Comments
Timelines
Contact
Social Media

Thursday, January 7, 2016

thumbnail

III. Agama Nasrani comments


3.1 TRINITAS

Dogma yang terbesar dalam Agama Kristen, baik Protestan maupun Katolik adalah tentang: TRINITAS. Kepadanya semua ajaran dan dogma yang ditetapkan kemudian tergantung. Yang dimaksud dengan Trinitas ialah suatu kepercayaan bahwa Tuhan adalah satu dalam tiga pribadi, yakni Allah Bapa, Allah Putera (anak) yaitu Yesus Kristus dan Roh Kudus.

Dogma tentang Trinitas baru dirumuskan dalam abad ke IV dalam suatu Konsili di Nicea. Konsili itu diikuti oleh para Uskup, Theolog kenamaan dan banyak Sarjana Gereja. Keputusan Konsili itu dirumuskan dalam 12 Sahadat para Rasul, di mana dirumuskan bahwa ketiga pribadi dalam Allah yang satu itu adalah sejajar, walaupun digunakan istilah Bapa dan Anak; Dalam doa litani Umat Katolik sebutan Trinitas dirumuskan dengan kata-kata: "Allah Tritunggal Kudus Tuhan Yang Maha Esa."

Rumusan Konsili Nicea abad ke IV tentang TRINITAS itu mendasarkan pada ucapan Yesus Kristus sendiri dalam Injil Mateus 28: 19 "Karena itu pergilah, jadikan semua bangsa murid-KU dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus."

Tetapi apakah benar bahwa ucapan Yesus itu dimaksudkan oleh Yesus sendiri untuk mengajar bahwa dalam Allah yang Esa itu terdapat tiga pribadi, sebab Yesus sendiri secara explicit tidak pernah mengatakan hal itu.

Apakah pengakuan orang Kristen tentang Allah tidak bertentangan dengan Ke-ESA-an Allah itu sendiri? Umat Eristen sendiri sulit untuk menjelaskannya; karena itu mereka selalu melarikan diri pada jawaban: misteri Tuhan yang sulit diungkapkan." Bahkan untuk memperkuat jawaban itu, mereka selalu menceriterakan kisah Agustinus, Uskup Hipo yang juga pernah mengalami kebimbangan tentang TRINITAS. Untuk memecahkan hal itu Uskup Agustinus berjalan-jalan di tepi laut. Di situ Agustinus bertemu dengan seorang anak kecil yang sedang membuat sumur-sumuran dengan menggali pasir di tepi laut itu. Uskup Hipo itu bertanya: "Untuk apakah sumur-sumur itu, nak?" Anak itu menjawab, "Saya akan memasukkan semua air laut ke dalam sumur ini." Akhirnya, Agustinus mengambil kesimpulan, misteri Tuhan adalah begitu luas seperti luasnya samudera yang tak kelihatan tepinya; sedang otak manusia hanya terbatas seperti sumur-sumuran yang dibuat oleh anak kecil itu. Jadi tidak mungkin kita dapat mengerti dengan jelas misteri Allah; oleh karena itu walaupun Trinitas merupakan hal yang sulit, terimalah saja seperti itu!

Marilah kita membuka halaman pertama dari Al-Kitab, pada Kitab Kejadian (Genesis = Purwaning Dumadi) pada pasal yang pertama. Pada Kejadian 1:26, kita baca: Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita " Dalam anak ayat yang sependek itu kita menjumpai 2 kata "kita," sebagai kataganti untuk Allah. Bukankah dengan kata "kita" terkandung pengertian ada lebih dari satu Allah? Mungkinkah kataganti untuk Allah memang dipakai kata "kita"? Tetapi kalau kita membuka lebih lanjut pada Kejadian 1:29 kita baca : Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, AKU memberikan kepadamu." Mengapa di sini dipakai kata AKU untuk ganti Allah? Bukankah dengan melihat kenyataan ini kita bisa menarik kesimpulan bahwa memang sungguh ada lebih dari satu Allah? 

