjadikan pikiran kita menjadi cerdas dan dapat menyelesaikan dengan pengetahuan yang meluas. Tetapi itu adalah pikiran Allah. Pikiran Roh Kudus dinyatakan melalui akal kita sehingga dapat memahami segala sesuatu sekaligus memberi jalan keluar yang tepat. Contoh : ketika Sulaiman menyelesaikan masalah dua orang ibu yang memperebutkan seorang anak. Sulaiman dengan hikmat Allah mampu menyelesaikan dengan baik. Ketika Yesus menyelesaikan masalah seorang wanita yang akan dilontar dengan batu sampai mati (1 Raja-Raja 3:25, Yohanes 8:7).
Karunia berkata-kata dengan “hikmat”, sangat dibutuhkan masa kini terutama dalam percakapan pastoral. Menolong menyelesaikan masalah-masalah untuk terbebas dari tipu daya yang menjadi strategi iblis atas orang percaya.
2. Karunia berkata-kata dengan pengetahuan
Karunia berkata-kata dengan pengetahuan ialah penyataan adikodrati sehingga fakta-fakta pikiran Allah dinyatakan dalam pikiran kita. Sehingga kita dapat mengetahui segala sesuatu yang terselubung dan menjadi fakta yang jelas karena pada saat tertentu pikiran Allah untuk fakta yang dihadapi ada pada pikiran kita.
Harus kita mengerti bahwa hal ini bukanlah pengetahuan pikiran kita diperluas karena karunia ini bukan pengembangan kemampuan berpikir. Tetapi pikiran Alah dinyatakan pada kita, sama halnya dengan karunia berkata dengan hikmat. Penyataan pikiran Allah bukanlah dalam arti yang luas (Maha tahu, Omniscience), tetapi khususnya situasi tertentu dan fakta tertentu juga.
Contoh : Rasul Petrus mengetahui tentang apa yang ada di hati Ananias dan Safira. Disini bukan hikmat tetapi satu fakta tertentu bahwa mereka berdusta pada Roh Kudus. Pikiran Allah untuk fakta tertentu dimanifestasikan. Tidak ada yang dapat menyembunyikan diri bila karunia marifat ini dinyatakan. Begitu juga ketika nabi Elisa mampu mengetahui dimana letaknya perkemahan tentara Aram (Kisah Para Rasul 5:3, II Raja-Raja 6:9).
Karunia berkata-kata dengan pengetahuan (Marifat) sangat dibutuhkan dalam pelayanan Pastoral untuk dapat mengerti apa yang terselubung di dalam hati manusia sehingga dapat memberi teguran, nasehat dan membimbing kepada pertobatan dan kebenaran Allah.
3. Karunia membedakan bermacam-macam roh
Karunia membedakan bermacam-macam roh ada hubungannya dengan dunia roh yang dikuasai oleh iblis. Dalam kegiatan pelayanan dimana karunia-karunia Roh Kudus dinyatakan maka karunia ini dapat membedakan tentang jenis roh yang sedang bekerja di dalam orang yang terlibat dalam karunia-karunia tersebut. Iblis juga roh adanya dan mampu mengadakan mujizat-mujizat palsu serta meniru karunia-karunia Roh Kudus.
Kita menyadari bahwa ada tiga macam roh, yaitu : Roh Allah yang ilahi, roh iblis dan roh manusia. Roh Allah dan roh iblis keduanya bersifat adikodrati dan sudah tentu pikiran manusia tidak akan mampu untuk membedakan. Hanya dua cara untuk dapat mengenal pekerjaan roh kegelapan atau roh iblis. Sebab, kadang-kadang juga iblis datang dengan berpakaian kebenaran (palsu), karena itu untuk menidentifikasi tentang kegiatan roh-roh kegelapan hanya dengan dua cara, yaitu pertama, kita harus mengusahakan adanya karunia membedakan segala macam roh dinyatakan kepada seseorang. Kedua, pengetahuan Firman Allah yang luas sebab dengan Firman Allah segala sesuatu dapat diidentifikasikan.
Karunia membedakan segala macam roh, sangat dibutuhkan dalam pelayanan. Kita dapat melihat roh-roh yang mengikat seseorang sehingga tetap dalam ikatan. Begitu juga mampu melihat roh yang menyamar seperti malaikat terang sehingga ajaran sesat dan palsu dapat diungkapkan. Dengan begitu kita dapat bertindak dalam satu doa pengusiran setan untuk membebaskan seseorang dari belenggu ikatan.
