Comments
Timelines
Contact
Social Media

Sunday, September 9, 2012

thumbnail

Al-Quran: Fungsi Sebagai Penyempurna Kitab-Kitab Terdahulu comments

"Aku telah diberikan tujuh buah surat panjang (Sab'ul Ath Thiwal) sebagai tempat (pengganti) Taurat. Dan aku juga telah diberikan beberapa surat yang ayatnya berjumlah seratus lebih (Al-Miani) sebagai tempat (pengganti) Zabur. Dan aku telah diberikan beberapa surat yang jumlah ayatnya kurang dari seratus (Al-Matsani) sebagai tempat (pengganti) Injil, serta dilebihkan dengan surat-surat pendek (al-Mufashol)" [HR. Thabrani di Kitab Al Kabir Shahih Jamiush Shagir 1/30 - dan berkata Syaikh Albani  tentang hadits ini: Sanadnya Shahih]. 

Kitab Al-Qur'an
Al-Qur'an  adalah kitab suci agama Islam. 
Umat Islam memercayai bahwa Al-Qur'an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah hanya yang diperuntukkan bagi manusia, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, melalui perantaraan Malaikat Jibril. Dan sebagai wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah SAW adalah sebagaimana yang terdapat dalam QS. Al-'Alaq:1-5

Kitab Al-Qur'an: "sungguh kami telah menurunkan Az-Zikir (Al-Qur'an) dan sungguh kami akan memeliharanya."  

Diberikan kepada nabi muhammad saw sebagai penyempurna kitab sebelumnya. Dari awal mula Al-Qur'an diturunkan sampai sekarang dan seterusnya akan selalu terjaga keaslianya. Allah sendiri yang menjamin terpeliharanya kitab suci ni.

Hubungan dengan kitab-kitab lain
Berkaitan dengan adanya kitab-kitab yang dipercayai diturunkan kepada nabi-nabi sebelum Muhammad SAW dalam agama Islam (Taurat, Zabur, Injil, lembaran Ibrahim), Al-Qur'an dalam beberapa ayatnya menegaskan posisinya terhadap kitab-kitab tersebut. Berikut adalah pernyataan Al-Qur'an yang tentunya menjadi doktrin bagi ummat Islam mengenai hubungan Al-Qur'an dengan kitab-kitab tersebut:

Bahwa Al-Qur'an menuntut kepercayaan ummat Islam terhadap eksistensi kitab-kitab tersebut. QS(2:4)

Bahwa Al-Qur'an diposisikan sebagai pembenar dan batu ujian (verifikator) bagi kitab-kitab sebelumnya. QS(5:48)

Bahwa Al-Qur'an menjadi referensi untuk menghilangkan perselisihan pendapat antara ummat-ummat rasul yang berbeda. QS(16:63-64)

Bahwa Al-Qur'an meluruskan sejarah. Dalam Al-Qur'an terdapat cerita-cerita mengenai kaum dari rasul-rasul terdahulu, juga mengenai beberapa bagian mengenai kehidupan para rasul tersebut. Cerita tersebut pada beberapa aspek penting berbeda dengan versi yang terdapat pada teks-teks lain yang dimiliki baik olehYahudi dan Kristen.

Kitab Taurat
Kitab Taurat atau Torah dalam bahasa Ibrani adalah lima kitab pertama Tanakh, atau Alkitab Perjanjian Lama. Kitab Taurat dalam bahasa Yunani disebut Pentateukh.

Kitab Taurat:  "sesungguhnya kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir."  

Di turunkan kepada Nabi Musa As. di bukit Sinai isinya mengandung 10 hukum Tuhan yang di kenal dengan Ten Commandments. Kitab taurat adalah ajaran allah dan merupakan petunjuk yang benar terhadap kaum bani israil.

