Allah ‘Azza wa Jalla, adalah Dzat Yang MAHA GHAIB, Dialah Pencipta para MAKHLUK GHAIB yang tidak dapat dilihat oleh mata kepala manusia, kecuali dengan seizin-Nya, namun kita mengenal mereka sebagai MALAIKAT, IBLIS, SYETAN, JIN dan lain sebagainya.
DIA juga yang menciptakan ALAM-ALAM GHAIB yang hingga saat ini juga tidak dapat kita lihat dengan mata kepala kita (invisible), kecuali atas izin-Nya kepada manusia-manusia tertentu seperti para Nabi. Suatu alam yang tidak diketahui bagaimana bentuknya, di mana letaknya dan siapa sajakah penghuninya?
Itulah alam-alam ghaib yang mungkin pernah kita dengar namanya seperti di antaranya; Alam Qubur, Barzah, Malakut, Zabarut, Sidhratal Muntaha, ‘Arsy, Surga maupun Neraka dan lain sebagainya.
Itulah alam-alam ghaib yang mungkin pernah kita dengar namanya seperti di antaranya; Alam Qubur, Barzah, Malakut, Zabarut, Sidhratal Muntaha, ‘Arsy, Surga maupun Neraka dan lain sebagainya.
Sebagai ilustrasi, hampir semua kita pernah membaca atau mendengar firman Allah Ta’ala di dalam Al-Qur’an tentang kejadian manusia dan jin yaitu:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ [wamaa khalaqtu aljinna waal-insa illaa liya'buduuni]
“Tidaklah Aku jadikan jin dan manusia, melainkan untuk mengabdi kepada-Ku.” (QS Adz-Dzariyaat [51]:56)
Dalam hal ini, meskipun sama-sama di ciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya, namun anehnya kita manusia tidak mampu melihat wujud jin atau syaitan. Apalagi, konon pula melihat malaikat dalam wujud yang sebenarnya? Sebaliknya, jin, setan dan malaikat, semua dapat melihat wujud asli kita sebagai manusia.
Termasuk dalam kekhususan penciptaan jin adalah mereka mampu melihat wujud manusia, namun sebaliknya, manusia tidak mampu melihat mereka dalam wujud aslinya.
Allah SWT berfirman:
يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاء لِلَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ
"Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman." (QS Al-A'rof [7]:27)
Bekata Syaikhul Islam Rahimahullah: "Ia dinamakan JIN karena ketertutupan-nya dari pandangan manusia."
Tidak seorangpun mampu melihat jin, kecuali apabila mereka telah mengubah diri mereka (menjelma) dalam beberapa bentuk, dan tentunya, dengan se-izin Allah SWT.
Kita percaya bahwa setiap anak manusia pasti "ditemani" oleh dua malaikat (Raqib & Atid) yang bertugas pencatat amal baik dan pencatat amal buruk setiap manusia - yang semuanya akan terhimpun dalam suatu kitab amalan masing-masing manusia yang kelak akan dipertanggung-jawabkan di hadapan Allah Azza wa Jalla di yaumil akhir.
Begitu juga halnya dengan para jin. Mereka juga di temani oleh malaikat pencatat amal baik-buruknya, dan kelak akan mempertanggung-jawabkannya di hadapan Allah.
Sebagai manusia, kita pasti tidak mampu melihat kedua malaikat yang selalu menemani kita siang dan malam tersebut, sebaliknya, kedua malaikat itu dapat melihat wujud kita yang sebenarnya, bahkan melihat apa yang ada di dalam hati kita atau yang sedang kita lakukan sehari-hari untuk kemudian mereka catat dalam buku amalan kita masing-masing.
Sama halnya seperti ketidakmampuan manusia untuk melihat malaikat, manusia juga tidak mampu melihat wujud jin yang ghaib, kecuali dengan izin Allah.
Sama halnya seperti ketidakmampuan manusia untuk melihat malaikat, manusia juga tidak mampu melihat wujud jin yang ghaib, kecuali dengan izin Allah.
Sebaliknya, dapatkan para jin (makhluk ghaib yang mampu melihat wujud manusia itu) melihat wujud asli malaikat yang menemani dan mencatat perbuatan masing-masing mereka sepanjang siang dan malam tersebut?
