Comments
Timelines
Contact
Social Media
Timeline Cover

Tuesday, March 3, 2009

Injil Filipus Tuesday, March 3, 2009

Indonesian translation and introduction by Ioanes Rakhmat

Injil Filipus - The Gospel of Philip (NHC II, 3)

Injil Filipus adalah buku ke-2, traktat ke-3, dari keseluruhan 13 buku yang mencakup 52 traktat dalam kepustakaan gnostik Nag Hammadi (ditemukan 1945) [dus ditulis NHC II, 3 (Nag Hammadi Codex II, 3)]. Teks Koptik yang ada sekarang ini, yang berasal dari abad ke-4 M, mungkin sekali adalah terjemahan dari teks berbahasa Yunani yang ditulis pada paruhan kedua abad 3 M (Wesley W. Isenberg, “The Gospel of Philip”, dalam James M. Robinson, ed., The Nag Hammadi Library in English, revised edition [San Francisco: Harper & Row, 1990] 141 [139-160]). Penomoran Injil Filipus dalam teks terjemahan Indonesia ini mengikuti pengelompokan tematis yang dibuat Marvin Meyer atas seluruh teks Injil Filipus (lihat Marvin Meyer, The Gnostic Gospels of Jesus: The Definitive Collection of Mystical Gospels and Secret Books about Jesus of Nazareth [San Francisco: HarperSanFrancisco, 2005] 45-87).

Dinamakan Injil “Filipus” bisa jadi karena Rasul Filipus adalah satu-satunya nama rasul yang disebut dalam injil ini (lihat Injil Filipus 80). Meskipun penulisnya di bagian akhir karyanya menyatakan karyanya ini adalah injil (“Injil menurut Filipus”), namun, seperti injil-injil gnostik lainnya, bentuknya berbeda dari injil-injil Perjanjian Baru. Tidak seperti para penulis injil-injil PB, penulis Injil Filipus tidak memakai kerangka naratif dalam menyusun komposisi injilnya ini; ada banyak tema lepas-lepas yang diajukan injil ini, meskipun dapat dijumpai beberapa tema yang mungkin tanpa direncanakan muncul berulang dalam injil ini, misalnya, arti nama Yesus (Injil Filipus 18, 41, 44); keharusan untuk mengalami kebangkitan sebelum seseorang mati (Injil Filipus 20, 22, 56, 80); menyalakan terang supaya luput dari kuasa-kuasa spiritual (arkón) yang bermusuhan (Injil Filipus 70, 91, 86).

Fokus utama pemberitaan Injil Filipus bukan Yesus, tetapi aneka ragam pandangan Kristen gnostik yang dipertahankan mazhab Valentinus (abad 2). Seperti dikatakan Meyer, tema besarInjil Filipus adalah kodrat sakramen-sakramen yang berjumlah lima (baptisan, krisme, ekaristi, penebusan, dan kamar mempelai [Injil Filipus 61]), khususnya kodrat sakramen kamar mempelai sebagai sakramen teragung (Marvin Meyer, Gnostic Gospels of Jesus, 45; idem, The Gospels of Mary: The Secret Tradition of Mary Magdalene the Companion of Jesus [San Francisco: HarperSanFrancisco, 2004] 37 [36-53]). Seperti dalam Injil Thomas, dalam Injil Filipus ditegaskan bahwa kematian manusia terjadi karena kodrat androginik Adam (sebagai makhluk maskulin sekaligus feminin) telah ditiadakan ketika Hawa diciptakan dari diri Adam sehingga tercipta dua gender (Injil Filipus 64); dan Kristus datang untuk memanunggalkan kembali kedua gender ini supaya manusia tidak mengalami kematian lagi (Injil Filipus 71). Reunion ini berlangsung dalam kamar mempelai sakramental (Injil Filipus 71) di mana seseorang mendapat kepastian akan memperoleh pasangan surgawinya (bdk. Injil Filipus 25). Ditekankan juga dalam injil ini, bahwa sebagaimana Yesus adalah insan kamil, manusia sempurna (Injil Filipus 12, 100), orang yang menjadi pengikutnya juga harus menjadi insan kamil, menjadi Kristus (Injil Filipus 28, 39, 60, 87, 91).

Meskipun Yesus tidak menjadi perhatian utama, dalam Injil Filipus ada tujuh belas ucapan Yesus, dengan sembilan di antaranya adalah kutipan dan tafsiran atas ucapan-ucapan Yesus yang sudah terdapat dalam injil-injil PB (Injil Filipus 16, 22, 62, 65, 79, 93, 105, 107, 110); ucapan-ucapan yang baru (Injil Filipus 17, 25, 31, 48, 49, 50, 62, 85) pendek-pendek, enigmatis dan sukar dipahami, dan karenanya paling baik jika ditafsir dari sudut pandang gnostik. Ada sedikit kisah tentang Yesus dalam injil ini: Ketika Yesus berada di gunung bersama murid-muridnya dalam suatu epifani, ia kelihatan besar di mata murid-muridnya (Injil Filipus 24). 
Yesus memiliki tiga perempuan yang selalu bersamanya yang ketiganya bernama Maria (Injil Filipus 29); yang terdekat dengannya sebagai kekasihnya atau istrinya (koinōnos atau hōtre) adalah Maria Magdalena (bdk. Injil Maria Magdalena 6.1; 10.10) yang sering diciumnya pada mulutnya (Injil Filipus 49) sebagai tindakan ritual untuk menyatukan nafasnya dengan nafas Maria Magdalena atau sebagai langkah awal untuk masuk ke hubungan seksual normal keduanya (lihat Jean-Yves Leloup, The Gospel of Philip: Jesus, Mary Magdalene, and the Gnosis of Sacred Union [Rochester, Vermont: Inner Tradition, 2004] 28-29). 
Di rumah Lewi si tukang celup, Yesus memasukkan tujuh puluh dua pakaian berwarna-warni ke dalam satu tong celup, dan ketika diangkat semuanya berubah menjadi putih (Injil Filipus 48). Seperti dikisahkan Rasul Filipus (Injil Filipus 81), Yusuf, si tukang kayu, adalah pembuat salib dari batang pohon yang ditanamnya sendiri yang kemudian dipakai untuk menyalibkan Yesus, anaknya sendiri.

Akhirnya, bagi penulis Injil Filipus, seluruh injilnya ini dimaksudkan supaya orang mengenal kebenaran dan mengenal diri sendiri. Tulisnya, “Barangsiapa mengenal kebenaran, ia merdeka, dan seorang yang merdeka tidak berbuat dosa” (Injil Filipus 94); “Semua orang yang memiliki segala sesuatu harus mengenal diri mereka sendiri” (Injil Filipus 90). “Kebenaran adalah sang bunda, pengetahuan adalah sang ayah” (Injil Filipus 94).

Teks Injil Filipus

(1) Seorang Ibrani menghasilkan seorang Ibrani, dan orang yang menjadi orang Ibrani ini dinamakan seorang mualaf. Seorang mualaf tidak menghasilkan seorang mualaf. Beberapa orang tetap sebagaimana mereka ada sekarang dan membuat orang-orang lain seperti mereka, sementara orang-orang lainnya tidak berbuat apa-apa sehingga tidak menghasilkan.

(2) Seorang budak berusaha hanya untuk bebas dan tidak mencari tanah tuannya. Sebab seorang anak tidak cukup hanya menjadi seorang anak, tetapi seorang anak mengklaim warisan sang ayah.

Ahli waris bagi orang yang sudah mati menemui kematian, dan apa yang mereka warisi mati adanya. Para pewaris orang yang hidup mendapatkan dirinya hidup, dan mereka mewarisi baik sesuatu yang hidup maupun sesuatu yang sudah mati. Orang yang sudah mati tidak mewarisi apapun, sebab bagaimana bisa seorang yang sudah mati menerima warisan? Jika seorang mati mewarisi seorang yang hidup, seorang yang hidup itu tidak akan mati dan orang yang sudah mati akan kembali hidup.

(3) Seorang bukan-Yahudi tidak mati, dan tidak pernah hidup sehingga harus mati. Orang yang memercayai kebenaran tetap hidup, tapi orang ini berisiko mati hanya lantaran ia hidup.

Karena Kristus datang, dunia ini telah diciptakan, kota-kota telah diperindah, dan orang mati telah dikuburkan.

Ketika kita orang Ibrani, kita yatim-piatu, hanya hidup dengan seorang bunda, tapi ketika kita menjadi Kristen kita memiliki seorang ayah dan seorang bunda.

(4) Barangsiapa menabur pada musim dingin, akan menuai pada musim panas. Musim dingin adalah dunia ini, musim panas adalah dunia lain yang kekal. Marilah kita menabur di dalam dunia ini supaya menuai di musim panas. Dan karena alasan inilah kita harus tidak berdoa di musim dingin.

Dari musim dingin muncul musim panas. Jika seorang menabur di musim dingin, orang itu tidak akan sungguh-sungguh menuai tapi akan mencabut tanaman yang masih muda, dan dengan demikian tidak akan menghasilkan panen. Lahan garapan orang itu tandus bukan hanya sekarang tapi juga pada hari Sabat.