Kitab Zabur
Zabur (bahasa Arab) disamakan oleh sebagian ulama dengan Mazmur, yang menurut Islam, adalah salah satu kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Qur'an (selain Taurat dan Injil). Istilah zabur adalah persamaan dengan istilah Ibranizimra, bermaksud "lagu, musik." Ia, bersama dengan zamir ("lagu") danmiz m or ("mazmur" atau Psalm), merupakan derivasi zamar, artinya "nyanyi, nyannyikan pujian, buatkan musik." Umat Muslim percaya bahwa Zabur adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada kaum Bani Israil melalui utusannya yang bernama Nabi Daud.

Kitab Injil
Injil (Yunani: euangelion - "kabar baik" atau "berita baik" atau "berita suka cita") adalah istilah yang digunakan untuk menyebut keempat kitab pertama dalam Alkitab Perjanjian Baru. Kitab-kitab tersebut adalah: Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohanes. Kata injil sendiri berasal dari bahasa Arab.
Injil biasanya mengandung arti:
  1. Pemberitaan tentang aktivitas penyelamatan Allah di dalam Yesus dari Nazaret atau berita yang disampaikan oleh Yesus dari Nazaret. Inilah asal-usul penggunaan kata "Injil" menurut Perjanjian Baru (lihat Surat Roma 1:1 atau Markus 1:1).
  2. Dalam pengertian yang lebih populer, kata ini merujuk kepada keempat Injil kanonik (Matius, Markus, Lukasda dan Yohanes) dan kadang-kadang juga karya-karya lainnya yang non-kanonik (mis. Injil Tomas), yang menyampaikan kisah kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus.
  3. Sejumlah sarjana modern menggunakan istilah "Injil" untuk menunjuk kepada sebuah genre hipotetis dari sastra Kristen perdana [bdk. Peter Stuhlmacher, ed., Das Evangelium und die Evangelien, Tübingen 1983, juga dalam bahasa Inggris:  The Gospel and the Gospels].

Di berikan kepada nabi Isa, dan secara garis besar sama dengan kitab Allah yang sebelumnya. 
Kitab Injil: "dan kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi bani Israil) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Tuaurat. dan kami telah memberikan kepadanya kitab injil, sedangkan di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)."

Kitab zabur diberikan kepada Nabi Daud. Isi pokok kitab Zabur adalah tentang kewajiban meyembah ALLAH SWT

1. Fungsi dan Peranan Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah wahyu Allah (7:2) yang berfungsi sebagai mu'jizat bagi Rasulullah Muhammad saw (17:88; 10:38) sebagai pedoman hidup bagi setiap Muslim (4:105; 5:49,50; 45:20) dan sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya (5:48,15; 16:64 ), dan bernilai abadi.

Sebagai mu'jizat, Al-Qur'an telah menjadi salah satu sebab penting bagi masuknya orang-orang Arab di zaman Rasulullah ke dalam agama Islam, dan menjadi sebab penting pula bagi masuknya orang-orang sekarang, dan (insya Allah) pada masa-masa yang akan datang. Ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dapat meyakinkan kita bahwa Al-Qur'an adalah firman-firman Allah, tidak mungkin ciptaan manusia apalagi ciptaan Nabi Muhammad saw yang ummi (7:158) yang hidup pada awal abad ke enam Masehi (571 - 632 M). Diantara ayat-ayat tersebut umpamanya: 39:6; 6:125; 23:12,13,14; 51:49; 41:11-41; 21:30-33; 51:7,49 dan lain-lain.

Demikian juga ayat-ayat yang berhubungan dengan sejarah seperti tentang kekuasaan di Mesir, Negeri Saba'. Tsamud, 'Ad, Yusuf, Sulaiman, Dawud, Adam, Musa dan lain-lain dapat memberikan keyakinan kepada kita bahwa Al-Qur'an adalah wahyu Allah bukan ciptaan manusia. Ayat-ayat yang berhubungan dengan ramalan-ramalan khusus yang kemudian dibuktikan oleh sejarah seperti tentang bangsa Romawi, berpecah-belahnya Kristen dan lain-lain juga menjadi bukti lagi kepada kita bahwa Al-Qur'an adalah wahyu Allah SWT. (30:2,3,4;5:14).