Sekarang yang hendak kita persoalkan ialah Sabda Yesus pada Injil Mateus 28: 19; siapakah sebetulnya Bapa, Anak dan Roh Kudus seperti sabda Yesus dalam Mateus 28: 19? Sering orang Kristen mengatakan bahwa pengertian Umat Islam tentang Allah masih kurang lengkap, sebab orang Islam hanya mengenal Allah Bapa saja. Baiklah, kita setuju saja dengan mereka bahwa yang kita imani sebagai Allah adalah Allah Bapa seperti yang diimani oleh orang Kristen, tetapi siapakah anak dan siapakah Roh Kudus?

Kalau kita membaca seluruh isi Perjanjian Lama, maka semua Nabi dan orang Kudus pada waktu itu disebut sebagai Anak Allah. Bahkan oleh Yesus sebutan "Anak Allah" itu diperluas bagi mereka yang membawa damai. Dalam kotbah di bukit yang kemudian terkenal dengan Delapan Sabda Bahagia Yesus bersabda: "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah" (Mateus 5: 9).

Jadi jelas bahwa sebutan Anak Allah bukan monopoli pribadi Yesus sendiri, tetapi untuk semua Nabi dan mereka yang membawa damai, Yesus sendiri dalam Mateus 6:9 mengajar murid-murid-NYA sebuah doa yang kemudian menjadi terkenal dengan sebutan: "DOA BAPA KAMI." Dalam doa itu Yesus mengajar kepada kita agar menyebut "Bapa" kepada Allah yang ada di Surga. Hal ini nyata juga kalau kita perhatikan sabda Yesus pada Mateus 15: 13. Jawab Yesus: "Setiap tanaman yang ditanam Bapa-Ku" Dalam ayat itu Yesus menyebut Allah dengan perkataan Bapa-KU, sedang di ayat lain Yesus menyebut Allah dengan perkataan Bapa-mu (Mateus 10:20). Yesus sendiri rupanya lebih senang dengan predikat "Anak manusia." (Periksalah Injil Mateus pasal 16 keseluruhan).

Sekarang siapakah Roh Kudus itu? Untuk itu Yesus menjelaskan sebagai berikut: "AKU (Yesus) akan minta kepada Bapa, dan IA akan memberikan kepadamu seorang Ponolong yang lain, supaya IA menyertai kamu, yaitu Roh Kebenaran (Injil Yohanes 14: 16). Jadi Penolong yang akan datang adalah seorang (tentunya seorang manusia). Sedang sesuatu disebut Roh ialah jika ia sudah mati atau belum lahir. Jadi jelaslah bahwa Penolong yang dijanjikan Yesus adalah seorang yang belum lahir. Siapakah dia? Mungkinkah Paulus? Baiklah, hal ini akan kita tinjau lebih lanjut.

Bila kembali kepada ucapan Yesus pada Mateus 28: 19: ", dan baptislah mereka dengan nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, " Apakah artinya baptis? Orang Yahudi mempunyai kepercayaan bahwa Allah akan menyelamatkan setiap manusia. Tetapi dari fihak manusia ada yang menerima penyelamatan dari Allah dan ada yang tidak mau. Mereka yang mau menerima penyelamatan itu diharuskan bertobat, dan sebagai tanda tobat mereka dibaptis. Upacara baptis biasanya dilakukan di sungai dengan mencelupkan kepala mereka ke dalam air. Upacara baptis sekarang diteruskan oleh semua Gereja Kristen dan Katolik sebagai lambang penerimaan mereka akan iman Kristen, hanya caranya yang berbeda. Ada Gereja yang membaptis dengan betul-betul mencelupkan kepala calon baptis di sebuah sungai, ada yang hanya mencucurkan air pada salah satu bagian tubuh yang biasanya adalah kepala. 

Upacara baptis itu kemudian diakui sebagai Sakramen. (Sakramen = setiap ucapan dan perbuatan Yesus yang mendatangkan Rahmat). Jadi dapatlah disimpulkan bahwa baptis ialah tanda bahwa manusia itu telah diselamatkan, karena menurut kepercayaan umat Kristen pada waktu sekarang dibaptis (= dipermandikan) semua dosanya dihapus.

Jadi ucapan Yesus dalam Mateus 28: 19: " dan baptislah mereka dengan nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dapatlah diartikan, " selamatkanlah mereka dengan nama (ajaran) Allah dan seorang nabi dan lebih-lebih ajaran seorang penolong yang datang sesudah Yesus."