Jawabannya adalah, Tidak!
Jin tidak punya kemampuan untuk melihat malaikatnya masing-masing, yang ternyata merupakan makhluq ghaib juga bagi mereka!
Begitu jugalah halnya dengan para malaikat yang ghaib tsb, yang mampu melihat para jin (sebagai sesama makhluk ghaib) dan melihat manusia yang tidak ghaib. Mereka juga terhijab pada sesuatu yang lebih tinggi kedudukannya daripada mereka sendiri, misalnya:
- Malaikat penghuni langit pertama, tidak dapat melihat sosok malaikat penghuni langit kedua, kecuali dengan izin Allah.
- Malaikat penghuni langit kedua tidak bisa melihat sosok malaikat penghuni langit ketiga.
- Begitulah seterusnya hingga malaikat penghuni langit keenam tidak mampu melihat sosok malaikat penghuni langit ke tujuh.
Sedangkan kebalikannya,
- Malaikat penghuni langit ketujuh dapat melihat malaikat penghuni langit keenam, tapi tidak dapat melihat malaikat penghuni langit kelima,
- Malaikat penghuni langit keenam dapat melihat malaikat penghuni langit kelima, tapi tidak dapat melihat malaikat penghuni langit keempat,
- Begitulah seterusnya hingga malaikat penghuni langit ketiga tidak dapat melihat malaikat penhuni langit pertama.
Adapun malaikat Jibril, selaku penghulu para malaikat, dapat melihat seluruh malaikat penghuni semua lapisan langit, melihat jin, melihat manusia, dan melihat seluruh makhluk hidup ciptaan Allah atas ijin Allah. Demikian juga dengan malaikat Izrail, yang atas ijin Allah bertugas untuk mencabut roh (nyawa) setiap makhluk hidup, bila masing-masing ajalnya sudah tiba.
Sampai di sini, jika kemudian kita bertanya, dapatkah para malaikat melihat Allah?
Jawabannya, Tidak! Kecuali atas izin-Nya!
Dengan demikian, bagaimana mungkin kita yang hanya untuk melihat wujud asli dari makhluk-makhluk ghaib ciptaan Allah SWT di atas saja sudah tidak mampu, ingin melihat DIA Sang Maha Ghaib, Tuhan pencipta seluruh makhluk ghaib tsb?
Renungkanlah penjelasan di atas barang sejenak, tapi renungkan dengan menggunakan akal secara paripurna!
Kendati demikian, jangan berputus asa. Sebab seperti sudah dijanjikan-Nya kepada setiap manusia yang rindu untuk melihat Allah, dan diajarkan pula oleh Rasulullah saw, maka In Sha Allah, di akhirat kelak kita berkesempatan untuk melihat Allah sejelas kita melihat bulan pada malam bulan purnama!
إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَةٌ
"Pada hari itu ada wajah-wajah yang berseri-seri, karena mereka melihat kepada Rabb mereka." (Al-Qiyamah[75]: 22-23)
Di dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu bahwa manusia bertanya:
"Wahai Rasulullah, apakah kita akan melihat Rabb kita pada hari kiamat?" Beliau menjawab: "Apakah kalian berdesak-desakan ketika melihat bulan pada malam purnama di saat tidak ada awan di bawahnya?" Mereka menjawab: "Tidak, ya Rasulullah!" Beliau berkata: "Apakah kalian pun berdesak-desakan ketika melihat matahari di saat tidak ada awan?" Mereka menjawab: "Tidak." Beliau berkata: "Maka sesungguhnya kalian akan melihat-Nya seperti itu!" [HR. Bukhari No. 764].
Banyak dari kita yang mungkin tidak sempat berfikir bahwa sesungguhnya Allah telah mengajari kita untuk mengerti satu hal yang pasti, yakni bahwa selama masih hidup di dunia fana ini, mustahil manusia dapat melihat wujud Allah!
Al-Qur'an banyak sekali mengisyaratkan bahwa "pertemuan manusia dengan Allah" hanya akan terjadi kelak di alam akhirat saja!
Baca juga:
No comments :