Injil diturunkan kepada Nabi Isa alaihissalam - yang dalam kalangan Kristen lebih dikenal sebagai Yesus Kristus - dalam bahasa Yahudi Kuno (Ibrani). Sedangkan Kitab pertama yang asli (diduga kuat) telah dimusnahkan (atau disembunyikan) oleh Paulus dari Gereja Pauline pada kisaran tahun 325M. [1] Semua naskah Injil yang bertentangan dengan Injil resmi kerajaan Romawi saat itu disita dan dimusnahkan. Siapa saja yang memiliki dan menyembunyikan salinan naskah asli dihukum mati.
Setelahnya, muncullah Injil baru dan yang tertua ditulis dalam bahasa Yunani Kuno, bukan bahasa Yahudi kuno (Ibrani), dan menjadi bagian integral dari Alkitab yang terdiri dari:
- Kitab Perjanjian Lama (Old Testament), berisi Taurat dan Zabur
- Kitab Perjanjian Baru (New Testament), berisi Injil Markus, Matius, Lukas dan Yahya, perkataan Nabi Isa, dan surat pendakwah (Paulus)
Alkitab terdiri dari 2 bagian utama yaitu Kitab Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru. Kendati demikian, umat Kristen dilarang mengikuti ajaran Kitab Perjanjian Lama. Sebelum diadakan upaya-upaya membentuk kitab Perjanjian Baru, Injil terdiri atas 75 bab (surah). Surah-surah ini dikarang oleh perorangan atau kumpulan pendeta. Inilah yang menyebabkan kitab tersebut mengandung banyak perbedaan dan pertentangan serius dan nyata. Pengumpul-pengumpul isi kitab tersebut juga tidak hidup pada zaman Nabi Isa atau tatkala Nabi Isa masih hidup. Kebanyakan mereka lahir 20-40 tahun setelah dugaan peristiwa penyaliban. Kitab Perjanjian Baru ini baru ada setelah Konsili Nicea pada tahun 325M, di mana seluruh pemuka gereja di bawah pemerintah Romawi berkumpul guna menetapkan isi kitab suci Kristen. Dari sekian banyak surah dan risalah hanya 27 bab saja yang "dianggap benar", untuk selanjutnya dijilid menjadi kitab Perjanjian Baru.
Kitab Perjanjian Baru ini terdiri dari sejarah dan pelajaran. Bagian sejarah terkandung dalam Injil Matius, Markus, Lukas dan Yahya. Sementara bagian pelajaran terdiri dari 21 risalah, yaitu: 14 risalah Paulus, 3 risalah Yahya, 2 risalah Petrus, 1 Yakub dan Yahuda.
Injil Markus
Injil Markus adalah kitab kedua Perjanjian Baru. Meskipun ini merupakan kitab kedua, kitab ini dianggap yang tertua oleh para pakar Alkitab. Injil Markus termasuk Injil Sinoptis. Penulis Injil ini disebut bernama Markus, tapi disebut juga Yohanes (cf. Kisah Para Rasul 12:12, 12:25, 15:37), yakni kemenakan Barnabas, rekan sekerja Paulus (cf. Kolose 4:10, yang disebut Petrus sebagai "anaknya", kemungkinan besar merujuk pada istilah anak rohani, atau semacam muridnya. (1 Petrus 5:13). Markus menulis Injil ini terutama untuk orang-orang Grika dan bangsa-bangsa lainnya yang berbicara dalam bahasa Yunani di kekaisaran Romawi. Berbeda dengan Matius yang menulis untuk orang-orang Yahudi. Hal ini dapat dilihat dari pilihan kata yang digunakan, referensi-referensi Perjanjian Lama yang dicantumkan, penjelasan tentang adat-istiadat orang Yahudi yang ditujukan kepada kaum non-Yahudi. Markus juga menggunakan istilah "Anak Allah" untuk menyebut "tuhan" Yesus (Markus 1:1). Bandingkan dengan Matius yang menggunakan istilah "Anak Daud" (Matius 1:1) dan Lukas yang menggunakan istilah "Anak Manusia" dan Firman.
Injil Matius
Nama Injil Matius diambil dari nama pendeta Matius dari gereja Alexandria Mesir, ditulis dalam bahasa Hebrew. Matius ini yang dipercayai sebagai orang pertama yang menghasilkan risalah kandungan sejarah. Hasil karangan Matius ini dikarang 20–27 tahun setelah Nabi Isa tiada. Bahkan kitab asli karangan Matius sendiri telah hilang, ini diakui sendiri oleh umat Kristen. Setelah itu ditemukan injil dalam Bahasa Yunani yang disebut-sebut sebagai Injil karangan Matius. Banyak tokoh Kristen menolak pendapat bahwa Injil ini merupakan karangan Matius, tetapi merupakan karangan gurunya, yaitu Petrus.
