Comments
Timelines
Contact
Social Media

Monday, August 2, 2010

thumbnail

Intisari Ajaran Islam - I comments

Segala puja dan puji hanyalah milik Allah Azza wa Jalla Semata. Shalawat dan salam semoga snantiasa tercurah kepada junjungan kita, baginda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam beserta ahlul baitnya, para shahabatnya, Khulafaur Rasidin, para Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in serta para pengikut setia Beliau SAW hingga akhir zaman.


INTI AJARAN ISLAM

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku."
(QS Adz-Dzariyat [51]: 56) 

KEWAJIBAN SEORANG HAMBA

Kewajiban seorang hamba yang pertama kali harus dilakukan adalah: 
Mengetahui bentuk hakikat perintah yang Allah tetapkan atasnya. Allah mengambil janji terhadap mereka dengan mengutus para Rasul, menurunkan kitab, dan karenanya pula Allah menciptakan dunia dan akhirat, surga dan neraka. Dengan perintah-Nya akan terjadi hari kiamat, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan-Nya. Lalu ada proses perhitungan di alam akhirat dimana perbuatan manusia di dunia harus dipertanggungjawabkan di akhirat. Dan sampai pada ketentuan apakah seseorang itu celaka atau bahagia dengan keadaan dirinya masing-masing. Orang-orang yang celaka tempatnya yang telah disediakan adalah Neraka. Dan orang-orang yang beruntung tempatnya adalah di surga, masing-masing dengan derajat yang berbeda sesuai dengan dekat dan jauhnya terhadap Allah SWT. 
Arti Al-Abdu (hamba) adalah orang yang diperbudak, lemah dan hina yang artinya mencakup seluruh makhluk baik di bumi maupun di langit, berakal atau tidak, yang tampak atau tidak, yang beriman atau kafir. Allah adalah yang memelihara semua makhluk, maka ia menjadi hina kalau Allah menghinakannya, dan akan terpelihara kalau Allah memeliharanya. Setiap sesuatu berjalan sesuai dengan fitrahnya. Tidak ada yang dapat melampaui-Nya hanya sebesar biji sawi. Allah memerintahkan kepada hambanya adalah sebagai mana dalam firman-Nya, yang artinya:

"Aku tidak ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku." (Adz-Dzariyat [51]: 56) 

Ibadah adalah segala sesuatu amal yang dicintai Allah dan diridhoi-Nya, baik yang terbetik di dalam hati, perkataan yang diucapkan maupun perbuatan. Sesuatu amalan bisa dianggap ibadah apabila memenuhi syarat, yaitu benar-benar atas dasar cinta dan rendah hati kepada Allah SWT. Dan beribadah ada tiga syarat, yaitu:
  • kemauan yang kuat, 
  • niat yang ikhlas dan 
sesuai dengan syari'at Islam yang diperintahkan Allah. 

Dua syarat terakhir itulah syarat diterimanya ibadah.

وَالَّذِينَ آمَنُواْ أَشَدُّ حُبّاً لِّلّهِ وَلَوْ يَرَى
"Dan orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah." (QS Al-Baqarah [2]: 165)

Tanda-tanda seorang hamba mencintai Rabbnya, yaitu dia mencintai apa yang dicintai Allah dan membenci apa yang dibenci-Nya; Melaksanakan perintahnya; menjauhi larangannya; berwala (loyalitas) kepada para wali-wali-Nya dan memusuhi musuh-musuh-Nya. Dan yang dikatakan sekuat-kuat iman adalah cinta dan benci karena Allah.

Untuk mengetahui apa yang dicintai dan diridhoi Allah, maka harus melalui para rasul yang telah diutus dan kitab-kitab yang diturunkan yang di dalamnya terdapat perintah yang dicintai dan diridhoi-Nya dan larangan yang dibenci-Nya. Dan Allah telah menyempurnakan agama ini kepada rasul terakhir yaitu Muhammad Shalallahu 'alaihi wassalam. Maka melalui petunjuk dan perintah Rasul terakhir itulah dengan kitab dan sunnah-nya untuk diikutinya.