Tetapi siapakah "Penolong yang datang sesudah Yesus?" Pauluskah? Karena Paulus adalah seorang pembaharu yang datang sesudah Yesus. Pada peninjauan lebih lanjut kita akan membahas siapakah Penolong itu.

3.2 KETURUNAN IBRAHIM

Orang Yahudi, yang kemudian juga orang Kristen (Protestan dan, Katolik) mempunyai kepercayaan bahwa Messias atau penyelamat dunia, Juru Selamat; adalah berasal dari keturunan Ibrahim, keturunan Daud. Sadar akan kepercayaan ini, maka Mateus pada permulaan Injil-nya menulis bahwa Yesus adalah keturunan Ibrahim, keturunan Daud. "Inilah sisilah Yesus Kristus, maka Daud, anak Ibrahim " (Mt. 1: 1). Sedangkan silsilah itu ternyata merupakan sesuatu yang dipaksakan. Perhatikanlah: setelah Mateus menyuguhkan kepada kita deretan nama-nama yang merupakan deretan keturunan Ibrahim dalam Injilnya pada pasal 1 ayat 2 sampai dengan 15, maka pada ayat ke 16, Mateus menulis: "Yakub memperanakan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.

Kalau kita perhatikan dengan baik, maka yang menjadi keturunan Ibrahim adalah Yusuf bukan Maria, Padahal orang Kristen mengimani bahwa Yesus tidak lahir dari "hubungan" Yusuf dan Maria. Jadi jelas bahwa Yesus sendiri menurut Mateus adalah bukan keturunan Ibrahim, keturunan Daud.

Menurut kepercayaan orang Kristen bahwa Penyelamat dunia akan lahir dari anak Ibrahim. Ibrahim sendiri beranak 2 dari 2 orang isteri pula, yakni Sara dan Hagar. Tetapi umat Kristen menekankan bahwa anak Ibrahim yang syah adalah Ishak, yang lahir dari Sara: sedang Ismail bukanlah anak Ibrahim yang syah karena lahir dari seorang budak, jadi tidak mungkin Juru Selamat Dunia lahir dari keturunan Ismail. Betulkah Ismail bukan anak Ibrahim yang syah?

Sebagai dasar untuk membuktikan bahwa hanya Ishak yang merupakan anak Ibrahim yang syah, umat Kristen mempergunakan Kitab Kejadian 22: 2, Firman-NYA: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak." Apakah Ismail bukan anak Ibrahim yang syah? Hal ini nyata dibantah sendiri oleh Kitab Kejadian pasal 21: 13: "Tetapi keturunan dari hambamu itu (Ismail) juga akan KU-buat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu."

Bangsa Yahudi (Israel) mempercayai bahwa mereka adalah bangsa pilihan dimana sejarah penyelamatan manusia akan selalu bersumber kepada dan dari bangsa itu. Jadi menurut kepercayaan mereka Juru Selamat Dunia akan datang dari bangsa Israel. Tetapi apakah keturunan Ibrahim itu hanya yang lahir sebagai anak- anak Ishak? Rupanya hal ini dibantah sendiri oleh Yesus Kristus: "Dan janganlah mengira, kamu dapat berkata dalam hatimu: Ibrahim adalah bapa kami. Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak Ibrahim dari batu-batu itu." (Mateus 3: 9).

Jadi jelaslah bahwa keturunan Ibrahim bukan saja yang lahir sebagai anak-anak Ishak tetapi juga dari batu-pun bisa jadi keturunan Ibrahim, lebih-lebih anak-anak Ismail yang nyata diakui dalam Kiitab Kejadian.

Kalau Juru Selamat Dunia harus lahir sebagai keturunan Ibrahim maka tentu tidak menutup kemungkinan bahwa Juru Selamat itu adalah lahir dari garis Ismail. Tetapi kalau juga ditentukan bahwa Juru Selamat itu lahir dari garis Ishak, tetapi apakah Juru Selamat itu juga harus "Anak Daud?" Hal itupun akan ditinjau pada pasal-pasal berikut.

