Kontradiksi Penciptaan Alam Semesta Menurut Al-Quran
Isu ini muncul dari pemahaman sangat menyedihkan dari pengikut Paulus saat membaca terjemahan QS. Fushshilat 9-12 dan QS. Yunus 3 tentang masa penciptaan alam semesta sbb:
QS Yunus[10]: 3
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan…,”
QS. Fushilat[41]: 9-12
9. Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua hari dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta alam".
10. Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat hari. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
11. Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
12. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua hari dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Ringkasan
QS. Yunus
Ayat 3: Langit dan bumi diciptakan dalam 6 masa
QS. Fushilat
Ayat 9: bumi diciptakan dalam 2 masa.
Ayat 10: penciptaan gunung dalam 4 masa.
Ayat 12: langit diciptakan dalam 2 masa.
Lalu pengikut Paulus - yang dari sononya memang sudah diajari untuk menjadi tidak cerdas berjamaah - tapi luar biasa bernafsu untuk menunjukkan "kesalahan" Al-Quran, menyimpulkan bahwa menurut QS. Fushilat masa penciptaan alam semesta adalah (2 masa + 4 masa + 2 masa) = 8 masa.
Artinya, menurut pemikiran umat yang terlanjur disesatkan oleh Paulus ini QS Fushilat: 9, 10, 12 bertentangan dengan QS Yunus: 3 yang menyatakan alam semesta diciptakan dalam 6 masa.
Faktanya
Ketika membaca terjemahan surah Fushshilat ayat 9-10, orang-orang dongok ini hanya terpaku pada angka-angka tanpa mencermati redaksinya, sehingga terjerembab; salah kaprah dalam memahami makna yang tersirat di dalamnya.
Jika benar-benar dicermati, QS. Fushshilat 9 hanya menyebutkan penciptaan bumi (saja) dalam 2 masa (fii yaumain). Sementara QS. Fushilat 10 menceritakan masa penciptaan bumi dan segala isinya (gunung, tumbuhan, hewan dan lainnya) dalam 4 masa (fii arba’ati ayyaam). Dilanjutkan dengan QS. Fushshilat 11-12 yang menyebutkan, Allah menciptakan langit (saja) dalam 2 masa.
Dari QS. Fushshilat 9 dan 10 mudah dipahami bahwa Allah menciptakan bumi (saja) selama 2 masa, dan bersamaan dengan penciptaan bumi, Allah menciptkan gunung dan semua isi bumi juga dalam 2 masa, sehingga urusan penciptaan bumi dan segenap isinya berlangsung dalam 4 masa, baru kemudian Allah menciptakan langit (dan segenap isinya) dalam 2 masa.
Kesimpulannya
QS. Fushilat 9-12 menjelaskan penciptaan alam semesta (bumi, seluruh isi bumi, dan langit beserta seluruh isinya) dalam 2 masa + 2 masa + 2 masa = 6 masa.
Bagaimana Penciptaan Alam Semesta Menurut Alkitab?
Sebaliknya, Injil justru menyimpan kemusyrikan dalam menjelaskan penciptaan alam. Berikut di antaranya:
- Hari pertama, Tuhan menciptakan langit dan bumi dalam keadaan kosong dan gelap gulita. Lalu, menjadikan terang yang memisahkan pagi dan petang. (Kejadian 1:1-5).
- Hari kedua, Tuhan menciptakan langit (Kejadian 1:6-8).
- Hari ketiga, Tuhan menciptakan tumbuh-tumbuhan (Kejadian 1:9-13).
- Hari keempat, Tuhan menciptakan matahari dan bintang (Kejadian 1:14-19).
- Hari kelima, Tuhan menciptakan binatang laut dan burung (Kejadian 1:20-23).
- Hari keenam, Tuhan menciptakan makhluk hidup, ternak, binatang dan Adam, manusia pertama (Kejadian 1:24-31).
- Hari ketujuh, Tuhan berhenti dari segala pekerjaan-Nya yang disebut sebagai Hari Sabat Tuhan (Kejadian 2:2, Keluaran 20:10-11, Ulangan 5:14).
Kisah penciptaan alam versi Injil sangat bertentangan dengan sains.
Perhatikanlah logika berikut ini:
Hari pertama, Tuhan menciptakan bumi lengkap dengan terang dan gelap sehingga ada siang dan malam. Padahal, Bibel menerangkan matahari baru diciptakan pada hari keempat. Bukankah tak akan ada siang dan malam tanpa matahari? Kemudian, diciptakan tanaman dan pepohonan pada hari ketiga. Aneh bukan? Bagaimana tumbuhan bisa hidup tanpa matahari? Bukankah tumbuhan memerlukan sinar matahari untuk proses fotosintesis dan proses alam lainnya?
Seharusnya, matahari diciptakan lebih dulu sebelum penciptaan siang-malam dan tumbuhan. Para pendusta Al-Qur‘an tak memahami pengertian “kontradiksi”, sehingga menimbulkan misinterpretasi.
Berikut contoh kontradiksi yang nyata. Injil menyebut batasan umur manusia maksimal 120 tahun saja. “Berfirmanlah Tuhan: Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja,” (Kejadian 6:3).“Maka berkatalah Tuhan, Aku tidak memperkenankan manusia hidup selama-lamanya; mereka makhluk fana, yang harus mati. Mulai sekarang umur mereka tidak akan melebihi 120 tahun,” (Kejadian 6:3, Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari).Batasan usia dalam Bibel ini ternyata salah.
Faktanya, banyak orang yang usianya lebih dari 120 tahun. Antara lain, Nabi Adam hidup selama 930 tahun (Kejadian 5:3-5), Nuh berusia 950 tahun (Kejadian 9:29), Set berumur 912 tahun (Kejadian 5:6–8), Enos hidup selama 905 tahun (Kejadian 5:9-11), Kenan berumur 910 tahun (Kejadian 5:12-14).Mahalaleel selama 895 tahun (Kejadian 5:15-17), Yared berumur 962 tahun (Kejadian 5:18-20), Henokh usianya sampai 365 tahun (Kejadian 5:21- 23), Metusalah berumur 969 tahun (Kejadian 5:25-27), Sem hidup selama 600 tahun (Kejadian 11:10-11), dan lainnya.Hal yang serupa tak akan ditemukan dalam al-Qur`an.
Dan masih banyak lagi!
Silahkan teliti sendiri di sini.
Silahkan teliti sendiri di sini.
[Sumber: Islam Menjawab Fitnah]
No comments :