tag:blogger.com,1999:blog-28050107613299211062024-03-18T00:29:03.756-07:00GM | Full LoadedRomo Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/01571217762418133149noreply@blogger.comBlogger1950125tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-84894702835197660672022-06-18T17:38:00.021-07:002023-04-02T04:28:48.543-07:00Masih seputar HOAX tentang ketuhanan Yesus<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWxv74UEi_pV5DT11ghaLX7zQN8h_ufcXWWkf4n1amD9GbkHeavIwoiYlKtBuHDGTic7TES0sKbJOoCABHmIZVosjdFTFwRxGmXOSDPhc_J1ma3OGRz5W9zGhdiaMdz7Z19nbRTBxp186n4XbMAvlcgPJmsDme1N-IebE7csg9sFjYbbXtn8InaPB1yg/s1600/tidak-percaya-red.jpg" style="display: block; padding: 0em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="520" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWxv74UEi_pV5DT11ghaLX7zQN8h_ufcXWWkf4n1amD9GbkHeavIwoiYlKtBuHDGTic7TES0sKbJOoCABHmIZVosjdFTFwRxGmXOSDPhc_J1ma3OGRz5W9zGhdiaMdz7Z19nbRTBxp186n4XbMAvlcgPJmsDme1N-IebE7csg9sFjYbbXtn8InaPB1yg/s1600/tidak-percaya-red.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">Berbeda dengan <b>doktrin Kristen</b>, menurut informasi dari <b>alkitab sendiri</b> cerita yang sebenarnya adalah begini:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>1. KELAHIRAN</b></div><div style="text-align: justify;">Semua sudah tahu bahwa Yesus lahir persis seperti anak manusia lainnya. Tidak ada yang istimewa. Sejak balita hingga dewasa Yesus juga tumbuh seperti umumnya anak manusia seusianya. Artinya, Yesus adalah anak manusia seperti yang sering dia nyatakan sendiri, sama seperti yang diyakini oleh ibunya, bahwa <b>Yesus, putra sulungnya, dalam banyak hal tidak lebih istimewa dari anak manusia biasa.</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak ada satu katapun dalam naskah kuno bahkan dalam naskah paling modern yang berhubungan dengan alkitab mengindikasikan suatu keadaan di mana Maria, ibunda Yesus, sebagai wanita hebat yang melahirkannya, dan tentu saja menjadi satu-satunya orang yang paling mengetahui segala sesuatu tentang Yesus, digambarkan menuhankan, apalagi sampai menyembah putranya sendiri!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ini adalah bukti sangat penting dalam mencermati ratusan bukti lainnya dari alkitab sendiri bahwa sejatinya Yesus memang bukan tuhan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>2. MUKJIZAT</b></div><div style="text-align: justify;">Injil-injil kanonik dalam alkitab mencatat Yesus banyak melakukan berbagai mukjizat. Di antaranya menyembuhkan orang buta, berjalan di air, merobah air menjadi anggur, bahkan menghidupkan orang mati!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena mukjizat merupakan kuasa Tuhan, maka kisah-kisah tentang mukjizat Yesus ini oleh mayoritas Kristen dianggap sebagai bukti keilahiannya, dan karena alasan itu mereka pun meyakini bahwa Yesus adalah tuhan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tapi tidak banyak yang mengetahui bahwa Kefas, panatua seluruh murid Yesus yang oleh pengarang injil-injil kanon diganti namanya menjadi Petrus, dicatat kesaksiannya dalam kitab <a href="https://alkitab.sabda.org/verse.php?book=kisah&chapter=2&verse=22" target="_blank">Kisah Para Rasul 2:22</a> menyatakan dengan tegas bahwa segala mukjizat yang dilakukan oleh Yesus bukan berasal dari dirinya sendiri melainkan sepenuhnya merupakan kuasa Allah yang diperlihatkan melalui tangan Yesus!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Artinya, semua murid Yesus mengetahui bahwa <b>Yesus sama sekali tidak memiliki mukjizat</b> dan tentu saja tidak sedikitpun berkuasa untuk melakukan mukjizat!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Itu sebabnya tidak ada satupun murid Yesus yang menganggap guru mereka adalah Tuhan, sebab mereka semua tahu bahwa sejatinya Yesus memang bukan Tuhan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>3. PENYALIBAN DAN KEMATIAN</b></div><div style="text-align: justify;">Cerita tentang Yesus mati hanya ada dalam alkitab, khususnya dalam empat injil kanon, dan itupun dalam versi yang berbeda-beda karena para pengarangnya menuliskan peristiwa penyaliban Yesus yang tidak jelas. Sedangkan sejarah alkitab mencatat bahwa Injil Markus, kitab paling tua dari keempat injil kanon tsb baru mulai dikarang sekitar 40 tahun setelah Yesus tidak ada.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Artinya, cerita tentang penyaliban dan "kematian" Yesus bukan berasal dari saksi mata, melainkan hanya dari kabar burung yang kemudian dicatatkan dalam injil-injil kanon. Sedangkan pertanyaan serius; "benarkah Yesus pernah mati tersalib?", kecuali cuma setumpuk spekulasi, <b>tidak ada yang tahu secara pasti!</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keyakinan umat Kristen bahwa Yesus pernah mati, pada dasarnya hanya berdasarkan pada dogma gereja, "Imani saja!"