Comments
Timelines
Contact
Social Media

Tuesday, April 28, 2015

thumbnail

Isa Almasih, Sebagai Hakim Yang Adil comments

Dari Judul asli:
MENJAWAB FITNAH MISIONARIS TENTANG HAKIM YANG ADIL

Berdasarkan dalil berikut ini, misionaris Kristen menyatakan bahwa Yesus adalah Hakim Yang Adil pada hari kiamat (atau setelahnya), dan hal itu dikuatkan oleh Hadits Nabi Muhammad sendiri. 

“Dan demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sudah dekat saatnya di mana akan turun pada kalian (‘Isa) Ibnu Maryam Alaihissallam sebagai hakim yang adil. (Muttafaqun ‘alaih)
Bagi yang pernah membaca Hadits aslinya, maka membaca kalimat di atas ini langsung mengerti bahwa ini adalah Hadits yang "dimutilasi", karena nampak sekali para sales produk kadaluwarsa bermerek "Ajaran Kasih" Kristen ini ingin mengaitkannya dengan QS. At-Tiin: 8 yang menegaskan bahwa hanya Allah lah hakim yang adil. Tidak dapat disangkal lagi bahwa menurut kitab suci Islam sendiri, memang hanya Allah lah hakim yang paling adil, bukan?
Berbekal dua potong dalil ini mereka berharap, bahkan optimis akan sukses meyakinkan dan mengajak semua orang, khususnya umat Nabi Muhammad saw, untuk mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan. Yesus adalah Allah sesuai dengan dalil-dalil yang tertulis di dalam Al-Quran dan Hadits, sumber dari segala sumber hukum dalam ajaran islam sendiri!  

Dengan modal dalil yang maknanya dibelokkan di sana-sini semisal potongan hadits di atas, mereka tidak sungkan-sungkan berusaha mengajak umat Islam untuk menjadi umat kuffar dan murtad dari Islam dengan mengakui Isa Almasih, atau yang mereka sebut sebagai Yesus Kristus, sebagai Tuhan.

KAJIAN
Sebelum menanggapi isu di atas, maka sekedar mengingatkan saja; bagi siapapun yang mengerti ilmunya, pasti akan tertawa geli menyaksikan tingkah bodoh dan upaya licik para pemfitnah ajaran Islam ini. 

Tapi demi ilmu, mari kita kupas saja isu di atas dari beberapa sisi agar terang benderang membuktikan kebodohan para musuh-musuh Islam ini.

A. DARI SISI DALIL
Hadits lengkap di atas seharusnya tertulis begini:

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ، لَيُوْشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيْكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ عَليهِ السَّلام حَكَمًا عَدْلاً، فَيَكْسِرَ الصَّلِيْبَ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيْرَ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ، وَيَفِيْضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ.
“Dan demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sudah dekat saatnya di mana akan turun pada kalian (‘Isa) Ibnu Maryam Alaihissallam sebagai hakim yang adil. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah (upeti/pajak), dan akan melimpah ruah harta benda, hingga tidak ada seorang pun yang mau menerimanya.” [Muttafaqun ‘alaih]

Perhatikanlah, bahwa sejak awal mereka sudah memelintir dalil yang mereka tampilkan untuk menjungkir-balikkan pesan sebenarnya dari Hadits Rasulullah tsb. Menurut dalil ini, Nabi Muhammad saw menubuatkan bahwa kelak Nabi Isa as akan turun kembali ke bumi untuk menjadi hakim yang adil bagi umat manusia yang berselisih paham tentang ajarannya dan bagi mereka yang mengaku sebagai pengikutnya tapi secara terang-terangan justru menentang ajarannya. Beliau akan memulai misi kedua dan sekaligus misi pamungkasnya di dunia dengan tindakan-tindakan khusus terhadap ajaran Kristen dan segala atributnya yang dilambangkan dengan menghancurkan salib, membunuh babi, dan menghapus jizyah.

Hadits ini sangat jelas mengindikasikan bahwa kedatangan Nabi Isa untuk kedua kalinya ini berhubungan langsung dengan umat yang terkait dengan ajaran beliau, yaitu Yahudi dan Kristen, sementara pada hadits lain dinubuatkan juga beberapa hal terkait dengan umat dan syarai'ah Islam.