Injil Lukas
Injil Lukas diambil dari nama pendeta Lukas dari tahun 25–30M. Lukas juga tidak pernah bertemu Nabi Isa. Banyak tokoh Kristen sendiri mengakui bahwa Injil karangan Lukas merupakan fakta palsu yang bukan merupakan ajaran Nabi Isa. Beberapa penelitian menyimpulkan Lukas mengarang injilnya karena tekanan gereja dan Paulus waktu itu. Begitu juga dengan Markus dan Yahya. Kesemuanya tidak pernah hidup sezaman dengan Nabi Isa.
Injil Yahya
Injil Yahya diambil dari nama pendeta Yahya atau lebih dikenal sebagai Yohanes, putera saudara perempuan Maryam, ibu Nabi Isa. Yahya mengarang injilnya dalam bahasa Yunani antara tahun 45–65M. Banyak sarjana alkitab dan pendeta yang meragukan kandungan Injil Yohanes ini. Bahkan Encyclopedia Britanica menegaskan bahwa Injil Yahya tidak syak lagi dikarang oleh seorang mahasiswa Institusi Iskandariah dan bukannya karangan Yahya.
Persoalan mengapa di dalamnya berisi Taurat juga tidak dapat dijawab dengan pasti. Ini mungkin juga merupakan bukti bahwa bangsa Yahudi selalu ingin memalsukan fakta Injil asli, karena mereka, orang-orang Yahudi itu, senang bila dapat menyesatkan kaum Kristen dari ajaran asli Nabi Isa, dan nampaknya mereka berhasil melakukannya.
Persidangan Nicea
Menurut perkiraan para ahli sejarah, kitab Injil yang masih asli belum dikotori oleh tangan-tangan pena palsu para pendeta, masih ada hingga 325 M. Namun setelahnya kitab ini mulai dinodai oleh Kaisar Konstantin Roma melalui mekanisme Persidangan Nicea. [3] Dalam persidangan ini terjadi perdebatan dan pertentangan pendapat yang sangat tajam mengenai status ketuhanan dan kenabian Isa, dan tentu saja perdebatan perihal ajaran pokok akidahnya. Satu pendapat (Golongan Arius) mengatakan bahwa Nabi Isa hanyalah seorang manusia dan Nabi yang membawa ajaran agama dari Tuhan. Satu pihak lagi mengatakan bahwa Nabi Isa ialah “Anak Tuhan”.
Pendapat bahwa Nabi Isa adalah “Anak Tuhan” ini didukung oleh pihak gereja dari Alexandria yang diketuai oleh asisten Bishop Iskandariah bernama Athanasius.
Kaisar Konstantin mempunyai agenda tersendiri untuk campur tangan dalam hal agama, demi menjaga posisi politiknya agar tidak lepas dari genggamannya. Sidang tsb dihadiri oleh 2.048 orang Uskup dari berbagai wiulayah untuk membahasa perselisihan pendapat mengenai Nabi Isa.
Sebanyak 1.730 orang setuju bahwa Nabi Isa adalah seorang manusia biasa yang diutus Allah, sedangkan 318 orang mengatakan bahwa Nabi Isa adalah Anak Tuhan. Akan tetapi mayoritas pendapat ini ditolak mentah-mentah oleh Kaisar Konstantin yang selanjutnya meluluskan pendapat minoritas, bahwa Nabi Isa adalah Anak Tuhan.
Arius pelopor pendapat bahwa Nabi Isa bukan anak Tuhan
Arius (250-336M) adalah salah seorang murid utama Lucian berbangsa Libya yang juga bersama-sama dengan gurunya menegakkan ajaran Tauhid kepada Allah, Arius merupakan seorang presbyter (ketua majelis agama/gereja) di gereja Baucalis Alexandria, salah satu gereja tertua dan terpenting di kota Iskandariah pada tahun 318M.
Sejak mangkatnya Lucian pada tahun 312M di tangan orang-orang gereja Paulus, perlawanan Arius terhadap doktrin Trinity semakin memuncak, dan dalam perjuangannya ini, Arius mendapatkan dukungan dua orang saudara Kaisar Konstantin yang bernama Konstantina dan Licunes.
Penentangan Arius Terhadap Teori Trinitas
“Jika Jesus itu benar-benar anak Tuhan atau Tuhan itu sendiri, maka Bapa harus ada lebih dahulu. Oleh karena itu harus ada “masa” sebelum adanya anak. Artinya anak adalah makhluk. Maka anak itu pun tidak selamanya ada atau tidak abadi. Sedangkan Tuhan yang sebenarnya haruslah abadi, berarti Jesus tidaklah sama dengan Tuhan.“
Atas pandangan Arius tersebut, sebanyak 100 orang pendeta Mesir dan Libya berkumpul untuk mendengar pandangan Arius. Dalam kesempatan ini Arius mengemukakan kembali pendangannya:
“Ada masa sebelum adanya Jesus, sedangkan Tuhan sudah ada sebelumnya. Jesus ada kemudian, dan Jesus hanyalah makhluk biasa yang bisa binasa seperti makhluk-makhluk lainnya. Tetapi Tuhan tidak mungkin binasa!”