Firman Allah SWT:

رُّسُلاً مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلاَّ يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ
"(Mereka) Kami utus selaku Rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul." (QS An-Nisa' [4]: 165) 

ARTI ISLAM

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ 
"Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Allah adalah Islam." (QS Ali Imran [3 ]: 19) 

Ada beberapa tertib (urutan) dalam agama Islam, yaitu: 
  1. Islam, 
  2. Iman dan 
  3. Ihsan. 
ISLAM
Artinya: menyerahkan diri kepada Allah, meng-Esa-kan-Nya dan meyakini-Nya dengan menaati serta jauh dari perbuatan syirik.

Iman adalah perkataan dan perbuatan, perkataan hati dan lisan, perbuatan kata, lisan dan anggota badan. Iman akan bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. 

Ihsan adalah kamu menyembah Allah Subhanahu wa Taala seolah-olah kamu melihat-Nya. Bila kamu tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia dapat melihatmu. 

وَمَن يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى اللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى 
"Dan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang teguh kepada buhul tali yang kokoh (al-'urwatul wutsqa)." (QS Luqman [31]: 22) 

Rukun Islam Dalam soal jawab tentang agama dengan malaikat Jibril, Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: 

"Islam yaitu hendaknya kamu bersaksi bahwa tidak ada ilah kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, membayar zakat, puasa di bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah haji bila mampu." (HR Muslim, Abu Daud dan Ahmad) 

Rukun Islam itu ada lima 
Yang pertama dan yang paling besar adalah: Syahadah (persaksian) bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. 

Seorang hamba tidak dikatakan sebagai seorang Muslim kecuali dia telah mengucapkan dua kalimat syahadat. Rasulullah saw telah bersabda yang artinya, "Saya diperintahkan untuk membunuh manusia, sehingga mereka mau bersaksi bahwa tidak ada ilah kecuali Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusannya." (HR Tujuh Imam Hadits) 

Makna "Laa Ilaaha Illallah"
Artinya kita menafikan segala apa yang disembah selain Allah Subhanahu wa Taala, artinya kita menetapkan bahwa ibadah itu hanya untuk Allah SWT semata-mata, tidak ada sekutu bagi-Nya.

Syarat "Laa Ilaaha Illallah" 
Syarat-syarat syahadat "Laa Ilaaha Illallah" yang dapat memberi manfaat bagi pengucapnya adalah: 
  1. Harus mempunyai Ilmu yang menafikan kebodohan (tentang Allah SWT). 
  2. Keyakinan yang menafikan keraguan. 
  3. Ikhlas (murni dalam beribadah kepada Allah SWT) yang menafikan syirik. 
  4. Kejujuran yang menafikan dusta. 
  5. Cinta yang menafikan kebencian. 
  6. Ketundukan yang menafikan pelanggaran (meninggalkan perintah). 
  7. Menerima tanpa ada penolakan. 
  8. Mengingkari semua apa yang disembah selain Allah SWT 

Syirik 
Syirik dibagi menjadi tiga bagian:
  1. Syirik Akbar (Besar). 
  2. Syirik Ashghar (Kecil). 
  3. Syirik Khofi (Samar). 

Syirik Akbar/Besar
Syirik akbar akan menghapuskan pahala amal dan akan mengekalkan pelakunya di dalam Neraka. Seperti yang difirmankan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala:

ذَلِكَ هُدَى اللّهِ يَهْدِي بِهِ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَلَوْ أَشْرَكُواْ لَحَبِطَ عَنْهُم مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ 
"Dan kalau mereka melakukan syirik (menyekutukan Allah dengan sesuatu), pasti akan gugur dari mereka (pahala) apa yang mereka lakukan." (QS Al-An'am [6]: 88).                           

 إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ وَمَن يُشْرِكْ 
بِاللّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْماً عَظِيماً 
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (QS An-Nisa' [4]: 48).

إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ 
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya ialah Neraka, dan tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun." (QS Al-Maidah [5]: 72). 

Dan lain-lain. 