Dari sini, jelas terlihat kenapa pengikut rasul gadung penuh roh dusta dan bodoh ini coba meneyembunyikan pesan utama Hadits di atas dengan cara memotong habis semua bagian yang sebenarnya sangat mengancam "kenyamanan" iman kosong mereka selama ini. Dan sebagai gantinya, mereka berusaha keras untuk membelokkan muatan Hadits yang seharusnya menjadi bahan perenungan dan kajian mendalam bagi mereka sendiri, menjadi usaha yang sangat menyedihkan untuk menyesatkan umat Islam dengan isu pokok, yaitu pertanyaan tentang siapa Hakim Yang Adil. 

Artinya, walau sudah terang-terangan diperingati oleh nubuatan 
Rasulullah saw lewat hadits tsb, mereka tetap mengharapkan pengakuan bahwa iman mereka yang menuhankan Nabi Isa as tidak salah, karena menurut Al-Quran dan Hadits yang mereka kutip di atas, Nabi yang mereka tuhankan itu sebetulnya adalah Tuhan itu sendiri.

B. DARI SISI KALIMAT "HAKIM YANG ADIL" 
Bacalah lagi dengan cermat kata per kata yang ditulis dalam bahasa aslinya, Arab, pada rangkaian kalimat Hadits di atas di mana menurut terjemah bahasa Indonesianya di artikan sebagai "Hakim Yang Adil" dari kata yang dalam bahasa aslinya disebut dan dimaknai sebagai "Hakaman Adlan"حَكَمًا عَدْلاً 

Apakah kata "Hakim Yang Adil" yang digunakan dalam hadits di atas sama arti dan maknanya dengan kata "Hakim Yang Paling Adil" dalam QS. At-Tiin: 8?

Perhatikan ini!

أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ 

Bukankah Allah hakim yang paling adil? (QS. At-Tiin: 8)

Kata yang digunakan adalah bi ahkamil haakimiin (بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ)

Mari secara ringkas saja kita cermati bentuk kata yang digunakan pada masing-masing ayat Hadits dan Al-Quran di atas, sekaligus kita buktikan apakah menurut kaidah tata-bahasa Arab ada persamaan atau perbedaan arti dari keduanya .

Asal kata: بِأَحْكَمِ  = bi ahkam adalah kata sifat yaitu suatu keadaan sebagai pembanding dengan yang lainnya. Jadi arti kata بِأَحْكَمِ = bi ahkam adalah lebih bijaksana = seadil-adilnya = paling adil di antara yang lainnya.

Sedangkan kata الْحَاكِمِينَ = Al Haakimiin artinya para hakim atau hakim-hakim, merupakan bentuk jamak dari kata Hakim.

Jadi ayat itu menerangkan bahwa Allah adalah بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ = bi ahkamil haakimiin, atau hakim paling adil, paling bijaksana di antara semua hakim.

Ayat dalam hadits menunjukkan bahwa Hakim yang dimaksud jumlahnya lebih dari satu, bahkan sangat banyak, bisa ratusan, ribuan, bisa juga jutaan, sehingga digambarkan dengan menggunakan kata الْحَاكِمِينَ Al Hakimiin = para hakim atau hakim-hakim. 

Artinya, Nabi Isa as beserta hakim-hakim adil lainnya termasuk di dalam pengertian "Hakim Yang Adil" dalam Hadits.

Dari sedikit penjelasan ini, sekarang kita tahu bahwa pengertian "Hakim Yang Adil" yang dinisbatkan kepada Nabi Isa As dalam Hadits sangat berbeda dengan "Hakim Yang Paling Adil" yang menggambarkan Maha Adilnya penghakiman Allah menurut Al-Quran.

Nabi Isa As digambarkan sebagai "Hakim Yang Adil", bukan "Hakim Yang Paling Adil", Sedangkan Allah adalah satu-satunya Hakim Yang Paling Adil, Paling Bijaksana, sesuai dengan sifat-Nya sebagai Tuhan bagi seluruh makhluk Yang Maha Bijaksana, Maha Adil (lihat lagi Asma'ul Husna).

Di samping Hakim yang tidak adil, di dunia ini Hakim yang adil juga jumlahnya sangat banyak, seperti yang diterangkan dalam Al-Quran Surah At-Tiin yang menggunakan bentuk jamak untuk kata Hakim. Dan Nabi Isa adalah salahsatu dari Hakim-Hakim ini.

Di dalam Al-Quran, Hakim memang diperintah oleh Allah untuk berbuat adil, karena ini memang syarat mutak sebagai seorang Hakim. Jadi, terlepas dia adil atau tidak, tapi hakim (yang wajib berlaku) adil itu tentu saja jumlahnya sangat banyak!