B. Kelompok Karunia-Karunia Kuasa.
Kelompok kedua, Karunia iman, Karunia kesembuhan, Karunia mujizat, kelompok karunia-karunia ini sangat diperlukan untuk mengiringi tugas-tugas penginjilan dan pelayanan di luar Gereja lainnya. Karunia-karunia ini sebagai alat untuk membuktikan kepada orang yang belum percaya bahwa Tuhan kita adalah hidup dan berkuasa. Begitu banyak kesaksian tentang datangnya orang-orang bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat karena menyaksikan bukti karunia adikodrati tersebut.
4. Karunia Iman
Karunia iman harus dibedakan dari iman yang menyelamatkan (Kisah Para Rasul 16:31). Kalau iman yang menyelamatkan kita peroleh pada saat bertobat (lahir baru), maka karunia iman adalah pemberian Roh Kudus, tatkala kita sudah dipenuhkan oleh Roh Kudus. Karunia iman adalah pemberian Roh Kudus kepada orang percaya supaya dapat mengadakan perkara-perkara mujizat. Perbedaan karunia mujizat dan karunia iman ialah bahwa karunia mujizat mampu melakukan perkara-perkara mujizat oleh Roh Kudus. Pekerjaan mengerjakan mujizat bersifat aktif tidak pasif. Kita melakukan mujizat oleh Roh Kudus dengan karuniaNya. Karunia iman pekerjaan mujizat bersifat pasif, sebab oleh iman kita menerima mujizat dari Roh Kudus.
Iman yang menyelamatkan karena mendengar Firman Allah harus ada terus menerus dalam kehidupan kita, karena itu, kita dikatakan orang beriman. Sedangkan karunia iman adalah penyataan Roh Kudus yang akan menyatakan diri bila kita membutuhkannya dalam menghadapi satu pekerjaan khusus dan memerlukan mujizat Tuhan. Contoh : ketika Tuhan Yesus meredakan angin dan gelombang yang menerpa perahu murid-murid sehingga hampir tenggelam, Yesus berkata, “Diam tenanglah”. Maka danau itu seketika menjadi teduh sekali. Mujizat yang terjadi ketika itu karena karunia iman oleh Roh Kudus.
Harus kita ketahui bahwa Tuhan Yesus selama di muka bumi melakukan semua mujizat dengan karunia iman. Tidak satupun mujizat yang Dia lakukan dalam status sebagai Allah. Dia pernah berkata kepada murid-muridNya tentang mujizat yang Yesus kerjakan. Bahwa kamu akan melakukan juga seperti yang Aku lakukan bahkan perkara-perkara yang lebih besar lagi (Yohanes 14:12). Apabila semua mujizat yang dilakukan Yesus terjadi dalam posisiNya sebagai Allah sudah tentu Yesus tidak akan mengatakan perkataan tersebut. Memang Yesus tahu bahwa oleh karunia iman maka Gereja akan melakukan begitu banyak perkara ajaib bahkan lebih ajaib dari yang dilakukan Tuhan Yesus.
Mujizat dikerjakan oleh Karunia Iman yaitu perkara ajaib yang kita terima dari Allah melalui Roh Kudus. Jadi karunia iman yaitu kemampuan adikodrati yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Sehingga apa yang dijanjikan Allah di dalam firmanNya bisa menjadi kenyataan. Allah melakukan perkara adikodrati dikarenakan karunia iman yang oleh Roh Kudus dinyatakan kepada orang percaya.
5. Karunia untuk Menyembuhkan.
Karunia menyembuhkan dalam bahasa aslinya ditulis dalam bentuk jamak, yaitu, karunia-karunia untuk menyembuhkan. Sehingga banyak penafsir yang menafsir bahwa untuk menyembuhkan segala macam penyakit dalam tubuh manusia maka setiap orang memiliki khusus manifestasi karunia kesembuhan untuk penyakit tertentu. Misalnya, Pdt. A diberi karunia penyakit dalam, sedang Pdt. B diberi karunia untuk penyakit luar, dst-nya. Karena dalam 1 Korintus 12:9,28,30 semua ditulis dalam bentuk jamak.