(5) Kristus datang untuk membeli beberapa orang, untuk menyelamatkan beberapa orang, untuk menebus beberapa orang. Ia membeli orang-orang asing dan menjadikan mereka miliknya sendiri, dan ia membeli kembali miliknya sendiri yang ia telah letakkan, berdasarkan kemauannya sendiri, sebagai suatu simpanan. Bukan hanya ketika ia menampakkan diri ia, dari kemauannya sendiri, meletakkan jiwanya sebagai suatu simpanan, tapi sejak permulaan dunia ini ia telah meletakkan jiwanya, pada waktu yang tepat, menurut kemauannya sendiri. Kemudian ia datang untuk mengambilnya kembali, sebab jiwanya ini telah ia letakkan sebagai suatu simpanan. Jiwanya ini telah jatuh ke tangan para perampok dan telah dicuri, tapi ia telah menyelamatkannya. Dan ia menebus orang yang baik dalam dunia ini, dan juga orang yang jahat.

(6) Terang dan gelap, hidup dan mati, dan kiri dan kanan satu sama lain adalah saudara-saudara kandung, dan tidak dapat dipisahkan. Karena itulah, kebaikan bukanlah kebaikan, keburukan tidaklah buruk, kehidupan tidaklah hidup, kematian bukanlah kematian. Masing-masing akan sirna ke dalam kodratnya yang asli, tapi apa yang mengungguli dunia ini tidak dapat sirna, sebab kekal adanya.

(7) Nama-nama dari segala sesuatu yang duniawi sesungguhnya memperdaya, sebab nama-nama itu memalingkan hati dari apa yang riil ke apa yang tidak riil. Barangsiapa mendengar kata allahberpikir bukan tentang apa yang riil melainkan apa yang tidak riil. Demikian juga ketika orang menyebut kata-kata bapa, anak, roh kudus, kehidupan, kebangkitan, gereja, dan semua lainnya, orang tidak memikirkan apa yang riil, melainkan apa yang tidak riil, meskipun kata-kata itu menunjuk pada apa yang riil. Kata-kata yang didengar manusia adalah kepunyaan dunia ini. Janganlah terpedaya. Jika kata-kata adalah milik dunia yang kekal, kata-kata itu tidak akan pernah dapat dilafalkan dalam dunia ini, juga tidak menggambarkan hal-hal yang terdapat dalam dunia ini. Kata-kata itu merujuk pada apa yang ada dalam kawasan yang kekal.

(8) Hanya satu nama yang tidak dilafalkan dalam dunia ini: nama yang sang bapa telah beri kepada sang anak. Nama ini adalah nama di atas segalanya; ini adalah nama sang bapa. Sebab sang anak tidak menjadi bapa jika ia tidak mengenakan nama sang bapa. Orang-orang yang memiliki nama ini memahami nama ini, tapi tidak mengucapkan nama ini. Orang-orang yang tidak memiliki nama ini bahkan tidak dapat memahaminya.

(9) Kebenaran menghasilkan nama-nama dalam dunia ini untuk kita, dan tidak seorang pun dapat mengacu kepada kebenaran tanpa nama-nama. Demi kepentingan kita, kebenaran itu satu dan banyak, untuk mengajar kita tentang yang satu, dalam kasih, melalui yang banyak.

(10) Para penguasa [arkón] ingin mengelabuhi manusia, sebab mereka melihat bahwa manusia memiliki hubungan kekerabatan dengan apa yang sesungguhnya baik. Mereka mengambil nama-nama dari sang kebaikan dan memberikan nama-nama itu kepada apa yang tidak baik, untuk membodohi orang dengan nama-nama dan menghubungkan nama-nama itu dengan apa yang tidak baik. Menurut pikiran mereka, sepertinya mereka berbaik hati kepada manusia, ketika mereka mengambil nama-nama dari apa yang tidak baik dan memberikan nama-nama itu kepada yang baik. Sebab mereka ingin mengambil manusia merdeka dan memperbudak mereka selamanya.

(11) Memang ada kekuatan-kekuatan [arkón] yang ingin bermurah hati kepada manusia. Mereka tidak ingin manusia tiba pada keselamatan, melainkan mereka ingin kehidupan manusia terus berlanjut. Sebab jika orang datang kepada keselamatan, kurban akan berakhir . . . dan hewan tidak akan dipersembahkan kepada kekuatan-kekuatan itu. Sebetulnya, kekuatan-kekuatan itu, yang kepada mereka dipersembahkan kurban-kurban, adalah hewan-hewan. Hewan-hewan dikurbankan hidup-hidup, dan setelah dipersembahkan mereka mati. Tapi seorang manusia dipersembahkan kepada Allah dalam keadaan mati, dan manusia itu menjadi hidup.

(12) Sebelum Kristus datang, tidak ada roti dalam dunia ini; sama seperti Taman Eden, di mana Adam hidup, memiliki banyak pohon untuk menjadi makanan hewan-hewan tapi tidak memiliki gandum untuk makanan manusia, dan orang makan seperti hewan-hewan. Tapi ketika Kristus, sang insan kamil, datang, ia membawa roti dari surga, sehingga manusia dapat diberi makan makanan manusia.

(13) Para penguasa [arkón] beranggapan bahwa mereka telah melakukan sesuatu sebagaimana seharusnya dengan kekuatan dan kehendak mereka sendiri, tapi roh kudus, menurut kemauan roh sendiri, dengan diam-diam mengerjakan semuanya melalui mereka.

(14) Kebenaran, yang telah ada sejak semula, ditabur di segala tempat, dan banyak orang melihatnya tengah ditabur, tapi sedikit yang melihatnya tengah dituai.

(15) Beberapa orang berkata, Maria mengandung oleh roh kudus. Mereka salah dan tidak memahami apa yang mereka katakan. Kapankah seorang perempuan pernah dibuat mengandung oleh seorang perempuan?

Maria adalah seorang perawan yang tidak dinodai oleh satu pun dari antara para penguasa [arkón] itu. Namun, bagi orang Ibrani, yang adalah rasul-rasul dan pribadi-pribadi rasuli, Maria sangat menjijikkan. Perawan yang tidak dinodai oleh satu pun dari antara penguasa ini berharap bahwa para penguasa itu akan menodai diri mereka sendiri.

(16) Sang guru tidak akan berkata, “Bapaku yang ada di dalam kerajaan surga,” jika ia tidak memiliki seorang bapa lain. Ia hanya akan berkata, “Bapaku.”

(17) Sang guru berkata kepada murid-muridnya, “Ambilah sesuatu dari setiap rumah dan bawalah itu ke rumah sang bapa, tapi janganlah mencuri dan mengambil sesuatu sementara berada di rumah sang bapa.”

(18) Yesus adalah sebuah nama yang tersembunyi, Kristus adalah sebuah nama yang disingkapkan. Nama Yesus tidak terdapat dalam bahasa lain apa pun, tapi ia dipanggil dengan nama Yesus. Kata untuk Kristus dalam bahasa Syria adalah messias dan dalam bahasa Yunanikhristos, dan demikian juga semua orang lain memiliki sebuah kata untuk Kristus dalam bahasa mereka sendiri. Nazarene adalah bentuk yang disingkap dari nama yang tersembunyi itu.

(19) Kristus memiliki segala sesuatu di dalam dirinya sendiri, entah itu adalah seorang manusia, atau seorang malaikat atau suatu misteri, dan sang bapa.

(20) Orang-orang yang berkata bahwa sang guru pertama-tama mati dulu lalu bangkit, sesungguhnya keliru, sebab ia pertama-tama bangkit dulu baru mati. Jika seseorang tidak pertama-tama dibangkitkan dulu, bukankah orang itu tidak akan mati? Sebagaimana Allah hidup, maka yang satu itu akan mati.

(21) Tidak seorang pun akan menyembunyikan sesuatu yang berharga dan mulia di dalam suatu tempat yang berharga, tapi barang yang tidak ternilai harganya biasanya akan disimpan dalam suatu tempat penyimpanan yang berharga hanya satu sen. Demikianlah halnya dengan jiwa. Jiwa adalah sesuatu yang berharga dan mulia, dan jiwa ini berada di dalam suatu tubuh yang tidak berharga.

(22) Beberapa orang khawatir bahwa mereka akan bangkit dari kematian dalam keadaan telanjang; maka mereka pun ingin bangkit dalam daging. Mereka tidak tahu bahwa mereka yang memakai daginglah yang sebenarnya telanjang. Orang yang dapat melepaskan raganya tidaklah telanjang.

“Daging dan darah tidak akan mewarisi kerajaan Allah.” Daging yang manakah yang tidak akan mewarisi? Ini adalah apa yang sedang kita pakai. Dan daging yang manakah yang akan mewarisi? Ini adalah daging dan darah Yesus.

Karena itulah ia berkata, “Barangsiapa tidak memakan dagingku dan meminum darahku, ia tidak memiliki hidup dalam dirinya.” Apa maksud ucapan ini? Dagingnya adalah sang firman dan darahnya adalah roh kudus. Barangsiapa telah menerima daging dan darah ini, ia memiliki makanan, minuman, dan pakaian.

Dan aku juga tidak sependapat dengan orang lainnya yang mengatakan bahwa daging tidak akan bangkit. Kedua pandangan ini salah. Engkau mengatakan bahwa daging tidak akan bangkit? Maka katakanlah kepadaku apa yang akan bangkit, supaya kami dapat menghormati engkau. Kamu mengatakan bahwa yang akan bangkit adalah roh yang berada dalam daging, dan juga sang terang yang ada dalam daging? Tapi apa yang ada dalam daging adalah sang firman, dan apa yang engkau sedang bicarakan tidaklah lain daripada daging. Segala sesuatu yang ada dalam daging jenis ini perlu bangkit, sebab segala sesuatu ada di dalamnya.

