Comments
Timelines
Contact
Social Media
Timeline Cover

Thursday, January 7, 2016

I. Ketuhanan Roh Kudus Thursday, January 7, 2016


Pasal 1: PENDAHULUAN
Roh Kudus adalah oknum ketiga dari lembaga Trinitas ke-Alahan. Pokok ajaran tentang oknum Roh Kudus dan pekerjaanNya menjadi salah satu pokok yang sangat menarik untuk dibicarakan. Gereja yang dinamis dan bergerak terus dalam pertumbuhan tidak pernah menjadi jemu dan selalu ingin semakin bertumbuh mendalam dalam pengenalan oknum ketiga dari Allah. Mengapa? Sebab doktrin itu tidak statis tetapi Roh Kudus memberikan iluminasiNya sehingga semakin membukakan kehendakNya kepada Gereja. Bahkan Alkitab menjelaskan bahwa para malaikat sekalipun ingin sekali mengetahui semua rahasia Ilahi yang diberitakan oleh hamba-hamba Tuhan yang diurapi oleh Roh Kudus (1 Petrus 1:12).
Apabila berbicara tentang Roh Kudus, sudah tentu tidak dapat terlepas dari Gereja Tuhan, sebab gereja dan Roh Kudus bagaikan rumah dan penghuninya. Bukanlah rumah dalam arti yang benar bila tidak ada penghuninya. Demikianlah tentang gereja Tuhan, bukanlah gereja dalam arti yang sesungguhnya tanpa peranan oknum Roh Kudus. Gereja tanpa Roh Kudus adalah sama nilainya dengan lembaga organisasi sosial masyarakat biasa. Gereja bukanlah lembaga dimensi dunia tetapi adalah tubuh Kristus sebagai lembaga ilahi menjadi sarana Yesus Kristus kepala Gereja menyalurkan perkara rohani yaitu kehendak ilahi (Efesus 1:22-23).
Kematian Yesus Kristus sebagai penebusan dosa isi dunia adalah kasih karunia yang terdalam dari Allah sesungguhnya kasih karunia itu tidak dapat dipahami oleh akal manusia. Sehingga tidaklah mungkin manusia mampu mengenal dan mengerti anugrah kemurahan yang terbesar dari Allah. Roh Kuduslah yang memberi kemampuan sehingga dunia dapat mengerti dan mengenal perbuatan supranatural tersebut (1 Korintus 12:10-12). Tanpa peranan pekerjaan Roh Kudus sesungguhnya tidak seorangpun akan mampu mengenal dan percaya kepadaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat. Kematian Tuhan Yesus di kayu salib tidak dipahami oleh orang Yahudi sehingga penyembelihan binatang berjalan terus. Kematian Yesus Kristus sebagai domba sembelihan untuk tebusan dosa isi dunia menjadi tidak berfaedah apabila tidak ada peranan pekerjaan Roh Kudus (1 Korintus 12:3, Yohanes 16:7-8).
Dalam Kisah Para Rasul pasal 2, Roh Kudus telah dicurahkan ke atas bumi dan mendiami GerejaNya, yaitu orang-orang percaya yang membuka diri bagi oknum ketiga dari Allah dan pada saat itu orang-orang percaya resmi menjadi gereja Tuhan atau tubuh Kristus. Roh Kuduslah yang menjadi kriteria untuk menjadi satu Gereja yang hidup. Sehingga Gereja selain dimensi organisasi juga berdimensi organisme tubuh Kristus (Efesus 1:22-23). Dan sejak kenaikan Kristus ke Sorga dan dicurahkannya oknum Roh Kudus dan membaptis serta memenuhi murid-murid di kamar loteng Yerusalem sampai kepada kedatangan Yesus Kristus kedua kali, gereja telah berada dibawah otorisasi Roh Kudus. Karena itu semua kemuliaan perjanjianNya tergantung bagaimana Gereja Tuhan membuka diri ke dalam intervensi oknum dan pekerjaan Roh Kudus (baca Yohanes 16:7). Disitu dikatakan bahwa betapa pentingnya kenaikan Yesus Kristus ke Sorga supaya Roh Kudus dapat datang ke atas muka bumi. “Namun benar yang Kukatakan kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu supaya Aku pergi, sebab jika Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu; tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.”
Apabila kita merenungkan perkataan Tuhan Yesus tadi, tentang lebih berfaedah jikalau Yesus pergi ke Sorga supaya Roh Kudus itu diutusNya ke muka bumi. Pernyataan tersebut mengandung perenungan teologis, bahwa kehadiran oknum serta pekerjaan Roh Kudus lebih berfaedah bagi orang percaya daripada kehadiran Yesus terus menerus di muka bumi. Salah satu kefaedahan telah diuraikan di atas bahwa Roh Kuduslah yang memberi kesanggupan illahi sehingga manusia dapat terbuka hatinya untuk mengenal dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat isi dunia (1 Korintus 2:10-12). Kefaedahan utama lainnya kita akan menemukan dalam uraian selanjutnya.
