Comments
Timelines
Contact
Social Media
Timeline Cover

Thursday, September 8, 2016

Trinitas, Doktrin Yang Mengada-ada Thursday, September 8, 2016


Seingat saya, rasanya belum pernah kita temui ada pengikut Paulus yang mampu dengan tegas, lugas, dan tuntas menjelaskan apa dan bagaimananya Tuhan Trinitas mereka tanpa menggunakan analogi.

Tentu saja ini terasa ganjil, karena bagaimana mungkin ada sekumpulan orang mengaku mengimani doktrin Trinitas tapi tidak ada satupun dari mereka yang mampu menjelaskan apa yang diimani sendiri itu dengan baik? 

Apa yang salah?
Doktrin trinitasnyakah, atau otak para pengikutnya?

Dari sekian banyak analogi yang ujungnya dipastikan akan jeblog alias nyungsep, maka ini adalah yang paling populer mereka usung:

Menurut kebanyakan mereka, analogi tentang TRINITAS itu begini:
Manusia disebut sebagai MANUSIA karena adanyanya 3 unsur ini, 
(1) tubuh, 
(2) roh, dan 
(3) jiwa. 

Artinya, agar bisa disebut sebagai manusia, maka ketiga unsur itu HARUS MENJADI SATU SEUTUHNYA.

Demikian juga dengan Tuhan menurut kristen. Tuhan disebut sebagai TUHAN karena adanya 3 unsur ini: 
(1) Bapa, 
(2) Roh Kudus, dan 
(3) Yesus.

Artinya, agar bisa disebut sebagai TUHAN, maka ketiga unsur itu HARUS MENJADI SATU SEUTUHNYA. 

Sekarang, mari kita perhatikan baik-baik apa jadinya jika masing-masing dari tiga unsur manusia di atas kita pisahkan.

● Tubuh manusia tanpa roh dan jiwa jelas disebut MAYAT, alias BUKAN MANUSIA,
● Roh manusia tanpa tubuh dan jiwa jelas disebut ROH, alias BUKAN MANUSIA, 
● Jiwa manusia tanpa tubuh dan roh jelas disebut JIWA, alias BUKAN MANUSIA.

Ini sangat jelas mengindikasikan bahwa jika berdiri sendiri-sendiri, tidak ada satupun dari ketiga unsur manusia tadi yang boleh disebut sebagai manusia!

Lalu, bagaima pula jadinya jika ketiga unsur tuhan trinitas juga kita pisahkan?

● Bapa tanpa Roh Kudus dan Yesus seharusnya disebut Bapa saja, sebab dia BUKAN TUHAN
● Roh Kudus tanpa Bapa dan Yesus seharusnya disebut Roh Kudus saja sebab dia BUKAN TUHAN 
● Yesus tanpa Bapa dan Roh Kudus seharusnya disebut Yesus saja sebab dia BUKAN TUHAN.

Sama dengan "pemisahan" unsur manusia di atas, maka pemisahan unsur tuhan trinitas juga praktis mengindikasikan dengan sangat jelas bahwa jika berdiri sendiri-sendiri, tidak ada satupun yang boleh dianggap sebagai tuhan!

Jelas bukan?

Jadi, buat apa repot dengan segala macem teori muluk-muluk tentang trinitas, atau tuhan tritunggal ini, jika pada ujungnya tokh logika juga yang akan menentukan; doktrin trinitas itu masuk akal atau tidak?

Dan sayangnya, lebih banyak manusia di muka bumi ini yang menganggapnya TIDAK MASUK AKAL dibanding yang mengimaninya secara buta cuma karena iming-iming jika mati nanti bakal langsung masuk sorga!


Mereka yang tidak percaya itu antara lain punya pemikiran logis kurang lebih begini:

Berdasarkan teori berbasis analogi di atas tadi, Yesus di bumi yang setiap hari, pagi, siang, sore, dan malam berdoa kepada Bapa di sorga jelas bukan Tuhan karena tidak bersatu dengan Bapa di sorga dan dengan Roh Kudus yang entah berada di mana.

Roh Kudus yang dipercaya suka keluyuran sendirian ke sana ke mari sambil tebar informasi tentang Tuhan nyatanya tidak bersama Yesus dan tidak pula bersama Bapa, dan celakanya lagi, terbukti sering sekali memberikan informasi ngaco alias tidak benar menyangkut eksistensi dan kekuasaan Tuhan. Ini juga jadi alasan kenapa Roh kudus itu tidak bisa dipercaya sebagai unsur Tuhan, apalagi sebagai tuhan itu sendiri! 

Masa sih tuhan bisa salah memberi informasi tentang segala sesuatu yang menjadi ciptaan-Nya sendiri? Yang bener sajalah!

Sedangkan Bapa di Sorga, konon katanya adalah entitas yang menciptakan alam raya ini berikut seluruh isinya. 

Nah, dengan kapabilitas sedahsyat itu, tentu cuma Bapalah satu-satunya yang pantas disebut sebagai Tuhan! 

Artinya, dua unsur trinitas berinisial Roh Kudus dan Yesus Kristus tadi jelas bukan tuhan karena tidak pernah terbukti mampu berperan sebagai tuhan seperti Bapa yang sekalipun sendiri, tapi diyakini oleh pengikut Paulus sebagai satu-satunya entitas yang mampu menciptakan jagad raya beserta seluruh isinya ini! Jelas ini adalah kekuasaan yang tidak mungkin ada pada siapapun kecuali pada Tuhan semesta alam!

Tegasnya, jika sendiri saja Bapa mampu melakukan hal-hal yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh makhluk manapun juga, tentu DIA tidak membutuhkan siapapun sebagai "tuhan lain" yang harus disejajarkan dengan diri-Nya cuma sekedar untuk bantu-bantu doang! 

