Comments
Timelines
Contact
Social Media
Timeline Cover

Monday, February 13, 2017

Persamaan Antara Judaism Dan Islam Monday, February 13, 2017

Zain Khan: Selamat datang di acara kami, saya Zain Khan. Hari ini topik acara kita adalah Persamaan antara Islam dan Yahudi. Tamu kita adalah Rabi Ben Abrahamson yang telah bekerja sepanjang hidupnya untuk membangun jembatan antara Islam dan Yahudi. Dia juga seorang sarjana peneliti terkait topik ini. Selamat datang di acara kami Rabbi Ben, saya Zain Khan, merasa sangat senang atas kehadiran anda di acara ini.



Ben Abrahamson: Senang berada di sini, terima kasih.

Zain Khan: Rabi Ben, mari kita langsung ke pertanyaan pertama. Bagaimana konsep Tuhan dalam Yudaisme, karena Islam percaya pada Tauhid yang merupakan Keesaan Tuhan?

Ben Abrahamson: Oh ya, Tauhid Isam dan Tauhid Yudaisme persis sama. Kami percaya pada satu Tuhan yang tidak bersekutu dengan apapun juga. Sebenarnya istilah ini (Tauhid) dan bagaimana mengaplikasikannya persis sama dalam Yudaisme dan Islam.

Zain Khan: Ben, apakah Islam disebutkan dalam Taurat yang merupakan Perjanjian Lama?

Ben Abrahamson: Ya, benar. Dalam kitab Keluaran, ketika Yitro, Shuyab (pbuh) ayah mertua Musa (pbuh), pergi dan mengadakan persembahan, persembahan yang ia buat disebut sebagai Shlamim, atau persembahan yang sempurna, atau lengkap. Dan dalam Taurat semua pengikut Shuyab disebut "Kenite", tetapi dalam terjemahan Taurat bahasa Aram mereka selalu disebut Salamai, Muslamim. Jadi kami memiliki kata Muslamim yang berarti Anak-anak Yitro, dan lebih jauh lagi, sebenarnya arti kata itu adalah umat yang takut kepada Tuhan. Muslamim adalah orang-orang yang bukan bagian dari Bani Israel, tetapi percaya pada Satu Tuhan dan mengikuti perintah-perintah Tuhan.

Zain Khan: Rabi Ben, menurut pendapat Anda dan penelitian Anda akankah umat Islam masuk surga menurut sudut pandang Yahudi?

Ben Abrahamson: Ya, kami ... Yudaisme percaya bahwa ada agama dasar yang harus diikuti oleh seluruh umat manusia. Dalam Al-Qur'an dikatakan hanya ada satu agama yang diterima di hadapan Allah SWT, yaitu Islam. Kami percaya ada satu keyakinan yang diperlukan oleh seluruh umat manusia. Dan kami menyebutnya iman Nuh (pbuh). Ini mirip dengan apa yang ditulis dalam Surat as-Syura. Dikatakan bahwa “Dia telah meletakkan agama yang sama untukmu ketika Dia memerintahkan Nuh: apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan yang Kami perintahkan kepada Abraham, Musa dan Yesus: 'Membangun agama dan tidak membuat perpecahan di dalamnya.' "Yudaisme memiliki gagasan yang sama, bahwa ada satu agama yang diberikan kepada Adam. Itu melibatkan tauhid dan pada prinsipnya melibatkan tujuh dari sepuluh perintah, yang harus mereka pertahankan. Mereka harus percaya pada penghargaan dan hukuman - Anda harus percaya pada hari akhir, harus percaya pada nabi Allah. Inilah agama yang diperlukan oleh seluruh umat manusia. Ini diperlukan oleh orang Yahudi, diperlukan oleh orang non-Yahudi. Orang-orang bijak kita sudah menegaskan bahwa Islam melampaui persyaratan minimum ini sebagai sebuah agama yang benar. Jadi kami percaya bahwa umat Muslim yang menjaga agamanya dengan benar dijamin tempatnya di dunia yang akan datang, yakni di akhirat, sama seperti Bani Israel.

Zain Khan: Timbul pertanyaan, apa perbedaan antara Yudaisme dan Islam?

