Comments
Timelines
Contact
Social Media

Sunday, June 12, 2011

thumbnail

Al-Quran: Karangan Nabi Muhammad Saw? comments

Tidak henti-hentinya kaum kuffar melancarkan tuduhan bahwa Al-Qur'an adalah karangan Nabi Muhammad Saw.

Untuk yang kesekian kalinya, mari sama-sama kita simak lagi yang berikut ini:

Salah satu nama indah Al-Qur’an adalah At-Tanzil. Tahukah anda apa yang dimaksud dengan At-Tanzil? 
Kata At-Tanzil berarti diturunkan.

Maksudnya, nama tsb menjelaskan bahwa Al-Qur’an "diturunkan" oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw melalui perantaraan Malaikat Jibril ‘alaihi as-salam. Jadi, nama ini sekaligus sudah membantah anggapan siapa pun yang mengira Al-Qur’an bukan kitab wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT, melainkan hanya karanga Nabi Muhammad Saw semata.

Stigma salah ini setidaknya adalah salahsatu "issue hangat" yang kerap diusung oleh para orientalis dan misionaris dalam upaya mereka membangun opini publik bahwa Al-Qur’an hanyalah produk dari hasil kecerdasan pribadi (baik IQ, EQ, maupun SQ) Nabi Muhammad Saw. Mereka bahkan menyebutnya sebagai “Wahyu Nafsi.”

Pendapat tsb tentu saja tidak benar!
Mau bukti? Tidak perlu harus menggunakan berbagai dalil yang nyelimet, mari sama-sama kita gunakan sejenak akal sehat secara paripurna untuk mencermati argumen yang "ringan-ringan saja" seperti berikut ini:

  1. Jika benar Al-Qur’an adalah buah karya hasil olah fikir Nabi Muhammad Saw, bukankah kita semua sudah diberitahu bahwa beliau tidak bisa membaca dan menulis, alias ummi? Maka dari manakah beliau mengetahui kisah-kisah tentang para Nabi sebelumnya, padahal jarak antara jamannya dengan jaman nabi-nabi terdahulu terpaut ratusan, bahkan ribuan tahun. Sebut saja, kisah Nabi Adam a.s, Nabi Nuh a.s, Nabi Ibrahim a.s, Nabi Musa a.s, nabi Isa a.s dan Nabi-nabi lainnya? Sekalipun katakanlah, beliau dapat membaca dan menulis, bukankah sejarah mencatat bahwa pada zaman Nabi Muhammad Saw, kitab Taurat dan Injil masih dalam bahasa Ibrani dan belum diterjemahkan ke dalam bahasa Arab? Lantas, dari mana Nabi Muhammad Saw mendapatkan semua informasi tentang kitab-kitab wahyu sebelumnya sebagaimana tertulis di dalam Al-Qur'an?
  2. Jika memang Al-Qur’an adalah karangan Nabi Muhammad Saw, lalu mengapa ketika terjadi "hadisul ifki" (berita bohong yang disebarkan oleh kaum munafik bahwa Siti Aisyah selingkuh dengan Shofwan bin Mu’aththal As-Sulami untuk merusak citra Rasulullah Saw dan Abu Bakar r.a) Nabi Muhammad Saw tidak langsung membantah berita itu, tapi menunggu jawaban dari Allah sampai akhirnya turun surah An-Nur? Jika Al-Qur’an adalah karangan Nabi Muhammad Saw, mengapa beliau harus menunggu satu bulan penuh dalam kesedihan? Bukankah sebenarnya bisa saja beliau langsung membantah kabar tsb?
  3. Dalam Perang Tabuk, ada seorang munafik yang mengajukan dalih supaya tidak ikut berperang, dan Nabi Muhammad Saw mengizinkannya. Tapi karena kejadian itu, kemudian turunlah surat At-Taubah ayat 43 yang menegur sikap toleransi Rasulullah! Jika Al-Qur’an adalah karya Nabi Muhammad Saw, lantas mengapa Al-Qur’an menyalahkan keputusannya sendiri?
  4. Mengapa harus ada surat ‘Abasa yang mengisahkan Nabi Muhammad Saw memalingkan wajah dari Abdullah bin Ummu Maktum r.a, karena Nabi sedang melayani seorang pembesar Quraisy? Tidakkah itu sebagai bukti bahwa Al-Qur’an bukan datang dari diri pribadi Nabi Muhammad Saw, tapi diturunkan oleh Allah SWT kepada beliau?
  5. Dari mana Nabi Muhammad Saw mengetahui proses perkembangan janin dalam rahim sebagaimana tertulis dalam surat Al-Insan ayat 1 s/d 10? Padahal pada jaman beliau, ilmu kedokteran belum semaju sekarang, bahkan peralatan canggih yang diperlukan untuk memahami semua itu baru ditemukan 14 abad kemudian? Atau, dari manakah Nabi Muhammad Saw mengetahui proses terjadinya bumi yang tertulis dalam surah Al-Anbiya’ ayat 30, dan proses ini kemudian dibenarkan oleh para ilmuwan modern dengan Teori ‘Big Bang’ mereka? Atau, dari mana Nabi Muhammad Saw mengetahui bahwa dalam pertemuan dua laut (muara) terdapat pemisah seperti dinding, padahal seumur hidupnya beliau cuma hilir mudik di padang pasir? Tidakkah itu semua menunjukkan bahwa seluruh pengetahuan dalam Al-Qur’an pasti bukan datang dari dirinya?

