Comments
Timelines
Contact
Social Media

Thursday, June 7, 2012

thumbnail

Qabbalah comments


KABBALAH 
Kabalah, atau Qabbalah (קבלה) adalah mistisisme dalam agama Yahudi. Mistisisme adalah ilmu yang mempelajari hakekat Tuhan yang sesungguhnya. Karena "mistis" artinya "rahasia", maka mistisisme Kabalah Yahudi adalah suatu upaya untuk menyingkap tabir rahasia Ilahi. Mistisisme terdapat dalam berbagai agama dengan istilah berbeda-beda; mistisisme Yahudi disebut Qabbalah, mistisisme Islam disebut Tasawuf (Sufisme), mistisisme Hindu disebut Jivatman, dsbnya.

Setelah berhasil menyingkap tabir itu, manusia akan mencapai keharibaan Ilahi dan memiliki kekuatan-kekuatan supranatural atau keramat. Kendati demikian , inti Qabbalah bukanlah demikian.

Ketika orang-orang kafir bertanya tentang Yudaisme, mereka sering mengajukan pertanyaan seperti: "apakah anda percaya surga dan neraka?" atau "pada malaikat atau setan?" atau "apa yang terjadi pada jiwa setelah kematian?" atau "apa saja sifat Adonay dalam alam semesta?"

Bidang-bidang pemikiran Yahudi yang paling ekstensif dalam membahas isu-isu seputar ini adalah Qabbalah, dan lazimnya secara tradisional tidak diajarkan kepada orang-orang sebelum mereka mencapai usia 40 tahun, saat mana mereka dianggap telah menyelesaikan pendidikan tentang Taurat dan Talmud. Qabbalah juga tidak oleh diajarkan atau disebarkan kepada sembarang orang.

Pada hakekatnya, Qabbalah tidak pernah diajarkan dalam Yudaisme, bahkan para nabi tidak tahu apa itu Qabbalah. Meski demikian, sesungguhnya para nabi telah menunjukkan sifat Kabbalistiknya.

MISTISISME DALAM AGAMA YAHUDI
Mistisisme dan pengalaman mistik telah menjadi bagian dari Yudaisme sejak awal permulaan Yahudi. Taurat berisi banyak cerita tentang pengalaman mistik, seperti kunjungan para malaikat kepada para nabi, mimpi-mimpi, dan penglihatan mereka. Tradisi Yahudi mengatakan bahwa jiwa-jiwa semua orang Yahudi berkumpul pada saat pengurapan seseorang. Ada banyak cerita tentang tempat yang mirip dengan surga Kristen dan api penyucian (purgatory), jiwa-jiwa yang mengembara (meraga sukma), dan reinkarnasi (karma). Talmud berisi petunjuk samar dari sebuah aliran pemikiran mistis yang diajarkan hanya untuk orang-orang Yahudi yang mendalami mistisisme.

Ada beberapa referensi dari sumber-sumber kuno tentang pemikiran mistisisme Yahudi, yaitu ma'aseh beresyit (karya penciptaan) dan ma'aseh merkavah, karya kereta (visi/penglihatan Nabi Yehezqiel), dua subyek utama pemikiran mistik pada waktu itu.

Pada abad pertengahan, banyak dari ajaran-ajaran mistis ini yang ditulis ke kitab-kitab Misynah dalam Talmud, seperti Zohar. Banyak dari tulisan-tulisan ini mempertegas rahasia tulisan kuno atau kompilasi dari kerahasiaan tulisan-tulisan kuno dalam Kitab Suci.

Seperti kebanyakan subyek kepercayaan Yahudi, wilayah mistisisme terbuka lebar untuk berbagai penafsiran pribadi. Beberapa orang Yahudi menyikapi mistisisme tradisional dengan sangat serius. Mistisisme merupakan bagian integral dari Khasid. Sebagai contoh, bagian-bagian dari sumber-sumber Kabbalistik secara rutin dimasukkan dalam buku doa tradisional. Yahudi tradisional lainnya mengibaratkan mistisisme sebagai sebutir garam. Seorang terkemuka dari Yahudi Ortodoks, ketika memperkenalkan seorang pembicara pada subyek mistisisme Yahudi, mengatakan, "pada dasarnya, semua itu omong kosong, bahkan bagi Yahudi sendiri itu adalah omong kosong Yahudi terhadap studi-studi tentang kedalaman agama Yahudi. Tapi omong kosong itu amat berharga."