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Studi literatur alkitab oleh para teolog dan pemerhati alkitab yang terus berlangsung dari jaman ke jaman sampai sejauh ini <b>tidak dapat membuktikan secara meyakinkan bahwa Yesus pernah mati disalib!</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>5. KEBANGKITAN</b></div><div style="text-align: justify;">Pada umumnya umat Kristen percaya Yesus bangkit dari kematian dalam konteks dogma yang menggadang-gadang kehebatan Yesus sebagai satu-satunya manusia yang telah "mengalahkan maut". Namun Paulus, sang rasul gadung, menuliskan bahwa Yesus tidak pernah bangkit jika tidak dibangkitkan oleh Allah. Alasan Paulus yang ditulis dalam suratnya <a href="https://alkitab.sabda.org/verse.php?book=rom&chapter=14&verse=9" target="_blank">Roma 14:9 </a>sungguh menakjubkan; "Yesus harus mati dan dibangkitkan supaya dia menjadi tuhan!"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Secara eksplisit Paulus menyiratkan dalam suratnya itu bahwa <b>sebelum mati, sejatinya Yesus memang bukan Tuhan!</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sedangkan kedua kepercayaan ini, Yesus bangkit dan Yesus dibangkitkan, sama tidak relevansnya dengan anggapan "Yesus telah mengalahkan maut", sebab tidak ada bukti bahwa Yesus pernah mati. Sementara jika memang benar Yesus mati, maka gugurlah klaim bahwa Yesus adalah tuhan, sebab mustahil Tuhan mati!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>6. KENAIKAN KE SORGA</b></div><div style="text-align: justify;">Dari keempat pengarang injil kanon, hanya Matius dan Lukas saja yang mengarang cerita "ajaib" ini, dan itupun saling silang tindih dalam arti saling bertolak belakang dan menyebabkan cerita mereka menjadi tidak lebih dari sekedar isapan jempol belaka!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sementara itu, Markus dan Yohanes, dua pengarang injil kanonik lainnya, terbukti sama sekali tidak pernah menyinggung peristiwa ini barang satu katapun juga.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kenapa?</div><div style="text-align: justify;">Karena diduga kuat keduanya sama-sama tahu bahwa legenda <b>kenaikan Yesus ke sorga itu memang tidak pernah terjadi</b>. Atau ada alasan lain yang lebih menyedihkan dari pembohongan publik yang coba dilakukan oleh Matius dan Lukas adalah, bahwa Roh Kudus sudah terlalu tua dan luar biasa pikun sehingga lupa menginspirasikan kabar burung tsb secara merata kepada keempat pengarang injil kanon!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b></b><blockquote><b>KESIMPULAN</b>: <br />Kematian, kebangkitan dan kenaikan Yesus ke sorga adalah cerita <b>HOAX!</b></blockquote></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Masih ada yang ingin bantah tapi dengan catatan tanpa usaha OOT?</div><div style="text-align: justify;">Silahkan saja!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/15467516652433232148noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-83868093302863872822021-12-07T05:39:00.002-08:002022-08-06T10:07:28.605-07:00About Prophet Muhammad Pbuh<div class="separator" style="clear: both;display:none;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdHAEhM6pqSyEElgYEBOpujU6Cxoih1Hsu9ljBEW1SH6uvMfVW56zP3BGpbE8UBJEYytJ_fDn4K3o52fwRlQPwM5soWSf3ZSmlVnzDYjf_g4weH2BqAbNiqgwzCnXVRncGhyQAeMVCWxY/s0/rasulullah+pbuh+%25286%2529.jpg" style="display: block; padding: 0em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" data-original-height="500" data-original-width="720" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdHAEhM6pqSyEElgYEBOpujU6Cxoih1Hsu9ljBEW1SH6uvMfVW56zP3BGpbE8UBJEYytJ_fDn4K3o52fwRlQPwM5soWSf3ZSmlVnzDYjf_g4weH2BqAbNiqgwzCnXVRncGhyQAeMVCWxY/s0/rasulullah+pbuh+%25286%2529.jpg"/></a></div> <div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqKUuFQVCvG5v9uJ-OP8airy5UFOnQhl3dHQiV6UjcQqdKJn4SR4Jvw-yLxySu5WfanO19pPQRNPEMBE6LyJMOVXI8FCSfx4ub485L1fz5Gn36g6jYxpSY2d1SvSAQO-3TPKrjKV5oPwM/s0/rasulullah+pbuh+%25282%2529.jpg" style="display: block; padding: 0em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" data-original-height="515" data-original-width="646" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqKUuFQVCvG5v9uJ-OP8airy5UFOnQhl3dHQiV6UjcQqdKJn4SR4Jvw-yLxySu5WfanO19pPQRNPEMBE6LyJMOVXI8FCSfx4ub485L1fz5Gn36g6jYxpSY2d1SvSAQO-3TPKrjKV5oPwM/s0/rasulullah+pbuh+%25282%2529.jpg"/></a></div> <div style="text-align: justify;">The historical span with the nubuwwah period has been long gone, but the Prophet Muhammad pbuh remains as a row model of behavior and such a real inspiration in managing heterogeneity with the principle of respect for human rights and an attitude of mutual respect. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apart from the guarantee of the Qur'an for all his virtues, the example and actions of the Prophet Muhammad pbuh automatically place him as a mercy for the entire universe, especially for mankind, both those who believe in him and those who do not. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">There is no one in the Qur'an who is nicknamed Rahmat, except Prophet Muhammad pbuh, and not a single creature is characterized by the nature of Allah ar-Rahim, except Prophet Muhammad pbuh. Here are some notes in the category of Rasulullah pbuh.</div> <div style="background-color: #4c66a4; color: white; font-family: oswald; font-size: 14px; height: 32px; letter-spacing: 0px; line-height: 32px; margin: 10px 0px; padding: 0px 0px 0px 10px; position: relative; text-shadow: rgb(0, 0, 0) 1px 1px 1px; text-transform: uppercase; width: 100%;"><span style="background: none 0% 0% repeat scroll rgb(76, 102, 164); color: white; height: 32px; margin: 0px 10px 0px -10px; padding: 5px 15px; width: 100%;">About Prophet Muhammad Pbuh</span></div> <script type="text/javascript" src="/feeds/posts/default/-/Prophet Muhammad?published&alt=json-in-script&max-results=999&&callback=labelthumbs"></script><br />
</div><div style="clear:both"/>Romo Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/01571217762418133149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-91512335862128938272021-10-19T17:44:00.032-07:002022-02-27T19:27:35.137-08:00Pengikut Paulus Protes<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEghc05oSy-JRSsqKkC305wQSiGR7k8pb5FuFE2sglHckqlKHiXg1As1DJPxNm5nwbT_wkEAcVVhcOl8Ak3DE91LGCXeUG2yGXCBK7Y1u7mQ9mVMkjcN745c3fKWS3GWAZGdBaR3MVx1c9P1zOCbazkOy0-CSOSoDWHdU-9G0iRZcHbrAZs43QaDAPKrKw=w1005-rw" style="display: block; padding: 0em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="629" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEghc05oSy-JRSsqKkC305wQSiGR7k8pb5FuFE2sglHckqlKHiXg1As1DJPxNm5nwbT_wkEAcVVhcOl8Ak3DE91LGCXeUG2yGXCBK7Y1u7mQ9mVMkjcN745c3fKWS3GWAZGdBaR3MVx1c9P1zOCbazkOy0-CSOSoDWHdU-9G0iRZcHbrAZs43QaDAPKrKw=w1005-rw" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">TS yang ditulis pada February 4, 2020 ini, selain ditujukan pada Cahaya Mustika, juga diujukan kepada GM. Namun sayangnya, GM sendiri baru "ngeh" dicolek oleh ybs pagi tadi, hari ini, October 2, 2021.</div>
<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg3rCHGJqc-fVKQoozokj-kQF2RRa0hZEJihgnu5qGjwt3pGCaFt-VSFAA0vBYhjZbUplR9y6cmR7j1mRoUCc1wd6G7oAL7folWuBuyv-LlV-Qy7BA-bwutei5Rs4tcUhY06HTIO0Mj1xHVNZuevCOZWJ2K1wh_b7HYBuAALbn8LC8BIR4Sc5Sq6R1z7Q=w1005-rw" style="display: block; padding: 0em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="393" data-original-width="676" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg3rCHGJqc-fVKQoozokj-kQF2RRa0hZEJihgnu5qGjwt3pGCaFt-VSFAA0vBYhjZbUplR9y6cmR7j1mRoUCc1wd6G7oAL7folWuBuyv-LlV-Qy7BA-bwutei5Rs4tcUhY06HTIO0Mj1xHVNZuevCOZWJ2K1wh_b7HYBuAALbn8LC8BIR4Sc5Sq6R1z7Q=w1005-rw" /></a></div><div style="text-align: justify;">Dan berikut ini adalah respons awal GM.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita mulai dari sini;</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Paulus berkata;</div><i><div style="text-align: justify;"><i>"Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun."</i> (1Korintus 6:12)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div></i><div style="text-align: justify;">Paulus tegas-tegas menyatakan bahwa dia tidak sudi diperhamba oleh apa pun, termasuk tentu saja oleh Allah, apalagi oleh Yesus Krtistus!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div><div style="text-align: justify;">Perhatikan bagaimana dia bermegah-megah menyatakan bahwa apa yang diajarkannya bukan berasal dari firman Allah, tapi sepenuhnya dari pemikirannya sendiri, yang diakuinya pula sebagai pemikiran orang bodoh! </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span face="Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-size: 14.4px; text-align: start;"><i>"Apa yang aku katakan, aku mengatakannya bukan sebagai seorang yang berkata menurut firman Tuhan, melainkan sebagai seorang bodoh yang berkeyakinan, bahwa ia boleh bermegah." </i>(2Korintus 11:17)</span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bandingkan dengan pegakuan Yesus Kristus yang dengan amat tegas menyatakan bahwa apa yang diajarkannya bukan berasal dari dirinya sendiri, melainkan dari Allah yang mengutusnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>"Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan."</i> (Yohanes 12:49)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Kendati sudah demikian jelas perbedaan antara ajaran Yesus Kristus yang berasal dari Allah dengan ajaran Paulus yang berasal dari hawa nafsu dan kebodohannya sendiri, tapi dengan penuh percaya diri Paulus menegaskan bahwa kalian, umat yang hari gini masih mengaku Kristen, harus menjadi pengikutnya - bukan pengikut Yesus Kristus!