Comments
Timelines
Contact
Social Media

Thursday, September 15, 2011

thumbnail

MATIUS 28:16-20 comments

MATIUS 28:16-20



(18) Yesus mendekati mereka dan berkata: "KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan bumi."

Ayat Matius 28:18 ini adalah ayat palsu! Sebab sesungguhnya Kitab Matius fasal 28 selesai hanya sampai ayat 15, yang ditutup dengan kalimat sebagai berikut:

(15) Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan cerita ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.

KING JAMES VERSION:

(15) So they took the money, and did as they were taught: and this saying is commonly reported among the Jews until this day.

AMERICAN STANDARD VERSION:

(15) So they took the money, and did as they were taught: and this saying was spread abroad among the Jews, and continueth until this day.

Pusatkanlah perhatian anda pada kata-kata dengan huruf miring di atas: cerita ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini. Ini adalah rangkaian kata penutup yang lazim digunakan untuk mengakhiri sebuah cerita!

Pada Alkitab KJV dan ASV di atas, jelas sekali tertulis; "until this day" atau "sampai hari ini". Begitu pula kalau kita melihat Alkitab dalam bahasa Indonesia sehari-hari:

(15) Maka tentara pengawal itu mengambil uang itu, dan melakukan seperti yang dipesankan kepada mereka. Oleh karena itu cerita itu masih tersiar di antara orang Yahudi sampai pada hari ini.

Ayat inilah sesungguhnya yang merupakan ayat terakhir dari Kitab Matius fasal 28. Sedangkan lima ayat berikutnya, yakni ayat 16 sampai dengan ayat 20, adalah rangkaian ayat-ayat yang ditambahkan kemudian oleh Gereja.

Untuk lebih jelasnya, silahkan buka KITAB MATIUS 28:1-20

(16) Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.

(17) Ketika melihat Dia mereka menyembahNya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.

(18) Yesus mendekati mereka dan berkata: "KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.

(19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

(20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Mereka yang dikaruniai akal sehat dan dengan cermat membaca dan memerhatikan Kitab Matius fasal 28 ini akan segera menyadari bahwa ayat kelimabelaslah sesungguhnya yang menjadi penutup seluruh Kitab Matius 28.

Perhatikan lagi kata-kata dengan huruf-huruf miring pada ayat 15 di atas: "cerita itu masih tersiar di antara orang Yahudi sampai pada hari ini." Ini menunjukkan bahwa peristiwa dimaksud sudah lama terjadi. Ini dengan sendirinya juga mengindikasikan bahwa Injil Matius 28 sudah lama selesai ditulis. Cerita tersebut juga sudah menjadi cerita rakyat yang dikisahkan dari satu generasi ke generasi berikutnya selama sekian dasawarsa, baru kemudian mendapat tambahan "ayat-ayat sakti" bagi kepentingan ajaran Trinitas, yakni Matius 28:16-20!

Gereja ingin mengokohkan doktrin keimanan Trinitas mereka dengan cara mengabadikannya ke dalam Kitab Injil. Semantara itu, hanya kisah dalam Kitab Matius 28 ini sajalah satu-satunya wadah yang paling tepat untuk "memanipulasi" keimanan pengikut Yesus yang dipercaya akan dengan sepenuh hati mematuhi apa pun (yang mungkin akan) diperintahkannya!

Itu sebabnya mengapa tanpa ragu mereka pun diam-diam menambahkan ayat-ayat palsu tersebut ke dalam Kitab Matius 28. Mereka tidak menyadari bahwa suatu hari kelak ayat-ayat tambahan itu akan mengundang berbagai tandatanya bagi pembacanya, terutama karena menimbulkan inkonsistensi dan kontradiksi nyata terhadap sabda-sabda Yesus dalam ayat-ayat pada fasal-fasal Injil lainnya!

Jika saja gereja cukup cerdas memperhitungkan kemungkinan ini, maka ayat atau kalimat-kalimat seperti tertulis dalam Matius 28:15 itu seharusnya diletakkan pada bagian akhir Kitab Matius 28. Dengan demikian maka pembaca dapat menerimanya sebagai suatu kesatuan kisah yang ditutup dengan kalimat: "cerita itu masih tersiar di antara orang Yahudi sampai pada hari ini." Bukanlah kalimat seperti ini jelas merupakan sebuah kalimat penutup?

Perhatikan penjelasan logis berikut ini:

Matius 28:1-10 adalah kisah tentang "kebangkitan" Yesus yang dikabarkan oleh Malaikat kepada Maria Magdalena, Maria lainnya, dan murid-mirid Yesus.

