Comments
Timelines
Contact
Social Media

Thursday, December 7, 2017

thumbnail

Syariat Nabi Isa Alayhi Salam comments

ABSTRAK
Setiap nabi dan rasul yang di utus oleh Allah swt. mengemban misi dan tugas tertentu untuk disampaikan kepada para umatnya untuk membimbing mereka kepada jalan yang benar agar manusia memperoleh keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat. Setiap nabi yang diutus oleh Allah swt. dalam menyampaikan risalahnya dibekali dengan berbagai mukjizat. Namun, karena sifat manusia yang cenderung berlebihan, ada sebagian yang beriman dan adapula yang ingkar. 

Nabi Isa as. adalah salahsatu nabi yang diutus kepada Bani Isra’il dengan membawa ajaran syariat agama. Namun, ajarannya telah banyak disimpangsiurkan oleh pengikutnya. Bahkan mereka menempatkan Nabi Isa as. sama dengan kedudukan Tuhan. Ini merupakan sifat yang berlebihan dan penyelewengan terhadap ajaran yang dibawanya. Al-Qur’an menjelaskan kebenaran tentang risalah-risalah keTuhanan yang dibawa oleh para Nabi. Termasuk di dalamnya yang berkaitan dengan agama dan syariat yang dibawa oleh Nabi Isa as.. 

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 
  1. Agama apakah yang dibawa oleh Nabi Isa as.dalam al-Qur’an? 
  2. Bagaimanakah syariat agama Nabi Isa as. dalam al-Qur’an?. 
  3. Bagaimana sikap Bani Isra’il terhadap ajaran agama dan syariat yang dibawa oleh Nabi Isa as. dalam al-Qur’an?

    Tujuannya adalah mengetahui secara mendalam tentang agama dan syariat Nabi Isa as. yang terdapat dalam Al-Qur’an sehingga diperoleh petunjuk tentang kebenaran syariatnya yang telah banyak disimpangsiurkan oleh mereka yang mengaku sebagai pengikutnya. 


    Penelitian ini bersifat kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan dan menggunakan metode penelitian tafsir tematik, dan hasil penelitian ini adalah:
    1. Agama yang dibawa oleh Nabi Isa as. adalah agama Islam; 
    2. Syariat agama Nabi Isa as. adalah melanjutkan syariat Taurat, membenarkan ajaran Taurat dan diturunkan pula kepadanya syariat Injil untuk menyempurnakannya; 
    3. Sikap Bani Isra’il terhadap ajaran agama dan syariat Nabi Isa as. terbagi dua, ada yang menerima (yaitu orang-orang Nasrani) dan ada yang menolak (yaitu orang-orang Yahudi). Sungguhpun kajian tentang agama dan syariat Nabi Isa as. telah dipaparkan sedemikian rupa, namun masih banyak celah yang menuntut adanya kajian berikutnya sebagai bentuk pengembangan dengan menggunakan metode dan pendekatan yang berbeda.

      Catatan: Demi menghormati privasi dan hak cipta penulis, paparan ini tidak meampilkan seluruh konten tesis, namun mengingat substansi dan kepentingannya bagi pembaca, maka hanya bagian akhir dari tesis ini; yakni BAB 5 saja yang ditampilkan.



      BAB 5

      PENUTUP


      1. Agama Nabi Isa as.
      Agama yang dibawa oleh Nabi Isa as. adalah agama Islam. Yakni satusatunya agama yang diwahyukan oleh Allah dan diajarkan oleh para nabi-nabiNya. Islam adalah satu-satunya agama yang diridai oleh Allah. Oleh karenanya tidaklah mungkin Nabi Isa as. membawa agama lain selain Islam karena dia adalah salah satu utusan-Nya yang diutus untuk meluruskan kembali pemahaman kaumnya terhadap ajaran agamanya yang telah diselewengkan. Ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan hal ini dapat dijumpai pada QS. Ali Imran (3): 19 dan 85. Adapun ayat yang menjelaskan bahwa Nabi Isa as. adalah salah satu nabi yang diberi syariat untuk menegakkan agama Islam terdapat dalam QS. al-Shura (43): 13.

      2. Syari’at Nabi Isa as.
      Al-Qur’an menjelaskan bahwa syariat yang dibawa oleh Nabi Isa as. adalah melanjutkan syariat nabi sebelumnya, yakni syariat Nabi Musa as.. Nabi Isa as. diutus untuk membenarkan syariat Nabi Musa as. yang telah disimpangsiurkan oleh Bani Isra’il Israil, menghalalkan apa yang diharamkan kepada mereka sebelumnya karena kesalahan mereka sendiri, menjelaskan tentang apa yang mereka perselisihkan serta diberi al-kitab (Injil) sebagai syariat khasnya.