Kita tidak perlu persoalkan penafsiran yang berbeda tersebut, tetapi yang jelas bahwa karunia menyembuhkan adalah manifestasi Roh Kudus untuk memberi kesembuhan kepada manusia, memberi kesehatan dan mengusir penyebab penyakit yang melemahkan tubuh manusia. Sudahlah tentu kesembuhan terjadi tidak saja semata-mata untuk kesembuhan fisik tetapi maksud utamanya ialah untuk membawa manusia memuliakan Allah supaya percaya dan hidup di dalamnya.
Karunia ini sangat berfaedah mengikuti pelayanan penginjilan di dalam meneguhkan orang-orang untuk dapat percaya dan bertobat kepada Yesus sehingga menerima keselamatan (Kisah Para Rasul 4:29,30,33 pasal 5:12 dan pasal 8:6-7, Markus 16:15,18) Di dalam keempat Injil begitu banyak kesembuhan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus. Ingat, bahwa kesembuhan ini adalah proses adikodrati dan bukan alami. Semua penyembuhan yang telah dilakukan oleh Yesus Kristus adalah karunia kesembuhan oleh Roh Kudus.
6. Karunia Mengadakan Mujizat
Karunia mujizat adalah perbuatan Roh Kudus yang adikodrati dan tidak tunduk kepada rumus hukum alam. Semua yang ada di alam ini tunduk kepada rumus yang alami dan dapat diukur serta diterima oleh akal budi manusia. Tetapi karunia mujizat yaitu peristiwa mujizat yang terjadi karena tindakan aktif dari kedaulatan Allah yaitu Roh Allah.
Bukanlah menjadi satu perkara yang besar bila oleh kuasa Allah maka terjadi mujizat. Salah satu karakter kuasa Roh Kudus yang tetap melekat kepadaNya yaitu, bahwa Roh Kudus adalah pencipta itu sendiri. Kemampuan melakukan atau mengadakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada tetap ada kepada Roh Kudus. Bukankah semua universal atau alam raya serta bumi dan segala isinya telah diciptakan Allah dari tidak ada menjadi ada. Karena itu, karunia mujizat merupakan refleksi dari kemampuan mengadakan dari Allah yang “barra”. Orang mati dapat hidup, orang buta dapat melihat, memberi makan 5000 orang cukup dengan lima ketul roti dan dua ekor ikan.
Karunia mujizat adalah kemampuan kuasa Allah untuk melakukan perkara-perkara yang bersifat mujizat yang diluar kemampuan jangkauan pengertian akal-budi manusia biasa. Semua ini dapat terjadi dalam pelayanan Gereja yang diurapi oleh Roh Kudus. Maksudnya, supaya menyatakan kebesaran Allah, dan membuktikan dengan perbuatan-perbuatan besar, memperlihatkan kebesaran iman melebihi kemampuan ilmu pengetahuan dan meneguhkan Firman Allah dengan semua janjinya. Ribuan orang telah bertobat karena melihat mujizat Allah dinyatakan.
C. Kelompok Karunia-Karunia Ilham
Terdiri dari “Karunia nubuat”, “Karunia berkata-kata dengan bahasa roh”, “Karunia membedakan bermacam-macam roh”.
Semuanya merupakan karunia ilham untuk diucapkan secara terbuka. Roh Kudus menghilhamkan sesuatu untuk diucapkan. Semuanya bersifat adikodrati yaitu seratus persen datang dari Roh Kudus.
7. Karunia Nubuat.
Karunia nubuat, artinya orang mendapat ilham dari Allah untuk diucapkan dan itu bersifat adikodrati. Sesorang mendapat dorongan dari Roh Kudus dan berbicara atas nama Allah. Brian Bailey, dalam bukunya “Roh Kudus Sang Penghibur”, menulis bahwa nubuat ialah orang berbicara atas nama Allah, mewakili Allah dan menyatakan pesanNya. Dan perkataan itu diilhami secara ilahi. The Pantecostal Truth terbitan Gandum Mas, Malang, menulis bahwa nubuat ialah ucapan yang diilhami dan diurapi oleh Allah.
Dengan demikian secara lengkap karunia nubuat ialah, seorang mendapat ilham oleh Roh Kudus untuk diucapkan sebagai pesan Allah dan perkataan itu bersifat adikodrati. Dalam 1 Korintus pasal 14, karunia nubuat mendapat tempat yang paling utama “Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat” (1 Korintus 14:1).