Ben Abrahamson: Dari sudut pandang kami, pada dasarnya Islam dan Yudaisme adalah agama yang sama tapi dengan kelaziman yang berbeda, syariah yang berbeda, dan perjanjian yang berbeda. Kami punya sabat, kami punya halal dan haram, kami punya hari-hari puasa Yom Kippur. Islam punya haji, ramadhan, dan rukun Islam yang berbeda, tetapi pada dasarnya adalah Dien yang sama. Ini agama dasar yang sama. Yang berbeda adalah syari'ah dan perjanjiannya. Kami setuju dengan apa yang pernah dikatakan oleh Qatada (ibn al-Nu'man ra) bahwa "al-din wahid wa al-syari'ah mukhtalifah." Ada satu Dien, satu agama dasar untuk semua umat manusia, dan yang berbeda hanyalah syariahnya.

Zain Khan: Jika apa yang Anda katakan itu benar, lalu mengapa orang-orang Yahudi Arab tidak sejalan dengan Nabi Muhammad saw?

Ben Abrahamson: Pertama-tama Anda harus memahami bahwa ada berbagai kelompok Yahudi. Ada sebuah hadits yang menjelaskan bahwa ada tujuh puluh satu sekte Yahudi. Di Saudi, Al Jahiz dan Ibn Hazm menyebutkan bahwa ada kelompok yang disebut Saddukiyya. Yang "berbeda dari semua orang Yahudi lainnya, mereka percaya bahwa Uzayr adalah anak Allah" yang bukan merupakan kepercayaan yang diimani oleh orang-orang Yahudi Rabbinik dewasa ini. Saddukiyya adalah kelompok yang sama sekali berbeda. Mereka adalah kelompok yang berazaskan zaman Saduki dari Kuil Kedua. Mereka punya ritual pengorbanan. Mereka ingin menjadikan Arab seperti Yerusalem kecil, dengan ritual pengorbanan, hari-hari besar sendiri, dan mereka mencampur-aduknya dengan kepercayaan musrik lokal agar lebih dapat diterima (oleh penduduk setempat). Dan itu adalah kesalahan dalam banyak hal. Orang-orang ini, ketika melihat Nabi Saw datang untuk mereformasi dan melakukan perubahan, mereka menolak reformasi. Bahkan menentangnya. Tetapi ini bukan urusan sebagian besar orang Yahudi yang tinggal di luar Arab. Siapa ... bisa saya sebutkan sedikit di sini misalnya ... seperti ketika Khalifah 'Ali (ra) datang ke Babel, ke Kufa, awalnya, 80.000 dari Talmudei Yeshiva, para siswa, para rabi Yahudi, keluar untuk menemuinya, untuk mendukungnya. Khalifah 'Umar (ra) menggulingkan Exilarch yang menimbulkan masalah di Arab karena persoalan-persoalan yang berhubungan dengan isu separatis. Dia menunjuk seorang tokoh Rabinik bernama Bustonai sebagai penggantinya. Dan pada dasarnya menjadikan Yahudi Rabinik (Yudaisme) sebagai bentuk resmi Yudaisme di seluruh kerajaan Islam yang sedang tumbuh. Dan faktanya, jika Kalif 'Umar [ra] tidak mendukung orang-orang Yahudi Rabinik dengan menunjuk Bustonai, kemungkinan besar hari ini mayoritas orang Yahudi adalah Karaite atau Saduki. Tidak akan ada jenis Yahudi yang Anda lihat hari ini.

Zain Khan: Ben, orang Yahudi seperti apa yang ada di zaman sekarang?

Ben Abrahamson: Orang-orang Yahudi (yang ditemui) sekarang ini adalah keturunan dari .. mereka adalah keturunan pengikut Hillel, berasal dari orang-orang Yahudi Farisi pada zaman Bait Suci Kedua. Mereka adalah ... kami adalah orang-orang Yahudi yang percaya bahwa ketika Musa, (pbuh), diberi Taurat, ia tidak hanya diberi kitab lalu dibiarkan untuk mencari tahu sendiri. Tetapi kepadanya dijelaskan bagaimana menerapkannya dalam berbagai cara dan situasi yang memungkinkan. Jadi kami percaya Taurat berlaku dalam setiap aspek kehidupan kita, dalam segala hal yang kami lakukan, setiap tindakan yang kami buat, setiap transaksi bisnis yang kami lakukan, setiap hubungan interpersonal yang kami miliki. Kami percaya bahwa (Torah) ini membimbing hidup kita untuk mendengarkan dan tunduk kepada Tuhan. Kami juga percaya bahwa Tuhan mengutus banyak nabi ke dunia, bukan hanya kepada Bani Israel saja. Dan kami percaya bahwa Tuhan membuat perjanjian dengan bangsa-bangsa lain. Jadi kami sama sekali tidak punyai masalah untuk mengatakan bahwa seorang Muslim yang menjalankan agamanya dengan benar, dijamin mendapat bagian di akhirat, dunia yang akan datang, sama seperti kami. Dan orang Yahudi sekarang ini, kami puasa, tzawm. Kami punya beberapa shalat  ... kami punya raka'at. Kami membungkuk ketika mengucapkan barchu -- ruku adalah hal yang sama. Kami sujud. Kami melaksanakan 2,4,4,3 dan 1 raka'at dalam sehari, sedangkan tradisi Muslim adalah melaksanakan 2,4,4,3 dan 4. Jadi sangat mirip. Kami membuka dan menutup shalat dengan raka'at. Pada akhir shalat, kami menoleh ke kiri dan mengatakan Salaam (osei shalom) dan menoleh ke kanan dan mengatakan Salam (hu ya'aseh shalom). Kalender yang kita miliki juga sangat mirip. Banyak hal yang kami miliki dalam Yudaisme Rabinik berasal dari tradisi yang sama yang kita warisi dari Abraham [pbuh] untuk Bani Israel dan Muslim. 

