Comments
Timelines
Contact
Social Media
Timeline Cover

Wednesday, November 18, 2020

Hukuman Zina Menurut Islam dan Isa Al-Masih Wednesday, November 18, 2020



Dalam Bab-8 kitab injilnya, Yohanes mengisahkan bagaimana orang-orang Yahudi sengaja hendak mencobai Isa Almasih, begini:

[4] Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.
[5] Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"
[6] Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.
[7] Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."
[8] Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.
[9] Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya
[10] Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"
[11] Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Ayat ini berkisah tentang sekelompok orang Yahudi mendatangi Isa almasih dengan menyeret seorang perempuan yang mereka tuduh telah berzina di lingkungan mereka, lalu menuntut keputusan hukum dari Isa almasih menurut hukum Musa, yang menetapkan perempuan pezina harus dirajam sampai mati!

Ketika orang-orang Yahudi mengadu dan mendesak keputusan dari Isa Almasih, maka beliau bereaksi seperti di atas, dan nyatanya, tak seorang Yahudi pun yang berani melempari perempuan itu dengan batu seperti seharusnya.

Pelajaran apa yang dapat kita petik dari kisah ini?
Sangat stereotype dengan komentar mayoritas kristen yang pernah saya baca ketika menjelaskan YOH 8:1-11 ini, staff IDI menulis begini:

Respon Isa Saat Bertemu Perempuan Berzina
Pernah ada kejadian menarik yang tertulis dalam Kitab Allah. Ada banyak orang datang pada Isa Al-Masih membawa wanita yang kedapatan berzina. Mereka menuntut penghukuman atas wanita Ini.

Respon Isa sangat mengejutkan. Ia menjawab mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:7).

Semua orang yang hadir saat itu satu per satu mundur. Rupanya mereka mempunyai dosa juga. Tidak ada yang berani menghukum perempuan itu.

Selanjutnya Isa berkata: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:11).

Kita melihat pernyataan kasih Allah melalui Isa. Kasih membawa pada pertobatan. Kasih juga yang menuntun untuk manusia berubah. 

Isa tidak mempermalukan perempuan ini, melainkan menolongnya di tengah kesukaran. Bukankah kita juga mengharapkan pertolongan jika berada dalam keadaan terjepit? Wanita yang telah malu karena kedapatan berzina terlepas dari hukuman massa karena Isa.

Pernyataan Kasih Allah yang Menyelamatkan dari Zina
Isa Al-Masih adalah wujud pernyataan kasih Allah kepada manusia. Dari pada-Nya kita mendapatkan pertolongan dari dosa, khilaf dan hukuman zina.

Orang yang melakukan zinah pasti penuh rasa bersalah, malu dan kotor. Allah yang kaya rahmat menyediakan jalan keluar. Ia mau menghapus dosa zina manusia.

“Aku sendirilah yang menghapuskan dosa-dosamu, demi diri-Ku sendiri, dan Aku tidak akan mengingat-ingatnya lagi” (Taurat, Yesaya 43:25 FAYH).

Allah mengerti dosa dan kelemahan manusia. Ia tidak mau manusia menderita karena rasa bersalah. Ia juga tidak mau manusia terkena hukuman berat di akhirat.

Allah menolong dengan memberikan Isa sebagai jalan keluar dari zina lagi semua dosa manusia.

“Tetapi Allah kaya dengan rahmat. Ia sangat mengasihi kita, sehingga walaupun kita mati secara rohani . . . karena dosa kita, Ia mengembalikan hidup kita (melalui) . . . Kristus [Isa Al-Masih]” (Injil, Surat Efesus 2:4-5 FAYH).

Melalui Isa kita bisa hidup terbebas dari rasa bersalah dan malu. Kita bisa hidup dengan tidak takut hukuman akhirat. Dalam kasih-Nya, Isa menuntun pezinah pada pertobatan.

Mari kita datang kepada Isa. Ia berkuasa mengampuni setiap dosa kita. Lagi, karena Isa, Allah sama sekali tidak mengingat-ingat dosa Anda lagi. Jadi Anda betul akan mengalami damai hati. Mari percaya kepada Isa Al-Masih sekarang!

