Dalam SYARIAT ada hijab...
Tidak akan tertembus kecuali oleh HAKIKAT..Syariat jalannya umat...
untuk berkhidmat pada Yang Maha Kuat...
untuk berkhidmat pada Yang Maha Kuat...
Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh..
Ada yang bertanya tentang apakah yang dimaksudkan dengan Syariat, apa itu Tarikat, dan ada juga yang bertanya tentang Hakikat. Dengan segala keterbatasan, kami mencoba untuk menjelaskannya secara singkat, dengan harapan semoga dapat di pahami. ~ Mohon koreksi.
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah,
SYARIAT adalah 'Pandangan Hidup' (syara), 'Pegangan Hidup' (syariah), dan 'Perjuangan Hidup' (manhaj) yang diwahyukan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk seluruh umat manusia, agar diketahui, dipatuhi, dan dilaksanakan dlm hidup dan kehidupannya..
Seorang muslim yang ISLAM oriented akan selalu setia pada syariat dalam berbagai persoalan hidupnya dengan senantiasa berpedoman kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Firman Allah SWT:
"Syara'a lakum mina alddiini maa washshaa bihi nuuhan waalladzii awhaynaa ilayka wamaa washshaynaa bihi ibraahiima wamuusaa wa'iisaa an aqiimuu alddiina walaa tatafarraquu fiihi kabura 'alaa almusyrikiina maatad'uuhum ilayhi allaahu yajtabii ilayhi man yasyaau wayahdii ilayhi man yuniibu..."
"(Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama^1341 dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)".(QS Asy-Syura [42]:13) [^ 1341: Yang dimaksud "agama" di sini ialah meng-Esakan Allah s.w.t., beriman kepada-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhirat serta menta'ati segala perintah dan larangan-Nya.]
Firman-Nya pula:
"Tsumma ja'alnaaka 'alaa syarii'atin mina al-amri faittabi'haa walaa tattabi' ahwaa-a alladziina laa ya'lamuuna..."
(Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. (QS Al-Jatsiyah [45]:18)
"Wa-anzalnaa ilayka alkitaaba bialhaqqi mushaddiqan limaa bayna yadayhi mina alkitaabi wamuhayminan 'alayhi fauhkum baynahum bimaa anzala allaahu walaa tattabi' ahwaa-ahum 'ammaa jaa-aka mina alhaqqi likullin ja'alnaa minkum syir'atan waminhaajan walaw syaa-a allaahu laja'alakum ummatan waahidatan walaakin liyabluwakum fiimaa aataakum faistabiquu alkhayraati ilaa allaahi marji'ukum jamii'an fayunabbi-ukum bimaa kuntum fiihi takhtalifuuna..."
(Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian421 terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu422, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, (QS Al-Maidah [5]:48).
Dan untuk mengetahui hakikat..makrifat.maka ada baiknya kita pahami dulu istilah2 yang sering dipakai oleh para sufi..
HAKIKAT berarti "kebenaran" atau "kenyataan yang sebenarnya", seakar dengan kata al-Haqq, "reality", "Absolut" adalah kebenaran esoteris yang merupakan batas-batas dari transendensi dan teologis.
Dalam pengertian seperti ini, hakikat merupakan unsur ketiga dlm ilmu tasawuf, yakni:
- SYARI'AT (hukum yang mengatur),
- TAREKAT (suatu jalan atau cara); ~ sebagai suatu tahapan dalam perjalanan spiritual menuju ALLAH Al-HAQQ,
- HAKIKAT (Kebenaran yang essensial), dan
- MA'RIFAT (mengenal ALLAH dengan sebenar-benarnya, baik Asma, Sifat, maupun Af'al-Nya).
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
"Inna haadzaa lahuwa haqqu alyaqiini, fasabbih biismi rabbika al'azhiimi.."
"Sungguh, yang demikian itu adalah hakikat yang meyakinkan maka bertasbihlah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Maha Besar." (QS Al-Waqiah [56]: 95-96)
"Fadzaalikumu allaahu rabbukumu alhaqqu famaatsaa ba'da alhaqqi illaa aldhdhalaalu fa-annaa tushrafuuna.."