      Sebagaimana para Nabi sebelumnya, dalam bidang aqidah Nabi Isa as. mengajak Bani Isra’il hanya untuk menyembah Allah, satu-satunya Dzat yang wajib disembah. Ia menolak tentang ajaran Trinitas‛ yang dianut oleh siapa saja terutama kaumnya.

      Dalam bidang far’iyah ‘amaliyah Nabi Isa as. juga mengajak manusia untuk sholat, menunaikan zakat, berpuasa, menjalankan hukum Taurat dengan benar, dan lain sebagainya. Kemudian dalam bidang khuluqiyah, Nabi Isa mengajak manusia untuk berbakti kepada orang tua, dan tidak bersikap sombong.

      Namun, yang perlu diketahui disini adalah bahwa syariat Nabi Isa as. adalah menekankan pada ajaran cinta kasih. Syariat Taurat mengikat manusia dengan perkara-perkara yang bersifat wajib, sedangkan ajaran cinta kasih melebihi syariat yang bersifat wajib. Ajaran itu membangkitkan nurani manusia untuk berbuat kebajikan, tanpa menunggu perintah dan tanpa berharap balasan.

      Dengan ajaran cinta kasih, Nabi Isa as. merombak setiap aturan yang bersifat lahiriah-formal. Dengan demikian, ia tidak meninggalkan ajaran Taurat, melainkan menegakkan ajaran Taurat.

      3. Sikap Bani Isra’il terhadap ajaran agama dan syariat Nabi Isa as. 
      Sebagaimana dipaparkan sebelumnya, bahwa Nabi Isa as. diutus kepada Bani Isra’il untuk meluruskan kembali ajaran Taurat Nabi Musa as.. Namun, seperti para nabi yang diutus sebelumnya, kedatangan Nabi Isa as. kepada Bani Israil juga mengalami rintangan-rintangan. Sebagian dari mereka menerima ajarannya dan sebagian mereka menolak bahkan ingin membunuhnya. Kaum Nabi Isa as. yang menerima ajaran mereka adalah kaum Nasrani. Namun, di antara mereka ada yang setia dan adapula yang tidak setia. 

      Pengikutnya yang setia ini oleh Al-Qur’an disebut Al-Hawariyyun, yang jumlah mereka hanyalah sedikit pada waktu itu. Ada yang menyebutkan jumlahnya hanya sekitar 12 orang. Mereka mengakui kenabian Isa as., menerima ajarannya, dan mengakui hanya Allah, Tuhan yang wajib disembah. Mereka menyebut diri mereka sebagai Muslim. Sedangkan pengikutnya yang tidak setia justru menjadi mayoritas keberadaannya. Mereka bersikap berlebih-lebihan dan mengatakan bahwa Tuhan itu tiga (Trinitas). Adapun kaum Nabi Isa as. yang menolak ajaran Nabi Isa as. adalah kaum Yahudi. Mereka menolak ajaran agamanya dan bahkan ingin membunuhnya. Mereka tidak mengakui kenabian Nabi Isa as. dan ajarannya walaupun telah didatangkan kepadanya mukjizat-mukjizat dari Tuhannya.

      Kesimpulan
      Allah menegaskan kepada umat Islam melalui kalamnya, Al-Qur’an, bahwa agama yang benar di dunia hanyalah Islam. Allah tidak pernah mengutus para nabinya dengan membawa agama lain selain Islam, termasuk dalam pengutusan Nabi Isa as..

      Oleh karenanya, sudah seharusnya bagi umat Islam untuk melanjutkan dakwah para Nabi untuk menyeru manusia untuk memeluk Islam dan menegakkan ajarannya.