Zain Khan: Rabi Ben, apa yang sedang anda kerjakan sekarang? Apa proyek Anda saat ini?

Ben Abrahamson: Well, jadi menarik ketika Anda menanyakannya. Yang saya kerjakan sekarang adalah Kalender. Sepertinya saya sedang berharap dapat melakukan sesuatu untuk tahun baru yang akan datang, tetapi tampaknya akan memakan waktu lebih lama lagi. Salahsatu kesamaan yang menarik antara Yudaisme dan Islam adalah Kalender. Baik dalam Islam maupun Yudaisme, kalender berasal dari siklus bulan. Dan kita memulai penghitungan bulan dengan melihat bulan, atau menghitung kapan bulan baru akan terlihat. Awal tahun, induk tahun, kami sebut Rosh Hashanah, yang dalam bahasa Arab disebut Ras as-Sana. Lalu kami memiliki Yom Kippur yang sesuai dengan Ashura. Ada cerita tentang kapan Nabi [saw] datang ke Madinah pada masa Asyura. Dan setelahnya Anda memiliki Paskah yang sesuai dengan Lailat al Baraat di bulan Sha'ban. Sefirat HaOmer sesuai dengan Ramadhan. Shavuot adalah Idul Fitri. Dan tanggal 9 Av sesuai dengan ibadah haji. Jadi masing-masing hari besar utama yang kami miliki berhubungan dengan hari-hari besar Islam, meskipun penekanannya telah berubah, dan Allah SWT melihat ini pantas diberikan kepada Muslim sebagai ritual yang paling sempurna. Ada saling keterkaitan di sini yang bisa sama-sama kita hormati. Dan kami percaya ... senang mengetahui bahwa ada sesama umat beragama yang menyembah dan berdoa serta tunduk kepada Tuhan seperti halnya kami.

Zain Khan: Rabi Ben, program ini tidak bersifat politis, tetapi ini adalah pertanyaan terakhir dan sifatnya sedikit politis. Apakah Anda melihat Timur Tengah yang damai di masa depan?

Ben Abrahamson: Ya, saya yakin akan hal itu. Saya positif ... kita punya contoh dari sejarah kita, Konstitusi Madinah, kekhalifahan awal, Mesir Fatimiyah, Muslim Spanyol, di mana hal ini terjadi. Hidup berdampingan secara damai, dan berkembang bersama masyarakat. Orang-orang Yahudi yang mengenal agama mereka dengan benar dapat melihat Muslim mengikuti agama yang sempurna, lengkap dalam segala hal. Dan orang-orang Muslim dapat melihat orang-orang Yahudi, Yahudi yang benar, sebagai orang-orang beriman. Jadi, jika kita benar-benar mengikuti teladan para nabi (semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada mereka) yang ditugaskan untuk membimbing kita, saya yakin kita akan melihat perdamaian.

Zain Khan: Terima kasih banyak, Rabbi Ben karena hadir di acara kami. Senang atas kehadiran Anda.

Ben Abrahamson: Saya senang berada di sini. Saya bersyukur untuk kesempatan berbicara yang diberikan.

Zain Khan: Ini adalah Rabi Ben Abrahamson. Dia menghabiskan seluruh hidupnya meneliti Islam dan Yudaisme. Dia juga seorang sarjana peneliti tradisi Yahudi. Kami membahas topik tentang Persamaan Islam dan Yudaisme. Sampai episode berikutnya, ini Zain Khan, hati-hati dan sampai ketemu lagi.

[Sumber: Rabbi Ben Abrahamson]   

More Related Posts


No comments :

Blogger Comments

Contact Form

Name

Email *

Message *