Dalam dunia ini mereka yang mengenakan pakaian lebih tinggi kedudukannya dari pakaian-pakaian itu. Dalam kerajaan surga, pakaian-pakaian itu lebih tinggi kedudukannya dari orang-orang yang mengenakannya.

(23) Seluruh dunia ini dimurnikan oleh air dan api, yang kasat mata oleh yang kasat mata, yang tersembunyi oleh yang tersembunyi. Beberapa hal dibuat tersembunyi oleh yang kasat mata. Ada air di dalam air; ada api di dalam minyak pengurapan.

(24) Yesus memperdaya setiap orang, sebab ia tidak tampak sebagaimana adanya, tapi ia tampil supaya ia dapat dilihat. Ia tampak kepada setiap orang. Kepada orang besar ia tampak sebagai seorang besar; kepada orang kecil ia tampak sebagai seorang kecil, kepada malaikat-malaikat ia tampak sebagai seorang malaikat dan kepada manusia ia tampak sebagai seorang manusia. Karena itulah firmannya tersembunyi dari setiap orang. Beberapa orang memandang kepadanya dan mengira bahwa mereka melihat diri mereka sendiri. Tapi ketika ia muncul di hadapan murid-muridnya dalam kemuliaannya di gunung, ia tidak kecil. Ia menjadi besar. Atau, ia membuat murid-muridnya besar, sehingga mereka dapat melihatnya dalam kebesarannya.

(25) Ia berkata pada hari itu dalam doa syukur, Engkau yang telah menyatukan terang yang sempurna dengan roh kudus, satukanlah juga para malaikat dengan kami, sebagai gambar-gambar.

(26) Jangan merendahkan anak domba, sebab tanpanya tidak seorang pun dapat melihat sang raja.

(27) Sementara telanjang, tidak seorang pun dapat menjumpai sang raja.

(28) Manusia surgawi memiliki lebih banyak anak ketimbang manusia duniawi. Jika anak-anak Adam berlimpah-ruah tapi menemui kematian, betapa lebih banyak lagi anak-anak sang insan kamil, yang tidak mati tetapi terus-menerus sedang dilahirkan.

Seorang ayah menghasilkan anak-anak tetapi seorang anak tidak dapat menghasilkan anak-anak. Orang yang baru saja dilahirkan tidak dapat menjadi orangtua. Melainkan, seorang anak mendapat saudara laki-laki atau saudara perempuan, bukan anak-anak.

Semua orang yang dilahirkan dalam dunia dilahirkan dari kodrat, dan orang-orang lainnya dipelihara dan diberi makan dari tempat di mana mereka dilahirkan. Orang diberi makan dari janji tempat surgawi. Jika mereka berasal . . . dari mulut, dari mana kata muncul, mereka akan diberi makan dari mulut dan akan menjadi sempurna.

Insan kamil mengandung dan melahirkan anak melalui sebuah ciuman. Itulah sebabnya kita juga saling mencium. Kita mengandung dari kasih karunia yang ada dalam diri kita masing-masing.

(29) Ada tiga perempuan yang selalu berjalan bersama sang guru: Maria ibunya, Maria saudara perempuannya, dan Maria Magdalena, yang juga disebut sahabatnya (atau kekasihnya). Sebab “Maria” adalah nama saudara perempuannya, ibunya, dan kekasihnya.

(30) Bapa dan anak adalah nama-nama yang bersahaja, roh kudus adalah suatu nama ganda. Mereka ada di segala tempat, di atas dan di bawah, dalam tempat yang tersembunyi dan dalam tempat yang kelihatan. Roh kudus berada di tempat yang kasat mata, lalu berada di bawah; dan roh kudus berada di tempat tersembunyi, lalu berada di atas.

(31) Kekuatan-kekuatan jahat melayani orang-orang kudus, sebab mereka, kekuatan-kekuatan itu, telah dibutakan oleh roh kudus sehingga mereka mengira bahwa mereka sedang membantu umat mereka sendiri ketika mereka sebetulnya sedang melayani orang-orang kudus.

Maka seorang murid pernah meminta sesuatu dari dunia ini kepada sang guru, dan ia berkata, “Mintalah kepada ibumu, maka ia akan memberi engkau sesuatu yang berasal dari suatu kawasan lain.”

(32) Rasul-rasul berkata kepada para murid, “Semoga semua persembahan kami dilengkapi dengan garam.” Sebab mereka memberi nama garam kepada hikmat. Tanpa garam, sebuah persembahan tidak akan dapat diterima. Hikmat mandul, tanpa anak, sehingga ia disebut pilar sang garam. Pada waktu . . . roh kudus . . . , dan ia (feminin) memiliki banyak anak.

(33) Apa yang dimiliki sang ayah menjadi kepunyaan anaknya. Selama sang anak masih muda, anak ini tidak akan memiliki apa yang menjadi kepunyaannya. Ketika sang anak sudah dewasa, sang ayah akan memberikan semua miliknya.

(34) Orang-orang yang telah tersesat, yang menjadi keturunan roh, tersesat juga lantaran sang roh ini. Demikianlah, dari satu roh api menyala menjilat-jilat dan api ini dipadamkan.

(35) Ada Ekhamot dan ada juga Ekhmot. Ekhamot sebetulnya adalah hikmat, tapi Ekhmot adalah hikmat kematian—maksudnya, hikmat yang mengetahui kematian, yang disebut hikmat kecil.

(36) Beberapa binatang termasuk jinak, seperti sapi jantan, keledai, dan sebagainya, sementara binatang lainnya liar dan buas dan berkelakuan sembarangan dan tak terkendali. Orang membajak tanah dengan hewan yang jinak, dan sebagai hasilnya ia terpelihara, bersama dengan binatang-binatang, entah jinak atau pun liar.

Demikian juga sang insan kamil membajak dengan kekuatan-kekuatan yang jinak dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk dihasilkan. Maka semua tempat menjadi stabil, baik dan jahat, kanan dan kiri. Roh kudus memelihara segala sesuatu dan berkuasa atas semua kekuatan, baik yang jinak mau pun yang liar dan menjadi buas. Sebab roh sudah berketetapan untuk mengumpulkan mereka, sehingga mereka tidak dapat melarikan diri kendatipun mereka menginginkannya.

(37) Dia yang diciptakan itu agung dan terhormat, dan engkau berharap anak-anaknya juga agung dan terhormat. Jika ia tidak diciptakan tetapi dikandung, engkau berharap keturunannya juga agung dan terhormat. Tapi sebetulnya ia diciptakan, lalu ia melahirkan keturunannya.

Betapa terhormatnya ini! Pertama datang perzinahan, lalu pembunuhan. Yang satu ini dilahirkan dari zina, sebab ia adalah anak sang ular. Ia menjadi seorang pembunuh, seperti ayahnya, dan ia membunuh saudaranya. Setiap persetubuhan seksual di antara orang-orang yang satu sama lain tidak serupa adalah perzinahan.

(38) Allah adalah seorang tukang celup. Sama seperti bahan celupan yang baik, yang dikatakan sebagai bahan celupan murni, lenyap ke dalam apa yang dicelup di dalamnya, begitu juga orang yang dicelup Allah menjadi tidak bisa mati melalui warna-warninya, sebab bahan celupannya tidak dapat mati. Dan Allah mencelupkan orang-orang yang harus dicelup ke dalam air.

(39) Orang tidak dapat melihat hal apapun sebenar-benarnya tanpa ia menjadi sama dengannya. Tidaklah demikian halnya dengan orang yang ada dalam dunia ini, yang melihat matahari tanpa menjadi matahari dan melihat angkasa dan bumi dan segala sesuatu lainnya tanpa menjadi semuanya ini.

Tetapi, di dalam kawasan kebenaran,
engkau telah melihat segalanya di sana dan telah menjadi segalanya itu,
engkau telah melihat roh dan telah menjadi roh,
engkau telah melihat Kristus dan telah menjadi Kristus,
engkau telah melihat sang bapa, dan akan menjadi bapa.

Di sini, dalam dunia ini, engkau melihat segala sesuatu tapi tidak melihat dirimu sendiri, tapi di sana, di kawasan itu, engkau melihat dirimu sendiri, dan engkau akan menjadi apa yang engkau lihat.

(40) Iman menerima, kasih memberi. Tidak seorang pun dapat menerima jika ia tidak beriman, dan tidak seorang pun dapat memberi jika tidak memiliki kasih. Jadi, supaya menerima kita harus memiliki iman, dan untuk memberi kita harus mengasihi. Jika orang memberi namun tidak memiliki kasih, orang itu tidak mendapat keuntungan apa pun dari apa yang ia telah berikan.

Siapa pun yang menerima sesuatu tapi tidak menerima Tuhan, ia masih seorang Ibrani.

(41) Rasul-rasul yang datang sebelum kita memakai nama-nama Iēsous nazōraios messias, yang berarti “Yesus orang Nazaret, sang Kristus.” Nama yang terakhir adalah “Kristus”, nama yang pertama “Yesus”, dan nama tengah adalah “orang Nazaret.” Messias memiliki dua arti, “Kristus” dan “terukur/tertakar”. Dalam bahasa Ibrani, “Yesus” berarti “penebusan”. Nazara berarti “kebenaran”, maka “Orang Nazaret” berarti “kebenaran.” “Kristus” telah “diukur/ditakar”; dengan demikian, “orang Nazaret” dan “Yesus” telah diukur.

