Comments
Timelines
Contact
Social Media
Timeline Cover

Wednesday, April 3, 2019

Maap, Kitab Anda Bukan "Al Kitab" Yang Dimaksud Oleh Al-Quran Wednesday, April 3, 2019


Catatan dari grup dialog lintas iman disebalah

Ini bukan kali pertama, tapi sudah lumayan sering kita memergoki tidak sedikit umat Paulus yang demikian yakin bahwa Bible yang dibentuk oleh Paulus dan kroninya dengan cara; mencomot kitab suci umat Yahudi, membuat kitab kitab injil versi sendiri, dan dari menghimpun berbagai karangan orang orang yang tidak jelas indentitasnya - termasuk memalsukan ayat-ayat yang dicontek dari kitab-kitab umat Yahudi hasil comotan tadi - sebagai kitab suci yang dikenal dan diakui keberadaannya oleh Al-Quran!

Dasarnya adalah karena mereka menemukan, atau paling tidak, diberitahu oleh pengikut Paulus "keminter" lainnya bahwa kata "alkitab" disebut-sebut sampai sebanyak 74 kali dalam terjemahan bahasa Indonesia Al-Quran.

Salahsatu contoh, misalnya, bisa disimak di sini.

Padahal tidak satupun dari semua sebutan itu yang merujuk pada kitab buatan Paulus dkk yang diberi nama "Biblos" dalam bahasa aslinya; Yunani koine, atau diubahsuai menjadi "Bible" oleh para pengguna bahasa Inggrisnya.

Sesuai dengan konteks periwayatannya, kata "al kitab" dalam Al-Quran sebenarnya merujuk secara khusus - dan berdiri sendiri sendiri - masing-masing untuk:
  • Ummu alkitab (di lauh mahfuz),
  • Shuhuf Ibrahim,
  • Shuhuf Musa,
  • Taurat,
  • Mazmur,
  • Injil, dan
  • Al-Quran.
Kata "al kitab" dalam Al-Quran sama sekali tidak ada urusannya dengan kumpulan atau klipping campursari kitab-kitab karangan manusia yang kemudian diberi nama: injil-injil,  Taurat dan Mazmur, dan aneka ragam tulisan lain yang disebut epistel, yang dipaksakan menjadi bagian integral dalam "Biblos" atau "Bible" yang entah bagaimana ceritanya, di indonesia malah berubah nama menjadi "alkitab" hasil seenalknya saja mencomot perbendaharaan kata dari Al-Quran!

Jadi, jelaslah bahwa kata 'al kitab' dalam Al-Quran tidak ada secuilpun kaitannya dengan bible yang di Indonesia diganti namanya menjadi 'alkitab' itu.

Kenapa?
Karena di negara lain, namanya bukan 'alkitab' melainkan tetap Bible.

Dengan demikian, maka sempurnalah kebebalan umat Paulus manapun yang hari gini masih GR mengira Al-Quran mengakui Bible yang (di Indonesia) berubah nama menjadi alkitab tadi!

Jika memang Al-Quran berbicara tentang Bible, tentu yang tertulis adalah 'Bible', atau 'Biblos', atau bisa jadi 'Bebal', supaya manusia di seluruh dunia mengerti bahwa yang dibicarakan di sana adalah Bible. Sebab jika memang yang dimaksud sebagai "alkitab" dalam Al-Quran adalah Bible, tentu cuma kristen Indonesia saja yang mengerti, sedangkan kristen lain di seluruh muka bumi ini cuma bisa plonga plongo doang. Allahnya Yesus Kristus sudah pasti tidak akan membiarkan hal sebodoh itu terjadi. Percayalah!

Celakanya, dan ini seharusnya membuat semua pengikut Paulus pantas merasa malu, adalah fakta keblinger dimana hampir semua pengiman kitab tidak jelas buatan Paulus dkk ini kerap menuduh Al-Quran menyontek, khususnya ayat-ayat Taurat dan Mazmur, dari Bible mereka!

Bagaimana orang-orang ini bisa demikian tidak tahu diri sembarangan saja menuduh Al-Quran menyontek ayat-ayat dari kitab-kitab yang sebenarnya merupakan hasil bajakan para bapak moyang gereja perdana dari umat Yahudi? Apa yang mereka lakukan bukan hanya sekedar mencontek, tapi sudah amat jelas sebagai perbuatan maling!

Sementara di sisi lain, Al-Quran secara jelas menegaskan bahwa kitab-kitab suci bernama Shuhuf Ibrahim, Shuhuf Musa, Taurat, Mazmur, Injil, dan Al-Quran berasal dari sumber yang sama, yaitu Allah, satu-satunya Tuhan semua nabi yang mewariskan kitab-kitab tsb kepada masing-masing umatnya. Oleh karenanya kemiripan, kesamaan, atau keterkaitan antar narasi pada ayat-ayat dalam semua kitab suci tsb tentu bukan hal yang aneh, karena selain menerangkan bahwa kitab-kitab tsb berasal dari Allah yang sama, Al-Quran - sebagai kitab suci terakhir dari Allah untuk seluruh umat manusia - juga mengindikasikan bahwa ajaran Tauhid yang dibawa oleh semua nabi bersifat progresif, alias berkembang mengikuti kondisi jaman dari masing masing nabi yang mewariskan kitab-kitab suci tsb, sampai pada akhirnya ajaran monotheis mereka menjadi sempurna saat firman terakhir Allah diabadikan di dalam Al-Quran.

Sedangkan Bible, yang mereka kira adalah "al kitab" sebagaimana disebut-sebut dalam Al-Quran, jelas bukan kitab suci warisan nabi mana pun juga (karena memang tidak ada satu nabi pun yang mewariskannya kepada umat bernasib malang ini), melainkan hanya kitab buatan manusia yang diinisiasi oleh rasul gadung Paulus lalu terus menerus dikembangkan secara turun temurun oleh seluruh kroninya, yang secara sembarangan mencomot isinya dari sana sini, lalu megklaim klipping seluruh hasil comot tsb sebagai sebuah kitab suci.

Bagaimana mungkin kitab tidak jelas yang direkayasa oleh rasul gadungan bisa disebut sebagai kitab suci - yang difahami oleh umumnya orang-orang beriman sebagai kitab yang berisi firman Allah melalui salahsatu nabi-Nya - sedangkan sang rasul gadung sendiri tidak pernah terbukti sebagai seorang nabi, apalagi rasul (lihat definisi nabi dan rasul) kecuali cuma dari pengakuan, atau self-proclaim-nya sendiri saja?

Sungguh Aneh!
Setelah 19 abad lebih berlalu, tapi umat ini masih belum sadar juga bahwa sesungguhnya para pendahulu merekalah yang paling pantas disebut sebagai biangnya tukang nyontek sejati, bahkan tidak keliru bila disebut sebagai maling kitab suci umat lain!

Dan itulah yang kemudian mereka wariskan kepada umat bernasib malang tapi tidak sadar diri ini, yang hingga hari ini masih mempercayai "buah tangan" para bapak moyang gereja tsb sebagai sebuah kitab suci!

[Dari catatan lama GM]

More Related Posts


No comments :

Blogger Comments

Contact Form

Name

Email *

Message *