</blockquote></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alasannya?<br />Paulus mengklaim bahwa dirinya tidak kalah hebat dibandingkan dengan semua murid-murid Yesus Kristus yang dilarang keras oleh guru mereka untuk mengabarkan Injil kepada bangsa manapun selain bangsa Israel! </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>"Sebenarnya aku harus kamu puji. Karena meskipun aku tidak berarti sedikitpun, namun di dalam segala hal aku tidak kalah terhadap rasul-rasul yang luar biasa itu"</i> (2Korintus 12:11)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>"Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus."</i> (1Korintus 10: 34)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><blockquote><div>Nah, ini menarik! Sebab sejak lahir hingga digossipin ngapung ke sorga, Yesus tidak pernah mengenal kata "Kristen", apalagi sampai menyebut pengikutnya sebagai orang Kristen! Artinya, Kristen adalah hal yang sangat asing bagi Kristus sendiri, begitu juga bagi seluruh pengikut Yesus Kristus yang sesungguhnya!</div><div><br /></div><div>Sedangkan sebutan, atau kata; "kristen" muncul jauh setelah Yesus Kristus tidak ada, yakni julukan yang dutujukan kepada Paulus dan pengikutnya pada masa-masa dia mulai "menjual" nama Yesus Kristus untuk kepentingannya sendiri kepada kaum Goyim (non-Israel) di Antiokhia (Lihat Kisah Para Rasul 11:26) </div></blockquote></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi, kalian yang hari gini masih mengaku sebagai umat Kristen jelas bukan pengikut Kristus, melainkan pengikut Paulus, alias umat Paulus! </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lalu, tahukah kalian hal apa yang menyedihkan dari kepatuhan kalian kepada Paulus? </div><div style="text-align: justify;">Ketika Paulus berkata, <i><b>"Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus"</b></i>, dia menginginkan agar kalian melakukan segala hal yang dia perbuat, sementara dia sendiri sama sekali tidak melakukan apapun yang Kristus perbuat!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yesus menyerukan; "Sembahlah hanya Allah saja!"</div><div style="text-align: justify;">Paulus mengajarkan; "Sembahlah Yesus!"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yesus menegaskan; "Tuhan, Allah kita, adalah satu"</div><div style="text-align: justify;">Artinya Kristus mengajarkan bahwa Tuhan adalah Allah, dan Allah adalah satu-satunya Tuhan, sementara Paulus mengarang cerita bahwa "Allah adalah Bapa, sedangkan Yesus adalah Tuhan"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yesus mengingatkan; "Setiap orang menanggung dosanya masing-masing"</div><div style="text-align: justify;">Paulus membual; "Yesus menanggung dosa orang-orang yang percaya bahwa beliau adalah tuhan!"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yesus selalu menyebut dirinya sebagai "anak manusia"</div><div style="text-align: justify;">Paulus menipu kalian dengan mengatakan bahwa Yesus adalah "anak Allah"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan masih ada segerobak pasir lagi ajaran "<a href="/2012/07/paulus-yang-dipenuhi-oleh-roh-daya.html" target="_blank">Paulus yang dipenuhi oleh roh tipu daya</a>", yang sampai hari ini benar-benar kalian jadikan teladan!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi, seperti sudah terbukti selama berabad-abad sejak Konsili Nicea 325M, hanya pengikut Pauluslah yang setiap hari kerjanya cuma berdusta demi kemuliaan Allah sebagaimana yang diajarkan oleh Paulus;</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>"Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?" </i>(Roma 3:7)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Padahal Yesus sudah mengingatkan;</div><div style="text-align: justify;"><b>JANGAN PERNAH BERDUSTA DEMI APAPUN!</b></div><div style="text-align: justify;"><b><br /></b></div><div style="text-align: justify;"><i>"Jika ya hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, sebab apa yang lebih dari itu berasal dari si jahat." </i>(Matius 5:37).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kalian tentu tau siapa yang dmaksud oleh Yesus sebagai "si Jahat", bukan?</div><div style="text-align: justify;">YA! Dia adalah IBLIS, yang karena demikian besar hasratnya untuk menyesatkan sebanyak-banyaknya anak manusia untuk menjadi penghuni neraka, telah turun ke bumi dengan mengambil rupa anak manusia bernama Paulus -- sang <b>Rasul Utusan Neraka!