Dari ayat Firman di atas sekelompok orang percaya membangun ajaran bahwa karunia nubuat adalah karunia yang terbesar di antara kesembilan karunia yang ada. Sehingga dalam satu ibadah maka orang yang ingin bernubuat begitu banyaknya bahkan terjadi penjadwalan dalam menyampaikan nubuat. Sesungguhnya ajaran itu sangat keliru karena Rasul Paulus sedang menyampaikan kefaedahan karunia-karunia dalam hal tengah berlangsungnya persekutuan jemaat. Sebab, memang apabila jemaat tengah berkumpul maka karunia nubuat lebih berfaedah dari karunia lainnya. Nubuat dapat menghibur, menasehati dan meneguhkan iman jemaat. Kefaedahannya dalam persekutuan atau ibadah bersama jemaat melebihi karunia-karunia lainnya. Hal kefaedahan itulah yang sedang ditekankan oleh Rasul Paulus. Hal tersebut sesuai dengan Firman Allah dalam 1 Korintus 12:7, bahwa semua penyataan Roh Kudus itu adalah untuk kepentingan bersama.
Membedakan Karunia Nubuat dan Jabatan Nabi
Seorang nabi sangat berbeda dengan seorang yang berkarunia nubuat. Seorang nabi adalah salah satu dari Lima Jawatan Pelayanan dalam tubuh Kristus. Nabi adalah seorang yang terpanggil dan diangkat oleh Yesus kepala Gereja dan menjadi salah satu jawatan untuk membawa Gereja kepada kedewasaan yaitu kepenuhan Kristus. Yesus Kristus kepada Gerejalah yang mengangkat kelima jawatan palayanan. Berbeda dengan karunia nubuat dimana dikatakan bahwa semua orang boleh bernubuat. Karunia adalah manifestasi Roh Kudus dalam diri semua orang percaya. Lima jawatan di dalamnya ada jawatan nabi adalah panggilan dan pengangkatan khusus dari Yesus Kristus. Tidak untuk semua orang khusus yang terpanggil dan diangkat oleh Yesus Kristus (Efesus 4:10-11).
Panggilan untuk bernubuat tentang hal-hal yang akan terjadi di waktu yang akan datang terdapat pada jawatan nabi. Karunia nubuat terbatas untuk keteguhan iman jemaat. Karunia nubuat tidak dipakai untuk memberitakan perkara-perkara yang terjadi di waktu yang akan datang. Perhatikan bagan di bawah ini membedakan seorang jawatan nabi dan karunia nubuatan.
Jawatan Nabi:
Satu jabatan tetap.
Dipanggil dan ditetapkan Yesus.
Apa yang diucapkan merupakan Nubuatan.
Hal-hal terjadi di waktu akan datang
Hanya yang dipilih dan ditetapkan, bukan untuk semua orang.
Jawatan Nabi bersifat tetap.
Seorang Nabi.
Karunia Nubuat:
Karunia berdasar penyataan Roh, tidak tetap.
Meneguhkan, menasehati, membangun.untuk melengkapkan pelayanan pertumbuhan.
Hanya manifestasi dalam ibadah.
Berguna pada saat manifestasi karunia.
Semua orang percaya dapat bernubuat.
Pada saat manifestasi karunia nubuat.
Hanya roh Nabi, melakukan pekerjaan Nabi.
8. Karunia Bahasa Roh
Kita harus membedakan karunia bahasa roh dengan bahasa roh tanda fisik dibaptis atau dipenuhkan dengan Roh Kudus. Karunia bahasa roh tanda fisik ketiak dibaptis dengan Roh Kudus wajib menjadi tanda bagi semua orang percaya. Sedangkan karunia bahasa roh tidak dimanifestasikan untuk semua orang. Hanya kepada siapa Roh Kudus menghendaki untuk kepentingan bersama.