Arius memperkuat pendapatnya dengan sejumlah ayat-ayat Bible seperti Yohanes 14:8, “Bapa lebih besar daripada Jesus”; Seandainya kita mengakui bahwa Jesus adalah sama dengan Tuhan, maka kita harus menolak kebenaran ayat Yohanes tersebut.
Pendapat Arius ini secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut: "Jika Jesus memang “anak Tuhan”, maka akan segera disertai pengertian bahwa “Bapak Tuhan” haruslah ada terlebih dahulu sebelum adanya sang “Anak”.
Oleh sebab itu tentulah akan terdapat jurang waktu ketika anak belum ada. Anak adalah makhluk yang tersusun dari sebuah esensi, atau makhluk yang tidak selalu ada. Sementara Tuhan merupakan zat yang bersifat mutlak, kekal, tidak terlihat dan berkuasa, maka mustahil Nabi Isa memiliki sifat yang sama dengan sifat Tuhan.
Argumen Arius ini memang tak terbantahkan, maka sejak tahun 321M Arius dikenal sebagai seorang presbyter pembangkang. Ia mendapat banyak dukungan dari para Uskup di daerah Timur. Hal ini membuat Alexandria (yang menghukum mati Origen tahun 250M) menjadi semakin marah.
Arius pula orangnya yang sangat menentang keras keputusan Konsili Nicea 325M, sehingga senantiasa mendapatkan tantangan dan intimidasi dari orang-orang gereja Paulus. Pada tahun 336M Arius dibunuh di Konstantinopel dalam satu muslihat yang licik.
Setelah pembunuhan ini, segala bentuk perlawanan dan penentangan terhadap ajaran Trinitas ditekan habis-habisan. Naskah Injil diseragamkan. Naskah yang tidak sama dengan milik Gereja Pauline disita dan dimusnahkan dari bumi Kerajaan Romawi. Inilah awal sejarah tersesatnya ajaran Kristen!
Tentang Bibel
Dalam persidangan Nicea, beberapa Doktrin diperkenalkan, diantaranya Doktrin Trinitas dan Doktrin Penebusan Dosa. Konsep Trinitas sebenarnya adalah rekayasa Athanasius, seorang pegawai Gereja Mesir dari Iskandariah yang diterima oleh sidang Nicaea pada 325M.
Konsep Trinity (KeEsaan Tiga) ini serupa dengan filsafat Plato, kepercayaan Yunani "Neo-Platonisme” yang mempercayai adanya “Tiga Kekuasaan”. Kemungkinan doktrin trinitas tertulari kepercayaan Yunani kuno ini.
Trinity yang di pelopori oleh Paulus merupakan ajaran agama Yunani-Romawi, yaitu kerajaan yang berkuasa di Roma pada masa itu. Jadi, paham trinitas dari Katolik Roma atau pun aliran kristen yang lain jelas merupakan hasil proses masuknya ajaran lain dalam ajaran Nabi Isa. Sama sekali bukan ajaran beliau!
Begitu juga dengan Dokrin Penebusan Dosa yang dipelopori oleh Gereja Iskandariah (Alexandria) yang mencetuskan ide bahwa penyaliban Nabi Isa adalah demi menyelamatkan seluruh umat manusia. Ajaran ini juga jelas hasil proses masuknya ajaran agama Romawi Kuno. Hari Minggu yang dianggap hari Suci bagi agama Kristen merupakan pengaruh kepercayaan ini, dan tanggal 25 Desember yang diperingati sebagai Natal sebenarnya merupakan tanggal kelahiran Dewa Matahari mereka yaitu “Mithra” dan jelas bukan tanggal lahir Nabi Isa.
Tahun 1582 untuk pertama kalinya Bible diterjemahkan dari bahasa Latin berdasarkan Bible Versi Tyndale (yang digunakan Gereja Katolik Roma), juga dikenali sebagai Roman Chatolic Version. Terjemahan yang dikerjakan di Rheims ini merupakan versi bible tertua yang dikenal.
Sejak itu sebanyak 4 kali terjemahan telah dibuat. Pada tahun 1611 King James-I telah memerintahkan supaya dilakukan penulisan ulang karena terdapatnya pertentangan-pertentangan yang meragukan. Versi penulisan ulang ini kini dikenal sebagai King James Version (KJV) yaitu dengan tidak memasukkan 7 buku kecil (bab). Versi ini selanjutnya dirilis ulang pada tahun 1881 dan diperbaarui pada tahun 1952 dan 1971. kedua Versi terakhir ini dinamakan Revised Standard Version (RSV).
Collin yaitu percetakan yang mengeluarkan Revised Standard Version (RSV) melaporkan bahwa:
“Meskipun begitu, Versi King James memiliki cacat-cacat yang serius, dan cacat ini terlalu banyak dan terlalu serius sehingga suatu penulisan ulang benar-benar diperlukan.”