(42) Jika sebutir mutiara dilempar ke dalam lumpur, mutiara itu tidak akan kehilangan nilainya, dan jika mutiara ini diminyaki dengan balsam, nilainya juga tidak akan bertambah. Mutiara selalu mulia dalam pandangan mata pemiliknya. Demikian juga, anak-anak Allah mulia di mata sang bapa, bagaimana pun juga keadaaan kehidupan mereka.

(43) Jika engkau berkata, “Aku seorang Yahudi”, tidak seorang pun akan tergerak. Jika engkau berkata, “Aku seorang Romawi”, tidak seorang pun akan terusik. Jika engkau berkata, “Aku seorang Yunani, seorang barbar, seorang budak, seorang merdeka,” tidak ada seorang pun disusahkan. Jika engkau berkata, “Aku seorang Krisren,” dunia ini akan terguncang. Semoga aku menerima dia yang namanya dunia ini tidak dapat tahan ketika mendengarnya.

(44) Allah adalah pemakan manusia, dan dengan demikian manusia dikurbankan baginya. Sebelum manusia dikurbankan, binatang dikurbankan, karena mereka yang menerima kurban-kurban itu bukanlah allah-allah.

(45) Gelas dan bejana keramik keduanya dibuat dengan api. Jika bejana kaca hancur, bejana ini dibuat kembali, sebab bejana ini dibuat melalui nafas. Tapi jika bejana keramik hancur, bejana itu dibinasakan, sebab bejana itu dibuat tanpa nafas.

(46) Seekor keledai yang sedang memutar sebuah batu kilangan berputar sepanjang seratus mil. Pada waktu keledai ini dilepaskan, keledai ini menemukan dirinya berada di tempat yang sama. Beberapa orang menempuh perjalanan yang sangat panjang, tetapi tidak sampai di mana pun. Ketika malam datang, mereka tidak menemukan kota dan desa, juga tidak mendapatkan apapun yang dibuat tangan manusia atau alam, tidak ada kekuasaan apapun dan tidak ada malaikat. Orang yang malang ini telah bersusah-payah dengan sia-sia.

(47) Ekaristi adalah Yesus. Dalam bahasa Syria, ini dinamakan pharisatha, yang berarti “apa yang direntangkan.” Sebab Kristus datang untuk menyalibkan dunia ini.

(48) Sang guru pergi ke Lewi yang bekerja sebagai tukang celup, membawa tujuh puluh dua pakaian berwarna, dan melemparkan semuanya itu ke dalam sebuah tong. Lalu ia mengangkatnya kembali ke luar dan semua pakaian itu menjadi putih. Ia berkata, “Begitu juga, anak manusia telah datang sebagai seorang tukang celup.”

(49) Hikmat, yang disebut mandul, adalah ibu dari semua malaikat.

Kekasih sang penyelamat adalah Maria Magdalena. Sang penyelamat mengasihinya lebih dari ia mengasihi semua murid lainnya, dan ia seringkali menciumnya pada mulutnya.

Murid-murid lainnya . . . berkata kepadanya, “Mengapa engkau mengasihinya lebih dari engkau mengasihi kami semua?”

Sang penyelamat menjawab dan berkata kepada mereka, “Mengapa aku tidak mengasihi kalian seperti dirinya? Jika seorang buta dan seorang celik keduanya berada dalam kegelapan, mereka sama. Pada waktu terang datang, orang yang dapat melihat akan melihat terang, dan orang yang buta akan tetap berada dalam kegelapan.”

(50) Sang guru berkata, “Diberkatilah dia yang ada sebelum ia dilahirkan. Sebab barangsiapa ada sekarang ini, dia dulu sudah ada dan akan tetap ada.”

(51) Keunggulan manusia tidak kelihatan oleh mata, tapi terletak di dalam apa yang tersembunyi. Karena itu, manusia berkuasa atas hewan-hewan yang lebih kuat dari mereka dan lebih besar dalam hal-hal yang kelihatan dan yang tersembunyi. Demikianlah hewan-hewan bertahan hidup. Tapi ketika manusia meninggalkan hewan-hewan, hewan-hewan itu saling membunuh dan saling melahap. Hewan-hewan telah saling memakan karena mereka tidak menemukan makanan lain. Akan tetapi kini mereka memiliki makanan, karena manusia mengolah tanah.

(52) Siapa pun yang menyelam ke dalam air dan naik kembali ke permukaan tanpa menerima apapun dan berkata, “Aku seorang Kristen,” telah meminjam nama itu. Tapi seorang yang menerima roh kudus memiliki nama itu sebagai suatu karunia. Suatu karunia tidak harus dibayar kembali, tapi apa yang dipinjam harus dibayar. Itulah yang terjadi pada kita, ketika salah seorang dari antara kita mengalami sebuah misteri.

(53) Misteri perkawinan itu besar. Tanpa perkawinan, dunia tidak akan ada. Keberadaan dunia ini bergantung pada manusia, dan keberadaan manusia bergantung pada perkawinan. Jadi, pikirkanlah kekuatan dari persetubuhan yang murni, meskipun gambarnya tercemar.

(54) Roh-roh najis berwujud maskulin dan feminin. Kaum maskulin berhubungan seks dengan jiwa-jiwa yang berwujud feminin, dan kaum feminin bergeliat-geliat terangsang untuk berhubungan seks berganti-ganti dengan jiwa-jiwa yang berwujud maskulin. Jiwa-jiwa tidak dapat luput dari roh-roh jika roh-roh ini menangkap mereka, kecuali mereka menerima kekuatan maskulin atau feminin dari mempelai pria dan mempelai perempuan. Kekuatan ini diterima dari kamar pengantin yang berkaca.

Pada waktu kaum feminin yang bodoh melihat seorang laki-laki seorang diri, mereka melompat kepadanya, memanjakannya, dan mencemarinya. Demikian juga, pada waktu kaum maskulin yang bodoh melihat seorang perempuan cantik seorang diri, mereka merayunya dan memperkosanya dengan maksud menajiskannya. Tapi ketika mereka melihat sepasang suami dan istri bersama-sama, yang feminin tidak dapat mencumbu si suami dan yang maskulin tidak dapat mencumbu si istri. Demikian juga jika gambar dan malaikat bersatu, tidak seorang pun dapat berani mencumbu si laki-laki atau si perempuan.

(55) Barangsiapa meninggalkan dunia ini, ia tidak dapat dipegang kembali seolah-olah ia masih ada dalam dunia ini. Orang ini jelas telah melampaui hawa nafsu . . . dan rasa takut; ia berkuasa . . . , dan ia melampaui iri hati.

Jika . . . , orang itu dicengkeram dan dicekik. Bagaimana orang itu bisa luput dari kuasa-kuasa besar yang mencengkeram? Bagaimana orang itu bisa bersembunyi dari mereka?

Beberapa orang berkata, “Kami orang beriman”, agar mereka dapat luput dari roh-roh najis dan setan-setan. Sebab jika mereka memiliki roh kudus, tidak ada roh najis yang dapat menangkap mereka.

Jangan takut terhadap daging dan jangan mencintainya. Jika engkau takut terhadap daging, daging itu akan menguasai engkau. Jika engkau mencintai daging, daging ini akan menelan habis engkau dan mencekik engkau.

(56) Seseorang dapat ada di dalam dunia ini atau di dalam kebangkitan— atau di dalam tempat yang di tengah. Semoga aku tidak ditemukan di sana! Di dalam dunia ini terdapat kebaikan dan kejahatan, tapi apa yang baik dari dunia ini tidak sungguh-sungguh baik dan apa yang jahat dari dunia ini tidak sungguh-sungguh jahat. Setelah dunia ini berlalu, terdapat yang jahat yang sungguh-sungguh jahat: ini dinamakan tempat tengah. Tempat tengah ini adalah kematian. Sepanjang kita ada di dalam dunia ini, kita harus mendapatkan kebangkitan, sehingga ketika kita melepaskan daging, kita dapat ditemukan dalam rehat dan tidak berkelana di tempat tengah. Sebab banyak orang akan tersesat dalam perjalanan mereka.

(57) Adalah baik jika orang meninggalkan dunia ini sebelum ia berbuat dosa. Beberapa orang tidak memiliki baik kehendak maupun kekuatan untuk bertindak. Orang lainnya, bahkan jika mereka memiliki kemauan, tidak melakukan apa yang baik bagi diri mereka sendiri, sebab mereka belum bertindak. Dan jika mereka tidak memiliki kehendak . . . . Bagi kedua pihak, kebenaran berada di luar daya tangkap mereka. Kebenaran selalu datang kepada kehendak, bukan kepada tindakan.

(58) Dalam suatu penglihatan, seorang rasul melihat orang-orang terkunci di dalam sebuah rumah api, diikat dengan rantai api, dan dilempar ke dalam . . . api karena iman yang salah. Tentang mereka dikatakan, “Mereka dapat menyelamatkan jiwa-jiwa mereka, tapi mereka tidak ingin melakukannya, sehingga mereka mendapatkan tempat penghukuman ini yang disebut kegelapan lahiriah . . . ”

(59) Jiwa dan roh dicipta dari air dan api. Orang yang berada dalam kamar pengantin telah diciptakan dari air, api dan terang. Api adalah krisme. Terang adalah api. Aku tidak maksudkan api yang biasa, yang tidak memiliki bentuk, tapi api lain, yang tampak putih murni, sangat indah dan cemerlang, dan memberi kecantikan.