Yang termasuk syirik akbar, di antaranya adalah: 
berdo'a (meminta pertolongan dan petunjuk) kepada orang yang sudah mati dan patung (berhala), 
mohon perlindungan kepada mereka, juga bernadzar dan berkorban (menyembelih binatang) untuk mereka dan lain sejenisnya. 

Syirik Asghaar/Kecil 
Syirik kecil ialah beberapa tindakan yang sudah jelas disebutkan dalam nash-nash Al-Qur'an dan Sunnah sebagai syirik, tetapi tidak termasuk jenis syirik besar.

Contohnya adalah, riya' (ingin dilihat orang) dalam beramal, bersumpah tidak dengan nama Allah dan lain sejenisnya. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesuatu yang paling aku takuti terhadap kalian adalah syirik kecil". Lalu beliau ditanya syirik kecil itu. Beliau menjawab: "riya'." (HR Imam Ahmad, ath-Thabrany, al-Baihaqi) 

"Barangsiapa yang bersumpah dengan sesuatu -selain Allah- maka dia telah menyekutukan (Allah)." (HR Ahmad dengan sanad yang shahih). 

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: 
"Janganlah kalian mengatakan: (Atas kehendak Allah dan kehendak si fulan'), tapi katakanlah: ('Atas kehendak Allah kemudian atas kehendak si fulan')." (HR Abu Daud dengan sanad yang shahih dari Hudzaifah bin al-Yaman radhi-allahu anhu). 

Syirik kecil ini tidak menyebabkan seseorang keluar dari Islam serta tidak memastikan kekalnya seseorang di dalam Neraka, tetapi menghilangkan kesempurnaan tauhid yang semestinya. 

Syirik Khofi/Samar Syirik khofi ini didasarkan pada sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, yang mana beliau bertanya kepada para sahabat: "Bagaimana sekiranya aku beritahu kalian tentang sesuatu yang lebih aku takuti (terjadi) pada kalian daripada al-Masih ad-Dajjal? Mereka menjawab: Ya, wahai Rasulullah! Lalu Rasulullah bersabda: "Syirik yang samar (contohnya), seseorang berdiri lalu dia melakukan shalat maka dia perbagus shalatnya karena dia melihat ada orang lain yang memperhatikan kepadanya." (HR Imam Ahmad). 

Bisa juga syirik itu dibagi menjadi dua bagian saja. Syirik besar dan syirik kecil. Hal ini tergantung sudut pandangnya. 

Adapun syirik khofi, bisa masuk dalam dua jenis syirik tadi. 
Bisa terjadi pada syirik besar, seperti syiriknya orang-orang munafik. Karena mereka itu menyembunyikan keyakinan sesat mereka dan berpura-pura masuk Islam dengan dasar riya' dan khawatir akan keselamatan diri mereka. 

Bisa juga terjadi pada syirik kecil seperti yang disebutkan dalam hadits Mahmud bin Labid Al-Anshari yang terdahulu dan hadits Abu Said yang tersebut di atas. 

Adapun syahadah/persaksian bahwa Muhammad saw utusan Allah SWT, adalah membenarkan dalam hati dan mengucapkan dengan lisan bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya kepada seluruh umat manusia termasuk jin. 

النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِداً وَمُبَشِّراً وَنَذِيراًوَدَاعِياً إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجاً مُّنِيراً 
"Sebagai saksi dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk menjadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk cahaya yang menerangi." (QS Al-Ahzab [33]: 45-46) 

Maka konsekwensinya adalah: 
Membenarkan apa yang dikabarkan oleh beliau, mentaati perintah beliau, meninggalkan apa yang dilarang oleh beliau dan hendaklah dia tidak menyembah Allah SWT kecuali dengan cara yang disyariatkan oleh Allah SWT sendiri dan Rasul-Nya. 

Kemudian, rukun Islam selanjutnya adalah:
  • Shalat, Zakat, 
  • Puasa Ramadhan, 
  • Haji ke Baitullah al-Haram bagi yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. 




Tulisan    1    dari    1  2  3  4




No comments :

Blogger Comments