Published on Facebook February 22, 2012 at 7:44 PM
Di bawah ini adalah hadist yang seringkali dipelintir oleh para penggiat siar Kristen dengan tujuan untuk meyakinkan kita bahwa sebelum wafat, Nabi Muhammad SAW memohon kepada Allah agar memperoleh rahmat untuk dipertemukan dengan teman tertinggi di Akhirat, yakni Nabi Isa Al-Masih, untuk menunjukkan bahwa derajat kenabian Rasulullah SAW lebih rendah dari deajat Nabi Isa Al-Masih yang mereka yakini sebagai Yesus:
“Ya Allah! Ampunilah saya! Kasihanilah saya dan hubungkanlah saya dengan Teman Yang Maha Tinggi." [Sahih Bukhari 59:715]
Catatan kecil berikut ini adalah bantahan atas pemahaman bathil mereka di atas berdasarkan argumen yang jelas menurut Al-Quran dan Hadist.
Adapun redaksi hadist dimaksud sebenarnya adalah sbb:
Volume 5, Book 59, Number 715:
Narrated ‘Aisha:
I heard the Prophet and listened to him before his death while he was Lying supported on his back, and he was saying, “O Allah! Forgive me, and bestow Your Mercy on me, and let me meet the (highest) companions (of the Hereafter).”
Hadist Bukhari-Muslim di atas disusun oleh Moslem Southwestern America, ditranslate oleh M. Muhsin Khan, dan ditempatkan pada Volume 5, Buku 59, Nomor 715 yang artinya:
Volume 5, Book 59, Number 715:
Dikisahkan oleh ‘Aisyah:
Aku mendengar Nabi dan mendengarnya sebelum beliau wafat saat ia sedang berbaring ditopang punggungnya, dan dia berkata, “Ya Allah ampuni aku, dan limpahkan Rahmat-Mu padaku, dan ijinkan aku bertemu teman-teman tertinggi (di akhirat).
Kaitan doa nabi di atas adalah dengan Turunnya surat An-Nisa ayat 69:
Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (rofiqoo)
dan
Surah An Nisaa’ 70
Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa pahala yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang taat kepada Nya dan kepada Rasul Nya, adalah suatu karunia yang tiada tara bagi yang ingin mencapainya dan Allah lah Yang Maha Mengetahui siapa yang benar-benar taat kepada Nya, sehingga berhak memperoleh pahala yang besar itu.
Itu sebabnya kenapa sebelum wafat, Rasulullullah berdoa agar bisa berjumpa dengan teman-teman tertingginya di akherat karena mereka adalah sebaik-baik teman sesuai dengan QS. An-Nisaa: 69 tersebut. [1]
ASBABUN NUZUL AN-NISA 69-70
ASBABUN NUZUL AN-NISA 69-70
Sebab turunnya ayat ini menurut riwayat At-Thabari dan Ibnu Mardawaih dari ‘Aisyah ra.
“Bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw dan berkata: “Ya Rasulullah sesungguhnya saya lebih mencintaimu dari diri saya dan anak saya. Apabila saya berada di rumah, saya selalu teringat padamu: sehingga saya tidak sabar dan terus datang untuk melihatmu. Dan apabila saya teringat tentang kematian saya dan kematianmu, maka tahulah (sadarlah) saya. bahwa engkau apabila masuk surga berada di tempat yang tinggi bersama-sama para Nabi, sedang saya apabila masuk surga, saya takut tidak akan melihatmu lagi. Mendengar itu Rasulullah diam tidak menjawab, dan kemudian turunlah ayat ini”.
“Bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw dan berkata: “Ya Rasulullah sesungguhnya saya lebih mencintaimu dari diri saya dan anak saya. Apabila saya berada di rumah, saya selalu teringat padamu: sehingga saya tidak sabar dan terus datang untuk melihatmu. Dan apabila saya teringat tentang kematian saya dan kematianmu, maka tahulah (sadarlah) saya. bahwa engkau apabila masuk surga berada di tempat yang tinggi bersama-sama para Nabi, sedang saya apabila masuk surga, saya takut tidak akan melihatmu lagi. Mendengar itu Rasulullah diam tidak menjawab, dan kemudian turunlah ayat ini”.
Dalam ayat tsb Allah mengingatkan umat manusia agar bertaqwa kepada-Nya dan taat kepada Rasul-Nya dengan janji yang pasti, yakni akan membalas ketaatan dengan pahala yang sangat besar, bukan saja masuk surga, akan tetapi akan ditempatkan bersama dengan orang-orang yang paling tinggi derajatnya di sisi Tuhan, yaitu para Nabi, para Siddiqin, para Syuhada (orang-orang yang mati Syahid) dan orang-orang Saleh.
Berdasarkan ayat ini para ahli tafsir secara garis besar membagi orang-orang yang memperoleh anugerah Allah yang paling besar di dalam surga tsb kepada empat kelompok yaitu:
1. Para Nabi dan Rasul, yaitu mereka yang menerima wahyu dari Allah SWT.
2. Para Syiddiqin, yaitu mereka yang teguh imannya kepada kebenaran Nabi dan Rasul.
3. Para Syuhada dibagi pula urutannya sebagai berikut: [2]
(a) Orang-orang beriman yang berjuang di jalan Allah dan mati terbunuh di dalam peperangan melawan orang-oang kafir
(b) Orang-orang yang menghabiskan usianya berjuang di jalan Allah dengan harta; dan dengan segala macam jalan yang dapat dilaksanakannya.
(c) Orang-orang beriman yang mati ditimpa musibah yang mendadak atau teraniaya, seperti mati bersalin, tenggelam di lautan, terbunuh dengan aniaya.
4. Orang-orang saleh, yaitu orang-orang yang selalu berbuat amal baik yang bermanfaat untuk orang banyak, termasuk dirinya dan keluarganya, baik untuk kebahagiaan hidup duniawi maupun untuk kebahagiaan hidup ukhrawi yang sesuai dengan ajaran Allah.
Orang-orang yang benar-benar taat kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana yang tersebut dalam ayat ini akan dapat masuk surga dan ditempatkan bersama-sama dengan semua golongan yang empat itu.
Artinya, hadits di atas sama sekali tidak seperti apa yang dikira oleh para penggiat siar Kristen, karena yang dimaksud oleh Rasulullah SAW dalam doa beliau tsb adalah permohonan untuk dipertemukan dengan teman-teman -- ya, teman-teman, jadi bukan satu orang -- yang medapat rahmat Allah ditempatkan pada kedudukan yang tinggi di akhirat.
Semoga bermanfaat!
Wassalam,
[Dari Abd Rozzaq | Islam Menjawab Fitnah]
CATATAN KAKI
[1] Doa yang dicontohkan oleh Rasulullah kepada setiap umat Islam
[2] (a) disebut syahid dunia dan akhirat yang lebih tinggi pahalanya dari bagian (b) dan (c) keduanya hanya dinamakan syahid akhirat.
Dan ada satu bagian lagi yang disebut namanya syahid dunia, yaitu orang-orang yang mati berperang melawan kafir, hanya untuk mencari keuntungan duniawi, seperti untuk mendapatkan harta rampasan, untuk mencari nama dan sebagainya. Syahid yang serupa ini tidak dimasukkan pembagian syahid di atas, karena syahid dunia tersebut tidak termaksud sama sekali dalam kedua ayat ini.
No comments :