Karena Roh Kudus menjadi ukuran atau nilai kemuliaan keberadaan Gereja maka ajaran tentang Roh Kudus menjadi begitu menarik dan menjadi pokok utama dalam ajaran iman Kristen. Tidak heran terjadinya begitu banyak interpretasi/tafsiran yang berbeda tentang dasar-dasar ajaran tentang oknum dan pekerjaan Roh Kudus. Ada banyak yang membangun ajaran tentang oknum peranan Roh Kudus setuju dengan penyataan-penyataan langsung dari Alkitab namun tidak Pneumatologis. Karena tidak mempu memberi jawaban tentang hakekat atau substensi dari ajaran yang dibangun. Sedangkan yang lain terlalu Pneumatologis, sehingga mengabaikan banyak penyataan langsung yang ditulis oleh Alkitab. Sehingga juga tidak dapat memberi jawaban atas penyataan yang sangat praktis tertulis dalam Alkitab. Kekeliruan yang terbesar adalah bila Gereja tidak membuka diri terhadap kenyataan bahwa Roh Kudus sedang membuka diriNya seluasnya sekarang ini. Gereja tidak boleh membangun doktrin yang berorientasi kepada konsep organisasi Gereja sendiri (Denominatis doctrin oriented), tetapi harus terbuka dan berorientasi kepada Firman Allah (Bible Oriented Doctrin). Kita harus mengakui bahwa begitu bayak kemiskinan rohani disebabkan oleh kekeliruan doktrin. Kesehatan ajaran merupakan syarat mutlak Gereja menuju kepada kesempurnaan (Efesus 4:11-15).
Pasal 2: KEMULIAAN ROH KUDUS SEBAGAI OKNUM ALLAH.
Tidak semua ajaran Gereja menerima Roh Kudus sebagai oknum Allah. Gerakan Liberalisme, Rationalisme, Jehovah Witness, Mormonisme, Christian Science, ajaran-ajaran sesat lainnya. Mereka dengan terang-terangan menolak percaya bahwa Roh Kudus adalah Oknum Allah. Karena itu, tidaklah patut golongan tersebut dikatakan sebagai Gereja Tuhan. Gerakan tersebut di atas tidak memiliki kualitas supranatural, semua normatif ajaran gerakan tersebut terperangkap kepada normatif akal budi. Ciri filsafat telah menjadi ciri membangun pengertian Alkitab. Dari situ lahirlah Ateisme, keinginan mereka yang berbau spiritual menjadikan mereka terperangkap kepada dunia spiritisme. Perhatikanlah di era modern ini bahwa pola kepercayaan dunia barat banyak telah tenggelam kepada kepercayaan spiritisme.
Demikianlah juga kita mengetahui melalui Alkitab bahwa Roh Kudus adalah oknum Allah, namun sering Gereja tidak memuliakan Dia sebagai satu oknum. Roh Kudus bukanlah sekedar satu kuasa, atau satu pengaruh yang bersifat suggestif. Gereja harus memuliakan dan menerima Dia layaknya sebagai satu oknum Roh Kudus adalah satu dari Trinitas ke-Allahan. Bukti bahwa Roh Kudus adalah satu oknum yaitu, kriteria yang harus dimiliki sebagai satu oknum ada pada Roh Kudus Kriteria itu sebagai berikut :
1. Roh Kudus mempunyai pikiran.
Dalam Roma 8:27 bahwa Allah yang menyelidiki hati nurani mengerti maksud Roh Kudus. Disini jelas bahwa Roh Kudus mempunyai maksud tertentu dan itu diketahui oleh Allah Bapa. Dalam 1 Korintus 14:2 Roh Kudus dalam bahasa roh menceritakan sesuatu yang rahasia kepada Allah Bapa. Roh Kudus mempunyai pikiran karena mampu merencanakan sesuatu yang hanya diketahui oleh Bapa Kisah Para Rasul 15:28 bahwa Roh Kudus mampu membuat satu keputusan. Karena itu Roh Kudus adalah makluk intelek satu bukti bahwa kriteria dari satu oknum.
2. Roh Kudus mempunyai perasaan.
Roh mempunyai pikiran serta kehendak untuk dilakukan oleh orang percaya. Roh Kudus dapat di dukacitakan apabila kehendakNya tidak dilakukan oleh orang percaya. Banyak kali terjadi dalam pengalaman sebagai orang percaya bahwa kita merasakan bagaimana Roh Kudus di dukacitakan. Orang percaya yang baik dan bergaul dengan Roh Kudus pasti dapat merasakan perasaan dari Roh Kudus yang ditransformasikan kedalam perasaan orang percaya. Karena itu kita mampu merasakan dukacita Roh Kudus (Efesus 4:30). Sebagai satu oknum Roh Kudus mempunyai perasaan.
3. Roh Kudus mempunyai kehendak.