Dewasa ini terdapat lebih kurang 1.500 naskah Bible dalam berbagai bahasa di dunia yang diterjemahkan ke dalam bahasa ibu suatu negara berikut bahasa-bahasa etnik masing-masing negara tsb. Dari sini kita dapat memperkirakan sendiri bagaimana jauhnya penyimpangan makna ayat-ayat terjemahan tsb mengingat serba keterbatasan kosakata dari setiap bahasa di dunia. Bible manakah yang dapat dijadikan standar pengajaran?
Umat Kristen sendiri ada yang secara jujur mengakui bahwa Injil telah dinodai oleh tangan mereka sendiri. Lalu, bagaimana dengan umat Kristen di Indonesia, apakah berani sejujur ini?
The Bible Society Of Singapore, Malaysia & Brunei 1987 Perjanjian Baharu Berita Baik Untuk Manusia Modern - Pendahuluan:
“Walaupun kandungan kitab-kitab ini berlainan, tetapi diseluruh kitab ini pokok fikirannya satu. Kesatuannya ialah bahwa kasih Allah telah dinyatakan kepada manusia dengan perantaraan Yesus Kristus."
“Tiap-tiap kitab didahului oleh pendahuluan, yang menerangkan pokok fikiran dan garis besar kitab itu. Ayat yang ditandai dengan '( )' bererti ayat tersebut tidak terdapat pada naskah perjanjian Baharu yang tertua dan terbaik."
Contoh ayat-ayat yang memiliki tanda '( )' kurung dalam Perjanjian Baru:
1. Matius 6:13
(Engkaulah raja engkaulah,dan engkaulah yang mempunyai kuasa dan kemuliaan selama-lamanya)
2. Matius 23:14
(alangkah dasyatnya bagi kamu guru-guru Taurat dan orang Farisi: kamu munafik!, kamu memperdayakan janda-janda dan merampas rumah-rumah mereka, lalu berpura-pura berdoa panjang-panjang, sebab itu, hukuman kamu akan menjadi lebih berat!)
3. Markus 7:15
(Sebab itu, jika kamu bertelinga, dengarkanlah!)
4. Markus 10:44 & 46
(Di sana ulatnya tidak mati-mati dan apinya tidak padam-padam) dan (Di sana ulatnya tidak mati-mati dan apinya tidak padam-padam)
5. Lukas 17:36
(Dua orang laki-laki yang sedang berada di ladang: seorang akan, seorang lagi ditinggalkan)
6. Lukas 22 : 19 – 20
”inilah tubuhku (yang diberikan untuk kamu. Buatlah sedemikian untuk memperingati aku. "…. cawan ini ialah perjanjian Allah yang Baharu, yang dimenteraikan dengan darahku, darah yang ditumpahkan untuk kamu)
7. Lukas 22 : 43 – 44
(Seorang malaikat tampak kepadanya dan menguatkannya karena penderitaan nya lebih tekun lagi dia berdoa, sehingga peluhnya menitik ke tanah seperti darah)
8. Lukas 23 : 17
(Pada tiap perayaan paskah, Pilatus melepaskan seorang tahanan bagi rakyat)
Bukti di atas merupakan sebagian saja dari ayat-ayat yang ditambahkan ke dalam terjemahan sehingga timbul pertanyaan: berapa banyakkah sebenarnya jumlah ayat yang telah ditambah, atau bahkan dikurangi? Tidak ada yang mengetahuinya secara pasti!
Sejarah mencatat, sekaligus membuktikan bahwa dalam kurun waktu selama berabad-abad, alkitab dan Injil telah mengalami banyak perubahan. The Revised Standard Version 1952 & 1971, The New American Standard Bible dan The New World Transalation Of The Holly scriptures telah menghapus beberapa ayat dalam The King James Version. Reader’s Digest melaporkan isi dan kandungan Kitab Perjanjian Lama telah berkurang sebanyak 50% dan Kitab Perjanjian Baru sebanyak 25%.
Persoalan lain yang kemudian timbul adalah:
- Dari manakah datangnya ayat-ayat di atas?
- Siapa yang mengarang ayat tersebut?
- Sebenarnya ayat mana saja yang sudah tidak perlu diuji kesahihannya?
Contoh peristiwa-peristiwa besar yang bertentangan dengan akal, atau ayat-ayat yang saling bertentangan di antaranya adalah:
1. Nabi Daud berzina dengan istri orang lain
“Dan Nabi Daud mengantar para utusan, dan mengambilnya (isteri Uriah); lalu ia datangi dan tidur bersama maka setelah perempuan itu membersihkan dirinya, lalu kembali ke rumahnya. Dan wanita itu telah hamil, lalu mengirim dan memberitahu Daud dan katanya saya bersama bayi.” (2Samuel 11: 4-5)
Mungkinkah ini ayat dari Allah? Atau ditulis oleh rasul suci?
Pikirkanlah!