"Maka ikutilah DIA Tuhanmu yang hakiki. Tidak ada sesudah kepastian itu melainkan kesesatan. Tetapi bagaimanakah kamu dapat dipalingkan dari kebenaran?" (QS Yunus [10]: 32)
Ilmu "HAKIKAT" ini termasuk ilmu Maknun (Ilmu yang tersimpan) yang tidak boleh disebarkan kecuali kepada ahlinya karena mengandung unsur yang membahayakan bagi orang awam (kebanyakan), sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. berikut ini:
"Saya meriwayatkan dari Rasulullah Saw. dua wadah ilmu: salah satunya telah saya sebarkan kepada kalian, adapun yang kedua seandainya saya sebarkan kepada kalian, niscaya kalian akan mengasah pisau untuk memotong leherku ini (dua wadah itu ialah Syariat dan Hakikat)".
Al-Ghazali menegaskan bahwa Ilmu HAKIKAT termasuk ilmu rahasia yang kelihatannya bertentangan dengan Ilmu SYARIAT, namun hakekatnya tidaklah bertentangan.
Ilmu ini, yang tidak boleh ditulis dan tidak boleh disebar-luaskan secara umum, tetapi harus disembunyikan kecuali kepada orang-orang yang terpercaya (yang dapat menyimpan amanah), sebagaimana yang diungkapkan oleh Imam Ali Zainuddin bin Husein bin Ali bin Abu Thalib.
"Banyak Ilmu bagaikan mutu manikam. Seandainya aku sebar-luaskan, niscaya orang-orang menganggapku termasuk para penyembah berhala, dan banyak tokoh kaum Muslimin menganggap halal darahku hingga mereka menganggap membunuhku itu lebih baik."
HAKIKAT, juga disebut 'lubb' ("dalam", "saripati", "inti") kaitannya dengan sebuah frase Al-Qur'an (dalam surah Al-Qashash ayat 29, dan ayat-ayat lain).
Sedangkan Ulul Albab adalah orang yang memiliki pengetahuan (yang mendalam), yakni mereka yang memiliki pandangan atau pengertian tentang HAKIKAT. Kaitannya dengan hal ini terdapat pada pepatah Sufi,
"Untuk mencapai Hakikat (inti), Anda harus mampu menghancurkan kulit", yang mengandung pengertian bahwa paham eksoterisme (perwujudan), melampaui batas-batas pemahaman eksoteris, karena esensi melampaui bentuk-bentuk luaran yang mana ia tidak dapat direduksikan kepada bentuk luaran yang bersifat eksoterik.
Lebih lanjut dapat dilihat dari uraian "SYARIAT".
Secara sederhana kita ambil contoh ibadah Shalat yang menjadi inti daripada hakekat hidup kita sekalian, yaitu "Hakekat hidup adalah ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala (liya' buduni), sedangkan ibadah yang paling pokok dan utama adalah Shalat!
SYARI'AT-nya adalah memenuhi kewajiban. Sesuai dengan firman-Nya;
" Inna alshshalaata kaanat 'alaa almu'miniina kitaaban mawquutaan.."
"Bahwa sesungguhnya shalat itu diwajibkan atas orang-orang mukmin pada waktu-waktu yang sudah ditentukan." (QS An-Nisaa [4]:103).
TAREKAT-nya adalah memberi pengaruh pada sikap dan membekas pada perbuatan.
HAKIKAT-nya adalah zikir kepada ALLAH Subhanahu wa Ta'ala.
Sebagaimana firman-Nya:
"Innanii anaa allaahu laa ilaaha illaa anaa fau'budnii wa-aqimi alshshalaata lidzikrii.."
"Sungguh, AKU inilah ALLAH, tiada Tuhan melainkan AKU. Maka sembahlah AKU dan tegakkanlah shalat ini untuk dzikir kepada-KU." (QS Thaha [20]:14)
MAKRIFAT-nya adalah mi'raj ruhani kehadirat Ilahi.