</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div></div>Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/15467516652433232148noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-84419888642373338382021-09-15T10:06:00.000-07:002021-12-09T17:48:26.669-08:00Nama Para Penulis Al-Quran<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZ6qxYpkszBESLmUMKEhzdXvq8sfFvjFmAz0T-U5p5y2Z3me0inW8HaGEMBu-jTUi_Mql8lJ_5jsMaRznVa1JZxuMv6OFDAj3lLk8ZjDtln-RsnTWGUbdoiwFkw1FN-NRp62YwD0M1o90/s0/jurutulis.jpg" style="display: block; padding: 0em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" data-original-height="900" data-original-width="1200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZ6qxYpkszBESLmUMKEhzdXvq8sfFvjFmAz0T-U5p5y2Z3me0inW8HaGEMBu-jTUi_Mql8lJ_5jsMaRznVa1JZxuMv6OFDAj3lLk8ZjDtln-RsnTWGUbdoiwFkw1FN-NRp62YwD0M1o90/s0/jurutulis.jpg"/></a></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Sejak Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi utusan Allah, sepanjang 23 tahun masa kerasulannya, beliau menerima banyak wahyu. Wahyu tersebut diturunkan secara berangsur-angsur dan sejak diturunkan hingga akhir jaman nanti menjadi pedoman utama kehidupan dunia akhirat seluruh umat Islam. Karena banyaknya wahyu, para sahabat Rasulullah pun berperan dalam mencatat wahyu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><b><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Ibn_Kathir" target="_blank">Ibnu Katsir</a></b> menjelaskan dalam bukunya <b><a href="https://dokumen.tips/documents/sirah-nabi-muhammad-ibnu-katsir-pdf-ibnu-katsir-al-bidayah-wa-an-nihayah-bab-khulafaur.html" target="_blank">Sirah Nabi Muhammad</a></b>, di antara para sahabat yang bertugas mencatat wahyu adalah:</span></div><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Muawiyah bin Abi Sufyan, Muhammad bin Maslamah, al-Arqam bin Abil Arqam, Abban bin Sa’id bin al-Ash, dan saudaranya Khalid.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Di samping itu ada pula nama Tsabit bin Qais, Hanzhalah bin ar-Rabi’ al-Usaid yang merupakan juru tulis, Khalid bin al-Walid, Abdullah bin al-Arqam, Abdullah bin Zaid bin Abdu Rabbihi, al-Ala bin Utbah, al-Mughirah bin Syu’bah, dan Syurahbil bin Hasanah.</span></div><div style="text-align: justify;"></div></blockquote><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Nama-nama mereka juga disebutkan oleh <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Ibn_Asakir" target="_blank"><b>al-Hafizh Abul Qasim,</b> <b>Ibnu Asakir</b></a> dalam kitabnya <b><a href="https://wisnoezone.blogspot.com/2012/03/kitab-tarikh-madinah-dimasqy-karya-ibnu.html" target="_blank">Taariikh Madiinah Dimasq</a></b> (IV/220-238) secara detail. Bahkan biografi dari masing-masing penulis wahyu tsb ditrerangkan kecuali riwayat Syarahbil bin Hasanah. Abul Qasim juga menyebut mereka adalah sosok-sosok yang dimaksud sebagai as-Sijill, seperti yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan an-Nasai dari Ibnu Abbas; bahwa Sijill adalah mereka yang menulis wahyu yang diberikan kepada Nabi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Ini berkenaan dengan firman Allah dalam surat Al-Anbiyaa ayat 104:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-family: Roboto; font-size: large;">يَوْمَ نَطْوِى السَّمَاۤءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِۗ كَمَا بَدَأْنَآ اَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيْدُهٗۗ وَعْدًا عَلَيْنَاۗ اِنَّا كُنَّا فٰعِلِيْنَ</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><i>“(Ingatlah) pada hari langit Kami gulung seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. (Suatu) janji yang pasti Kami tepati; sungguh, Kami akan melaksanakannya.” </i>(QS. Al-Anbiyaa: 104)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Ada juga yang berpendapat as-Sijill yang dimaksudkan adalah nama seorang juru tulis Rasulullah. Namun, hadits tersebut ditolak keshahihannya oleh al-Imam Abu Ja’far bin Jarir dalam Tafsirnya. Dia menjelaskan tidak pernah dikenal ada seorang juru tulis Nabi yang bernama Sijill bahkan juga tidak dikenal di kalangan para sahabat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Ibnu Katsir menegaskan banyak kalangan huffazh atau ahli hadits yang juga menolak pendapat tersebut. Dia merangkum masalah ini dalam <a href="https://books.google.co.id/books?id=1gA_ZR5bGI0C&pg=PA105&lpg=PA105&dq=ibnu+katsir+tentang+as-Sijill&source=bl&ots=_XYtrWd3w9&sig=ACfU3U26JAv03aoOCF_HD33k1nt1tXVu3g&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjU1vzmt8_zAhVOXSsKHU7eDLoQ6AF6BAgPEAM#v=onepage&q=ibnu%20katsir%20tentang%20as-Sijill&f=false" target="_blank">sebuah pembahasan khusus</a> tentang 65 sekertaris Nabi Muhammad SAW.