2. Nabi Nuh Mabuk dan Bugil
”Dan Shem dan Japhet mengambil sehelai pakaian, dan meletakan di atas bahu mereka, dan berjalan undur ke belakang dan menutup tubuh bapanya yang telanjang dan muka mereka membelakangi bapa mereka agar tidak melihat tubuh bapa mereka yang bugil itu. Dan Nuh tersadar dari araknya, dia tahu apa yang telah dilakukan oleh kedua anaknya.” (Kejadian 9 23-24)
Apakah Allah mengutus Nabi Nuh yang digambarkan berperilaku seperti itu? Pikirkanlah! Mungkinkah ini penyelewengan yang dilakukan Yahudi untuk menyesatkan kaum kristen?
3. Kematian Yudas Pengkhianat, bandingkan!
“Bila Yudas melihat Yesus telah dijatuhkan hukuman mati, dia menyesal lalu dia mengembalikan 30 uang perak upahnya kepada imam Yahudi; dan berkata: Aku telah berdosa mengkhianati orang yang tidak berdosa sehingga dihukum mati. Yudas melempar uang itu ke dalam bilik sembahyang, lalu dia menggantungkan diri." (Matius 27 : 3-5)
"Apa yang terjadi yaitu dengan uang yang diterima Yudas dari perbuatannya yang jahat itu, dia membeli sebidang tanah. Di situ dia tersungkur mati. Badannya terbelah dan perutnya terburai. Semua orang yang tinggal di Yerusalem mendengar kejadian ini.” (Kisah Para Rasul 1: 18-19)
4. Misteri Malkisedik
“Adapun Malkisedik itu, yaitu raja di Salem dan Imam Allah Taala, yang sudah berjumpa dengan Ibrahim tatkala Ibrahim kembali daripada menewaskan raja-raja lalu diberkatinya Ibrahim.”
“Kepadanya juga Ibrahim sudah memberi bagian sepuluh esa. Makna Malkisedik itu kalau diterjemahkan, pertama-tama artinya raja keadilan, kemudian pula raja di Salem, yaitu raja damai.” Yang tiada berbapak dan tiada beribu, dan tiada bersilsilah dan tiada berawal atau berkesudahan hidupnya, melainkan ia disamakan dengan Anak Allah, maka kekallah ia imam selama-lamanya.” (Ibrani 7 : 1-3)
Jelas sekarang, bahwa Malkisedik seorang raja di Salem tanpa bapa dan ibu, malah tiada silsilahnya dan bahkan tidak berawal dan tidak berakhir! Apakah cerita yang disebutkan dalam Kitab Injil ini benar ayat dari Allah atau cuma dongeng purba atau dongeng sebelum bobo buat adik bayi kita supaya tertidur?
Jika umat Kristen memuja kehebatan Yesus, memujanya sebagai anak tuhan, bahkan Tuhan itu sendiri - yang tidak berawal serta berakhir - maka kenapa Malkisedik yang sakti mandraguna ini tidak diangkat sebagai salah satu oknum Tuhan juga? Mungkin bisa menjadi tokoh ke-4 memainkan peranan Tuhan.
Yesus ternyata tewas dibanding Malkisedik, Yesus masih dilahirkan oleh Mariam atas kekuasaan Tuhan Bapa, sementara Malkisedik tidak memiliki Bapa dan tidak memiliki ibu sama sekali, silsilahnya pun tidak ada.
Jika memang Malkisedik ini kekal. Dimana beliau sekarang berada dan apa yang tengah ia lakukannya? Jadi, masih mungkinkah kitab ini dipercaya, atau yang mempercayainya masih serupa mereka yang mempercayai keris misalnya, tanpa ilmu pengetahuan, hanya kebutaan?
Bila masih penasaran dan belum dapat percaya bahwa ada begitu banyak kesalahan dan kontradiksi dalam Injil, maka silahkan baca Indeks Kesalahan Penulisan Alkitab [4] atau boleh juga klik di sini.
Alkitab
Kitab Suci atau Holy Bible dalam agama kristen terbagi dalam dua bagian, yaitu: Old Testament (Perjanjian Lama) dan New Testament (Perjanjian Baru). Literatur kristen dalam bahasa Indonesia menyebut salinan kitab suci ini dengan “Alkitab”.
Biblia, yang merupakan Kitab Suci dalam agama Yahudi, disebut oleh pemeluk kristen sebagai Perjanjian Lama dan merupakan bagian dari kitab suci agama kristen. Sedangkan Biblia tersebut terbagi atas tiga bagian, yakni: Torah, Nebiim dan Kethubiim.
Kitab suci agama Yahudi itu disebut juga "Perjanjian“. Inti isinya termaktub dalam Sepuluh Perintah (Ten Commandments) seperti termuat dalam Keluaran 20: 1-12 dan dalam Ulangan 5:1-21, yang merupakan perjanjian Yahuwa dengan bani Israil.