"Shalat adalah Mi'raj-nya orang-orang yang beriman." (HR Baihaqi dan Muslim)
Seperti telah disinggung pada awal tulisan ini, dimana diuraikan bahwa:
SYARIAT adalah 'Pandangan Hidup' (syara), 'Pegangan Hidup' (syariah), dan 'Perjuangan Hidup' (manhaj) yang diwahyukan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk seluruh umat manusia, agar diketahui, dipatuhi, dan dilaksanakan dalam hidup dan kehidupannya..
Sebagai PANDANGAN HIDUP, seorang muslim yang ISLAM oriented akan selalu setia pada syariat dalam berbagai persoalan hidupnya dengan senantiasa berpedoman kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah (QS Asy-Syura:13, Al-Jatsiyah:18, QS Al-Maidah:48).
Sebagai PEGANGAN HIDUP, SYARI'AT diturunkan ALLAH Subhanahu wa Ta'ala ke dunia ini dengan Ilmu-Nya yang tak terbatas. Oleh karena itu, SYARIAT bersifat UNIVERSAL.
Kemudian, DIA mengutus Rasulullah SAW. sebagai RAHMATAN LIL ALAMIIN yang memberlakukan Syariat sampai akhir zaman. (Lihat QS Al-Furqan:1; dan QS Al-Anbiya:107).
Sebagai PERJUANGAN HIDUP, Al-Qur'an, As-Sunnah, dan ijtihad sebagai sumber syariat meliputi:
(1) Prinsip Dasar (Iman/Aqidah/Islam /Ibadah, dan Ikhsan/Akhlak) dan
(2) Norma-norma Hukum Islam.
Menurut Syaikh Athaillah As-Sakandary dan para sufi, bhw amal perbuatan terdiri atas tiga bagian, yaitu: Amal Syariat; ~ Amal Tarekat, dan ~ Amal Hakikat; atau...
- Amal Islam, Amal Iman, dan Amal Ihsan; ATAU..
- Amal Ibadah, Amal Ubudiyyah, dan Amal Ubudah; ATAU..
- Amal Ahli Bidayah (tahap pemula); Amal ahli Wasat (tahap pertengahan), dan Amal Ahli Nihayah (tahap akhir).
- SYARIAT untuk memperbaiki 'zawahir' atau 'zawarih' (anggota badan),
- TARIKAT untuk memperbaiki 'dhamir' (hati); dan
- HAKIKAT untuk memperbaiki 'sarair' (ruh).
Memperbaiki zahir (anggota badan) dgn tiga perkara pula yaitu:
- Ikhlas
- Sidq (jujur), dan
- Tumaninah (ketenangan).
Dan, memperbaiki 'Ruh' juga dengan tiga perkara, yaitu;
- Muraqabah (waspada/merasa di awasi/seolah-olah melihat ALLAH Subhanahu wa Ta'ala),
- Musyahadah (menyaksikan Asma, Sifat, dan Afal Alllah Subhanahu wa Ta'ala.), dan,
- Makrifat (mengenal Allah Subhanahu wa Ta'ala.)
Atau ...
- Memperbaiki Zahir (anggota badan) yaitu dgn 'menjauhi larangan Allah Swt.dan mengikuti perintah-Nya.
- Memperbaiki Hati yaitu dgn menjauhi sifat2 tercela dan menghiasinya dgn sifat2 utama..Dan,..
- Memperbaiki Ruh yaitu dgn menghinakannya dan menundukkannya shgga menjadi terdidik adab,tawaduk, dan berbudi..
Ahli Syariat ialah orang yang melaksanakan amal ibadah 'litalabil ujur' (karena mengharapkan upah atau pahala dari Allah Swt.).
Ahli Tarekat masih dalam perjalanan antara syariat dan hakikat. Sedangkan ahli Hakikat ialah orang-orang yang melaksanakan 'ibadah' (pengabdian kepada Allah Swt.) semata-mata karena mengikuti perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala. (ikhlas), disertai dgn rasa 'khawf' (takut/gentar), 'raja' (harap), 'mahabbah' (cinta) dst.