Karunia bahasa roh merupakan suatu pesan kepada tubuh Kristus yang diberikan dalam bahasa roh dan tidak dimengerti oleh si pemakai. Harus diikuti oleh satu penafsiran oleh bahasa yang dimengerti oleh jaemaat. Biasanya terjadi dalam suasana beribadah. Karena itu, karunia bahasa roh biasanya merupakan berita suatu nubuatan bagi jemaat Tuhan. Karena itu, harus diikuti oleh satu penafsiran. Apabila karunia bahasa roh tersebut tidak diikuti oleh satu penafsiran maka itu adalah bahasa roh tanda fisik pada waktu kita dipenuhkan oleh Roh Kudus. Sebab bahasa tanda fisik, ketika kita dipenuhkan oleh Roh Kudus tetap ada untuk seterusnya dan dapat dipergunakan kapan saja. Rasul Paulus berkata bahwa dalam berbahasa roh dia lebih dari kita semua.
Bahasa roh tanda awal ketika kita dibaptis oleh Roh Kudus tidak hanya berlaku pada Kisah Para Rasul 2:4, tetapi tetap ada seterusnya menjadi alat yang ajaib bagi orang percaya. Bahasa roh itu dapat dipakai membantu kita ketika berdoa, dan menyampaikan suatu rahasia kepada Bapa di Sorga.
Dibedakan karunia bahasa roh sebagai manifestasi Roh Kudus kepada yang dikehendaki dan karunia bahasa roh ini harus diikuti oleh satu penafsiran dengan bahasa yang difahami jemaat Tuhan. Karena itu karunia bahasa roh yang disertai tafsiran artinya, juga dapat disamakan beritanya dengan karunia bernubuat. Apabila tidak diterjemahkan maka itu adalah bahasa roh tanda kepenuhan yang tetap berada kepada orang percaya yang telah dipenuhkan oleh Roh Kudus (Roma 8:26-27, 1 Korintus 14:2, Kisa Para Rasul 19:1-6).
Pada bagan dibawah kita melihat perbedaan karunia bahasa roh dan bahasa roh tanda kepenuhan :
Bahasa Roh Tanda Kepenuhan:
– Bagi semua orang percaya yang dipenuhkan oleh Roh Kudus (Kisah 2:4, 10:46).
– Tidak perlu diterjemahkan, bicara rahasia dengan Allah (Kisah 10:46, 1 Korintus 14:2).
– Tetap ada seterusnya dalam orang percaya yang telah dipenuhkan oleh Roh Kudus (Rom 8:26-27).
– Meneguhkan iman diri sendiri. Kekuatan oleh Roh (1 Korintus 14:4).
– Lebih baik dipakai berdoa seorang diri. (Roma 8:26-27, 1 Korintus 14:4).
Karunia Bahasa Roh (1 Korintus 12:8-11):
– Bukan untuk semua orang. Kepada siapa roh berkehendak (1 Korintus 12:28-30).
– Karunia bahasa roh harus diterjemahkan (1 Korintus 14:13).
– Pada waktu Roh Kudus berkehendak (1 Korintus 12:7,11).
-Meneguhkan iman seluruh anggota jemaat (1 Korintus 14:4).
– Dipakai pada kebaktian bersama jemaat (1 Korintus 14:12).
9. Karunia Menafsir Bahasa Roh
Karunia Roh Kudus yang terakhir ini adalah pasangan dengan Karunia Bahasa Roh. Keduanya haruslah senantiasa dipakai bersama. Karunia menafsir bahasa roh adalah tafsiran yang bersifat supranatural tentang satu pesan berupa bahasa roh. Penafsiran itu bahwa Roh Kudus memberikan kemampuan supranatural mengartikan makna dari satu pesan yang diucapkan dalam bahasa roh.
Menafsir bukan menerjemahkan sebab bahasa roh bukan terdiri dari arti setiap kata tetapi yang dibutuhkan untuk ditafsir yaitu tentang maksud Roh Kudus. Intinya, adalah maksud Roh Kudus dan bukan kata demi kata untuk diterjemahkan. Jadi, dari arti maksud Roh diberikan seutuhnya kepada seseorang oleh Roh Kudus untuk dinyatakan. Pengertian tentang Karunia-Karunia yang Paling Utama
Kesembilan karunia perlengkapan untuk melayani dalam 1 Korintus 12:8-11, kesemuanya bersifat supranatural dan semuanya mempunyai nilai yang sama, tidak satu karunia lebih besar dalam arti nilai atau kegunaan dari karunia yang lain. Semuanya karunia-karunia itu merupakan manifestasi Roh Kudus untuk kepentingan bersama. Rasul Paulus tidak pernah menaruh urutan dalam arti ukuran besar karena memang kesemuanya mempunyai faedah masing-masing secara khusus.