Sepuluh Perintah itu termuat dalam dua buah Luh, yang dibawa turun oleh Nabi Musa dari puncak sebuah bukit batu di semenanjung Sinai, yang pada puncak yang terpandang suci itu Nabi Musa menerima perjanjian dari Allah Maha Kuasa (Yahuwa)
Di dalam hubungan perjanjian Yahuwa dengan bani Israil itu, Kitab Suci Al-Qur’an dari agama Islam menyebut "Perjanjian“ tersebut dalam berbagai Surah dengan al-Mitsaq , (Baqarah, 27; Ra’ad, 27; Nisak, 153; Maidah, 15; Baqarah, 63, 84,93; dan berbagai Surah lainnya), yang bermakna: Perjanjian.
Karena Kristen berpendirian bahwa ketetapan yang diberikan oleh Allah Maha Kuasa kepada Jesus (Isa Al-Masih) itu pun merupakan perjanjian, maka lahir dua istilah dalam dunia kristen, yaitu: Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Perjanjian Baru (New Testament)
Perjanjian Baru merupakan kitab suci yang paling azasi dalam agama kristen sekalipun dunia kristen itu mengakui kitab suci agama Yahudi merupakan bagian dari kitab sucinya juga. Perjanjian Baru itu terbagi atas empat bagian:
1. GOSPELS (himpunan Injil) terdiri atas empat Injil
- Injil Matius, karya Matius.
- Injil Markus, karya Markus.
- Injil Lukas, karya Lukas.
- Injil Yahya, karya Yahya.
3. EPISTLES (Himpunan Surat) terdiri dari 14 buah Surat Paulus (Rum, Korintus Pertama, Korintus Kedua, Galatia, Epesus, Pilipi, Kolose, Tesalonika Pertama. Tesalonika Kedua, Timotius Pertama, Timosius Kedua, Titus, Pilemon, Ibrani, 1 buah Surat Yakub (James), 2 buah Surat Peterus, 3 buah Surat Yahya, 1 buah Surat Yahuda.
4. APOCALYPSE (Wahyu) terdiri’ atas sebuah kitab saja, yang merupakan karya Yahya.
Adapun rinciannya adalah sbb:
Perbandingan luas isi dari keempat bagian Injil itu, dengan meminjam Kitab Perjanjian Baru cetakan 1955 yang diterbitkan Gedung Alkitab di Jakarta, tercatat sebagai berikut:
Melihat perbandingan luas isi di atas dapat disimpulkan bahwa himpunan Surat-Surat Paulus itu merupakan bagian yang sangat dominan di dalam Perjanjian Baru. Hal, ini tentu saja, mengundang tanya; siapakah sesuangguhnya Paulus itu? [5]
Synoptic Gospels
Keempat Injil di atas itu adalah tulisan empat pengarang mengenai peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Jesus, semenjak lahir sampai menjalankan missinya dalam wilayah Galelia (Palestina Utara) dan terakhir dalam wilayah Judea (Palestina Selatan).
Tiga Injil yang pertama (Matius, Markus, Lukas) disebut sebagai Synoptic Gospels, yakni Injil-Injil yang hampir bersamaan isinya.
Sekalipun ditemui perbedaan-perbedaan kecil di sana sini mengenai urutan Silsilah, urutan Kejadian, ragam Peristiwa, akan tetapi secara vumum hampir sama.
Kalangan sarjana Bible (Biblical Scholars) yang melakukan penelitian secara intensif terhadap satu persatu Injil itu, menyimpulkan bahwa masing-masing penulis Injil sama-sama memungut dari suatu Sumber Asal, akan tetapi Sumber-Asal (Q) itu kini sudah tidak dapat dijumpai dan tidak dikenal sama sekali.
Sebaliknya Injil Yahya (Injil Yohanes) mempunyai cara sendiri dalam mengisahkan kehidupan beserta missi Nabi Isa. Baik urutan Kejadian maupun ragam peristiwa agak jauh berbeda dengan ketiga Synoptic Gospels.
Perbedaan lainnya adalah bahwa tiga lnjil yang pertama bercerita dalam bentuk yang sederhana dan mudah dipahami, sementara Injil Yahya dipenuhi dengan ungkapan-ungkapan filosofis.
Perbedaan lain yang sangat tajam ialah mengenai lama misi yang dijalankan oleh Nabi Isa dalam wilayah Galelia dan wilayah Judea. Tiga Injil pertama bercerita bahwa beliau menjalankan misinya dalam masa satu kali Perayaan Paskah, lalu tertangkap pada masa perayaan Paskah tsb di Jerusalem. Jadi, Nabi Isa menjalankan misinya hanya dalam tempo lebih kurang satu tahun saja.
Tetapi Injil Yahya bercerita bahwa Jesus Kristus menjalankan missinya dalam masa tiga kali Perayaan Paskah, dan berakhir setelah ditangkap pada Perayaan Paskah di Jerusalem. Jadi menurut Yohanes, Nabi Isa menjalankan misinya selama tiga tahun, bukan satu tahun seperti keterangan ketiga Synoptic Gospels.
