Comments
Timelines
Contact
Social Media

Wednesday, September 19, 2012

thumbnail

Beginilah Alkitab Memandang Kaum Perempuan! comments


Dalam ruang debat lintas iman, khususnya antara Islam dan Kristen, berapa sering anda mendapati tudingan keras kepada Islam yang dianggap sebagai agama yang merendahkan derajat dan harkat kaum wanita?

Banyak sekali bukan? Para debater Kristen tampak demikian yakin dalam melontarkan tuduhan yang demikian itu tanpa pernah menyadari bahwa sesuangguhnya Islam adalah ajaran yang paling menjunjung tinggi kehormatan wanita.

Lantas, apakah ajaran kristen menghormati wanita sebaik yang mereka kira?

Perhatikan yang berikut ini:

ALKITAB MENYALAHKAN PEREMPUAN ATAS DOSA ADAM DAN HAWA
[Ulangan 3:6] “Perempuan (Hawa) yang tergoda iblis untuk memakan buah pohon pengetahuan dan menyebabkan laki-laki (Adam) ikut memakan buah tsb dan melanggar larangan Tuhan”

[1 Timotius 2:14] “Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa”.

Dan atas dosanya itu, menurut Al Kitab, perempuan pun dikutuk oleh Tuhan.

[Ulangan 3:16] “Firman-Nya kepada perempuan itu: Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu”.

Sungguh kasihan perempuan, susah payahnya melahirkan anak justru dianggap sebagai kutukan Tuhan, bukan pengorbanan, dan birahinya kepada suami juga dianggap sebagai kutukan, bukan kecintaan.

Dan sebagai akibat dari dosanya tsb, perempuan pun ditempatkan di bawah kekuasaan laki-laki. Perempuan harus TUNDUK KEPADA SUAMI SEPERTI KEPADA TUHAN:

[Efesus 5:22-24] “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu”

[1 Korintus 11:3-9] Dan harkat laki-laki di mata Tuhan berada di atas perempuan.

“Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah”.

“Tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung, menghina kepalanya.”

“Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.”

“Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya”.

“Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki”.

“Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki.”

“Dan laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki.

Karena itulah perempuan DIWAJIBKAN menutup kepalanya, bukan sebagai tanda kehormatan tapi sebagai tanda harkat mereka yang berada di bawah laki-laki. Makanya sangat sedikit perempuan nasrani yang mau mengenakan penutup kepala.

PEREMPUAN TIDAK MEMILIKI HAK MENGEMUKAKAN PENDAPAT ATAU BERTANYA
“Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus, perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat.”

[1 Korintus 14:34-35] “Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan Jemaat.”

[1 Timotius 2:11] “Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh.”

PEREMPUAN TIDAK BOLEH MENJADI PENGAJAR
[1 Timotius 2:12] “Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.”

Alasannya? “Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa ” (1 Timotius 2:13)

HUKUM YANG BERLAKU BAGI PEREMPUAN
Apa yang terjadi jika seorang SUAMI MENUDUH ISTRINYA TIDAK PERAWAN LAGI SAAT DINIKAHI? Menurut alkitab:

[Ulangan 22:13-15} “Apabila seseorang mengambil isteri dan setelah menghampiri perempuan itu, menjadi benci kepadanya, menuduhkan kepadanya perbuatan yang kurang senonoh dan membusukkan namanya dengan berkata: Perempuan ini kuambil menjadi isteriku, tetapi ketika ia kuhampiri, tidak ada kudapati padanya tanda-tanda keperawanan–maka haruslah ayah dan ibu gadis itu memperlihatkan tanda-tanda keperawanan gadis itu kepada para tua-tua kota di pintu gerbang.”

Bayangkan, justru si istri yang harus menanggung malu dgn membiarkan para tetua kota memerika kemaluannya untuk mengetahui apakah ia perawan atau tidak.

Dan kalau ternyata si istri memang tidak perawan lagi, maka DIA HARUS DIRAJAM SAMPAI MATI:

[Ulangan 22:20-21] “Tetapi jika tuduhan itu benar dan tidak didapati tanda-tanda keperawanan pada si gadis, maka haruslah si gadis dibawa ke luar ke depan pintu rumah ayahnya, dan orang-orang sekotanya haruslah melempari dia dengan batu, sehingga mati–sebab dia telah menodai orang Israel dengan bersundal di rumah ayahnya. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat dari di antara kamu”.

Padahal seorang perempuan BISA KEHILANGAN KEPERAWANAN KARENA BANYAK HAL, misalnya kecelakaan, TIDAK HANYA KARENA BERZINAH.

Apabila seorang perempuan mengalami menstruasi, alkitab menganggap apapun yang disentuhnya dan siapapun yang disentuhnya serta siapapun yang menyentuh sesuatu yang telah disentuhnya sebagai telah terkena najis (Efesus 5:19-27). Kalau ini diterapkan, berarti perempuan itu HARUS MENGASINGKAN DIRI. Dan tidak cukup sampai di situ, menstruasi dipandang sebagai dosa dan perempuan yang mengalaminya harus melaksanakan upacara korban penghapusan dosa (Efesus 5:28-30)

Dan alkitab memandang perempuan sebagai hak milik laki-laki yang bisa dialihkan kepada siapa saja. Seorang istri yang ditinggalkan mati suaminya harus kawin dgn saudara laki-laki suaminya (Ulangan 25:5), perempuan dianggap sebagai rampasan perang (Ulangan 20:14, Ulangan 31:9, II Tawarikh 28:8, Hakim-hakim 21:14). Bagi alkitab, dalam peperangan tidak dibedakan perempuan, anak-anak, atau orang tua, semuanya boleh DIBUNUH (Bilangan 31:17, Ulangan 20:16, Yosua 6: 21, Yosua 10: 28).

Alkitab bahkan sempat-sempatnya membayangkan kejadian lucu seperti di bawah ini:

[Ulangan 25:11-12] “Apabila dua orang berkelahi dan isteri yang seorang datang mendekat untuk menolong suaminya dari tangan orang yang memukulnya, dan perempuan itu mengulurkan tangannya dan menangkap kemaluan orang itu, maka haruslah kaupotong tangan perempuan itu; janganlah engkau merasa sayang kepadanya.”

Nasibmu wahai perempuan, maksud hati hendak menolong suami, eh, malah tanganmu harus dipotong!


[Sumber: Menyibak Tabir Di Balik Doktrin Kristen]

No comments :

Blogger Comments