3.3 YESUS DAN HUKUM TAURAT

Orang Yahudi, yang kemudian juga orang Kristen (Protestan dan, Katolik) mempunyai kepercayaan bahwa Messias atau penyelamat dunia, Juru Selamat; adalah berasal dari keturunan Ibrahim, keturunan Daud. Sadar akan kepercayaan ini, maka Mateus pada permulaan Injil-nya menulis bahwa Yesus adalah keturunan Ibrahim, keturunan Daud. "Inilah sisilah Yesus Kristus, maka Daud, anak Ibrahim " (Mt. 1: 1). Sedangkan silsilah itu ternyata merupakan sesuatu yang dipaksakan. Perhatikanlah: setelah Mateus menyuguhkan kepada kita deretan nama-nama yang merupakan deretan keturunan Ibrahim dalam Injilnya pada pasal 1 ayat 2 sampai dengan 15, maka pada ayat ke 16, Mateus menulis: "Yakub memperanakan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.

Kalau kita perhatikan dengan baik, maka yang menjadi keturunan Ibrahim adalah Yusuf bukan Maria, Padahal orang Kristen mengimani bahwa Yesus tidak lahir dari "hubungan" Yusuf dan Maria. Jadi jelas bahwa Yesus sendiri menurut Mateus adalah bukan keturunan Ibrahim, keturunan Daud.

Menurut kepercayaan orang Kristen bahwa Penyelamat dunia akan lahir dari anak Ibrahim. Ibrahim sendiri beranak 2 dari 2 orang isteri pula, yakni Sara dan Hagar. Tetapi umat Kristen menekankan bahwa anak Ibrahim yang syah adalah Ishak, yang lahir dari Sara: sedang Ismail bukanlah anak Ibrahim yang syah karena lahir dari seorang budak, jadi tidak mungkin Juru Selamat Dunia lahir dari keturunan Ismail. Betulkah Ismail bukan anak Ibrahim yang syah?

Sebagai dasar untuk membuktikan bahwa hanya Ishak yang merupakan anak Ibrahim yang syah, umat Kristen mempergunakan Kitab Kejadian 22: 2, Firman-NYA: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak." Apakah Ismail bukan anak Ibrahim yang syah? Hal ini nyata dibantah sendiri oleh Kitab Kejadian pasal 21: 13: "Tetapi keturunan dari hambamu itu (Ismail) juga akan KU-buat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu."

Bangsa Yahudi (Israel) mempercayai bahwa mereka adalah bangsa pilihan dimana sejarah penyelamatan manusia akan selalu bersumber kepada dan dari bangsa itu. Jadi menurut kepercayaan mereka Juru Selamat Dunia akan datang dari bangsa Israel. Tetapi apakah keturunan Ibrahim itu hanya yang lahir sebagai anak- anak Ishak? Rupanya hal ini dibantah sendiri oleh Yesus Kristus: "Dan janganlah mengira, kamu dapat berkata dalam hatimu: Ibrahim adalah bapa kami. Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak Ibrahim dari batu-batu itu." (Mateus 3: 9).

Jadi jelaslah bahwa keturunan Ibrahim bukan saja yang lahir sebagai anak-anak Ishak tetapi juga dari batu-pun bisa jadi keturunan Ibrahim, lebih-lebih anak-anak Ismail yang nyata diakui dalam Kiitab Kejadian.

Kalau Juru Selamat Dunia harus lahir sebagai keturunan Ibrahim maka tentu tidak menutup kemungkinan bahwa Juru Selamat itu adalah lahir dari garis Ismail. Tetapi kalau juga ditentukan bahwa Juru Selamat itu lahir dari garis Ishak, tetapi apakah Juru Selamat itu juga harus "Anak Daud?" Hal itupun akan ditinjau pada pasal-pasal berikut.

3.4 HAL MASUK SURGA

Setiap orang tentu menginginkan bahwa setelah kehidupan di dunia dia akan berpindah kekehidupan di akhirat yang membahagiakan, atau masuk surga. Kebahagiaan di surga sebagai suatu hal yang tak dapat diceriterakan dan dibayangkan oleh panca indera.

Tentang hal in, Yesus menandaskan bahwa: "Aku berkata kepadamu sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk kedalam Kerajaan Surga. Sekali lagi AKU berkata kepadamu lebih mudah seekor unta masuk melalui tubang jarum daripada seorang kaya masuk kedalam Kerajaan Allah" (Mateus 19: 23-24).