Matius 28:11-15 adalah kisah mengenai dusta Mahkamah Agama sehubungan dengan cerita tentang serdadu-serdadu romawi yang menerima suap.

Matius 28:16-20 adalah kisah tentang perintah Yesus untuk memberitakan Injil kepada seluruh makhluk, kendati di tempat lain jelas-jelas beliau melarang murid-muridnya untuk menyebarkan Injil kepada bangsa-bangsa lain di luar bangsa Israel (Lihat Matius 15:5-6 dan 15:24-26) tapi karena ini bukan untuk mempertentangkan ayat-ayat tersebut, mari tetap fokus pada Matius 28:19-20 saja dulu.

(19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

(20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.

Pertanyaannya adalah; apakah kisah tentang Yesus bertitah untuk menyebarkan Injil kepada seluruh bangsa seperti tertulis dalam Matius 28:19-20 di atas tidak tersiar sampai pada hari ini? Jelas sampai sekarang pun kisah itu masih tersiar bahkan jauh lebih tersiar daripada kisah dalam Matius 28:11-15 tentang dusta mahkamah agama dan serdadu-serdadu romawi yang disuap itu.

Tapi mengapa ayat "cerita itu masih tersiar di antara orang Yahudi sampai pada hari ini." sudah ada sebelum ayat ke-16, atau tepatnya pada ayat ke-15? Sebabnya adalah karena memang ayat itulah sebetulnya ayat penutup dari Injil Matius 28!

Jika ayat-ayat Matius 28:16-20 itu benar-benar asli, maka seharusnya yang menjadi ayat penutup seluruh Kitab Matius 28 adalah ayat ke-20 dengan redaksi sebagai berikut:

(20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Dan "cerita itu masih tersiar sampai hari ini."

Jika demikian, maka muluslah kisah itu diselesaikan dengan kata TAMAT, atau THE END yang tidak perlu lagi menggundang banyak polemik di antara orang-orang yang berfikir dengan menggunakan akal sehat mereka. Sebab tidak ada yang harus merasa terheran-heran menemukan makna kata TAMAT di tengah-tengah kisah dalam Matius 28 itu!

Mengenai ayat-ayat palsu yang diam-diam ditambahkan oleh Gereja ini, perhatikanlah pernyataan cendikiawan pemerhati Alkitab dan Sejarah Pemikiran Kristen seperti di antaranya:

Hugh J. Schonfield (Nominator pemenang Hadiah Nobel tahun 1959, dalam bukunya The Original New Testament, hal. 124), "Ayat ini (Matius 28:15) tampaknya adalah penutup (Injil Matius). Apa yang kemudian mengikutinya (Matius 28:16-20), dari apa yang disebutkannya nampak sebagai sesuatu yang ditambahkan kemudian." - "This (Matthew 28:15) would appear to be the end of the Gospel (of Matthew). What follows (Matthew 28:16-20) from the nature of what is said, would then be a latter addition."


Robert Funk (Professor Ilmu Perjanjian Baru, Universitas Harvard, dalam bukunya The Five Gospels) mengomentari ayat-ayat tambahan ini sebagai berikut: "Amanat Agung dalam Matius 28:18-20 diciptakan oleh individu-individu penginjil yang mencerminkan gagasan untuk meluncurkan misi gereja ke seluruh dunia. Yesus sendiri belum tentu memiliki pemikiran untuk meneyebarkan ajarannya ke seluruh dunia, dan sudah pasti bukan pendiri (penggagas) dari institusi seperti ini. (Ayat ini) sama sekali tidak menggambarkan perintah yang datangnya dari Yesus." - "The great commission in Matthew 28:18-20 have been created by the individual evangelist reflect the evangelist idea of launching a world mission of the church. Jesus probably had no idea of launching a world mission and certainly was not the institution builder. (It is) not reflect direct instruction from Jesus"Kendati demikian, andaikata ayat-ayat palsu yang menyerukan Amanat Agung itu sudah terlanjur dipercayai sebagai perintah Tuhan menurut ajaran Trinitas karena di dalamnya ada menyebutkan kata-kata; "dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus," sesungguhnya masih ada yang perlu untuk ditanyakan lagi, yakni meskipun menyebut ketiga oknum dimaksud, tapi mengapa rangkaian ayat tersebut tidak sekaligus menegaskan bahwa yang tiga itu adalah satu?

Lebih jauh lagi, andaikata kalimat dalam ayat 19 yang berbunyi "jadikan semua bangsa muridku" itu asli sekalipun. Tokh pengertiannya sudah sangat jauh "disalah-artikan" sebagai seluruh bangsa-bangsa di dunia. Sebab yang dimaksudkan sebagai bangsa-bangsa di sini seharusnya adalah hanya keduabelas bangsa Israel saja. Jika tidak demikian, ayat tersebut akan menjadi perintah yang sangat bertentangan dengan sabda-sabda Yesus sendiri di dalam Matius 15:24 dan Matius 1:21.