Bahasa Al-Qur'an adalah mu'jizat besar sepanjang masa, keindahan bahasa dan kerapihan susunan katanya tidak dapat ditemukan pada buku-buku bahasa Arab lainnya. Gaya bahasa yang luhur tapi mudah dimengerti adalah merupakan ciri dari gaya bahasa Al-Qur'an. Karena gaya bahasa yang demikian itulah Umar bin Khattab masuk Islam setelah mendengar Al-Qur'an awal surat Thaha yang dibaca oleh adiknya Fathimah. Abul Walid, diplomat Quraisy waktu itu, terpaksa cepat-cepat pulang begitu mendengar beberapa ayat dari surat Fushshilat yang dikemukakan Rasulullah sebagai jawaban atas usaha-usaha bujukan dan diplomasinya.
Bahkan Abu Jahal musuh besar Rasulullah, sampai tidak jadi membunuh Nabi karena mendengar surat adh-Dhuha yang dibaca Nabi. Tepat apa yang dinyatakan Al-Qur'an, bahwa sebab seorang tidak menerima kebenaran Al-Qur'an sebagai wahyu Ilahi adalah salah satu diantara dua sebab, yaitu:
  • Tidak berpikir dengan jujur dan sungguh-sungguh.
  • Tidak sempat mendengar dan mengetahui Al-Qur'an secara baik (67:10, 4:82). Oleh Al-Qur'an disebut Al-Maghdhub (dimurkai Allah) karena tahu kebenaran tetapi tidak mau menerima kebenaran itu, dan disebut adh-dhollin (orang sesat) karena tidak menemukan kebenaran itu. Sebagai jaminan bahwa Al-Qur'an itu wahyu Allah, maka Al-Qur'an sendiri menantang setiap manusia untuk membuat satu surat saja yang senilai dengan Al-Qur'an (2:23, 24, 17:88). Sebagai pedoman hidup, Al-Qur'an banyak mengemukakan pokok-pokok serta prinsip-prinsip umum pengaturan hidup dalam hubungan antara manusia dengan Allah dan mahluq lainnya.

Didalamnya terdapat peraturan-peraturan seperti: beribadah langsung kepada Allah (2:43, 183, 184, 196, 197; 11:114), berkeluarga (4:3, 4, 15, 19, 20, 25; 2:221; 24:32; 60:10, 11), bermasyarakat (4:58; 49:10, 13; 23:52; 8:46; 2:143), berdagang (2:275, 276, 280; 4:29), utang-piutang (2:282), kewarisan (2:180; 4:7-12, 176; 5:106), pendidikan dan pengajaran (3:159; 4:9,63; 31:13-19; 26:39, 40), pidana (2:178; 4:92, 93; 5:38; 10:27; 17:33; 26:40), dan aspek-aspek kehidupan lainnya yang oleh Allah dijamin dapat berlaku dan dapat sesuai pada setiap tempat dan setiap waktu (7:158; 34:28; 21:107).

Setiap Muslim diperintahkan untuk melakukan seluruh tata nilai tersebut dalam kehidupannya (2:208; 6:153; 9:51). Dan sikap memilih sebagian dan menolak sebagian tata nilai itu dipandang Al-Qur'an sebagai bentuk pelanggaran dan dosa (33:36). Melaksanakannya dinilai ibadah (4:69; 24:52; 33:71), memperjuangkannya dinilai sebagai perjuangan suci (61:10-13; 9:41), mati karenanya dinilai sebagai mati syahid (3:157, 169), hijrah karena memperjuangkannya dinilai sebagai pengabdian yang tinggi (4:100, 3:195), dan tidak mau melaksanakannya dinilai sebagai zhalim, fasiq, dan kafir (5:44,45,47). 