Dari penjelasan dan "himbauan" di atas kita bisa melihat sendiri betapa kuat stigma "Isa Almasih adalah Tuhan" yang tertanam di benak rata-rata pengikut Paulus sehingga akal sehat mereka seolah-olah berhenti berputar karena dibekukan oleh doktrin gereja, dan nalar mereka pun praktis tidak mampu lagi memahami kitabnya sendiri secara logik apalagi cerdas! Padahal yang sesungguhnya harus dipahami dari penggalan riwayat di atas adalah seperti diterangkan berikut ini:

Pelajaran Dari Isa Almasih Tentang Bagaimana Melaksanakan Hukum Taurat
Hukum Taurat Musa adalah HUKUM ALLAH Yang Maha Adil lagi Maha Penyayang, sekaligus juga Maha Tegas! Oleh karenanya TIDAK AKAN mencederai hak-hak dasar siapa pun juga, terutama orang-orang yag tidak bersalah!

Alasan kenapa Isa Almasih tidak menjatuhkan hukuman kepada perempuan itu adalah karena menurut Hukum Allah, setiap tuntutan hukum kepada siapa pun HARUS dapat dibuktikan dengan MENGHADIRKAN SAKSI-SAKSI, termasuk SAKSI PELAKU. (Lihat Ulangan 17:6, Ulangan 19:15, dan Amsal 19:9)

Dalam kasus di atas, yakni zinah, bagaimanapun juga PELAKUNYA HARUS TERDIRI DARI 2 ORANG, yakni perempuan yang dituduh berzinah dan pria pasangan zinahnya. Sedangkan seperti dapat kita lihat sendiri dari kisah Yohanes 8:4-11 di atas, orang-orang Yahudi itu hanya mengaku-ngaku saja sebagai SAKSI tapi tidak membawa serta -- atau tidak menghadirkan -- pelaku zinah pasangan perempuan tsb. 

Perlu digarisbawahi, ini diisyaratkan oleh Isa Almasih sebagai perbuatan "dosa", dan dengan itu pula kemudian dia menantang orang-orang Yahudi tsb seperti tertulis dalam Yohanes 8:7.

Karena orang-orang Yahudi itu sadar bahwa demi alasan ingin mencobai Isa Almasih mereka telah berdusta -- dan tentu saja berdosa -- maka mereka pun kemudian satu-per-satu meninggalkan "arena sidang dadakan" tsb sehingga ancaman HUKUM RAJAM terhadap perempuan itu BATAL dilaksanakan! 

VOILA!
Teryata kita sedang berbicara tentang bagaimana seharusnya Hukum Taurat Musa dilaksanakan! BUKAN tentang Isa Almasih atau Yesus yang diimani oleh umat kristen sebagai Tuhan dan diyakini berkuasa mengampuni dosa!

Tentang kasus-kasus serupa ini, sebetulnya jauh-jauh hari sebelumnya Yohanes sendiri sudah mengisyaratkan sabda Isa Almasih ini:

[Yohanes 5:30] "Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku."

Sampai di sini, coba pikirkan sendiri, apa jadinya jika kelompok Yahudi tsb menghadirkan juga saksi-saksi menguatkan, termasuk saksi pelaku, yakni pasangan zina perempuan tsb ke hadapan Isa Almasih?
Segala cerita manis dan ajakan murtad di atas pun hanya akan tinggal sebagai masturbasi rohani belaka, sebab Hukum Taurat Musa yang sama mengerikannya seperti diisyaratkan oleh Al-Quran dan Hadits, PASTI DILAKSANAKAN!

Jelas ya?
Salam bagi umat yang mengikuti petunjuk!

Di bawah ini adalah cuplikan kisah di atas.  
Gunakan fitur sub-title untuk mendapatkan teks dalam bahasa Indonesia.

More Related Posts


No comments :

Blogger Comments

Contact Form

Name

Email *

Message *