Roh Kudus memiliki kehendak layaknya sebagaimana manusia mempunyai kehendak. Adalah kehendak Roh Kudus supaya orang percaya yang dipenuhkan oleh Roh Kudus boleh memberi diri untuk hidup dipimpin sesuai kehendak Roh. Jikalau hidup kita oleh Roh baiklah juga hidup kita dipimpin oleh Roh jelaslah, Roh Kudus mempunyai kehendak yang dikehendakiNya supaya orang percaya dapat hidup dalam ketaatan kepada kehendakNya (Galatia 5:25).
Selanjutnya, dalam 1 Korintus 12:11 bahwa Roh Kudus memberi karunia-karunia Roh sesuai yang dikehendakiNya. Roh Kuduslah yang menganugrahkan karunia-karunia kepada kita dalam pelayanan sesuai kehendakNya. Tidak ada karunia di bawah otoritas orang percaya, semua diberikan Roh Kudus setuju dengan kehendakNya. Karena itu, Roh Kuduslah menjadi kunci manifestasi karunia-karunia dalam ibadah orang percaya.
4. Roh Kudus dapat dibohongi.
Dalam Kisah Para Rasul 5:3 Rasul Petrus menegur dengan keras kepada Ananias dan istrinya Safira, karena mereka membohongi Roh Kudus. Perhatikan, Roh Kudus dapat tersinggung dan menghukum apabila kita berdusta kepadaNya suatu komitmen atas satu kebenaran. Manusia berusaha untuk membohongi, tetapi jelaslah bahwa Roh Kudus tidak dapat didustai. Ananias dan Safira dihukum karena mendustai Roh Kudus.
5. Roh Kudus dapat dihina, dihujat.
Sebagaimana Tuhan Yesus Kristus sebagai satu Pribadi dan dapat dihujat, demikian pula dengan Roh Kudus. Tuhan Yesus berkata bahwa segala macam dosa dan hujat dapat diampuni tetapi menghujat Roh Kudus tidak dapat diampuni. Bahkan apabila kita mengucapkan sesuatu yang menentang Anak Manusia maka dosa itu dapat diampuni tetapi menghujat Roh Kudus tidak akan diampuni di dunia ini dan dunia akan datang (Matius 12:31-32).
Alangkah dahsyatnya apabila kita menghujat Roh Kudus, Tuhan Yesus sangat mengistimewakan oknum Roh Kudus, menghormati dan memandang kemutlakan keberanan yang terletak ke atas misi oknum ketiga dari Allah ini. Kita mengerti secara teologis makna misi Roh Kudus dalam memproklamirkan arti salib dan Darah Kristus bagi keselamatan isi dunia. Menghujat Roh Kudus disamakan dengan menolak salib Kristus sebagai jalan keselamatan (Ibrani 9:13-14). Jelaslah Roh Kudus adalah satu oknum.
6. Roh Kudus dapat berbicara.
Rasul Petrus dalam Kisa Para Rasul 10:19-20, mendengar suara Roh yang berbicara, bahwa ada tiga orang yang mencari dia. Mereka memberitakan tentang Kornelius yang perlu dilayani oleh Petrus, suara Roh Kudus tersebut didengar jelas oleh Petrus. Roh Kudus sebagai satu oknum haruslah memanifestasikan diriNya sepenuhnya sebagai oknum Allah.
Kebenaran tentang Roh Kudus sebagai oknum yang berbicara dapat kita lihat juga dalam kitab Wahyu. Kesemua apa yang dilihat dan dipesankan Roh Kudus kepada rasul Yohanes yang ditujukan kepada ketujuh sidang jemaat di Asia disimpulkan dengan kata-kata bahwa siapa yang bertelinga hendaklah ia mendengar apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat (Wahyu 2:7,17,29).
Alangkah berbahagianya jemaat-jemaat masa kini apabila mempunyai kepekaan terhadap suara Roh Kudus. Gereja pasti akan melimpah dengan kemuliaan sebab begitu banyak berita yang ingin dikatakan Roh Kudus kepada gerejaNya.
7. Roh Kudus dapat dipadamkan.
1 Tesalonika 5:19 “Janganlah padamkan Roh”, telah diuraikan bahwa Roh Kudus dapat didukacitakan. Mendukacitakan Roh Kudus melalui melukai perasaanNya itu akan berakhir dengan memadamkan pekerjaan Roh. Roh Kudus sering dilambangkan seperti api. Karena itu sebagaimana api dapat menyala dan juga padam maka Gereja dengan menolak melakukan kehendak Roh maka Roh Kudus dapat dihina dan didukacitakan dan akhirnya memadamkanNya sama sekali. Roh Kudus sebagai oknum dapat meninggalkan orang percaya. Sebagaimana Dia bisa datang demikian pula kita harus percaya bahwa Dia dapat pergi. Ingat, Roh Kudus sebagai oknum Allah memiliki “kedaulatan” yang tidak dapat dirintangi.


(Bersambung)


More Related Posts


No comments :

Blogger Comments

Contact Form

Name

Email *

Message *