Keempat Injil itu disusun pengarangnya dalam bahasa Grika kuno (Yunani Koine). Sedangkan Nabi Isa lahir dan hidup dalam lingkungan masyarakat Yahudi di Palestina, yang ketika itu berada di bawah kekuasaan imperium Roma. Ia menjalankan misinya dalam lingkungan masyarakat Yahudi, yang ketika itu cuma mengenal dan mempergunakan bahasa Aramaik, yaitu dialek atau bahasa bangsa Yahudi Ibrani dari rumpum Semitik.
Nazarean dan Kristen
Pengikut perdana Nabi Isa terdiri dari kelompok-kelompok Yahudi dalam wilayah Galelia dan Judea, yang oleh kalangan sarjana Bible disebut sebagaiu Early Christians, atau Orang Kristen awal.
Pada masa hidup Nabi Isa maupun masa-masa selanjutnya sebutan "orang kristen" (Christians) belum dikenal. Mereka cuma disebut oleh kalangan lainnya, terutama oleh pihak-pihak yang menentang Nabi Isa, dengan sebutan Nazarenes, atau Nazarean, yakni para pengikut orang dari Nazareth. Hal itu karena sekalipun Nabi Isa dilahirkan di Bethlehem, akan tetapi keluarganya menetap di sebuah desa bernama Nazareth dalam wilayah Galelia.
Oleh sebab itulah para mukmin pertama pengikut Nabi Isa juga disebut oleh pihak lawannya sebagai pengikut orang Nazareth atau kaum Nazarenes. Dari sebutan Nazarenes itulah lahir sebutan Nashara dalam bahasa Arab dan sebutan Nasrani dalam bahasa Indonesia.
Sedangkan sebutan Christians (Kristen) baru muncul pada masa belakangan, jauh sepeninggal Jesus. Sebutan itu bermula lahir di kota besar Antiokia di Syria Utara, sewaktu Barnabas dan Paulus menjalankan misi mereka di kota besar tersebut yang merupakan ibukota imperium Roma untuk wilayah belahan Timur.
Karena dalam misi itu Barnabas dan Paulus tidak henti-hentinya menyatakan dan menegaskan bahwa Nabi Isa adalah Christos (Al-masih) maka orang-orang di sana pun akhirnya memanggil mereka dengan sebutan Kristianos; "para pengikut Kristus" yang di belakang hari diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai The Christians. Dari situlah kemudian lahir sebutan Orang Kristen dalam bahasa Indonesia.
Menurut A. Powell Davies di dalam The First Christian cetakan 1957 halaman 13, Nabi Isa sekitar tahun 29M. Pendapat itu dikukuhkan oleh Hugh J. Schonfield dalam bukunya The Authentic New Testament cetakan 1958 halaman 14.
Sedangkan peristiwa-peristiwa di kota-besar Antiokia yang menyebabkan munculnya sebutan Kristen itu terjadi, menurut Hugh J. Schonfield, sekitar tahun 46-48M. Jadi lebih kurang dua puluh tahun sepeninggal Jesus barulah muncul sebutan Christians (orang Kristen).
Early Christians & Gentile Christians
Karena perbedaan prinsip yang sangat mendasar, pada akhirnya pecah sengketa sengit antara Barnabas dengan Paulus di Antiokia (Kisah Para Rasul, 15:37-39), demikian pula antara Peteros dengan Paulus. Kendati pokok persoalan yang menyebabkan sengketa itu tidak pernah dijelaskan di dalam Kisah Para Rasul, akan tetapi hal itu akan dapat dijelaskan sebagai berikut.
Karena sengketa sengit itu Paulus bersama Silas meninggalkan kota-besar Antiokia untuk selama-lamanya (Kisah Para Rasul 15:40-41) menuju Asia Kecil dan Makedonia dan semenanjung Achaia (Grika) guna mengembangkan ajarannya dalam lingkungan orang Grika dan mereka itulah yang disebut dengan Gentile Christians (Orang Kristen Asing).
Sebutan ini lahir dalam dunia kristen untuk membedakan kelompok pengikut baru dengan Kristen Perdana, Early Christians, yakni para pengikut Nabi Isa mula-mula dalam lingkungan masyarakat Yahudi di Palestina, atau yang disebut sebagai Nazarenes tadi.
Para pengikut yang pertama ini diyakini telah musnah pada masa pemberontakan bangsa Yahudi terhadap penindasan imperium Roma di Palestina yang berlangsung selama sepuluh tahun antara tahun 65 s.d 75M. Legiun X dari pihak Roma melakukan pembunuhan besar-besaran (massacre) terhadap Yahudi di perkampungan-perkampungan mereka di seluruh Palestina, kecuali yang sempat melarikan diri ke lembah Mesopotamia dan ke Arabia Selatan atau berbagai wilayah lainnya.
Sedangkan sebutan Christians (Kristen) baru muncul pada masa belakangan, jauh sepeninggal Jesus. Sebutan itu bermula lahir di kota besar Antiokia di Syria Utara, sewaktu Barnabas dan Paulus menjalankan misi mereka di kota besar tersebut yang merupakan ibukota imperium Roma untuk wilayah belahan Timur.