      DAFTAR PUSTAKA
      • Al-Qur’an al-Karim 
      • AlKitab 
      • Abdullah, Zurkanain, Yahudi dalam al-Qur’an: Teks, Konteks & Diskursus 
      • Pluralisme Agama, Yogyakarta: eLSAQ Press, 2007. 
      • Amini, Ibrahim, Mengapa Nabi Diutus?, terj. M. Ilyas, Jakarta: Al-Huda, 2006. 
      • Amrullah, Haji Abdul Malik Karim, Tafsir al-Azhar, Vol. 3, Jakarta: Pustaka 
      • Panji Mas, 1983. 
      • Andalusi (al), Abu Hayyan, Tafsir al-Bahr al-Muhit, Vol. 7, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1993. 
      • Arifin, Bey, Maria, Yesus dan Muhammad, Surabaya: PT Bina Ilmu, 2009. 
      • Asymawi (al), Muhammad Said, Nalar Kritis Syari’ah, terj. Luthfi Thomafi, 
      • Yogyakarta: LKIS, 2004. 
      • Bukhari (al), Abu Abdullah Muhammad bin Isma‘il, Al-Jami‘ al-Sahih, Vol. 2, alQahirah: al-Mat}ba‘ah al-Salafiyyah, 1403 H. 
      • Bahesyti, Muhammad Husaini dan Jawad Bahonar, Philosophy of Islam, terj. 
      • Ilyas Hasan, Jakarta: Lentera, 2003. 
      • Baidan, Nashruddin, Metodologi Penafsiran al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000. 
      • Darwazah, M. ‘Izzah, Al-Tafsir al-Hadith Tartib al-Suwar Hasab al-Nuzul, AlQahirah: Dar al-Gharb al-Islami, 2000. 
      • Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: WALI, 2010. 
      • Farmawi (al), ‘Abd al-Hayy, Metode Tafsir Maudhui: Sebuah Pengantar, terj. 
      • Suryan A. Jamrah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996). 
      • Fathoohi, Louay The Mystery of Historical Jesus: Sang Mesias menurut alQur’an, 
      • Alkitab, dan Sumber-sumber Sejarah, terj. Yuliani Liputo, 
      • Bandung: Mizan Pustaka, 2007 
      • Ghafur, Waryono Abdul, Tafsir Sosial, Yogyakarta: elSAQ Press, 2005.Ghazali, Syaikh Muhammad Tafsir Tematik dalam al-Qur’an, terj. M. Qodirun 
      • Nur dan Ahmad Musyafiq, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004. 
      • Halim, Amanullah, Isa Putra Maria dalam Injil dan al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2011. 
      • Halim, Muhammad Abdul, Memahami al-Qur’an: Pendekatan Gaya dan tema,Bandung: Marja’, 2002. 
      • Haroen,Nasrun, ‚Perspektif al-Qur’an tentang Islam‛, dalam Tema-tema Pokok 
      • al-Qur’an tentang Ketuhanan, ed. Abuddin Nata, Bandung: Angkasa, 2008. 
      • Ibn Kathir, Abu al-Fida’, Tafsir Ibn Kathir, vol. 9, terj. Bahrun Abu Bakar, 
      • Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000. 
      • _________, Qasas al-Anbiya’, diterj. Dudi Rosyadi, Jakarta: al-Kautsar, 2011. 
      • _________, Al-Misbah al-Munir fi Tahdhib Tafsir Ibn Kathir, terj. Ahmad Saikhu, Jakarta: Pustaka Ibn Katsir, 2014. 
      • _________, Terjemah Ringkas Tafsir Ibn Kathi>r, terj. Salim Bahreishy dan Said Bahreishy, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1986. 
      • Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, Hubungan Antar Umat Beragama dalam afsir al-Qur’an Tematik, Jakarta: Departemen Agama RI, 2008. 
      • _______________________________, Kenabian (Nubuwwah) dalam al-Qur’an dalam Tafsir al-Qur’an Tematik, Jakarta: Lajnah Pestashihan Mushaf alQur’an, 2012. 
      • McElwain,Thomas, Bacalah Bible: Merajut Benang Mereah Tiga Iman, terj. 
      • Muhammad Musaddiq, Jakarta: Citra, 2006. 
      • Mubarakfuri (al), Shaikh Shafiyyurrahman, Al-Misbah al-Munir fi Tahdhib Tafsir Ibn Kathir, Vol.3, terj. Ahmad Saikhu, Jakarta: Pustaka Ibn Katsir, 2014. 
      • Muchlas, Imam, Penafsiran al-Qur’an: Tematis Permasalahan, Malang: Univ. Muhammadiyah 
      • Muchlas, Imam dan Masyhud, Al-Qur’an Berbicara tentang Kristen, Surabaya: Pustaka Dai, 2001. 
      • Muhaimin, dkk, Studi Islam dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan, Jakarta: Kencana, 2005. 
      • Muhammad, Ahl al-Kitab: Makna dan Cakupannya, Jakarta: Paramadina, 1998. 