Sampai di sini, masih belum percaya jugakah anda bahwa Al-Qur'an adalah Kalam Allah?
Mari kita pertegas lagi.
Begini:


PEMBUKTIAN BAHWA AL-QUR'AN ADALAH FIRMAN ALLAH SWT

1. Asal mula alam semesta 
Tentang ini digambarkan dalam Al-Qur'an pada ayat berikut:

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”(QS Al-Anbiyaa’: 30)

Keterangan yang diberikan Al-Qur'an ini "perfectly matched" dengan penemuan sains masa kini. Kesimpulan yang didapat dari astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap. Peristiwa ini, yang dikenal dengan "Teori Big Bang", membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal.

Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan yang paling masuk akal dan dapat membuktikan asal mula alam semesta, dan bagaimana alam semesta tercipta menjadi ada.

Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu.

Tapi pengetahuan tentang ini - yang belum lama ditemukan oleh para ahli fisika modern - sudah diberitakan kepada kita dalam Al-Qur'an lebih dari 1.400 tahun lalu!

Sensor sangat peka pada satelit ruang angkasa COBE yang diluncurkan NASA pada tahun 1992 berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big Bang. Penemuan ini merupakan bukti terjadinya peristiwa Big Bang yang merupakan penjelasan ilmiah untuk fakta bahwa alam semesta memang diciptakan dari ketiadaan.

2. Tiga tahap pertumbuhan bayi dalam rahim
Pada ayat 6 surah Az-Zumar, disebutkan bahwa manusia diciptakan dalam rahim ibunya "dalam tiga kegelapan." Embriologi modern akhirnya mengungkapkan bahwa perkembangan embrio bayi terjadi pada tiga daerah yang berbeda.

Al-Qur'an menginformasikan bahwa manusia tercipta melalui tiga tahapan dalam rahim ibunya.

"... Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?" (QS. Az-Zumar:6)

Sebagaimana kemudian dipahami, khususnya dalam ilmu kedokteran, dalam ayat ini ditunjukkan bahwa seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya melalui tiga tahapan yang berbeda. Ajaib! Belasan abad, atau lebih dari seribu tahun kemudian ilmu biologi modern baru dapat mengungkap bahwa pembentukan embrio pada bayi memang terjadi dalam tiga tempat yang berbeda di dalam rahim ibunya.

Dewasa ini, semua buku pelajaran embriologi yang dirujuk oleh berbagai fakultas kedokteran, hal ini dijadikan sebagai pengetahuan dasar. Misalnya, dalam buku Basic Human Embryology, sebuah buku referensi utama dalam bidang embriologi, fakta ini diuraikan sebagai berikut:

"Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan: pre-embrionik; dua setengah minggu pertama, embrionik; sampai akhir minggu ke delapan, dan janin; dari minggu ke delapan sampai kelahiran." [Williams P., Basic Human Embryology, 3rd edition, 1984, s. 64.]