Sebagai korektor Al-Qur'an banyak mengungkapkan persoalan-persoalan yang dibahas oleh kitab-kitab Taurat, Injil, dan lain-lain yang dinilai Al-Qur'an sebagai tidak sesuai dengan ajaran Allah yang sebenarnya. Baik menyangkut segi sejarah orang-orang tertentu, hukum-hukum,prinsip-prinsip ketuhanan dan lain sebagainya. Sebagai contoh koreksi-koreksi yang dikemukakan Al-Qur'an tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Tentang ajaran Trinitas (5:73).
b. Tentang Isa (3:49, 59; 5:72, 75).
c. Tentang penyaliban Nabi Isa (4:157,158).
d. Tentang Nabi Luth (29:28-30; 7:80-84) perhatikan, (Genesis : 19:33-36).
e. Tentang Harun (20:90-94), perhatikan, (keluaran : 37:2-4).
f.  Tentang Sulaiman (2:102; 27:15-44), perhatikan (Raja-raja 21:4-5) dan lain-lain.

KITAB-KITAB ALLAH
Telah diterangkan sebelumnya bahwa seorang Nabi menerima syariat melalui wahyu yang berasal dari tuhan untuk dan dirinya dan juga bisa diberikan kepada selainnya, sedangkan rasul adalah seorang Nabi yang bertugas menyampaikan syariat, petunjuk aatau hal lainnya kepada sebagian umat yang menjadi tanggungannya, jadi seorang Rasul pastilah dia seorang Nabi dan dengan demikian seorang Nabi belum tentu berfungsi sebagai Rasul.

Rasul menerima suhuf atau Kitab yang dalam arti harfiahnya bermakna lembaran-lembaran yang tertulis, tertulis dalam arti belum tentu yang ditulis oleh si penerima wahyu,  tentang syariat, perintah atau larangan, diantaranya adalah:
  • Nabi ibrahim AS
  • Nabi Musa AS, disebut Taurat, berisi hukum syariat yang ditujukan kepada Bani Israil.
  • Nabi Daud AS, disebut Zabur, juga ditujukan kepa Bani Israil.
  • Nabi Isa al-Masih AS, disebut injil yang merupakan penyempurnaan dan penjelas bagi kitab-kitab sebelumnya yaitu Zabur dan Taurat dan ditujukan juga untuk Bani Israil.
  • Nabi Muhammad SAW, disebut Al-Qur'an, merupakan petunjuk berupa syariat dan hukum bagi seluruh umat manusia dan sebagai penjelas dan penyempurna kitab-kitab Allah sebelumnya. Jadi Al-Quran merupakan wahyu tertulis terakhir (Final Revelation) berisi tentang penjelasan segala sesuatu yang diperlukan manusia dalam menempuh kehidupan di dunia agar mencapai kesejahteraan, keselamatan dengan tujuan akhir adalah kebahagiaan hidup di akhirat nanti.

Semua kitab-kitab tersebut berasal dari Yang Maha Kuasa, Yang Maha Tahu, Tuhan Semesta Alam, Allah SWT. Oleh karena sumbernya satu, maka semua ajarannya adalah sejalan selaras dan bisa dijadikan dasar untuk membenarkan kitab-kitab sebelumnya. 

Allah SWT menurunkan kitab kepada umat manusia dengan tujuan memberikan petunjuk jalan, hukum-hukum dan syariat yang bisa digunakan oleh manusia yang beriman untuk keselamatan dunia dan akhirat.

Pengertian Kitab dan Suhuf
Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada para rasul untuk diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Suhuf yaitu wahyu Allah yang disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-lembaran yang terpisah. Ada persamaan dan perbedaan antara kitab dan suhuf:

Persamaan
  • Kitab dan suhuf sama-sama wahyu dari Allah.