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">[Sumber: <a href="https://ihram.co.id/berita/qxcvpp335/siapa-sahabat-rasulullah-yang-bertugas-mencatat-wahyu" target="_blank">ihram.co.id</a>]</span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>Romo Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/01571217762418133149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-28552008571433147882021-06-20T08:46:00.007-07:002022-09-26T15:32:20.952-07:00Apakah YHWH Dalam Judaism Adalah ALLAH Dalam Islam? <div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiiiMJZeDP3M_Chv5tv37U5Ymb_ySOo3EhDhwCCgrCx6cr1s7uIKqsrFnhkUbri1F3Bo-zEfW24_2b4LWCpUQwSHGS4ABqR-sDyn3QtGdtLR6YNS7GrRZP9k5itRcSYsCvQlt5csoY8wyDfo-rCuY3xA7z9OVymKC7cwSwsCGqU6ZFbLCN8Es0j6TYD=w1005-rw" style="display: block; padding: 0em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="500" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiiiMJZeDP3M_Chv5tv37U5Ymb_ySOo3EhDhwCCgrCx6cr1s7uIKqsrFnhkUbri1F3Bo-zEfW24_2b4LWCpUQwSHGS4ABqR-sDyn3QtGdtLR6YNS7GrRZP9k5itRcSYsCvQlt5csoY8wyDfo-rCuY3xA7z9OVymKC7cwSwsCGqU6ZFbLCN8Es0j6TYD=w1005-rw" /></a></div>
<div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span>Deretan pertanyaan di bawah ini sebetulnya wajar-wajar saja dan biasa-biasa saja. Siapapun yang pernah belajar teologi Kristen, sekalipun cuma sambil lalu, rasanya tidak akan mengalami kesulitan untuk menjawabnya. Tapi kemudian menjadi cetar membahana tatkala kita membaca embel-embel di bawahnya yang berisi klaim dahsyat; jangankan cuma GM atau <a href="https://yeshivainstitute.wordpress.com/2020/12/11/darash-quran-vtorah-mitologi-penciptaan-semesta-tablet-enuma-elish-babel-dalam-kaitannya-dengan-alkitab-al-quran/" target="_blank">Prof. Menachem Ali</a> sang pakar Judaismologi Indonesia, sedangkan para rabbi Yahudi kelas dunia sekondang kiyai <a href="http://www.alsadiqin.org/wp/ben613/" target="_blank">Ben Abrahamson</a> dan ustadz <a href="https://outreachjudaism.org/about-us/" target="_blank">Tovia Singer </a>saja sudah 15 tahun ini <b>tidak mampu jawab!</b><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span> </span></div><div style="text-align: justify;"><span>Padahal, rasanya sih, buat para cantrik <a href="https://sm-gmdkk.blogspot.com/2015/07/introduksi_19.html" target="_blank">Sekolah Minggu Gus Mendem Dan Kawan Kawan</a> sekalipun, pertanyaan model begini tidak akan membuat mereka menghabiskan waktu sampai lebih dari 15 menit untuk menjawabnya!</span></div><div style="text-align: justify;"><span> </span></div><div style="text-align: justify;"><span>Tapi karena pemilik klaim dahsyat di atas, adik kita <a href="https://web.facebook.com/groups/1754147694805583/user/564463418" target="_blank">Kitri Dewi Trouerbach</a> yang nampaknya merasa lebih Yahudi daripada para rabbi Yahudi sendiri secara khusus menyebut-nyebut nama GM sebagai salahsatu yang sampai mencret karena tidak sanggup menjawab pertanyaannya, maka walau enggan -- karena GM tidak suka meladeni perempuan berdebat -- mewakili para cantrik sekolah minggu, mari sama-sama kita lihat saja selama dan sekuat apa nantinya dia akan meliuk-liuk mempertahankan klaim dahsyatnya sendiri setelah pertanyaannya kita jawab dalam waktu kurang dari 15 menit! <br /></span></div><span></span></div><div style="text-align: left;"><span><br /></span></div><div style="text-align: left;"><span>Begini dia menulis daftar pertanyaannya:<br /></span></div><blockquote><div style="text-align: justify;"><span>Kalau YHWH Tuhan di Alkitab sama dengan ALLAH ilahnya Islam di Al Quran seperti kata rabbi Yahudi pujaan para muslim itu:</span></div><div style="text-align: justify;"><span><br /></span><ol><li><span>YHWH punya Roh sendiri. Ke mana rohnya Allah di Al Quran yg dikisahkan keberadaannya di TaNaKh Kejadian 1:1-3?</span></li><li><span>Hukum sudah ditetapkan, mata ganti mata, nyawa ganti nyawa, kenapa berubah jadi ganti amal baik?</span></li><li><span>Hukum sudah ditetapkan "mencuri ganti 4x lipat" mengapa berubah jadi potong tangan?</span></li><li><span>YHWH punya Memra Yang Hidup, ke mana keberadaan Memra ini di Al Quran, kenapa cuma jadi kalimat mati yang untuk datang ke bumi harus digendhong makhluk bernama Jibril?</span></li><li><span>YHWH sudah berkata "YHWH seh shemi l'olam" (YHWH itulah namaKu yang kekal) - Torah Keluaan 3:15, mengapa tiba-tiba berubah nama jadi Allah (QS 20:14) tanpa penjelasan apapun?</span></li><li><span>YHWH berkenan dipanggil Bapa karena Dia terlebih dahulu memandang manusia sebagai anak-anak-Nya, mengapa setelah ribuan tahun tiba-tiba benci dan murka berat kalau ada manusia yg disebut anaknya dalam pengertian apapun? (QS 19:88-93)</span></li></ol></div><div><blockquote style="background: rgb(76, 102, 164); color: white; text-align: justify;">Rabbi Yahudi idola para muslim seperti Ben Abrahamson, Tovia Singer, dsb juga profesor andalan muslim Menachem Ali sudah macet mencret tidak mampu menjawab. Gus Mendem juga sudah pernah saya ajukan pertanyaan yang sama, hasilnya sama-sama mencret macet, kok hari ini masih nekat pakai argumen yang sama. Itu namanya kebodohan.