Dalam The New American Standard Bible dan dalam The New World Translation of the Holy Scriptures, kata yang tertulis bukan all nations melainkan all the nations di mana penulisan kata "the" dalam tata bahasa Inggeris merujuk pada bangsa-bangsa yang sudah dikenali (atau disebutkan) sebelumnya yang dalam hal ini, tentu saja, adalah bangsa Israel. Selengkapnya, ayat ini berbunyi demikian:

(19) "Go then and make disciples of all the nations, baptizing them into the name of the Father and of the Son and of the Holy Spirit."

Sementara itu, perhatikan pula kalimat pada ayat 18 yang berbunyi, "KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi" yang jika disimak sepintas, sekonyong-konyong saja membentur benak kita dengan gambaran betapa maha besarnya kekuasaan Yesus atas dunia dan akhirat! 

Padahal di balik kalimat itu sesungguhnya tersembunyi sebuah pertanyaan lebih besar lagi yang akan sangat sulit untuk dijawab, bahkan oleh Yersus sendiri, yakni: jika segala kuasa di sorga dan di bumi itu telah diserahkan kepadanya, lantas apa yang kemudian terjadi pada Allah Bapa? Apa yang akan dilakukan oleh Allah Bapa yang sudah tidak lagi memiliki sedikitpun kuasa atas sorga dan bumi?

Bukankah ini pantas disebut sebagai pembunuhan karakter Allah Bapa? Apa yang di dalam The New American Standard Bible, The New World Translation of the Holy Scriptures, The New International Version, dan The King James Version selanjutnya akan tertulis sebagai: "God's Character Assassination?"

Sekali lagi kita dapat melihat bagaimana "kurang cerdiknya" gereja dalam merekayasa ayat-ayat sakti di dalam Injil, sekaligus "lemahnya perhitungan" mereka terhadap segala kemungkinan, termasuk bagaimana bila suatu ketika nanti rahasia yang sudah ditutup rapat-rapat ini akan terungkap juga oleh orang-orang yang menggunakan akal sehat dan mata hati untuk membaca atau menelaahnya!

Dari Kitab Matius 28 ini sesungguhnya paling sedikit ada empat hal besar yang pantas untuk direnungi:

Jika Yesus memang dilahirkan untuk mati di tiang salib dalam rangka menebus dosa-dosa umat manusia, mengapa ketika mengetahui bahwa dirinya akan ditangkap dan digantung di tiang salib itu ia merasa gentar, takut, bahkan kemudian berusa menyelamatkan diri bersama murid-murid setianya? Mengapa ia tidak dengan sukarela menyerahkan dirinya saja? Bukankah ia sudah tahu bahwa penyaliban itu sendiri memang "ditakdirkan" untuk dirinya?

Jika memang Yesus berkuasa di bumi dan di sorga, maka dalam upayanya melakukan perlawanan terhadap tentara Romawi yang berusaha menangkap untuk kemudian menggantungnya di tiang salib itu, semestinya Yesus menang. Tetapi mengapa ia kalah? 

Seandainya pun memang sejak sebelum lahir ia sudah mengetahui bahwa Bapa menyiapkannya untuk mati di tiang salib oleh kuasa tentara Romawi, maka sekali lagi, mengapa ia melakukan upaya penyelamatan diri termasuk berusaha pula untuk melawan meskipun hanya berbekal 2 bilah pedang dan beberapa batang tongkat saja? Mengapa ia menunjukkan kepada kita bahwa ia berusaha "melawan takdir" dirinya sebagai penebus dosa-dosa bagi seluruh umat manusia? Mengapa tampak jelas bahwa ia tidak rela untuk ditangkap dan disalib?

Jika memang Yesus berkuasa di bumi dan di sorga, bukankah akan sangat mudah baginya untuk mengampuni dosa-dosa umat manusia kapan saja ia suka tanpa perlu mengorbankan dirinya untuk dikejar-kejar, ditangkap, dihina, disiksa, dan akhirnya dibunuh di tiang salib?

Jika masih ada saja yang ngotot mengatakan bahwa segala kuasa di sorga dan di bumi itu baru diserahkan kepada Yesus pada hari kebangkitannya setelah mati di tiang salib, maka cobalah untuk menyimak lagi secara seksama penjelasan tentang penambahan ayat-ayat suci, tapi palsu, di atas.


[Dikembangkan dari catatan mas Adrian Dharma Wijaya]

No comments :

Blogger Comments