Infotainment - Anda harus klik foto di atas untuk melihat jelas kontennya.
Seperti umat Nabi Musa yang berbondong-bondong menyeberangi laut terbelah meninggalkan Mesir pada jamannya dulu, maka sejak kemarin dikabarkan sejumlah netter muslim juga memutuskan untuk hijrah berjamaah meninggalkan grup “Theos An-Naar Menjamu Debater Muslim H2H Disini” atau yang lebih dikenal di kalangan luas sebagai “Kampung Bakul Jamu Peternak Cacing Kremi”. (Oshi. A, Penulis Lepas)
Sampai berita ini diturunkan diperkirakan sedikitnya 100 netters Muslim(mah) aktif sudah meninggalkan Kampung Bakul Jamu menyusul Pernyataan Pengunduran Diri salah-seorang Dosen Senior Institut Theologika Kristen Kontemporer GMDKK, Romo Reza & himbauan terbuka Pengurus Komunitas CSM, Roman Asmaradana.
Diduga gelombang hijrah ini masih akan berlanjut hingga keadaan di Kampung Bakul Jamu dianggap benar-benar steril, bebas dari wabah cacing kremi dan kesehatan mental penduduk asli -termasuk lurah dan cariknya- sudah dinyatakan sembuh oleh otoritas terkait.
Sebagian Muhajirin yang kemarin ditemui sedang bersantai di kantin kampus Fakultas Mendemologi Institut Theologika Kontemporer Kristen bercerita bahwa jika pada jaman Fir’aun dulu umat nabi Musa meninggalkan Mesir karena dorongan rasa takut yang amat sangat kepada penguasa yang dzalim, maka hijrah kaum muhajirin ini adalah karena rasa muak yang amat sangat kepada penguasa yang bodoh, tapi banyak omong!
Dianggap bodoh karena belum pernah mampu menunjukkan kecerdasan berfikirnya, sementara dianggap banyak omong karena belum pernah mampu menunjukkan satu saja dari semua omongannya yang terbukti benar!
“Ini penyakit!”, salahsatu sumber yang enggan disebut namanya menjelaskan. “Lurah kampung Bakul Jamu punya kebiasaan buruk yang nampaknya sudah sangat sulit untuk disembuhkan, yaitu masturbasi rohani di mana saja!” demikian ia melanjutkan. “Kasus terakhir yang sangat mungkin menjadi puncak akumulasi rasa muak sebagian besar para muhajir adalah setelah Lurah dan segenap ponggawa kantor kelurahan Bakul Jamu secara berjamaah menebar fitnah pemicu isu SARA sangat berbahaya, yakni menuduh bahwa keluarga besar GMDKK adalah jemaat Ahmadiyah. Namun tatkala didesak oleh salahseorang warga GMDKK untuk membuktikannya, ternyata tidak seorangpun dari mereka yang mampu, dan celakanya, sang Lurah, pencetus isu SARA itu sendiri, tidak mau mengakuinya, tapi malah coba membuat fitnah baru lainnya!”
Sementara itu, di Kampung Bakul Jamu sendiri, salahseorang warga yang berinisiatif bicara mewakili kantor kelurahannya, Lucas Edward Wall, menyebutkan bahwa aksi hijrah sekian banyak netter Muslim(mah) dari kampung Bakul Jamu ini menunjukkan bahwa mereka tidak kuat mental menghadapi rata-rata penduduk kampung Bakul Jamu yang piawai berdebat dan menguasai kristologi dengan amat baik. Akan tetapi pendapat itu dibantah oleh warga lainnya, Michelle, yang meyakini alasan hijrah besar-besaran ini justru karena netter Muslim(mah) sudah bosan pada ketidakkemampuan berapolget rata-rata warga Bakul Jamu yang sama sekali tidak menguasai pengetahuan tentang Alkitab, apalagi Al-Qur’an, dengan baik, kecuali sibuk OOT, gagal mikir, dan tebar cacat logika saja!
Namun sebelum menyusul yang lainnya meninggalkan kampung Bakul Jamu, pendapat kedua warga tsb sempat ditanggapi oleh Gus Sudrun, salahseorang sepuh Keluarga Gus, dengan penjelasan bahwa karena kelakuan norak dan tidak konsisten dari Lurah & Cariknya, maka kampung Bakul Jamu akhirnya tidak dianggap lagi oleh sebagian besar netter Muslim(mah), khususnya oleh mereka yang memilih untuk hijrah. Dia menegaskan pula bahwa dengan adanya hijrah secara massif ini seharusnya disadari oleh seluruh penduduk kampung, terutama oleh para ponggawa kantor kelurahannya, sebagai sebuah aib nyata yang sangat memalukan! Gus Sudrun bahkan menambahkan agar Lurah & Carik Bakul Jamu melakukan tafakur bersama seluruh penduduk agar diberi kekuatan oleh Tuhan untuk introspeksi.
Di tempat lain, Gus Mendem, yang disebut-sebut sebagai salahsatu sosok sentral yang patut diduga punya andil dalam proses terjadinya hijrah berjamaah ini ketika dimintai keterangannya hanya tersenyum saja sambil berujar pendek, “No Comments!”
Adapun kaum Mujahirin yang sudah meninggalkan Kampung pembiak cacing kremi yang menurut mereka penuh mudharat tsb menghimbau saudara-saudara mereka yang masih tinggal agar sebaiknya segera menyusul mereka.
Demikian sekilas info!
Demikian sekilas info!
[Sumber: Humas Fakultas Mendemologi]
No comments :