Fase-fase ini mengacu pada tahapan yang berbeda dari perkembangan seorang bayi. Ringkasnya, ciri-ciri tahap perkembangan bayi dalam rahim ibunya adalah sebagai berikut:

  • Tahap Pre-embrionik
Pada tahap pertama, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel, dan terbentuklah segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot yang semakin membesar, sel-sel penyusunnya pun mengatur diri mereka sendiri guna membentuk tiga lapisan.

  • Tahap Embrionik
Tahap kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Pada masa ini, bayi disebut sebagai "embrio". Pada tahap ini, organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan- lapisan sel tersebut.

  • Tahap Fetus
Dimulai dari tahap ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai "fetus". Tahap ini dimulai sejak kehamilan bulan kedelapan dan berakhir hingga masa kelahiran. Ciri khusus tahapan ini adalah terlihatnya fetus menyerupai manusia, dengan wajah, kedua tangan dan kakinya. Meskipun pada awalnya memiliki panjang 3 cm, namun semua organnya telah nampak. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, dan perkembangan berlanjut hingga minggu kelahiran.

Informasi mengenai perkembangan yang terjadi dalam rahim ibu, baru diperoleh setelah melalui serangkaian penelitian dan pengamatan ilmiah dengan menggunakan peralatan modern. Namun sebagaimana halnya dengan sejumlah fakta ilmiah lainnya, informasi-informasi ini sudah ratusan tahun lalu disampaikan oleh Al-Qur'an dengan cara yang ajaib!

Fakta bahwa informasi yang sedemikian rinci dan akurat tertulis dalam Al-Qur'an manakala hampir tidak ada manusia di lingkungan Nabi Muhammad Saw yang memiliki pengetahuan di bidang kedokteran, merupakan bukti nyata bahwa Al-Qur'an bukanlah hasil olah fikir manusia, melainkan Firman Allah, Sang Pencipta alam semesta!

Tentang embriologi dasar ini, simak pendapat Prof. DR. Keith L. Moore di sini.

3. laut tidak bercampur antara satu sama lain 

Kita semua tahu bahwa terdapat gelombang besar, arus kuat, dan gelombang pasang di Laut Tengah dan Samudra Atlantik. Air Laut Tengah memasuki Samudra Atlantik melalui selat Jibraltar. Namun suhu, kadar garam, dan kerapatan air laut di kedua tempat ini tidak berubah karena adanya penghalang yang memisahkan keduanya.

Salah satu di antara sekian sifat lautan yang baru-baru ini ditemukan adalah berkaitan dengan ayat Al Qur’an sebagai berikut:

"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tak dapat dilampaui oleh masing-masing." (Al Qur'an, 55:19-20)

Sifat lautan yang saling bertemu, akan tetapi tidak bercampur satu sama lain ini ditemukan oleh para ahli kelautan baru-baru ini. Dikarenakan gaya fisika yang dinamakan "tegangan permukaan", air dari laut-laut yang saling bersebelahan tidak menyatu. Akibat adanya perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah lautan dari bercampur satu sama lain, seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka.[Davis, Richard A., Jr. 1972, Principles of Oceanography, Don Mills, Ontario, Addison-Wesley Publishing, s. 92-93.]

Sisi menarik dari hal ini adalah bahwa pada masa ketika manusia tidak memiliki pengetahuan apapun mengenai fisika, tegangan permukaan, ataupun ilmu kelautan, informasi ini secara gamblang sudah dinyatakan dalam Al Qur’an!

“Katakanlah: "Al Quran itu diturunkan oleh Allah yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Furqaan; 6)

Al Quran yang untuk pertama kalinya diturunkan Allah di suatu malam pada bulan Ramadhan,

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Quran pada malam kemuliaan (Lailatul Qadr)” (QS. Al Qadr; 1)

"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami pada alam dan pada diri mereka sendiri, Hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?" (QS. Fushshilat: 53)
"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada." (QS. Al-Hajj: 46)
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (Qur’an Surah Ali Imran: 190-191)

Subhanallah!
Maha Benar Allah Dengan Segala Firman-Nya.

[Sumber: Topix | Damaraya | Dari John Luppi Muslimin]

No comments :

Blogger Comments