Kita melihat bahwa lembaga yang disebut Gereja lebih-lebih Gereja Katolik, secara nyata adalah suatu lembaga yang kaya. Kekayaan mereka nampak pada Gedung-gedung Gereja, Rumah, Sekolah milik mereka. Juga mobil-mobil mewah milik Gereja. Walaupun mereka berkata bahwa itu semua dibutuhkan demi charitatif (cinta-kasih), namun mereka toh tidak dapat menyembunyikan kekayaan mereka.

Padahal Yesus sendiri menyuruh murid-muridnya supaya jangan membaws emas dan perak atau tembaga dalam ikat pinggang, jangan membawa bekal dalam perialanan, jangan membawa baju dua helai, kasut atau tongkat (Mateus 10:9-10). Sudah benarkah Gereja dalam menjalankan amanat Agung junjungan mereka, Yesus Kristus? Mereka mungkin akan berkata, bahwa setiap ayat Injil harus ditafsirkan dengan benar oleh kuasa Gereja. Tetapi apakah tafsirannya yang tepat jika dikatakan bahwa kita tidak boleh membawa emas, membawa perak dan sebagainya?

Sesungguhnya semua orang di dunia ini dapat menjadi Kristen, jika saja Gereja percaya penuh kepada Yesus tanpa reserve. Apa yang diminta dengan penuh kepercayaan tentu akan diberi. "AKU berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah kedalam laut. Hal itu akan terjadi. Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kami menerimanya." (Mateus 91: 21-22)

Gereja ternyata tidak mempunyai iman yang mendalam kepada Yesus disamping dalam perjalanan sejarahnya membuat banyak perobahan-perobahan sendiri terhadap ajaran-ajaran Yesus. Itu pula sebabnya mengapa tidak semua orang di dunia ini memeluk agama Kristen.

3.5 YESUS JURUSELAMAT BANGSA ISRAEL

Kepada siapakah sebetulnya Yesus diutus oleh Allah? Dalam Injil Yohannes 20: ayat 21, Yesus bersabda: "Sama seperti Bapa mengutus AKU, demikian juka sekarang AKU mengutus kamu." Luas perutusan Yesus kepada murid-murid-NYA adalah sama dengan luas perutusan yang diterima oleh Yesus dari Bapa. Jadi tidak mungkin Yesus mengutus murid-murid-Nya lebih luas dari perutusan-Nya sendiri yang diterima-Nya dari Bapa. Yesus dalam salah satu sabda-Nya pernah. bersabda bahwa Dia diutus hanya kepada domba hilang dari Bangsa Israeli.

Rupanya Yesus-pun mengutus murid-murid-Nya hanya kepada Bangsa Israel saja. "Janganlah kamu menyimpang ke jalan Bangsa lain atau masuks ke dalam kota orang Samaria melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari pada Umat Israel" (Mateus 10: 5-6).

Bahwa Yesus adalah Utusan Allah khusus untuk Bangsa Israel, menjadi lebih jelas lagi, ketika beliau menegaskan bahwa para murid-Nya yang berjumlah 12 orang itu akan duduk pada 12 tahta untuk mengadili orang Yahudi. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu pencitaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di tahta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku akan duduk juga di atas dua belas tahta untuk menghakimi dua belas suku Israel" (Mateus 19:28).

Bagaimana ciri, Juru Selamat dunia yang dijanjikan oleh Allah? Juru Selamat itu bukan hanya diutus untuk sesuatu bangsa tertentu saja, akan tetapi haruslah dimaksudkan untuk seluruh Bangsa. Yang kepadanya bangsa-bangsa akan berharap, Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa (semua bangsa), bukan hanya kepada satu bangsa tertentu saja. Untuk ini maka Nabi Yesaya, tokoh Perjanjian Lama yang terkenal meramalkan: "Lihatlah, itu Hamba-KU yang KU-pilih, yang Ku-kasihi yang kepadanya jiwa-KU berkenan; Aku akan menaruh roh-KU keatas-Nya, dan ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa" (Mateus 12: 18). "Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap" (Mateus 12: 21). 