Aliran pemikiran mistis ini kemudian dikenal dengan sebutan Qabbalah, dari akar kata Ibrani "qof-bet-lamed" yang berarti "untuk menerima". Kata ini biasanya diterjemahkan sebagai "Tradisi".

QABBALAH, AJARAN YANG SELALU DISALAHPAHAMI
Qabbalah adalah salah satu ajaran dalam Yudaisme yang paling disalahpahami oleh orang-orang Yahudi sehingga tidak sedikit dari mereka mengalami gangguan kejiwaan. Sedangkan menurut orang-orang kafir, Qabbalah adalah "sisi gelap Yudaisme" dan digambarkan sebagai kejahatan atau ilmu hitam.

Kesalahpahaman ini sebagian besar berasal dari kenyataan bahwa ajaran-ajaran Qabbalah telah begitu parah terdistorsi oleh mistik dan okultisme. Qabbalah lebih populer di kalangan intelektual Kristen selama periode Renaisans dan Abad Pertengahan, yang ditafsirkan ulang agar sesuai dengan ajaran dengan dogma-dogma Kekristenan. Di era mutakhir, banyak yang telah merenggut simbolisme Kabbalistik ke luar konteks untuk digunakan dalam ramalan kartu tarot dan bentuk-bentuk ramalan lain, dan keajaiban-keajaiban yang tak pernah menjadi bagian dari ajaran Yahudi sendiri.

Saat ini, banyak selebritis Israel yang mempopulerkan plesetan Qabbalah sebagai "Crap-Balah" (Omong Kosong - Balah).

Oleh sebab itu, Qabbalah menjadi salahsatu bagian dari ajaran Yahudi yang dewasa ini dimaksudkan sebagai media melawan berbagai kesalahpahaman tesebut. Penting untuk dicatat, bahwa semua efek ajaib Qabbalah atau kekeramatan yang dicapai melalui Qabbalah pada prinsipnya adalah atas izin Adonay. Umumnya cukup dengan menyebut nama-Nya, maka orang yang menguasai ilmu Qabbalah akan memiliki mukjizat seperti para nabi. Sekte-sekte dalam Yudaisme yang terkenal dengan Kabbalistik adalah Esene (Zealot).

EYN SOF DAN KESEPULUH SEFIROT (EMANASI INTERAKSI)
Untuk memberikan gambaran mengenai sifat Qabbalah, saya akan secara singkat membahas salah satu yang dikenal sebagai konsep dasar pemikiran Kabbalistik, yaitu konsep Adonay sebagai Eyn Sof, Sepuluh Sefirot, dan pohon kehidupan Kabbalistik.

Menurut Qabbalah, esensi sejati Adonay begitu transenden dan tidak dapat dijelaskan, kecuali dengan mengacu pada apa yang tidak terpikirkan. Ini hakikat Adonay yang dikenal dengan sebutan Eyn Sof (אין סוף), yang secara harfiah berarti tanpa akhir, keluar dari batas-batas ruang dan waktu. Eyn Sof berinteraksi dengan alam semesta melalui sepuluh emanasi dari esensi ini, yang dikenal sebagai Sepuluh Sefirot.



Sefirot ini sesuai dengan kekuasaan Adonay, mereka terdiri dari:

1. Keter (כתר) = Mahkota
2. Khokhmah (חכמה) = Kebijaksanaan
3. Binah (בינה) = Pengertian
4. Khesed (חסד) = Rahmat atau Gedullah (גדולת) = Kebesaran
5. Gevurah (גבורה) = Kekuatan
6. Tif'eret (תפארת) = Kemuliaan
7. Netsakh (נצח) = Kekuasaan
8. Hod (הוד) = Keagungan
9. Yesod (יסוד) = Fondasi
10. Malakhut (מלכות) = Kedaulatan

beberapa sefirot di atas disebutkan secara eksplisit dan dalam Sefer Alef Divrey Yamim pasal 29 ayat 11:

לְךָ יְהוָה הַגְּדֻלָּה וְהַגְּבוּרָה וְהַתִּפְאֶרֶת, וְהַנֵּצַח וְהַהוֹד, כִּי-כֹל, בַּשָּׁמַיִם וּבָאָרֶץ: לְךָ יְהוָה הַמַּמְלָכָה, וְהַמִּתְנַשֵּׂא לְכֹל לְרֹאשׁ
l'kha yehwah (baca: adonay) hag'dullah v'hag'vurah v'hatif'ereṯ v'hanntsakh v'hahod ki-khol basysyamayim uva'arets l'kha yehwah (baca: adonay) hammamlakhah v'hammitnasse' l'khol l'ro'sy

"Ya TUHAN, milik-Mulah kebesaran (gedullah) dan kejayaan (gevurah), kemuliaan (tif'eret) dan keagungan (hod), ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, milik-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala"

Oleh sebab itu mengapa ada banyak sekali sarjana-sarjana Yahudi menyebutkan bahwa keimanan Yahudi berfondasi pada ethical monotheisme:

[Quote]
Original Posted By Rabbi Jacob Neusner dalam bukunya Judaism: The Basic hal. 145"

"Judaism's worldview is that of ethical monotheism. Monotheism is the doctrine that there is one God alone, possessing the power to do all things. Polytheism, the opposite of monotheism, is the doctrine that there are many gods, each empowered to take charge of a given task. Monotheism is made ethical by the belief that the one God is bound by the same laws of right and wrong, good and evil, that govern humanity. In polytheism some gods are benevolent, some not.

The upshot is monotheism explains many things in one way, by attributing all that happens to the will of the one God. Polytheism explains one thing in many ways, by crediting what happens to the intervention of competing gods. And monotheism knows God as benevolent and loving, while in polytheism some gods are, and some are not, moved by good will."

[Terjemah bebas]
"Pandangan dunia Yudaisme adalah monoteisme etis. Monoteisme adalah doktrin bahwa hanya ada satu Tuhan yang memiliki kekuasaan penuh untuk melakukan segala sesuatu. Politeisme, lawan dari monoteisme, adalah doktrin bahwa ada banyak tuhan, masing-masing diberdayakan untuk menerima tugas-tugas yang diberikan. Monoteisme menjadi etis oleh keyakinan bahwa Tuhan terikat oleh hukum yang sama tentang yang benar dan yang salah, yang baik dan yang jahat untuk mengatur umat manusia. Dalam politeisme beberapa tuhan bersifat bajik, beberapa lainnya tidak.

Outputnya, monoteisme menjelaskan banyak hal dalam satu cara dengan menghubungkan semua yang terjadi adalah atas kehendak satu-satunya Tuhan. Sedangkan Politeisme menjelaskan satu hal dalam banyak cara, dan mengakui bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah akibat intervensi dari tuhan-tuhan yang saling berkompetisi. Monoteisme mengenal Tuhan sebagai kebajikan dan pengasih, sedangkan dalam politeisme beberapa tuhan demikian, tapi beberapa tuhan lainnya tidak, karena tergantung pada kehendaknya sendiri-sendiri."

Meski demikian, sebenarnya pemahaman Rabbi Jacob Neusner tidak sepenuhnya benar, sebab itu artinya agama unitarian monotheisme dan pantheisme juga memiliki nilai ethical dalam mistisisme-nya.

Setiap buku tentang masalah Qabbalah praktis harus segera diabaikan, tidak ada sumber legitimit yang bisa dijadikan rujukan Qabbalah. Buku yang ditulis oleh orang Kristen harus dipandang dengan sangat skeptis, karena banyak sumber-sumber Kristen mengenai Qabbalah yang telah ditafsirkan kembali untuk disesuaikan ke dalam dogma Kristen. dan kita semua paham bahwa mendalami mistisisme bukanlah membaca buku-buku tetapi melakukan pengalaman batin kepada Adonay.

No comments :

Blogger Comments