1 Korintus 12:28-31. “Dan Allah telah menetapkan beberapa dalam Jemaat, pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya, mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar. Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh atau untuk menafsir bahasa roh ? Jadi berusahalah untuk mendapat karunia yang paling utama”.
Dalam rentetan karunia-karunia yang disebutkan rasul Paulus di atas tidak ada ataupun karunia yang mendapat tempat lebih besar dari karunia yang lain. Justru, Paulus menekankan ciri spesifikasi masing-masing karunia berbeda satu dengan lain. Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh atau untuk menafsirkan bahasa roh, demikian penguraian Paulus. Jadi masing-masing karunia mempunyai ciri spesifikasi dalam pelayanan tertentu.
Rasul Paulus berkata, “Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. . . .” (1 Korintus 12:31). Coba perhatikan, bahwa setelah Paulus menulis beberapa karunia-karunia yang berbeda kepada masing-masing orang tidak terdapat di dalamnya karunia untuk bernubuat. Kemudian Paulus menutup pasal 12 tersebut dengan mendorong supaya memperoleh karunia yang paling utama. Seharusnya, karunia nubuat bila itu yang dimaksudkan adalah karunia yang paling utama, mestinya tercantum dalam daftar nubuat dalam 1 Korintus 12:28-31.
Logisnya, dorongan untuk mendapat karunia yang paling utama (ayat 31), ialah salah satu karunia yang Paulus cantumkan sebelumnhya. Mengapa Paulus tidak cantumkan karunia nubuat dalam daftar karunia-karunia dalam 1 Korintus 12:28-31. Jawabnya, karena urutan daftar karunia-karunia dalam ayat-ayat itu hanya menampilkan spesifikasi masing-masing karunia yang diberikan berbeda untuk masing-masing orang percaya. Memang bahwa masing-masing karunia tersebut memperlengkapi pelayanan dalam situasi tertentu untuk kepentingan bersama. Karunia Terutama ialah yang Paling Berfaedah yang Relevan Tempat dan Keadaan Tertentu.
Sebelumnya telah diuraikan tidak terdapatnya “karunia nubuat” dalam daftar sebagai pilihan untuk mendapat karunia yang utama. Dalam 1 Korintus 14, Paulus menekankan keutamaan dari karunia bernubuat. Perhatikan ayat-ayat berikut :
1 Korintus 14:1. “Kejarlah kasih, dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia roh, terutama karunia untuk bernubuat”.
1 Korintus 14:5. “Aku suka supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih daripada itu supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga daripada orang yang berkata-kata dalam bahasa roh . . .”
Itulah ayat-ayat Firman Allah yang telah menjadi sumber kesalahan penafsiran. Mereka menempatkan nubuat adalah karunia yang paling besar sehingga terjadilah perebutan untuk bernubuat dalam satu ibadah. Saya pernah menyaksikan di dalam satu ibadah Kharismatis karena demikian berebutnya orang-orang ingin bernubuat, sehingga pemimpin persekutuan terpaksa memberi nomor urut kepada mereka masing-masing untuk beroleh kesempatan bernubuat. Sungguh, situasi itu menggelikan, namun inilah akibat membangun ajaran yang keliru tentang karunia nubuat.
Mengapa rasul Paulus mendorong mereka untuk memperoleh karunia utama yaitu bernubuat. Sebab dalam konteks ibadah bersama maka kepentingan jemaat yaitu kepentingan bersama jauh lebih penting daripada kepentingan pribadi. Karunia nubuat sangat berfaedah bila beroperasi di tengah-tengah ibadah jauh lebih bermanfaat dari karunia-karunia lainnya. Karunia nubuat dapat membangun jemaat. “Siapa yang berkata-kata dalam bahasa roh ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat ia membangun jemaat” (1 Korintus 14:4).