</blockquote><div style="text-align: justify;">Tafsir TaNaKh itu ada sendiri namanya Targum, ditulis dalam bahasa Aramaic, penulisannya diawasi oleh Nabi Haggai dam Nabi Maleachi - dan tidak ada di sana YHWH boleh dianggap sama dgn ilah lain yg nama-Nya bukan YHWH.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">YANG SUDAH TERTULIS di Mazmur 96:5 TETAP TERTULIS sampai sekarang:</div><div style="text-align: justify;">ILAH SEGALA BANGSA ADALAH BERHALA YANG HAMPA TETAPI YHWH SAJA YANG MENJADIKAN SHAMAYIM</div></div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Enam pertanyaan tantangan di atas sejak 15 tahun yang lalu sampai sekarang belum ada yang bisa menjawab, bukti bahwa YHWH adalah YHWH sebagaimana adanya YHWH. Allah ilahnya Islam adalah ilah lain yang bukan YHWH</div></div><div><br /></div><div><b>Namanya beda, karakter beda, kehendak beda, bahkan sorganya beda</b>.</div></blockquote><div></div><div style="text-align: justify;"><span> </span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div>
<div style="text-align: left;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxqaAQvYM-q1WDV3VLbNaPadBrCpelenwqcj8uYyziIxyWbGtbsSw5DpV1C1rVUDNKEujIsVDjPkkOoUx0VkjkJpO-CRS90QIPTSOFfngVuoWgs7g7LkJa3Atajc5VRQZv0MvC2RU9L1E/s0/15+menit.jpg" style="display: block; padding: 0em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="462" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxqaAQvYM-q1WDV3VLbNaPadBrCpelenwqcj8uYyziIxyWbGtbsSw5DpV1C1rVUDNKEujIsVDjPkkOoUx0VkjkJpO-CRS90QIPTSOFfngVuoWgs7g7LkJa3Atajc5VRQZv0MvC2RU9L1E/s0/15+menit.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;"><blockquote style="background: rgb(76, 102, 164); color: white; text-align: justify;">Dan berikut ini adalah <b>tanggapan 15 menit GM</b> untuk enam pertanyaan versi lomba cerdas cermat siswa sekolah minggu tingkat kecamatan yang konon katanya <b>sudah 15 tahun belum terjawab.</b></blockquote></div><div style="text-align: justify;"><br /><b>1. ROH ALLAH</b></div><div style="text-align: justify;">Seperti <a href="https://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/note/?b=1&v=2&note=jerusalemfn&fbclid=IwAR0igsLekjmHuwA1JEJSbxk1yLli8wb-oUJPEi-g2KzbeOqC7IJCOjWJpMc" target="_blank">dijelaskan juga oleh otoritas SabdaWeb</a> Terjemah LAI yang menuliskan kata "Roh Allah" dalam Kejadian 1:1-3 tidak dimaknai oleh umat Yahudi sebagai ALLAH memiliki Roh seperti halnya manusia, sebagaimana yang diimani oleh mayoritas umat Kristen hingga dewasa ini. ALLAH yang diimani oleh umat Yahudi tidak serupa dengan apapun, apalagi sampai dianggap serupa dengan makhluk ciptaan-Nya sendiri yang hidup karena dikaruniai-Nya dengan roh (Kejadian 3:6). <br /> </div><div style="text-align: justify;">Rukun Iman umat Yahudi menegaskan; </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><i>" … Sang Khalik, terpujilah Nama-Nya, <b>tidak berjasad</b>, <b>lepas dari segala sifat kebendaan, dan mustahil dibandingkan dengan apa pun jua</b>."</i> (<a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Judaism#Core_tenets" target="_blank">Rukun Iman Yahudi No. 3</a>). <br /><br />Dalam kalimat-kalimat yang berbeda, Islam mengajarkan prinsip yang persis sama dengan pemahaman umat Yahudi tentang eksistensi ALLAH seperti di atas, antara lain tertuang dalam QS. 112:1-4. Sedangkan LAI menterjemahkan Kejadian 1:1-3 secara keliru sehingga menyebabkan mayoritas pengikut Paulus mempercayai bahwa Roh ALLAH adalah ALLAH. </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #cc0000;">:: </span></b>Penjelasan tentang ini dapat dicermati <a href="/2017/03/gagal-paham-kitab-kejadian-11-2.html" target="_blank">di sini</a><br /><br /><b>2. HUKUM MATA GANTI MATA, NYAWA GANTI NYAWA</b></div><div style="text-align: justify;">ALLAH tidak pernah merobah Hukum Qishash, yaitu hukum balas mata ganti mata, nyawa ganti nyawa. Al-Quran menegaskan perkara ini dalam QS. 2:178-179 dan QS. 5:45 sedangkan tatalaksananya diatur dan dijelaskan dalam hadits-hadits Rasulullah SAW yang terhimpun dalam Fiqh Qishash.<br /> </div><div style="text-align: justify;">Justru para bapak moyang Kristenlah yang seenak perut mengganti Hukum Qishas dengan "Hukum Kasih" sekalipun sudah sangat jelas perbuatan itu melawan kehendak ALLAH yang disampaikan oleh nabi Yesus AS dalam Matius 5:29-30; Matius 18:8-9; Markus 9:43,45,47; dan Yohanes 8:7.</div><div style="text-align: justify;"><br /><b><span style="color: #cc0000;">::</span></b> Lebih jelas simak pembuktiannya <a href="/2019/01/hukum-tuhan-di-mata-pengikut-paulus.html" target="_blank">di sini</a>: <br /><br /></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"><b>3. HUKUM MENCURI, GANTI 4 KALI LIPAT</b></div>Supaya dipahami, hukum terhadap perbuatan mencuri dalam Bible tidak ada yang tetap atau hanya berpusat pada satu-satunya ketentuan, yaitu ganti 4 kali lipat saja. Konsekuensi dari mencuri adalah mengembalikan barang yang dicuri, ganti 2 kali lipat, ganti 4 kali lipat, atau ganti 5 kali lipat, semuanya sangat tergantung pada sikon dan objek yang dicuri. (lihat Imamat 6:2-4, Keluaran 2:27, Keluaran 22:1-4, dan Lukas 19:8).