(60) Kebenaran tidak datang ke dalam dunia dalam keadaan telanjang, tapi dalam simbol dan gambar. Dunia tidak dapat menerima kebenaran dengan suatu cara lain apapun. Ada kelahiran kembali dan suatu gambar kelahiran kembali, dan melalui gambar inilah orang harus dilahirkan kembali. Gambar yang bagaimanakah ini? Gambar kebangkitan. Gambar harus bangkit melalui gambar. Melalui gambar ini, kamar pengantin dan gambar itu harus mendekati kebenaran. Ini adalah pemulihan.

Orang-orang yang menerima nama sang bapa, anak, dan roh kudus dan telah menerima semua nama ini harus melakukan hal ini. Jika seseorang tidak menerima mereka, nama itu akan juga direnggut dari orang itu. Seseorang menerima nama-nama itu dalam krisme dengan minyak kekuatan salib. Para rasul menyebut kekuatan ini kanan dan kiri. Orang ini bukan lagi seorang Kristen, tetapi Kristus.

(61) Sang guru mengerjakan segala sesuatunya dalam suatu misteri: baptisan, krisme, ekaristi, penebusan, dan kamar mempelai.

(62) Karena itulah ia berkata, “Aku telah datang untuk membuat bagian sebelah bawah seperti bagian sebelah atas, dan bagian lahiriah seperti bagian batiniah, dan untuk menyatukan semuanya di tempat itu.” Di sini ia berbicara dalam simbol dan gambar.

Mereka yang berkata ada seorang manusia surgawi dan seorang yang lebih tinggi, adalah orang-orang yang keliru, sebab mereka menyebut sang manusia surgawi yang kasat mata sebagai orang yang “lebih rendah” dan orang yang memiliki tempat tersembunyi sebagai orang yang “lebih tinggi”. Lebih baik mereka berkata-kata tentang hal batiniah, hal lahiriah, dan hal yang paling jauh. Sebab sang guru menyebut kebusukan dan kecurangan sebagai “kegelapan paling jauh”, dan di luarnya tidak terdapat apapun. Ia berkata, “Masuklah ke kamarmu, kunci pintu di sampingmu, dan berdoalah kepada bapamu yang berada di tempat rahasia” — yakni, dia yang paling dalam. Yang paling dalam adalah kepenuhan segala sesuatu, dan tidak ada apapun yang lebih dalam lagi. Dan inilah yang mereka sebut sebagai tempat paling atas.

(63) Sebelum Kristus, beberapa orang telah datang dari suatu kawasan yang mereka tidak dapat masuki kembali, dan mereka pergi ke suatu tempat yang mereka masih belum dapat tinggalkan. Lalu Kristus datang. Orang-orang yang telah masuk ia bawa ke luar, dan mereka yang keluar ia bawa masuk.

(64) Ketika Hawa berada dalam diri Adam, kematian tidak ada. Pada waktu Hawa dipisahkan darinya, kematian datang. Jika Hawa masuk ke dalam diri Adam kembali dan Adam merangkulnya, kematian akan tidak ada lagi.

(65) “Allahku, Allahku, mengapa, ya Tuhan, engkau meninggalkan aku?” Ia mengucapkan kata-kata ini di kayu salib, sebab Allah sudah meninggalkan tempat itu.

(66) Sang guru dikandung dari apa yang tidak bisa binasa, melalui Allah. Sang guru bangkit dari antara orang mati, tetapi ia hidup lagi tidak seperti sebelumnya. Melainkan, tubuhnya telah menjadi sungguh-sungguh sempurna. Tubuhnya ini dari daging, dan daging ini daging yang sejati. Daging kita bukanlah daging sejati, tapi hanyalah suatu gambaran dari apa yang benar.

(67) Hewan tidak memiliki kamar pengantin, demikian juga budak atau perempuan ternoda. Kamar pengantin diberikan kepada kaum pria merdeka dan kepada para perawan.

(68) Kita dilahirkan kembali melalui roh kudus, dan kita dikandung melalui Kristus dalam baptisan dengan dua unsur. Kita diurapi melalui roh, dan ketika kita dikandung, kita dipersatukan.

Tidak seorang pun dapat melihat dirinya dalam air atau dalam cermin jika tidak ada terang; begitu juga engkau tidak dapat melihat dirimu dalam cahaya jika tidak ada air atau sebuah cermin. Jadi orang perlu membaptis dengan dua unsur, terang dan air, dan terang itu adalah krisme.

(69) Terdapat tiga struktur bagi ibadah kurban di Yerusalem. Struktur pertama terbuka di sebelah Barat dan dinamakan tempat kudus; struktur kedua terbuka di sebelah selatan dan dinamakan ruang yang kudus dari yang kudus; dan yang ketiga terbuka di sebelah timur dan dinamakan ruang maha kudus, di mana hanya imam besar yang dapat memasukinya. Tempat kudus adalah baptisan; ruang yang kudus dari yang kudus adalah penebusan; ruang maha kudus adalah kamar mempelai. Baptisan mendatangkan kebangkitan dan penebusan, dan penebusan ada di dalam kamar pengantin. Kamar pengantin berada di dalam suatu kawasan yang lebih unggul dari tempat asal kita, dan engkau tidak dapat menemukan apapun yang menyerupainya . . . . Mereka adalah orang yang menyembah dalam roh dan dalam kebenaran, sebab mereka tidak beribadah di Yerusalem. Ada orang di Yerusalem yang beribadah di Yerusalem, dan mereka menunggu misteri yang dinamakan ruang maha kudus, yang tirainya terbelah dua. Kamar mempelai kita adalah gambaran dari kamar mempelai surgawi di atas. Itulah sebabnya tirainya robek dari atas ke bawah, sebab beberapa orang dari bawah harus naik ke atas.

(70) Para penguasa tidak dapat melihat mereka yang telah mengenakan terang yang sempurna, dan mereka tidak dapat menangkap mereka. Orang menyalakan terang di dalam misteri kemanunggalan.

(71) Jika yang feminin tidak dipisahkan dari yang maskulin, yang feminin dan yang maskulin tidak akan mati. Pemisahan yang maskulin dan yang feminin adalah permulaan kematian. Kristus telah datang untuk memulihkan pemisahan yang telah ada sejak semula dan menyatukan kembali keduanya, supaya memberi kehidupan kepada orang-orang yang telah mati melalui pemisahan dan mempersatukan mereka.

Seorang perempuan dipersatukan dengan suaminya dalam kamar pengantin, dan orang-orang yang sudah dipersatukan dalam kamar pengantin tidak akan dipisahkan kembali. Itulah sebabnya mengapa Hawa dipisahkan dari Adam, karena Hawa tidak menyatu dengan Adam di dalam kamar pengantin.

(72) Jiwa Adam berasal dari suatu nafas. Sahabat jiwa adalah roh, dan roh yang diberikan kepada Adam adalah ibunya. Jiwanya diambil darinya dan diganti dengan roh. Ketika ia dipersatukan dengan roh, ia mengucapkan kata-kata yang lebih unggul dari para penguasa, dan para penguasa iri kepadanya. Mereka memisahkan Adam dari sahabat spiritualnya . . . yang tersembunyi . . . kamar pengantin.

(73) Yesus menyingkapkan dirinya di Sungai Yordan sebagai kepenuhan kerajaan Allah. Dia yang dikandung sebelum segala sesuatunya ada, dikandung kembali; dia yang diurapi sebelumnya diurapi kembali; dia yang ditebus menebus orang-orang lainnya.

(74) Adalah perlu mengucapkan sebuah misteri. Bapa segala yang ada menyatu dengan sang perawan yang telah turun, dan api bercahaya atas sang bapa.

Pada hari itu, yang satu itu menyingkapkan kamar pengantin yang besar, dan dengan cara ini tubuhnya tercipta.

Pada hari itu, ia keluar dari kamar pengantin sebagai orang yang dilahirkan dari seorang mempelai perempuan dan seorang mempelai pria.

Begitulah Yesus menegakkan segalanya di dalamnya, dan tepatlah jika masing-masing murid masuk ke dalam rehat masing-masing.

(75) Adam berasal dari dua orang perawan, roh dan bumi pertiwi yang perawan. Kristus dilahirkan dari seorang perawan untuk memulihkan kejatuhan yang telah terjadi pada mulanya.

(76) Ada dua pohon tumbuh di Taman Eden. Yang satu menghasilkan binatang-binatang dan yang satunya lagi menghasilkan manusia. Adam makan dari pohon yang menghasilkan binatang-binatang, dan ia menjadi seekor binatang dan melahirkan binatang-binatang. Alhasil, anak-anak Adam menyembah binatang-binatang. Pohon yang buahnya ia makan adalah pohon pengetahuan, dan karena hal ini, dosa bertambah-tambah. Jika ia makan buah dari pohon yang lainnya, buah pohon kehidupan, yang menghasilkan manusia, allah-allah akan menyembah manusia. Sebagaimana di Taman Eden Allah mencipta manusia supaya manusia dapat mencipta Allah, demikian juga dalam dunia ini orang membuat allah-allah dan menyembah apa yang mereka telah ciptakan. Akan lebih pas jika allah-allah menyembah manusia.