Jelaslah karunia bernubuat lebih utama apabila ditengah-tengah perkumpulan bersama, karena itu membangun seluruh jemaat Tuhan. Dari ayat tadi sekaligus Paulus juga menekankan bahwa bahasa roh jauh lebih utama dari karunia nubuat apabila sedang berdoa pribadi. Karena itu, semua karunia-karunia Roh Kudus mempunyai tempat dan situasi tertentu sehingga masing-masing menjadi berfaedah melebihi karunia lain. Apabila menghadapi orang sakit, karunia kesembuhan lebih utama dari lainnya, dalam konseling pastoral, jelaslah kita membutuhkan karunia hikmat, menghadapi sesuatu yang mustahil maka diperlukan karunia mujizat, dstnya.
Dalam 1 Korintus 12:31, “Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. . .”. Paulus tidak menulis “karunia” tetapi karunia-karunia (jamak). Artinya, berusahalah untuk mendapat karunia yang relevansi pada tempat dan kondisi yang tertentu. Dengan demikian semua karunia dapat menjadi yang paling utama . . ., berusahalah kamu, kata Paulus.
Membedakan ke-Sembilan Karunia Roh dan Karunia Panggilan.
Karunia perlengkapan supranatural untuk melayani, kita harus membedakan dengan karunia panggilan atau talenta untuk melayani. Karunia perlengkapan supranatural untuk melayani hanya ada sembilan karunia yang tercantum dalam daftar karunia Roh (1 Korintus 12:7-11). Kita harus mengingat bahwa karunia Roh sebagai perlengkapan adalah bersifat supranatural (adikodrati). Kemampuan Roh Kudus sebagai perlengkapan diberikan kepada orang percaya.
Panggilan atau talenta pelayanan seseorang juga memakai kata “kharisma”, sehingga bila tidak diteliti kita dapat campuradukkan dengan kesembilan karunia perlengkapan dan ini bisa membingungkan ajaran tentang kharismata.
Contoh : Saya mendengar langsung seseorang memberi ceramah dan menyebutkan dengan jelas nama organisasi Gereja yang katanya telah mengajar keliru bahwa karunia Roh Kudus hanya terdiri dari sembilan karunia Roh Kudus. Padahal karunia Roh Kudus lebih dari sembilan. Disini, justru penceramah itulah yang kurang pengetahuan dan tidak dapat membedakan karunia-karunia tersebut.
1 Korintus 12:7-11 -> Disana dicatat ke-sembilan karunia Roh Kudus, kesemuanya adalah karunia-karunia Roh untuk perlengkapan supranatural menyertai pelayanan. Karunia-karunia Roh Kudus tersebut hanya sembilan karunia roh, tidak lebih.
Roma 12:6-8 -> Disana kharismata, karunia-karunia Roh Kudus dicatat bercampur dengan karunia talenta atau panggilan pelayanan. Beberapa karunia talenta atau panggilan pelayanan dicatat karunia untuk melayani, karunia untuk mengajar, karunia menasehati, karunia pimpinan, karunia kemurahan, semua hendaknya melakukan dengan sukacita. Begitu juga ada beberapa karunia dicatat dalam Efesus 4, dan juga dalam 1 Petrus 4, rentetan jumlah karunia-karunia cukup banyak. Hanya dalam tulisan ini tidak akan merinci keseluruhannya. Jelaslah, bahwa karunia-karunia Roh Kudus sebagai perlengkapan adikodrati untuk pelayanan sebagaimana ditulis dalam 1 Korintus 12:7-11, hanya terbatas kepada sembilan karunia Roh Kudus. Selain daripada itu ialah karunia atau talenta panggilan untuk melayani.
Seseorang dengan begitu baik dapat mengajar yang sangat disukai karena metode mengajarnya memudahkan orang untuk mengerti dengan cepat. Hal tersebut telah banyak saya lihat dalam Gereja. Begitu juga seorang anggota jemaat dapat menjadi alat untuk mampu menasehati orang lain dengan kemampuan bahkan melebihi Gembala sidang. Seseorang begitu dengan mudah dapat memberi atau mengorbankan sesuatu kepada orang lain, sedangkan orang yang lebih kaya daripadanya tidak mampu melakukan apa dikorbankannya. Begitu banyak lagi contoh-contoh lain yang membuat perbedaan kemampuan karena karunia atau panggilan oleh Roh Kudus kepada seseorang. Kesembilan karunia-karunia Roh Kudus sudah jelas berbeda dengan karunia talenta untuk melayani sesuai karunia Roh itu sendiri.



More Related Posts


No comments :

Blogger Comments

Contact Form

Name

Email *

Message *