Ini penghinaan secara terang-terangan kepada kemahakuasaan Bapa namanya! 

Padahal ribuan tahun sebelum gagasan tentang trinitas ini dicetuskan oleh Quintus Septimius Florens Tertullianus -- atau lebih dikenal sebagai Tertullian saja -- sekitar tahun 200 M, Bapa yang cuma sendiri saja itu sudah dengan sangat tegas menginformasikan kepada umat manusia melalui utusan-utusan-Nya, yaitu para nabi terdahulu, bahwa TIDAK ADA SATUPUN YANG SERUPA DENGAN DIA, dan TIDAK ADA SATUPUN YANG BOLEH DISEJAJARKAN DENGAN DIA! 

Dalam bundel buku-buku tebal bernama alkitab milik umat Paulus penegasan itu tercatat cukup jelas dalam Kitab Ulangan 4:35; 4:39; 5:7; 6:4; 33:26 ● 2Samuel 7:22 ● Keluaran 9:14; 20:5 ● Yesaya 43:11-13; 46:9; 48: 12; 54:5; 63:8-9 ● dan Hosea 13:4.

Adapun Tertullian sebagai pencetus gagasan Trinitas sama sekali tidak mampu menjelaskan lebih jauh lagi tentang teorinya itu kecuali sebatas definisi bahwa Trinitas adalah "una substantia trepersonae" (satu substansi dalam tiga pribadi) dengan sedikit tambahan begini: 

"Let us preserve the mystery of the divine economy which dispose the unity into trinity, the Father, the Son, and the Holy Spirit, three not in essence but in grade, not in substance but in form". 

Artinya:

"Marilah kita melestarikan misteri ikatan keilahian yang menjelaskan kesatuan dari yang tiga, Bapa, Anak dan Roh Kudus, tiga bukan dalam esensi, tetapi dalam tingkatan, bukan dalam substansi tetapi dalam bentuk."

Jadi, Tertullian menganjurkan pengikut Paulus agar "melestarikan misteri" trinitas, bukan karena hubungan antara ketiga unsur trinitas itu bersifat misterius, tapi lebih kepada ketidakmampuannya sendiri untuk menjelaskan trinitas secara tegas, lugas, dan tuntas!

Ini bertentangan dengan kehendak Tuhan yang tidak suka misteri, sebab jangankan bermisteri, sedangkan sudah sangat jelas diperkenalkan-Nya melalui para nabi yang menjadi utusan-Nya, termasuk melalui Yesus sekalipun, nyatanya kebanyakan manusia masih mengalami kesulitan untuk mengenali Tuhan sejati. 

Konon pula bila Tuhan "bermain-main" dengan misteri?

Urusan dengan Tuhan tidak bisa dan tidak pernah boleh dianggap sebagai main-main bung!

Perhatikanlah bagaimana jujurnya “mbahnya Romo” Trinitas, Athanasius, bercerita dalam buku The Decline and Fall of the Roman Empire yang ditulis oleh Edward Gibbon ini:

“Teolog besar Kristen Athanasius sendiri secara terbuka mengakui bahwa semakin dia memaksakan pengertiannya untuk menjelaskan ketuhanan Logos (Firman), segala daya dan upaya yang diusahakannya kandas dengan sendirinya; bahwa semakin dia berfikir, semakin dia kurang memahami; semakin banyak penulis, semakin kurang kemampuan menjelaskan jalan pikirannya”.

Baru mencoba memformulasikan hubungan Yesus sebagai Logos (Firman) dengan Tuhan Allah saja, dia sudah pusing. Belum lagi di tambah dengan “Tuhan” Roh Kudus!

Monsignor Eugene Clark mengakui konsep Trinitas sulit dimengerti. Untuk itu, menurut dia sebaiknya konsep Trinitas diterima saja walaupun tidak dimengerti.

“Tuhan itu satu, Tuhan itu tiga. Karena tidak ada yang seperti ini di alam ini, sehingga kita terima saja walaupun kita tidak mengerti”

Hubungan ketiga oknum dalam Trinitas dengan susah payah diciptakan oleh Gereja di tengah-tengah pertentangan, kontroversi dan malah pertumpahan darah. Akhirnya Pemimpin Gereja terpaksa harus mengeluarkan pernyataan untuk menerima ajaran Kristen tanpa harus menyelidikinya. 

Uskup Agung Anslem, pemimpin Gereja di Canterbury (1093-1109) dalam bukunya Prosologian I, menulis:

“Saya tidak perlu mengerti untuk percaya, tetapi saya percaya agar saya mengerti.”

Selanjutnya dalam bukunya Cur Deus Homo dia menjelaskan urut-urutan menerima "ajaran yang misterius" dalam Kristen:

“Urutan yang tepat adalah meyakini keimanan Kristen secara mendalam lebih dahulu, baru kemudian mendiskusikannya berdasarkan akal sehat. Dengan demikian, walaupun saya tidak mengerti sama sekali, tidak ada yang akan dapat mengguncang keteguhan iman saya”

Nah, jika para dedengkot kristen saja kebingungan bagaimana menjelaskan trinitas, bagaimana pula para pengekornya yang cuma sekelas odong-odong di grup ini bisa lebih baik lagi menjelaskannya?

Jadi, dengan kata lain konsep tuhan tritunggal itu pada hakekatnya cuma HOAX!

Jelas ya?
Salam bagi umat yang mengikuti petunjuk.

More Related Posts


No comments :

Blogger Comments

Contact Form

Name

Email *

Message *