Sabda Yesus yang perlu juga kita perhatikan adalah yang tercantum dalam Injil Mateus 10:41: "Barang siapa yang menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima ubah nabi, dan barang siapa yang menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah sebagai orang benar." Kita kembali kepada pertanyaan pada pasal-pasal yang lalu: Siapakah Penolong yang dijanjikan oleh Yesus yang akan datang sesudah Yesus? Tentu seorang nabi, karena jelas bukan Paulus? Sekarang pertanyaan kita: "Siapakah nabi itu?" Kita belum tahu, tetapi pasti harus seorang nabi, utusan Allah.

Yesus memang Juru Selamat, tetapi seperti apa yang pernah ditandaskan-Nya sendiri bahwa beliau datang untuk domba bangsa Israel yang hilang. Kalau Yesus sudah memberikan pertanyaan tentang dirinya dan murid-murid-Nya begitu jelas, apakah kita harus berkata bahwa Yesus dikirim Allah untuk semua bangsa? Dengan menyatakan hal itu maka berarti bahwa kita tidak menaruh hormat kepada beliau, baik selaku pribadi maupun selaku Nabi Allah yang besar. Kalau Yesus sendiri lebih senang memakai predikat: "Anak manusia," mengapa kita harus memaksakan dengan mengatakan bahwa beliau adalah: "Anak Allah?" Apakah Yesus sendiri tidak akan marah kalau diri-Nya disebut dengan cara yang tidak benar, walaupun predikat yang kita berikan kepadanya lebih tinggi?

Pernah pada suatu waktu Bapak Presiden Soeharto begitu marah sekali ketika majalah "POP" menulis tentang silsilahnya dimana dikatakan bahwa sesungguhnya beliau adalah keturunan bangsawan, keturunan kraton. Artikel semacam itu kemudian dibantah sendiri oleh beliau, bahkan dianggap sebagai penghinaan; dalam kesempatan itu beliau menandaskan bahwa beliau hanya seorang anak petani biasa.

Dengan menyebut Yesus sebagai Anak Allah, kita telah berbuat kesalahan yang besar, sebab Yesus sendiri tidak pernah menyatakan bahwa Dia adalah Anak Allah, bahkan sebutan itu ternyata berlaku untuk semua orang yang membawa damai seperti yang pernah kita singgung pada bab pertama tentang TRINITAS. Dengan menyebut sesuatu yang tidak benar yang menyimpang dari apa yang dikatakan Yesus sendiri berarti kita tidak menyambut Yesus sebagai Nabi Allah yang benar.

Dan apakah Umat Kristen telah menyambut Utusan Allah sesudah Yesus dengan benar? Apakah Muhammad itu utusan Allah? Apakah ada bukti-bukti kenabian melekat pada diri beliau? Apakah Yesus juga menyebut hal itu? Semoga pasal yang terakhir dan uraian kami akan dapat menjawab pertanyaan di atas. Mungkin jawaban yang akan diperoleh tidak begitu memuaskan pada saat permulaan tetapi jika Saudara mau merenungkan, dan lebih-lebih mempelajari dari buku-buku yang bobot ilmlyahnya lebih tinggi dari ini; kami percaya bahwa Saudara akan mempunyai kepuasan yang Saudara harapkan. Semoga.

3.6 SIAPAKAH SEBENARNYA JURUSELAMAT DUNIA?

Bangsa Yahudi/Israel mempunyai keyakinan bahwa Juru Selamat Dunia adalah keturunan Ibrahim dan juga keturunan Daud, hal ini berarti Juru Selamat Dunia adalah keturunan Ibrahim dari garis Ishak bukan dari garis Ismail. Tetapi ternyata keyakinan itu sendiri disangkal oleh Yesus sendiri.

Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus bertanya kepada mereka, kata-Nya: "Apakah pendapatmu tentang Mesias (Juru Selamat)?" "Anak siapakah Dia?" Kata mereka kepada-Nya: "Anak Daud." Kata Yesus kepada mereka: "Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuhan-nya, ketika ia berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuhan-ku: duduklah di sebelah kanan-Ku sampai musuh-musuh-Mu kutaruh dibawah kaki-Mu. Jadi jika Daud menyebut Dia Tuhannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" Tidak ada seorangpun yang berani menanyakan sesuatu kepada-Nya" (Mateus 22: 41-46).