Perbedaan
  • Isi kitab lebih lengkap daripada isi suhuf
  • Kitab dibukukan sedangkan suhuf tidak dibukukan.

Allah menyatakan bahwa orang mukmin harus meyakini adanya kitab-kitab suci yang turun sebelum Al Qur’an seperti disebutkan dalam firman Allah berikut ini.

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.” (QS An Nisa: 136) 

Selain menurunkan kitab suci, Allah juga menurunkan suhuf yang berupa lembaran-lembaran yang telah diturunkan kepada para nabi seperti Nabi Ibrahim a.s dan nabi Musa a.s. 

Firman Allah SWT .
“(yaitu) suhuf-suhuf (kitab-kitab) yang diturunkan kepada Ibrahim dan Musa.” (QS. Al A’la: 19)

Kitab-kitab Allah berfungsi untuk menuntun manusia dalam meyakini Allah SWT dan apa yang telah diturunkan kepada rasul-rasul-Nya sebagaimana digambarkan dalam firman Allah SWT berikut. 

“Katakanlah (hai orang-orang mukmin), kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucunya dan apa yang kami berikan kepada Musa dan Isa seperti apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan kami hanya patuh kepada-Nya.” (QS Al Baqarah: 136),

Prilaku yang mencerminkan Keimanan Kepada Kitab Allah
  1. Meyakini bahwa Kitab Allah itu benar datang dari Allah.
  2. Menjadikan kitab Allah sebagai Pedoman (hudan) khusus kitab yang diturunkan kepada kita
  3. Memahami isi kandungannya.
  4. Mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari Umat manusia, khususnya umat muslim harus meyakini bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab Nya kepada para nabi atau Rasul sebagai pedoman hidup bagi umatnya masing-masing. Al Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir dan penyempurna sebelumnya telah diturunkan kepada nabi Muhammad SAW.

Para Nabi/Rasul yang menerima kitab wahyu tersebut yang bertugas menyampaikan pesan wahyu tersebut, bisa diartikan sebagai penyelamat bagi umat yang diperintahkan Allah untuk menyampaikannya. Jadi Nabi Ibrahim adalah penyelamat umatnya, Nabi Musa adalah penyelamat Bani israil kemudian oleh Nabi-nabi lainnya (yang tidak diberitakan oleh Al-Qur'an) serta diikuti oleh Nabi Isa Al-Masih AS.

Para Nabi/Rasul seluruhnya adalah penyelamat atau juru selamat bagi umatnya, dikarenakan mereka menerima wahyu dan sekaligus menjelaskan tentang wahyu tersebut untuk keselamatan umatnya dalam menempuh kehidupan di dunia maupun di akhirat.

Al-Qur'an sebagai final revelation, ditujukan kepada seluruh umat manusia dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, berisi seluruh rangkuman dan membenarkan kitab-kitab sebelumnya, petunjuk jalan, pembeda antara yang bathil dan yang hak, sebagai penerang dikarenakan berisi segala sesuatu yang diperlukan oleh manusia. 

Seluruh Ilmu Pengetahuan terdapat dalam Al-Qur'an, sosial, keluarga, pendidikan, ekonomi, tata-negara, teknologi, tata-niaga (bisnis), hukum, kesehatan, militer, dan lain sebagainya. 

Oleh karena itu Al-Qur'an pantas menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia sepanjang jaman hingga hari kiamat. Dengan demikian siapa yang ingin mencari keselamatan, pelajarilah Al-Qur'an, dan ikuti petunjuknya. 

Nabi Muhammad SAW sebagai pengemban tugas penyampaian wahyu terakhir bisa dikatakan berfungsi sebagai penyelamat seluruh umat manusia. Ya, Nabi Muhammad adalah Juruselamat seluruh umat manusia!

[Sumber: Al-Qur'an Menjawab]

No comments :

Blogger Comments