Comments
Timelines
Contact
Social Media

Saturday, February 11, 2012

thumbnail

Al-Quran: Bintang Sebagai Pelontar Setan comments

Menanggapi seringnya para laskar Paulus dari kampung sebelah yang menukil ayat-ayat Al-Quran atau ayat-ayat Hadits dalam aksi penginjilan mereka yang kerapkali menggunakan metode mengolok-olok ayat-ayat tsb sebagai ayat bodoh dan tidak masuk akal - seperti misalnya yang berikut ini:

وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ 
“Dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al-Mulk: 5)
Maka ini adalah jawaban untuk topik yang sering mereka gadang-gadang untuk mengolok-olok kemuskilan sains di dalam ayat di atas karena menginformasikan bahwa bintang (matahari) adalah alat untuk melempar setan.
Dalam Alqur’an dijelaskan fungsi bintang di langit yaitu :

1. Sebagai penunjuk arah seperti rasi bintang yang menjadi penunjuk bagi nelayan di laut Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:

وَعَلامَاتٍ وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُونَ
"Allah menjadikan bagi para musafir tanda-tanda yang mereka dapat gunakan sebagai petunjuk di bumi dan sebagai tanda-tanda di langit" (QS. An Nahl: 16)

2. Sebagai penerang dan penghias langit dunia. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah,

وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ
“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang.” (QS. Al Mulk: 5)

إِنَّا زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِزِينَةٍ الْكَوَاكِبِ
“Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang.” (QS. Ash Shofaat: 6)

3. Untuk melempar setan-setan yang akan mencuri berita langit. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam surat Al Mulk,

وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ
“Dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al Mulk: 5)

Langit terus dilindungi dengan percikan api. Sebagaimana Setan mencuri berita langit dari para malaikat langit. Lalu ia akan meneruskannya pada tukang ramal. Akan tetapi, Allah senantiasa menjaga langit dengan percikan api yang lepas dari bintang, maka binasalah para pencuri berita dari langit tersebut. 

Allah berfirman:

وَأَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ فَمَنْ يَسْتَمِعِ الآنَ يَجِدْ لَهُ شِهَابًا رَصَدًا, وَأَنَّا لا نَدْرِي أَشَرٌّ أُرِيدَ بِمَنْ فِي الأرْضِ أَمْ أَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًا
“Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barang siapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya). Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka.” (QS. Al Jin: 9-10).

Dalam QS. Al-Mulk: 5 ini Allah SWT menggunakan kata mashabiih sebagai ungkapan yang kemudian sering diartikan sebagai bintang-bintang. Bentuk mufrad-nya (tunggal) adalah mishbah. Di dalam kamus, kata mishbah diartikan sebagai lampu, pelita, cahaya dan sesuatu yang menerangi.

Sebenarnya ada kata lain untuk menyebut bintang di dalam bahasa arab, yaitu najm. Dan Al-Quran punya satu surat yang judulnya An-Najm.

Bahkan ada kata najm yang maknanya bukan bintang, melainkan sering dipahami sebagai meteor, yaitu kata an-najmuts-tsaqib. Di dalam terjemahan sering diartikan sebagai bintang yang menembus.

Namun khusus pada ayat QS.Al-Mulk:5 Allah SWT menggunakan istilah mishbah, yang artinya penerang atau lampu.

Dari sisi ilmu pengetahuan, tidak ada yang aneh bila kata mishbah itu diartikan sebagai bintang. Termasuk jika bintang-bintang di langit itu dijadikan Allah sebagai media untuk "melontar" setan-setan. Terutama jika kita mengerti bahwa salahsatu di antara bintang adalah matahari, maka pernyataan Al-Quran sebetulnya cukup masuk akal.

Zaman dahulu kala, boleh jadi manusia beranggapan bahwa bintang hanya merupakan benda-benda berukuran kecil yang berkelap-kelip di langit seperti bintik-bintik terang saja. Kita juga boleh menerima dengan lapang dada bila mereka tidak mengetahui bahwa ternyata bintang-bintang di langit itu ukurannya sangat besar dan sebagian besar di antaranya merupakan bola gas pijar yang amat panas.

Ilmu pengtahuan hari ini sudah membantu kita untuk mengerti bahwa matahari, misalnya, selalu bergejolak dan panasnya mencapai ribuan derajat. Dan di permukaannya seringkali terjadi badai matahari (solar storm), di mana terdapat kekuatan lidah api atau semburan api yang terlontar keluar. Lidah api inilah yang sangat masuk akal bila diartikan sebagai pelontar atau perajam setan!