Perhatikan ayat lainnya,

وَإِنْ حَكَمْتَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
Dan jika “hakamta” (kamu menghakimi) mereka, “fa ahkam (maka hakimi perkara itu) di antara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil. (QS. Al- Maidah: 42).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa perintah untuk menghakimi yang dalam ayat tersebut menggunakan kata حَكَمْتَ (hakamta = kamu menghakimi), maka hakimilah (menggunakan kata fa ahkam = فَاحْكُمْ) dengan adil. Jadi hakim yang adil itu banyak, bukan hanya satu. Tetapi hakim yang paling adil atau paling bijaksana, menggunakan kata بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ  bi ahkamil haakimiin dan itu hanya untuk Allah saja (QS. At-Tiin: 8).

C. DARI SISI WAKTU
Perhatikan lagi Hadits di atas!

“Dan demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sudah dekat saatnya di mana akan turun pada kalian (‘Isa) Ibnu Maryam Alaihissallam sebagai hakim yang adil.”

Menurut Hadits ini Nabi Isa as dinubuatkan akan turun ke dunia, kemudian menjadi hakim yang adil di dunia, sebelum kiamat terjadi. Sama sekali tidak ada hubungannya dengan Hari Penghakiman setelah terjadinya kiamat, di mana Allah lah sebagai satu-satunya Hakim yang akan mengadili seluruh makhluk-Nya (yang dibangkitkan dari kematian pada saat terjadinya kiamat) untuk mempetanggungjawabkan segala perbuatannya selama hidup di dunia, termasuk di dalam hal ini adalah nabi Isa as sendiri yang sudah lebih dulu wafat sebelum kiamat terjadi!

Perhatikan ayat berikut ini,

يَوْمَ هُمْ بَارِزُونَ لَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْهُمْ شَيْءٌ لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ 
 الْيَوْمَ تُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ لَا ظُلْمَ الْيَوْمَ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ 
(Yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur dan menuju mahsyar); tiada suatupun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman): “Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?” Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya. (QS. Al-Mu'min: 16-17).

إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ (25) ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ
“Sungguh, kepada Kami-lah mereka kembali. kemudian sesungguhnya (kewajiban) Kami-lah membuat perhitungan atas mereka.” (QS. Al-Ghasyiyah: 25-26).

Dari ‘Abdullah ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يَجْمَعُ اللهُ الأَوَّلِيْنَ وَالآخِرِيْنَ لِمِيْقَاتِ يَوْمٍ مَعْلُوْمٍ قِيَامًا أَرْبَعِيْنَ سَنَةً شَاخِصَةً أَبْصَارُهُمْ يَنْتَظِرُوْنَ فَصْلَ الْقَضَاءِ
“Allah mengumpulkan semua manusia dari yang pertama sampai yang terakhir, pada waktu hari tertentu dalam keadaan berdiri selama empat puluh tahun. Pandangan-pandangan mereka menatap (ke langit), menanti pengadilan Allah.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya dan ath-Thabrani]

Dan masih banyak lagi dalil-dalil sejenis lainnya, baik dalam Al-Quran maupun Hadits yang menjelaskan tentang pengadilan Allah di Yaumil Mahsyar kelak. Tetapi cukuplah ini saja untuk memberikan pengetahuan yang benar tentang kapan pengadilan Nabi Isa as berlangsung dan kapan pula Pengadilan Allah akan dilaksanakan.

Tapi jika para salesmen produk kadaluwarsa bermerek "ajaran kasih" Kristen masih ingin memperjuangkan dalil hebat di atas yang mereka pikir sakti, padahal mudah sekali dibuktikan sebagai dalil ngawur, maka silahkan saja.

Carilah sendiri di dalam Al-Quran; cukup satu ayat saja yang menyebutkan bahwa Nabi Isa as akan mengadili manusia di hari penghakiman Allah di akhirat kelak! 

Anggap saja ini sebagai tantangan dari umat Islam yang berlaku seumur hidup, bahkan sampai 7 turunan semua umat kristen di seluruh dunia! 

Silahkan!
Ditunggu!



[Sumber: Kajian Al-Mubayyin]


1 comment :

  1. Nabi Isa as. tidak pernah menjadi Tuhan, terimakasih ADMIN.

    ReplyDelete
Blogger Comments