Comments
Timelines
Contact
Social Media

Saturday, September 10, 2011

thumbnail

Berkat Epilepsi, Maka Halunisasi Dahsyat Pauluspun Dipercaya Sebagai Bukti Kerasulannya comments


TAHUKAH ANDA, 
Bahwa Paulus lahir antara tahun 3 s.d 15 M di Tarsus/Kilikia, dan meninggal kira-kira tahun 64 M di Roma?

TAHU JUGAKAH ANDA, 
Bahwa jaman dulu, di negeri Irlandia, epilepsi dikenal dengan sebutan "Saint Paul's disease" alias Penyakit Paulus?

Nama ini diadopsi dari asumsi selama berabad-abad lalu bahwa 'rasul' ini memang menderita epilepsi.
Untuk mendukung pandangan ini, biasanya orang merujuk pada pengalaman Paulus dalam perjalannya ke Damaskus sebagaimana diceritakan pada Kisah Para Rasul dalam Perjanjian Baru (KPR 9, 3-9), di mana Paulus, atau yang dikenal juga sebagai Saulus sebelum ia mengaku bertobat, dilaporkan memiliki kecocokan yang sangat mirip dengan serangan epilepsi:

"... tiba-tiba cahaya dari langit melintas di sekitar dirinya. Dia terjatuh ke tanah dan mendengar suara yang berkata kepadanya: '' Saul, Saul! Mengapa engkau menganiaya Aku?'' Saul bangkit dari tanah dan membuka matanya, tetapi ia tidak bisa melihat apa-apa. Selama tiga hari ia tidak bisa melihat, dan selama itu pula ia tidak makan atau minum apa pun juga."

Jatuhnya Saul yang tiba-tiba, dan fakta bahwa pada awalnya ia terbaring tak bergerak di tanah tetapi kemudian dapat bangkit lagi tanpa bantuan, mendorong para ahli sejak jaman awal dulu menduga kuat bahwa kejadian dramatis ini hampir pasti disebabkan oleh serangan kejang-kejang "grand mal" -- Lihat penjelasannya di sini, atau di sini.

Pada jaman-jaman setelahnya, pendapat ini mendapat dukungan fakta medis bahwa hambatan pandangan -- termasuk kebutaan sementara yang berlangsung mulai dari beberapa jam hingga beberapa hari -- telah diobservasi sebagai gejala atau akibat dari serangan epilepsi yang telah pula disebutkan dalam banyak laporan kasus epilepsi.

Dalam surat-suratnya, sesekali Paulus juga memberikan petunjuk tersirat tentang 'penyakit fisik' yang dideritanya, yang dalam hal ini mungkin dimaksudkannya sebagai penyakit kronis.
Dalam surat kedua kepada jemaat di Korintus, misalnya, ia menyatakan:

2 Korintus12:7
"Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri."

Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, lagi-lagi Paulus menggambarkan kelemahan fisiknya:

Galatia 4:13-14
"Kamu tahu, bahwa aku pertama kali telah memberitakan Injil kepadamu oleh karena aku sakit pada tubuhku. Sungguhpun demikian keadaan tubuhku itu, yang merupakan pencobaan bagi kamu, namun kamu tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang hina dan yang menjijikkan, tetapi kamu telah menyambut aku, sama seperti menyambut seorang malaikat Allah, malahan sama seperti menyambut Kristus Yesus sendiri."

Untuk diketahui saja, pada jaman dahulu orang-orang biasa meludah pada penderita 'epilepsi', baik karena rasa jijik atau untuk menangkal apa yang mereka pikir sebagai "sumber pembawa penyakit menular."

CATATAN:
Jaman dulu, di sono, epilepsi juga dikenal sebagai "morbus insputatus" alias "Penyakit Yang Diludahi Orang Banyak!" Konon demikianlah seperti yang dilaporkan oleh ©German Epilepsymuseum Kork, Museum for epilepsy and the history of epilepsy 

[Sumber: Catatan lama GM]

No comments :

Blogger Comments