Untuk mengklaim bahwa Juru Selamat Dunia adalah Bangsa Yahudi/Israel maka Mateus tidak segan-segan untuk memaksakan silsilah Yesus menjadi sedemikian rupa, sehingga Yesus menjadi "Anak Ibrahim, Anak Daud." Tetapi jika ada bukti bahwa Yesus memang benar Anak Daud, namun kenyataan ini tidak bisa membuktikan bahwa Dia adalah Mesias, karena terhadap itu Yesus bahkan telah membantahnya.

Yesus memang Mesias tetapi hanya untuk Bangsa Israel saja. Pada suatu hari Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya: "Menurut kamu, siapakah Aku?" Jawab Petrus: "Messias dari Allah." Dalam sejarah umat manusia telah beberapa saja Tuhan mengirim Nabi kepada Bangsa Israel, tetapi ternyata seperti Yesus sering-kali ucapkan bahwa Bangsa Israel adalah bangsa yang tegar hati; maka untuk itulah kiranya Tuhan mengirim Nabi Bangsa Israel, Nabi yang terbesar dari nabi-nabi sebelumnya agar bangsa Israel menjadi selamat. Jadi Yesus memang Juru Selamat Bangsa Israel. Kita tidak boleh menyangkal kenyataan ini, sebab setiap orang yang mengakui Yesus di depan manusia akan diakui juga oleh Yesus di hadapan Tuhan, dan barang siapa yang menyangkal Yesus di hadapan manusia akan disangkal Yesus dihadapan Allah. (Mateus 10: 32-33). Alhamdulillah, Umat Islam bukan termasuk Umat yang menyangkal Yesus Umat Islam mengakui bahwa beliau adalah Utusan Allah, Nabi Besar dari deretan Nabi-Nabi sebelumnya.

Rupanya karena Bangsa lsrael memang merupakan bangsa yang tegar hati sampai-sampai Yesus bersabda: "Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan Allah" (Mateus 21: 43)

Bangsa apa yang dimaksud oleh Yesus? Janji Tuhan akan tetap terlaksana. Demikian juga janji Tuhan kepada Ibrahim. Ibrahim mempunyai dua orang anak, yaitu Ishak dan Ismail. Keduanya menurunkan bangsa yang besar, ialah Bangsa Israel dan Bangsa Arab. Jadi jika Kerajaan diambil dari bangsa Israel, maka akan lebih mudah masuk pada akal jika kemudian diserahkan kepada Bangsa Arab. Jadi akan masuk diakal jikBa Juru Selamat Dunia akan lahir dari Bangsa Arab, yakni keturunan Ibrahim dari garis Ismail. Apakah hal ini mungkin? 

Dalam Mateus 21: 42 dan juga Mazmur 118: 22-23, kita membaca: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru; hal itu terjadi dari fihak Tuhan suatu perbuatan ajaib di mata Kita. Apakah yang dimaksud batu yang dibuang itu? Dan apakah yang dimaksud dengan batu penjuru? Atas anjuran dari Sarah: "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya!" (Kejadian 21 : 10) maka Ibrahim lalu membuang Hagar dan Ismail. Bukankah hal itu jelas bagi kita, bahwa keturunan Ibrahim dari garis Ismail telah dibuang oleh Ibrahim sendiri sebagai tukang bangunan? Apakah batu penjuru itu? Kita tahu bahwa semua orang Islam yang bersembahyang menghadap kepada penjuru yang samas yakni Ka'bah.

Kita kembali kepada pertanyaan "Siapakah Penolong yang dijanjikan oleh Yesus yang datang sesudah beliau?"

" dan baptislah mereka demi nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (Mateus 28: 19), yang dapat kita artikan: " dan selamatkanlah mereka demi nama Tuhan, dengan ajaran para Nabi dan lebih-lebih ajaran Nabi sesudah Yesus "

Siapakah Nabi sesudah Yesus? Ia adalah batu yang di buang oleh tukang bangunan dan sekarang menjadi batu penjuru. Ia tentu harus keturunan Ismail. Siapakah dia? Jawab-nya tidak ada dua: Muhammad! 

Apakah Muhammad juru selamat dunia? 
"Ya, pasti!"


No comments :

Blogger Comments