Hadits yang mencatatkan perihal ini bukan riwayat Imam Muslim sendiri, tapi kesepakatan bersama antara Imam Muslim dan guru beliau, Imam Bukhari. Sedangkan di dalam kitab-kitab Hadits, nama kedua imam ini dituliskan di bawah hadits dengan kata "Muttafaqun ‘alaih", artinya hadits ini disepakati secara kolektif oleh perawi hadits lainnya bersama-sama dengan Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Adapun narasi lengkap Hadits dimaksud adalah sbb:
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ، لَيُوْشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيْكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ عَليهِ السَّلام حَكَمًا عَدْلاً، فَيَكْسِرَ الصَّلِيْبَ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيْرَ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ، وَيَفِيْضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ.
“Dan demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sudah dekat saatnya di mana akan turun pada kalian (‘Isa) Ibnu Maryam Alaihissallam sebagai hakim yang adil. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah (upeti/pajak), dan akan melimpah ruah harta benda, hingga tidak ada seorang pun yang mau menerimanya.” [Muttafaqun ‘alaih]
Selain sekali lagi salah kaprah memahami makna Hadits di atas, maka dengan cara memutilasi atau dengan sengaja mengabaikan bagian penting Hadits yang menubuatkan alasan utama kedatangan Nabi Isa Alaihissalam untuk kedua kalinya kelak sebenarnya adalah untuk memerangi segala bentuk pemberhalaan atas dirinya dan menjadi "Hakim Yang Adil" bagi umat yang menuhankan dirinya, umat yang akan diperangi habis-habisan oleh Nabi Isa Alaihissalam ini justru menjadikan Hadits tsb sebagai dalil pembenar bahwa beliau -- yang mereka klaim sebagai Yesus Kristus -- adalah Allah yang sesungguhnya! Alasannya, karena selain Hadits di atas membenarkan Nabi isa Alaihissalam sebagai "Hakim Yang Adil", Al-Quran sendiri, dalam Surah At-Tiin: 8 menegaskan bahwa hanya Allah lah satu-satunya "Hakim Yang Adil". Oleh karena itu, umat ini menantang umat Islam untuk menjawab dengan benar, siapa lagi "Hakim Yang Adil" menurut Hadits dan Al-Quran kalau bukan Allah?
Kata yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai "Hakim Yang Adil" dalam narasi Hadits yang ditulis dalam bahasa Arab menggunakan bentuk jamak dari kata dasar Hakim, yaitu حَكَمًا عَدْلاً dimaknai oleh penutur bahasa Arab sebagai Hakaman Adlan, yang secara sederhana artinya adalah Hakim-Hakim, para Hakim, atau bisa juga sebagai (putusan) kolektif dari banyak Hakim.
أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ
Bukankah Allah hakim yang paling adil? (QS. At-Tiin: 8)
Terjemahan kata yang dimaksud oleh ayat ini adalah "Hakim Yang Paling Adil" ditulis dalam bahasa aslinya, Arab, dengan kata بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ dibaca bi ahkamil haakimiin, yang secara harfiah artinya adalah satu-atunya Hakim Yang Paling Berkuasa, atau dimaknai sebagai "Hakim Yang Maha Kuasa dan (tentu saja) Maha Adil" sesuai dengan sifat-sifat Allah sendiri sebagaimana diterangkan dalam Asma'ul Husna.
Dalam terjemah bahasa Indonesia sekalipun, mudah dimengerti bahwa "Hakim Yang Adil" dalam narasi Hadits tidak sama artinya dengan "Hakim Yang Paling Adil" dalam QS. At-Tiin: 8!
Lebih detil tentang ini, silahkan cermati di sini.
Lebih detil tentang ini, silahkan cermati di sini.
Lalu, kenapa menurut nubuat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihiwassalam, Nabi Isa Alaihissalam dipercaya sebagai seorang Hakim Yang Adil?
Jawabnya karena seperti sudah dijelaskan dalam tanggapan untuk No. 7, seorang Nabi tidak akan berkata apalagi sampai menghakimi orang lain kecuali sesuai dengan kata-kata dan penghakiman adil yang diwahyukan oleh Allah kepadanya.
Yesus sendiri dalam alkitab menjelaskan bahwa penghakiman yang diputuskan olehnya selaku seorang Nabi pasti adil, karena sesuai dengan keputusan Allah,
"Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku." (Yohanes 5:30)
Lalu, apakah pada akhir jaman kelak Nabi Isa Alaihissalam akan menghakimi seluruh umat manusia, termasuk umat Islam seperti yang selama ini dikira oleh umat kristen?
Nanti dulu!
Baca sekali lagi tanggapan untuk No. 15 ini mulai dari atas!
kalau Allah merupakan satu-satunya Hakim yg paling Adil, mengapa Allah tidak datang pada akhir jaman melainkan Yesus sendiri, ini mengartikan bahwa Allah itu adalah Yesus dan Yesus itu adalah Allah sendiri! Ok My Friend's
ReplyDeleteDengan alasan apapun, Allah tidak perlu datang kepada manusia. Sebab sesuai dengan kehedak-Nya, manusialah yang sesungguhnya harus datang pada-Nya.
DeleteLagipula, menurut Yesus sendiri; jangankan sampai didatangi dan melihat Allah, sedangkan mendengar suara-Nya saja manusia tidak mampu!
Itu sebabnya kenapa Allah mengutus demikian banyak nabi dan rasul, termasuk tentu saja Yesus sendiri, untuk menjelaskan berbagai hal tentang DIA, di antaranya kenapa kita harus mati dulu baru akan mendapat kesempatan bertemu dengan Allah!
Yesus kembali ke bumi, seperti yang dinubuatkan oleh nabi Muhammad SAW, adalah untuk menyelesaikan hingga tuntas seluruh tugasnya sebagai seorang nabi yang pada masanya dulu berlangsung sangat singkat, hanya sekitar 3,5 tahun. Tugas paling utama adalah membuktikan kepada umat Paulus bahwa penuhanan terhadap dirinya adalah perbuatan salah yang sangat dimurkai oleh Allah, dan siapapun yang mengaku sebagai pengikutnya tapi tidak melaksanakan ajarannya, praktis akan diadilinya dengan seadil-adilnya dengan vonis akhir diserahkan kepada malaikat penunggu pintu neraka!
Sedangkan tugas lain Yesus sebagai seorang Muslim adalah, menyeru seluruh umat manusia untuk segera bertaubat sebelum kiamat tiba dan menunjukkan semua bukti bahwa puncak dari ajaran semua nabi (ajaran Yesus sendiri termasuk di dalamnya) yang berlangsung sejak jaman Adam hingga kiamat, sesungguhnya sudah sempurna di dalam Islam!
Karenanya, barangsiapa mati bukan sebagai Muslim, maka seperti telah disampaikan oleh Yesus pada masanya dulu, tidak ada seorangpun yang dapat menolong mereka dari api neraka, tidak pula Yesus, apalagi Allah, karena dosa tidak pernah ditanggung oleh orang lain kecuali oleh masing-masing diri sendiri.