(77) Adalah benar bahwa prestasi seseorang bergantung pada kemampuan orang itu, dan karena alasan ini kami menyebut prestasi itu sebagai kemampuan. Di antara prestasi semacam itu adalah anak-anak yang diperanakkan, dan anak-anak ini dilahirkan dari suatu waktu rehat. Adapun kemampuan seseorang terungkap dalam apa yang berhasil dicapainya, dan rehat jelas ditemukan dalam diri anak-anak. Engkau akan maklum bahwa ini juga berlaku bagi gambar. Ini adalah manusia yang diciptakan menurut gambar, yang berhasil melakukan segala hal melalui kekuatan mereka dan melahirkan anak-anak melalui rehat.

(78) Dalam dunia ini budak melayani orang merdeka. Dalam kerajaan surga orang merdeka akan melayani budak-budak dan orang yang berada dalam kamar pengantin akan melayani tamu-tamu pesta kawin.

Orang yang berada dalam kamar mempelai memiliki hanya satu nama, yakni rehat. Ketika mereka bersama-sama, mereka tidak membutuhkan wujud lain, sebab mereka berada dalam kontemplasi . . . persepsi. Mereka lebih unggul . . . di antara mereka di dalam . . . kemuliaan dari kemuliaan . . . .

(79) Perlu bagi Yesus untuk masuk ke dalam air supaya ia menyempurnakan dan memurnikannya. Begitu juga orang yang dibaptis dalam namanya disempurnakan. Sebab ia berkata, “Demikianlah, kita akan menyempurnakan semua kebenaran.”

(80) Jika orang berkata mereka akan pertama-tama mati lalu bangkit, mereka keliru. Jika mereka tidak menerima kebangkitan lebih dulu, sementara mereka hidup, mereka akan tidak menerima apapun ketika mereka mati. Demikianlah dikatakan tentang baptisan, “Agung nian baptisan itu”, sebab jika orang menerimanya, mereka akan hidup.

(81) Rasul Filipus berkata, “Yusuf si pengrajin kayu membangun sebuah kebun, sebab ia memerlukan kayu untuk barang dagangannya. Ia adalah orang yang membuat salib dari kayu-kayu yang ia tanam, dan keturunannya digantung pada apa yang ia tanam. Keturunannya adalah Yesus dan apa yang ia telah tanam adalah salib.”

Tapi pohon kehidupan berada di tengah taman. Ini adalah sebatang pohon zaitun, dan darinya muncul krisme, dan dari krisme datang kebangkitan.

(82) Dunia ini memakan mayat, dan segala sesuatu yang dimakan dalam dunia ini juga mati. Kebenaran memakan kehidupan, dan tidak seorang pun yang diberi makan oleh kebenaran akan mati. Yesus datang dari kawasan itu dan membawa makanan dari sana, dan ia memberi kehidupan kepada semua yang menginginkannya, supaya mereka tidak mati.

(83) Allah mendirikan sebuah taman, dan manusia hidup di taman itu. Ada beberapa orang yang tinggal bersama . . . Allah . . . .

Taman ini ada di tempat di mana akan dikatakan kepadaku, “ . . . makanlah ini dan jangan makan yang itu, seperti engkau kehendaki.” Ini adalah tempat di mana aku akan memakan segala sesuatunya, di mana terdapat pohon pengetahuan.

Pohon itu membunuh Adam, tetapi di sini pohon pengetahuan telah membawa orang kembali kepada kehidupan. Pohon itu adalah taurat. Taurat dapat memberi pengetahuan tentang hal yang baik dan hal yang jahat, tapi taurat tidak juga membebaskan Adam dari kejahatan dan juga tidak membuatnya baik, dan taurat ini mendatangkan kematian bagi mereka yang makan darinya. Karena ketika dikatakan, “Makanlah ini dan jangan makan yang itu”, kematian dimulai.

(84) Krisme itu lebih tinggi dari baptisan. Kita dinamakan Kristen, ini berasal dari kata “krisme”, bukan dari kata “baptisan”. Kristus juga memiliki nama dari kata krisme, sebab sang bapa mengurapi sang anak, sang anak mengurapi para rasul, dan para rasul mengurapi kita. Barangsiapa telah diurapi, ia memiliki segalanya: kebangkitan, terang, salib, roh kudus. Sang bapa memberikan segalanya kepada orang yang berada dalam kamar pengantin, dan orang itu menerimanya. Sang bapa ada dalam sang anak dan sang anak ada dalam sang bapa. Inilah kerajaan surga.

(85) Sang guru menyatakannya dengan sangat baik: “Beberapa orang telah masuk ke dalam kerajaan surga dengan tertawa, dan mereka telah keluar juga dengan tertawa.”

Seseorang berkata, “Mereka adalah orang Kristen.”
Orang itu berkata kembali, “Dia adalah orang yang telah menyelam ke dalam air dan muncul kembali sebagai seorang guru bagi semua orang. Penebusan bukanlah perkara tertawa, tapi seseorang masuk ke dalam kerajaan surga dengan tertawa dengan maksud untuk menghina kain-kain buruk ini. Jika orang mencemooh raga dan memandangnya sebagai perkara tertawa, orang itu akan keluar dengan tertawa.”

Demikian juga dengan roti, piala minuman, dan minyak, meskipun ada misteri yang lebih tinggi dari semua ini.

(86) Dunia ada melalui sebuah kesalahan. Sang pencipta ingin menjadikannya tidak rusak tapi abadi, tapi ia gagal dan tidak mendapatkan apa yang ia harapkan. Sebab dunia ini dapat rusak dan sang pencipta dunia ini juga dapat rusak. Ada hal-hal yang dapat rusak, tapi keturunan tidak dapat rusak. Tidak ada sesuatupun dapat menerima keabadian, kecuali seorang anak. Dan barangsiapa tidak dapat menerima tentu saja tidak dapat memberi.

(87) Piala doa syukur berisi anggur dan air, sebab keduanya menggambarkan darah yang atasnya orang mengucap syukur. Piala doa syukur ini penuh dengan roh kudus, dan ini menjadi bagian dari insan kamil sepenuhnya. Ketika kita meminumnya, kita mengenakan bagi diri kita sendiri insan kamil.

Air hidup adalah sebuah tubuh, dan kita harus mengenakan manusia yang hidup. Demikianlah, ketika seorang bersiap masuk ke dalam air, ia melepaskan pakaiannya supaya dapat mengenakan manusia yang hidup.

(88) Seekor kuda melahirkan seekor kuda, seorang manusia melahirkan manusia, suatu ilah melahirkan ilah-ilah. Begitu juga mempelai pria dan mempelai perempuan berasal dari mempelai pria dan mempelai perempuan.

Tidak ada orang Yahudi . . . dari orang Yunani . . . dari orang Yahudi . . . kepada orang Kristen. Ada suatu generasi manusia lainnya, dan orang yang diberkati ini disebut orang-orang spiritual terpilih, manusia sejati, anak manusia, keturunan anak manusia. Generasi sejati ini dikenal dalam dunia ini, dan inilah tempat orang-orang dalam kamar pengantin berada.

(89) Dalam dunia ini, dimana kekuatan dan kelemahan ditemukan, terdapat kemanunggalan maskulin dan feminin, tapi dalam kawasan kekal terdapat suatu jenis kesatuan yang berbeda.

Meskipun kita menyebut hal-hal ini dengan kata-kata yang sama, ada juga kata-kata lain yang lebih tinggi kedudukannya dibandingkan semua kata yang dilafalkan.

Kata-kata ini melampaui kekuatan. Sebab terdapat kekuatan dan ada juga yang lebih tinggi dari kekuatan, dan yang lebih tinggi ini tidaklah berbeda melainkan sama. Ini tidak dapat dipahami oleh hati manusia.

(90) Semua orang yang memiliki segala sesuatu harus mengenal diri mereka sendiri, bukankah demikian? Jika orang tidak mengenal dirinya sendiri, mereka tidak akan bisa menikmati apa yang mereka miliki, tapi mereka yang mengenal diri mereka sendiri akan menikmati kepunyaan mereka.

(91) Sang insan kamil tidak dapat disentuh dan juga tidak dapat dilihat. Apa yang dapat dilihat, dapat disentuh dan dipahami. Untuk dapat memperoleh karunia ini orang harus mengenakan terang sempurna dan menjadi terang sempurna. Barangsiapa mengenakan terang, akan masuk ke dalam tempat rehat. Ini adalah terang sempurna, dan kita harus menjadi insan kamil sebelum kita meninggalkan dunia ini. Barangsiapa memperoleh segala sesuatu tapi tidak memisahkan diri dari dunia ini, akan tidak dapat memperoleh kawasan itu tapi akan pergi ke tempat yang di tengah, sebab orang itu tidak sempurna. Hanya Yesus yang mengetahui nasib orang itu.

(92) Orang yang kudus seluruhnya kudus, termasuk tubuh orang itu. Orang yang kudus yang mengambil roti menguduskan roti itu, dan ia melakukan hal yang sama dengan piala minuman atau segala sesuatu lainnya yang diambil dan dikuduskannya. Jadi, bagaimana orang itu tidak akan menguduskan tubuhnya juga?