Syaikh Athaillah As-Sakandariyah berkata;
"Orang yang telah sampai pada Hakikat Islam, maka ia tidak kuasa menghindari melaksanakan Syariat;
Orang yang telah sampai pada Hakikat Iman, maka ia tidak kuasa berpaling kepada amal perbuatan atas dasar selain Allah Subhanahu wa Ta'ala (riya);
Dan, orang yang telah sampai pada Hakikat Ihsan, maka ia tidak kuasa berpaling kepada segala apapun selain Allah Swt."
Menurut Syaikh Ali bin al-Haitamy r.a.,
"Syariat ialah apa yang berkaitan dengan 'taklif' (pembebanan suatu ibadah), sedangkan Hakikat ialah apa yang dapat menghasilkan 'pengenalan kepada Allah'. Syariat dikuatkan oleh Hakikat, dan hakikat terikat pada Syariat.
Syariat adalah sebagai wujud perbuatan Allah Swt., dan melaksanakannya dengan syarat disertai ilmu melalui perantaraan para Rasul, sedangkan Hakikat ialah 'menyaksikan hal ihwal mengenal Allah Swt. dan menyerahkan segala sesuatunya kepada-Nya tanpa ada perantaraan".
Syaikh al-Arif Billah Sayyid Ibrahim ad-Dasuqi al-Quraisy r.a., berkata:
"Syariat adalah POKOK, sedangkan Hakikat adalah CABANG. Syariat mengandung segala ilmu yang disyariatkan, sedangkan Hakikat mengandung segala ilmu yang tersembunyi, dan seluruh maqam (kedudukan di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala) bertingkat-tingkat di dalam keduanya".
"Syariat itu Pohon dan Hakikat itu Buahnya."
"Ahli Syariat akan batal shalatnya dengan bacaan yang buruk, sedangkan ahli Hakikat akan batal shalatnya dengan akhlak yang buruk.~ Jadi apabila di dalam bathinnya terdapat kedengkian atau iri hati, buruk sangka kepada seseorang, mencintai dunia, shalatnya batal.
Karena sesungguhnya pemilik akhlak buruk itu berada pada hijab (terhalang) dari menyaksikan keagungan Allah Swt di dalam shalat. Dan orang yang hatinya terhijab maka ia tidak shalat, karrna sesungguhnya shalat adalah sebuah hubungan dengan Allah Swt.".
Seorang Sufi bersyair:
Dalam Syariat Ada hijab
Tidak akan tertembus kecuali oleh Hakikat
Syariat jalannya umat
Untuk khidmat pada Yang Maha Kuat
Sedang Hakikat ada syariat yang samar bagi umat
Hingga disangka sesat,
Padahal jalan yang selamat
Syariat adalah awalan
Hakikat bukan akhiran
Tidak akan tertembus kecuali oleh Hakikat
Syariat jalannya umat
Untuk khidmat pada Yang Maha Kuat
Sedang Hakikat ada syariat yang samar bagi umat
Hingga disangka sesat,
Padahal jalan yang selamat
Syariat adalah awalan
Hakikat bukan akhiran
Karena pada hakikat terdapat syariat
Yang berbeda dengan syariat awalan,
Pada khidmat umat
Padahal pada tiap ayat
Ada makna yang tersirat dan tersurat
Adalah sabda Rasul berpendapat
Maka apakah mereka tidak melihat?
Pada tiap-tiap umat ada syariat
Begitulah ayat berpendapat
Apakah mereka tidk melihat?
Maka Hakikat dalah Syariat
Yang berasal dari syariat umat
Sedangkan dia berpijak
Maka bagaimanakah Hakikat dikatakan sesat?
Sedangkan dia berpijak pada syariat
Yang dibawa oleh Rasul yang mulia
Sebagai amanat
Tetapi Allah mempunyai pendapat
Siapakah para hamba yang mendapat hidayah
Untuk dapat mengenal hakikat
Maka siapa yang menolaknya
Berarti melepaskan hidayah
Karena mencapai makrifat adalah dengan syariat
Yang terususun dengan hakikat
Maka syariat dan hakikat adalah syariat-Nya
Apakah mereka tidak melihat?
No comments :