Para ilmuwan mengatakan bahwa badai matahari terbentuk karena terjadinya gejolak di atmosfer matahari yang dipicu oleh terbentuknya bintik hitam (sunspot). Bintik hitam adalah daerah yang mempunyai suhu lebih rendah dibandingkan dengan daerah sekitarnya.

Kondisi tersebut memicu lidah api (solar flare) dan coronal mass ejection (CME) atau terlontarnya materi matahari yang adakalanya sampai mencapai bumi. Partikel-partikel berkecepatan tinggi dalam jumlah besar yang sampai ke mana saja, bahkan sampai ke atmosfer bumi menghasilkan aurora dan badai geomagnetik. Inilah yang disebut para astronom sebagai solar storm atau badai matahari.

Masih ingat peristiwa badai matahari pada bulan Oktober dan November 2003? Badai ini telah menyebabkan berbagai gangguan di lingkungan bumi, termasuk penampakan aurora yang sangat menakjubkan di kutub, kenaikan intensitas sabuk radiasi yang menyelimuti Bumi, dan bahkan mengganggu kinerja satelit. 

Badai matahari ini, bulan April lalu, secara mengejutkan telah menerpa pesawat Voyager-2 yang ketika itu berada pada jarak 11,2 miliar km dari Matahari. Ini adalah bukti betapa dahsyatnya badai matahari.

Oleh karena itu, jika Al-Quran menyatakan bahwa bintang-bintang itu menjadi alat pelontar setan, rasanya wajar-wajar saja, bahkan sangat masuk akal.


Tapi jika tokh, QS. Al-Mulk: 5 dianggap tidak masuk akal, padahal sejatinya dapat -- dan sudah dijelaskan secara ilmiah -- lantas bagaimana dengan pencitraan bintang menurut alkitab? Mari sama-sama kita cermati yang di bawah ini:


Perhatikan baik-baik, seberapa besar ukuran Bumi dan Planet-Planet terdekat dengan bumi dibandingkan dengan ukuaran Matahari?

Sekarang, perhatikan pula baik-baik yang berikut ini:


Seberapa besar ukuran Matahari dibandingkan dengan ukuran bintang-bintang besar dan bintang SUPER besar lain yang sudah dikenal oleh ilmu pengetahuan manusia hari ini? [lihat daftarnya di ini]. 

Lalu apa kata alkitab tentang Bumi dan Bintang?

Dalam alkitab, bintang-bintang di langit digambarkan sangat kecil, sehingga bisa jatuh ke bumi layaknya buah ara yang berguguran, atau seperti obor yang jatuh dan hanya akan merusak 1/3 sungai-sungai di bumi saja!

Perhatikan ini:

[Wahyu 6:13] Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.

[Wahyu 8:10] Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air.

Padahal jika benar ada "bintang jatuh" ke bumi, perbandingan ukurannya terhadap matahari saja sudah seperti ini:


Lantas, bagaimana jadinya jika ada bintang yang benar-benar jatuh menimpa bumi? Tentu SANGAT MUSTAHIL bila harus dipercayai hanya akan merusak 1/3 sungai di bumi saja! 

Ini informasi kitab suci yang benar-benar melawan ilmu pengetahuan! Sebab yang terjadi adalah bumi akan HANCUR LEBUR bagaikan sebutir kelereng dilindas "stomwals", kendaraan sangat berat "serba baja" yang biasa digunakan untuk meratakan aspal di jalan raya! 

Jika anda mulai tersenyum-senyum sendiri melihat kejanggalan luar biasa ini, maka harap digarisbawahi. Pertnyaan sesungguhnya bukan tentang masuk akal atau tidaknya informasi dari alkitab di atas, tapi lebih serius lagi adalah, benarkah ayat-ayat tsb berasal dari Tuhan?

Jika IYA, apakah anda akan percaya dengan begitu saja bahwa Tuhan yang juga digambarkan dalam kitab suci umat Kristen sebagai Sang Maha Pencipta, tetapi nampaknya tidak mengetahui ukuran masing-masing benda langit yang diciptakan-Nya sendiri?

Sebagai umat bertuhan, saya percaya anda juga akan berfikir; "PASTI ada yang salah di sini!"

Makanya ayat-ayat alkitab berikut ini juga rasanya perlu untuk direnungkan baik-baik oleh netter Kristen yang suka menggugat Al-Qur'an tapi tanpa ilmu sebagai berikut:

MATIUS 7:1-5

[1] "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
[2] Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
[3] Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
[4] Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
[5] Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

Semoga ada pelajaran yang dapat sama-sama kita petik dari penjelasan ini.
Wallahualambissawab.

No comments :

Blogger Comments