      • Muhammad, Hasyim, Kristologi Qur’an: Telaah Kontekstual Doktrin 
      • Kekristenan dalam al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005. 
      • Munawwir, Ahmad Warson, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia, Surabaya: ustaka Progressif, 1997. 
      • Muslim, Al-Imam Abi al-Husain bin al-Hajjaj al-Qusairi al-Naisaburi, Sahih Muslim, Vol. 1, al-Riyad: Dar al-‘Alim al-Kutub, 19960 93. 
      • Mustaqim, Abdul Epistemologi Tasfir Kontemporer Yogyakarta: LKIS, 2012. 
      • Qardhawy (al), Yusuf, Anatomi Masyarakat Islam, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2000. 
      • Qiraati, Muhsin, Lesson From al-Qur’an, terj. MJ. Bafaqih dan Dede Azwar, Bogor: Cahaya, 2004. 
      • Qurt}ubi (al), Tafsir al-Qurt}ubi, Vol. 6, terj. Dudi Rosyadi, dkk, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008. 
      • Rahardjo, Dawam, Ensiklopedi al-Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep konsep Kunci, Jakarta Selatan: Paramadina, 2002. 
      • Rahman, Taufik, Tauhid Ilmu Kalam, Bandung: Pustaka Setia, 2013. 
      • Roham, Abujamin, Pembicaraan di Sekitar Bible dan Qur’an dalam Segi Isi dan Riwayat Penulisannya, Jakarta: Bulan Bintang, 1984. 
      • S{abuni (al), Muhammad ‘Ali, Qabas min Nur al-Qur’an: Dirasah Tahliliyah 
      • Muwassa’ah ni Ahdaf wa Maqasid al-Suwar al-Karimah, terj. Kathur Suhardi, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2000. 
      • Sader, R., Firman Yesus, terj. Syeikh Al-Hamid, Jakarta: Citra, 2006. 
      • Sayyid ‘Abbas Husayni, Muhammad Legenhausen, dan Muntazir Qa’im, Hadis-hadis ‘Ali tentang ‘Isa dalam Injil‛, AL-Huda, Vol. II, No. 7, (Maret, 2004), 66. 
      • Shafi’i (al), Husain Muh}ammad Fahmi, al-Dalil al-Mufahris li Alfaz}i al-Qur’an al-Karim, al-Qahirah: Dar al-Salam, 2012. 
      • Sharifuddin, Amir, Ushul Fiqh, Vol. 2, Jakarta: Kencana, 2011. 
      • Shihab, M. Quraish, Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam Memahami Ayat-ayat Al-Qur’an, Tangerang: Lentera Hati, 2013. 
      • ________________, Mukjizat al-Qur’an: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan Pemberitaan Ghaib, Bandung: Mizan, 1998. 
      • ________________, Wawasan al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan, 2005. 
      • Siddiqi, Mazheruddin, Konsep Qur’an tentang Sejarah, terj. Nur Rachmi, dkk, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003. 
      • Sirry, Mun’im, Polemik Kitab Suci: Tafsir Reformasi atas Kritik al-Qur’an terhadap Agama Lain, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012. 
      • Steenbrink, Karel, Nabi Isa dalam al-Qur’an: Sebuah Interpretasi Outsider atas al-Qur’an, terj. Sahiron Syamsuddin dan Fejriyan Yazdajird Iwanebel, Yogyakarta: Suka Press, 2015. 
      • Suma, Muhammad Amin, Ulumul Qur’an, Jakarta: Rajawali Press, 2013. 
      • Suyuti (al), Jalal al-Din Abu ‘Abd al-Rahman, Lubab al-Nuqul fi Asbab al-Nuzul, Beirut: Mu’asasah al-Kutub al-Thaqafiyah, 2002. 
      • Syafe’i, Rachmat Pengantar Ilmu Tafsir, Bandung: Pustaka Setia, 2006. 
      • Syaikh, Abdullah bin muhammad bin ‘Abdurrahman bin Ish{aq Alu, Lubab alTafsir min Ibn Kathir, terj. M. Abdul Ghaffar, t.t: Pustaka Imam Syafi’i, 2006. 
      • T{abari (al), Abu Ja’far Muhammad Ibn Jarir, Tafsir al-Tabari, Vol. 5, terj. Beni Sarbeni, Jakarta: Pustaka Azam, 2008. 
      • Thohir, Muhammad, Ayat-ayat Tauhid: Pencerahan Aqidah Tauhid Berpadu Logika Sains Iptek, Surabaya: Bina Ilmu, 2009. 
      • Usman, Suparman, Hukum Islam: Asas-asas dan Pengantar Studi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001. 
      • Usthuri, Ahmad, Qawa’id Tafsir, Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014. 
      • Wahidi (al), Asbab Nuzul al-Qur’an, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 2009.

      No comments :

      Blogger Comments