(93) Sebagaimana Yesus menyempurnakan air baptisan, ia menuang kematian ke luar. Atas dasar inilah kita menyelam ke dalam air tetapi tidak ke dalam kematian, supaya kita tidak dituangkan ke dalam roh dunia ini. Pada waktu angin bertiup, musim dingin tiba. Ketika roh kudus berhembus, musim panas tiba.

(94) Barangsiapa mengenal kebenaran, ia merdeka, dan seorang yang merdeka tidak berbuat dosa, sebab “barangsiapa berdosa, ia adalah seorang hamba dosa.” Kebenaran adalah sang bunda, pengetahuan adalah sang ayah. Orang yang tidak membiarkan dirinya berdosa disebut dunia sebagai orang merdeka. Mereka tidak membiarkan diri mereka berbuat dosa, dan pengetahuan mengenai kebenaran meninggikannya— maksudnya, pengetahuan itu membuat mereka merdeka dan lebih unggul dari segalanya. Tetapi “kasih membangun.” Barangsiapa merdeka karena pengetahuan, ia, karena kasih, adalah seorang hamba bagi orang-orang yang masih belum mempunyai kebebasan pengetahuan. Pengetahuan memungkinkan mereka merdeka.

Kasih tidak pernah mengatakan memiliki sesuatu, meskipun kasih ini mempunyai segala sesuatu. Kasih tidak mengatakan, “Ini adalah kepunyaanku” atau “Itu adalah milikku,” tetapi akan mengatakan, “Segala sesuatu yang menjadi milikku adalah kepunyaanmu.”

(95) Kasih spiritual adalah anggur dan parfum. Orang yang meminyaki dirinya dengan parfum menikmatinya , dan ketika orang ini hadir, orang lain yang ada di sekitarnya juga menikmatinya. Jika orang yang memakai parfum meninggalkan orang-orang lainnya dan pergi, orang-orang lain yang tidak memakai parfum tetapi hanya berada di sekitar akan tertusuk oleh bau tidak enak dari tubuh mereka sendiri.

Orang Samaria tidak memberikan apapun kepada orang yang terluka itu, kecuali anggur dan minyak—yakni, hanya salep. Salep itu menyembuhkan luka, sebab “kasih menutupi banyak dosa.”

(96) Anak-anak yang dilahirkan seorang perempuan menyerupai laki-laki yang dikasihinya. Jika laki-laki ini suaminya, mereka menyerupai suaminya. Jika laki-laki ini kekasih gelapnya, anak-anak itu serupa dengan kekasih gelapnya ini. Seringkali, jika seorang perempuan harus tidur dengan suaminya tetapi hatinya ada bersama dengan kekasih gelapnya yang dengannya ia biasa bermain cinta, maka sang anak yang ia lahirkan akan serupa dengan kekasih gelapnya itu.

Jadi, engkau yang hidup bersama dengan sang anak Allah, janganlah mengasihi dunia ini tapi kasihilah sang guru, supaya apa yang engkau lahirkan tidak menyerupai dunia ini tetapi menyerupai sang guru.

(97) Manusia berhubungan seks dengan manusia; kuda bersetubuh dengan kuda; keledai bersenggama dengan keledai. Anggota-anggota suatu spesies berhubungan seks dengan anggota-anggota spesies yang sama. Demikian juga, roh berhubungan seks dengan roh, kata bersetubuh dengan kata, terang dengan terang.

Jika engkau menjadi manusia, seorang manusia akan mengasihimu.
Jika engkau menjadi roh, roh akan bersatu denganmu.
Jika engkau menjadi firman, firman akan berhubungan seks denganmu.
Jika engkau menjadi terang, terang akan menyatu denganmu.
Jika engkau menjadi salah satu dari apa yang ada di atas, yang ada di atas itu akan menemukan rehat dalam dirimu.
Jika engkau menjadi seekor kuda atau seekor keledai atau seekor sapi jantan atau seekor anjing atau seekor domba atau suatu jenis binatang lainnya, jinak atau buas, maka baik manusia, roh, firman atau pun terang tidak dapat mengasihimu.
Apa yang ada di atas dan apa yang ada dalam dirimu tidak dapat menemukan rehat di dalam dirimu, dan kamu tidak mendapat bagian di dalam mereka.

(98) Orang yang menjadi hamba, di luar kehendak mereka, dapat menjadi orang merdeka. Orang yang dimerdekakan atas kehendak tuannya lalu menjual diri mereka kembali ke dalam perbudakan, tidak dapat merdeka lagi.

(99) Bertani dalam dunia ini bergantung pada empat hal, dan panen akan dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam lumbung sebagai hasil dari air, tanah, udara, dan cahaya.

Bertani di kebun Allah juga bergantung pada empat hal: iman, harapan, kasih, dan pengetahuan. Iman adalah bumi yang di dalamnya kita berakar. Harapan adalah air yang dengannya kita dipelihara. Kasih adalah udara yang melaluinya kita tumbuh. Pengetahuan adalah cahaya yang olehnya kita menjadi matang.

Karunia ada dalam empat cara. Yakni secara duniawi; lalu secara surgawi . . .
dan langit yang tertinggi . . . .

(100) Diberkatilah dia yang tidak pernah mendukakan suatu jiwa. Dia adalah Yesus Kristus. Ia telah datang ke seluruh dunia dan tidak pernah membebani siapapun. Diberkatilah orang yang seperti ini, sebab orang seperti inilah seorang insan kamil.

Dunia mengatakan kepada kita betapa sulitnya mendatangkan hal ini. Bagaimana kita dapat berhasil melakukan tindakan semacam ini? Bagaimana kita dapat memberi pertolongan kepada setiap orang?

Sebagai langkah awal, orang harus tidak menimbulkan kedukaan pada siapapun, entah banyak atau pun sedikit, entah orang percaya ataupun orang yang tidak percaya, dan orang harus tidak memberi pertolongan kepada orang-orang yang mampu. Ada orang yang mendapat keuntungan dengan jalan menolong orang kaya. Orang yang melakukan perbuatan baik tidak akan menolong orang kaya, sebab orang ini tidak akan mengambil apapun yang dapat diinginkannya. Orang semacam itu juga tidak akan menimbulkan kedukaan pada diri orang lain, sebab orang ini tidak menimbulkan persoalan bagi mereka. Orang kaya baru kadangkala menyebabkan orang lain berduka, tetapi orang yang melakukan perbuatan baik tidak akan melakukan hal ini. Kejahatan yang ada dalam diri setiap oranglah yang menyebabkan mereka berduka. Orang yang kodratnya insan kamil memberi kesenangan kepada orang yang baik; tetapi beberapa orang sangat tertekan dan menderita karena semua hal ini.

(101) Ada seorang pengurus rumah tangga yang memiliki segala sesuatu: anak-anak, budak-budak, ternak, anjing-anjing, babi, gandum, barli, dedak, makanan hewan, minyak, daging, dan biji pohon ek. Pengurus rumah tangga ini bijaksana dan mengetahui makanan untuk masing-masing peliharaannya. Ia memberi makan anak-anak roti panggang dan daging. Ia memberi makan budak-budaknya minyak dan gandum. Ia memberi makan ternaknya barli, dedak, dan makanan hewan lainnya. Ia melempar tulang-tulang kepada anjing-anjing. Ia memberi makan babi-babinya biji pohon ek dan bubur gandum.

Demikian juga halnya dengan murid-murid Allah. Jika mereka bijaksana, mereka memahami pemuridan. Wujud-wujud ragawi tidak akan memperdaya mereka; tetapi mereka akan memeriksa keadaan setiap jiwa orang dan berbicara pas dengan setiap orang ini. Dalam dunia ini banyak binatang mengenakan wujud manusia. Jika murid-murid Allah mengidentifikasi mereka sebagai babi, mereka memberi mereka makan biji pohon ek. Jika ternak, mereka memberi barli, dedak, dan makanan lainnya, sebagai makanan mereka. Jika anjing, mereka melempar tulang-tulang. Jika budak, mereka memberi mereka makanan pembuka saja. Jika anak-anak, mereka memberi mereka makanan lengkap.

(102) Ada sang anak manusia; dan ada sang anak dari sang anak manusia. Anak manusia adalah sang guru, dan sang anak dari sang anak manusia adalah dia yang mencipta melalui sang anak manusia. Sang anak manusia menerima dari Allah kemampuan untuk mencipta. Ia juga dapat menghasilkan keturunan. Dia yang telah menerima kemampuan untuk mencipta adalah suatu makhluk, dan dia yang telah menerima kemampuan untuk melahirkan adalah seorang keturunan. Dia yang mencipta tidak dapat memberi keturunan, tapi dia yang memberi keturunan dapat mencipta. Dia yang mencipta dikatakan memberi keturunan, tapi “keturunan” adalah benar-benar makhluk, karena “keturunan” ini bukanlah anak-anak dari tindakan membuat keturunan tetapi dari pekerjaan penciptaan.

Dia yang mencipta bekerja dengan terang-terangan, dan dia dapat dilihat. Dia yang memberi keturunan melakukannya dengan diam-diam, dan dia tersembunyi, sebab dia yang memberi keturunan melampaui segala gambaran. Maka, dia yang mencipta, melakukannya dengan terang-terangan, dan dia yang memberi keturunan menghasilkan keturunan secara rahasia.