Karena dalam misi itu Barnabas dan Paulus tidak henti-hentinya menyatakan dan menegaskan bahwa Nabi Isa adalah Christos (Al-masih) maka orang-orang di sana pun akhirnya memanggil mereka dengan sebutan Kristianos; "para pengikut Kristus" yang di belakang hari diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai The Christians. Dari situlah kemudian lahir sebutan Orang Kristen dalam bahasa Indonesia.
Menurut A. Powell Davies di dalam The First Christian cetakan 1957 halaman 13, Nabi Isa sekitar tahun 29M. Pendapat itu dikukuhkan oleh Hugh J. Schonfield dalam bukunya The Authentic New Testament cetakan 1958 halaman 14.
Sedangkan peristiwa-peristiwa di kota-besar Antiokia yang menyebabkan munculnya sebutan Kristen itu terjadi, menurut Hugh J. Schonfield, sekitar tahun 46-48M. Jadi lebih kurang dua puluh tahun sepeninggal Jesus barulah muncul sebutan Christians (orang Kristen).
Early Christians & Gentile Christians
Karena perbedaan prinsip yang sangat mendasar, pada akhirnya pecah sengketa sengit antara Barnabas dengan Paulus di Antiokia (Kisah Para Rasul, 15:37-39), demikian pula antara Peteros dengan Paulus. Kendati pokok persoalan yang menyebabkan sengketa itu tidak pernah dijelaskan di dalam Kisah Para Rasul, akan tetapi hal itu akan dapat dijelaskan sebagai berikut.
Karena sengketa sengit itu Paulus bersama Silas meninggalkan kota-besar Antiokia untuk selama-lamanya (Kisah Para Rasul 15:40-41) menuju Asia Kecil dan Makedonia dan semenanjung Achaia (Grika) guna mengembangkan ajarannya dalam lingkungan orang Grika dan mereka itulah yang disebut dengan Gentile Christians (Orang Kristen Asing).
Sebutan ini lahir dalam dunia kristen untuk membedakan kelompok pengikut baru dengan Kristen Perdana, Early Christians, yakni para pengikut Nabi Isa mula-mula dalam lingkungan masyarakat Yahudi di Palestina, atau yang disebut sebagai Nazarenes tadi.
Para pengikut yang pertama ini diyakini telah musnah pada masa pemberontakan bangsa Yahudi terhadap penindasan imperium Roma di Palestina yang berlangsung selama sepuluh tahun antara tahun 65 s.d 75M. Legiun X dari pihak Roma melakukan pembunuhan besar-besaran (massacre) terhadap Yahudi di perkampungan-perkampungan mereka di seluruh Palestina, kecuali yang sempat melarikan diri ke lembah Mesopotamia dan ke Arabia Selatan atau berbagai wilayah lainnya.
Sewaktu Panglima Titus berhasil merebut dan menguasai benteng pertahanan terakhir dari pihak Yahudi, yaitu Kota Suci Jerusalem pada tahun 70M, terjadi pembunuhan massal lagi. Pasukan Panglima Titus menghancurkan Bait Allah di atas bukit Zion, yakni Bait Allah yang terkenal megah dan agung itu, yang dahulu oleh Nabi Sulaiman dan dikenal dengan Bait Sulaiman (Solomon’s Temple).
Panglima Titus mengumumkan wilayah Jerusalem dan sekitarnya kini dikuasai oleh imperium Roma dan wilayah tersebut diberi nama dengan Aeliae Capitolae. Sejak tahun 70M itu tidak ada orang Yahudi yang diizinkan memasuki wilayah tsb.
Pemberontakan besar-besaran bangsa Yahudi yang gagal itu kemudian dikenal dalam sejarah bangsa Yahudi sebagai Great Diaspora, yakni masa terpencar tanpa tanah air. Pada masa yang sangat tragis itu diyakini kelompok-kelompok Early Christians ikut musnah. Kecuali kelompok kecil yang sempat melarikan diri ke kota Pella di seberang sungai Jordan, yang belakangan dikenal sebagai sekte Ebionites dan mempunyai Injil sendiri yang dikenal dalam sejarah dengan nama Ebionite Gospel (Injil Ebionites). Isi Injil ini jauh berbeda dengan Injil-Injil yang menjadi pegangan dunia kristen pada masa berikutnya dan sekarang.
Karena kelompok Kristen Pertama, atau Early Christians boleh dikatakan telah musnah pada masa pemberontakan itu, maka berkembanglah kelompok pengikut yang baru di bawah ajaran Paulus, yaitu Gentile Christians (Orang Kristen Asing).
[Dari tausyah.wordpress.com disadur dari fatimah.org]
CATATAN KAKI
[1] Lihat Sejarah Penolakan Gereja Terhadap Ajaran Trinitas
[2] Lihat Rahasia Besar Dibalik Kanonisasi Alkitab
[3] Lihat Konsili Nicea, Arian Dan Ortodoksi
[4] Lihat Indeks Kesalahan Penulisan Alkitab
[5] Lihat Siapakah Paulus?
No comments :