(103) Tidak seorang pun dapat mengetahui kapan seorang suami dan seorang istri berhubungan seks kecuali kedua orang ini, sebab perkawinan dalam dunia ini adalah suatu misteri bagi mereka yang kawin. Jika perkawinan yang tercemar tersembunyi, betapa lebih lagi perkawinan yang suci sebagai sebuah misteri sejati! Perkawinan semacam ini bukan ragawi tetapi murni. Ini bukan milik hawa nafsu, tetapi milik kehendak. Ini milik bukan kegelapan atau malam, tapi kepunyaan siang dan terang.

Jika suatu perkawinan terbuka, perkawinan ini menjadi prostitusi, dan mempelai perempuan bermain sebagai seorang pelacur bukan hanya jika ia dihamili oleh seorang pria lain tetapi bahkan jika ia menyelinap dari kamar tidurnya dan kelihatan oleh orang. Hendaklah ia memperlihatkan dirinya hanya kepada ayahnya dan ibunya, sahabat mempelai pria, dan pembantu-pembantu mempelai pria. Mereka diperbolehkan memasuki kamar mempelai setiap hari. Tetapi hendaklah orang lain hanya merindukan mendengar suara mempelai perempuan dan menikmati harumnya minyak wangi yang dipakainya, dan hendaklah mereka makan remah-remah yang jatuh dari meja, seperti anjing-anjing.

Mempelai laki-laki dan mempelai perempuan kepunyaan kamar pengantin. Tidak seorang pun dapat melihat seorang mempelai pria atau seorang mempelai perempuan kecuali dengan menjadi satu.

(104) Pada waktu Abraham dapat melihat apa yang ia harus lihat, ia menyunat daging kulupnya, dan dengan demikian mengajarkan kita bahwa adalah perlu jika daging itu dibinasakan.

(105) Sepanjang hal-hal di dalam batin mereka tersembunyi, kebanyakan makhluk dalam dunia ini hidup dan baik adanya. Jika hal-hal dalam batin tersingkap, mereka mati, sebagaimana jelas dicontohkan oleh bagian kasat mata seseorang. Sepanjang usus-usus seseorang tersembunyi, orang itu hidup. Jika usus-usus tersingkap dan keluar, orang itu mati. Demikian juga, sementara akarnya tersembunyi, sebatang pohon tumbuh dan bertunas. Jika akarnya terbongkar, pohon itu akan mengering.

Demikian juga halnya dengan semua hal yang dihasilkan dalam dunia ini, bukan hanya yang kelihatan tapi juga yang tersembunyi. Sepanjang akar kejahatan tersembunyi, kejahatan tetap kuat. Ketika akarnya tampak oleh orang, kejahatan tersingkap, dan jika kejahatan diterangi, kejahatan lenyap. Karena itulah firman mengatakan, “Kapak sudah diletakkan pada akar pohon.” Kapak ini tidak hanya memangkas pohon, sebab apa yang dipangkas akan tumbuh kembali. Tetapi, kapak akan menggali lubang yang dalam sampai akar terpangkas. Yesus menarik akar keluar dari seluruh tempat, tetapi orang lain menariknya dari hanya sebagian tempat.

(106) Hendaklah setiap kita juga menggali dalam-dalam untuk mencari akar kejahatan yang ada di dalam kita dan menariknya keluar dari hati kita sampai ke akarnya. Kejahatan akan dicabut akarnya jika kita mengenalinya. Tapi jika kita tidak mengetahuinya, kejahatan akan berakar di dalam kita dan menghasilkan buahnya di dalam hati kita. Kejahatan dengan demikian akan menguasai kita. Kita menjadi hambanya, dan kejahatan akan menangkap kita sehingga kita melakukan apa yang kita tidak ingin lakukan dan tidak melakukan apa yang kita ingin lakukan. Kejahatan ini begitu digdaya karena kita tidak mengenalinya. Sepanjang kejahatan ada, kejahatan ini tetap aktif.

(107) Ketidaktahuan atau kebodohan adalah ibu dari semua kejahatan. Ketidaktahuan membawa kita kepada kematian karena orang-orang yang berasal dari ketidaktahuan dulu tidak ada, sekarang tidak ada dan nanti juga tidak ada. Tapi orang-orang yang berada dalam kebenaran akan menjadi sempurna ketika semua kebenaran disingkap. Sebab kebenaran itu seperti ketidaktahuan. Sementara tersembunyi, kebenaran menemukan rehat di dalam dirinya sendiri, tapi ketika disingkap dan dikenali, kebenaran dipuji karena ia lebih kuat dari ketidaktahuan dan kesalahan. Kebenaran membebaskan.

Firman mengatakan, “Jika engkau mengetahui kebenaran, kebenaran akan memerdekakan engkau.” Ketidaktahuan atau kebodohan itu adalah seorang budak, sedangkan pengetahuan adalah kemerdekaan. Jika kita mengenal kebenaran, kita akan menemukan buah kebenaran di dalam diri kita. Jika kita menyatu dengan kebenaran, kebenaran akan membawa kita ke dalam kepenuhan dan kelengkapan.

(108) Pada masa kini kita menjumpai hal-hal yang kasat mata dari ciptaan, dan kita mengatakan bahwa hal-hal yang kelihatan ini begitu perkasa dan bernilai, sementara hal-hal yang tersembunyi lemah dan tidak penting. Tidaklah demikian halnya dengan hal-hal yang kasat mata dari kebenaran. Mereka lemah dan tidak penting, tapi hal-hal tersembunyi perkasa dan sangat berharga.

(109) Misteri kebenaran disingkap dalam simbol dan gambar. Kamar mempelai tersembunyi, dan ini adalah ruang maha kudus. Semula tirainya menyembunyikan bagaimana Allah mengelola ciptaan, tapi ketika tirai ini terbelah dan apa yang ada di dalamnya kelihatan, bangunan ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi sepi, atau akan dihancurkan. Dan seluruh keallahan akan meninggalkan tempat ini tetapi tidak masuk ke dalam ruang maha kudus, sebab keallahan tidak dapat ada bersama-sama dengan terang murni dan kepenuhan sempurna. Melainkan, keallahan ini akan tetap ada di bawah sayap-sayap salib dan di bawah tangan-tangannya. Bahtera ini akan merupakan keselamatan untuk manusia ketika air bah menyapu mereka.

Barangsiapa termasuk dalam orde imamat, ia dapat masuk ke dalam tirai bersama dengan imam besar. Karena itulah tirai ini tidak robek hanya pada bagian atasnya, sebab, jika demikian, hanya kawasan atas yang akan disingkap. Juga tidak hanya robek pada bagian bawahnya, sebab, jika demikian, ini menyingkapkan hanya kawasan bawah. Tidak, tirai ini sobek dari atas ke bawah. Kawasan atas terbuka bagi kita di dalam kawasan bawah, supaya kita dapat masuk ke dalam kawasan rahasia kebenaran. Ini adalah apa yang sesungguhnya patut dan perkasa, dan kita akan masuk melalui simbol yang lemah dan tidak signifikan. Simbol ini lemah jika dibandingkan kemulian yang sempurna. Ada kemuliaan yang melampaui kemuliaan; ada kekuasaan yang mengatasi kekuasaan. Hal-hal yang sempurna telah dibukakan bagi kita, dan juga hal-hal tersembunyi dari kebenaran. Ruang maha kudus telah disingkap, dan kamar mempelai mengundang kita masuk.

(110) Sejauh benih roh kudus tersembunyi, kefasikan tidak akan efektif, meskipun masih belum disingkirkan dari tengah-tengah benih, dan mereka masih diperbudak untuk berbuat jahat. Tapi kalau benih dinyatakan, maka cahaya sejati akan menyinari setiap orang, dan semua orang yang ada dalam terang akan menerima krisme. Maka budak-budak akan dimerdekakan dan para tawanan akan ditebus. “Setiap tanaman yang bapa di surga tidak tanam akan dicabut sampai ke akarnya.” Apa yang dipisahkan akan disatukan, apa yang kosong akan diisi.

(111) Setiap orang yang masuk ke dalam kamar mempelai akan menyalakan terang. Ini seperti perkawinan yang berlangsung rahasia dan terjadi pada waktu malam. Terang dari api bersinar selama malam hari, lalu padam. Namun misteri perkawinan berlangsung pada waktu siang dan pada waktu terang, dan siang maupun terang itu tidak pernah tenggelam.

Jika seseorang berada di dalam kamar pengantin, orang itu akan menerima terang. Jika orang tidak menerimanya sementara berada di sini, di tempat ini, ia tidak dapat menerimanya di tempat lain.

Orang yang menerima terang tidak dapat dilihat atau diraba. Tidak ada satu hal apapun dapat menyusahkan orang semacam itu bahkan ketika mereka hidup dalam dunia ini. Dan ketika mereka meninggalkan dunia ini, mereka telah menerima kebenaran melalui gambar-gambar, dan dunia menjadi kawasan abadi. Bagi orang ini, kawasan abadi ini adalah kepenuhan.

Sesungguhnya, inilah jalannya. Jalan ini disingkapkan bagi orang semacam itu saja, tersembunyi bukan dalam kegelapan dan pada waktu malam, melainkan tersembunyi di dalam hari yang sempurna dan terang yang kudus.

Injil menurut Filipus


Lihat review Injil Filipus di sini


More Related Posts


No comments :

Blogger Comments

Contact Form

Name

Email *

Message *