</div><div style="text-align: justify;"><br />Tetapi yang sudah jelas tetap dan pasti adalah, Keluaran 20:15 melarang mencuri, sebab mencuri adalah perbuatan dosa, dan dosa menyesatkan manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br />Lalu, bagaimanakah nabi Yesus AS menyikapi perbuatan yang dilakukan oleh tangan-tangan para pencuri yang tersesat ini? Baca lagi Matius 5:29-30, Matius 18:8-9, dan Markus 9:43, 45, 47 di atas. Di sana ditegaskan bahwa bukan hanya tangan si pencuri yang harus dipotong, tapi matanya yang menyesatkan sehingga si pelaku menjadi pencuri juga harus dicungkil!</div><div style="text-align: justify;"><br />Dengan demikian, hukum potong tangan yang berlaku bagi para pencuri dalam ranah hukum Islam mau dituding menyalahi, atau mengganti hukum ALLAH yang mana dari hukum-hukum di atas?</div><div style="text-align: justify;"><br />Justru Islam lah yang secara konsekuen melaksanakan hukum-hukum ALLAH sesuai dengan ketetapan yang berlaku dalam kitab-kitab suci-Nya. Sementara mayoritas umat Paulus pura-pura buta-tuli berjamaah terhadap konsekuensi tuntutan hukum yang jelas-jelas tertulis di dalam kitabnya sendiri!<b> </b></div><div style="text-align: justify;"><b> </b></div><div style="text-align: justify;"><b>4. MEMRA YANG HIDUP</b></div><div style="text-align: justify;">Dalam tradisi Rabinik, kata "Memra" tidak pernah dimaknai sebagai wujud Allah dalam rupa apapun seperti yang divisualisasikan dalam injil-injil kanonik sebagai Teofani. Memra adalah padanan kata dari Ma'amar, Dibbur, atau Logo yang secara sangat eksklusif hanya dihubungkan dengan firman.</div><div style="text-align: justify;"><br />Dalam Targum, Memra didefinisikan sebagai firman dalam artian "kata atau ucapan ALLAH yang kreatif atau direktif yang memanifestasikan kuasa-Nya di dunia materi atau pikiran." Istilah ini digunakan terutama sebagai "pengganti Tuhan" ketika ekspresi antropomorfik harus dihindari (lihat lagi Rukun iman Yahudi ke-3 di atas).</div><div style="text-align: justify;"><br />Jadi, karena pada prinsipnya Memra adalah firman ALLAH, tentu saja segala interpretasi yang menyebut memra "menampakkan diri secara fisik" kepada manusia adalah pemikiran konyol yang secara frontal melawan definisi Memra itu sendiri! Memangnya siapa manusia di dunia ini yang pernah melihat suara atau kata-kata yang keluar dari mulut manusia lainnya, apalagi melihat kata-kata atau firman yang keluar dari sisi ALLAH?</div><div style="text-align: justify;"><br />Lalu, bagaimana sebenarnya "Memra" ini berinteraksi dengan manusia?<br />Sebagai contoh, baca baik-baik kisah percakapan Musa dengan Allah dalam Keluaran 3:2-14.</div><div style="text-align: justify;"><br />Yang berbicara (mentransmisi Firman, Memra, Ma'amar, Dibbur, Logo) di sana adalah ALLAH tapi DIA tidak pernah hadir secara fisik melainkan senantiasa melalui perantara Malaikat-Nya, yang atas izin dan kuasa-Nya, dapat berobah bentuk menjadi apa saja. Proses transmisi firman seperti inilah yang berlaku pada setiap nabi dan rasul ALLAH, termasuk kepada nabi Yesus AS dan nabi Muhammad SAW dalam berbagai bentuk interaksi yang bervariasi.</div><div style="text-align: justify;"> <br /><b><span style="color: #cc0000;">:: </span></b>Simak penjelasan detil tentang <b>Memra menurut Jewish Ensiclopedy</b> <a href="https://www.jewishencyclopedia.com/articles/10618-memra" target="_blank">di sini</a>:<br /><br /><b>5. NAMA YHWH</b> </div><div style="text-align: justify;">YHWH, dalam kitab Ibrani ditulis <span style="font-size: medium;">יְהוָ֞ה</span> dibaca Yahweh, dan 16 nama-nama ALLAH lainnya dalam bahasa ibu nabi Yesus AS ini diakui oleh para rabbi Yahudi jaman now merujuk pada satu-satunya sosok yang sama, yaitu ELOHE, atau ALLAH dalam bahasa Al-Quran. Dan ALLAH memberi petunjuk perihal "perbedaan" penyebutan nama-Nya ini dalam salahsatu firman-Nya,</div><div style="text-align: justify;"><br /><i>"Kami tidak mengutus seorang rasulpun, <b>melainkan dengan bahasa kaumnya</b>, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. …." </i>(QS. 14:4)</div><div style="text-align: justify;"><br />Itu sebabnya kenapa umat Islam tidak menyebut ALLAH dengan kata YAHWEH, begitu pula sebaliknya, umat Yahudi juga tidak menyebut YAHWEH dengan kata ALLAH, sebab kedua umat ini mengenal ALLAH yang sama tapi dalam bahasa nabi dan rasulnya masing-masing.</div><div style="text-align: justify;"><br />Kendati demikian, dengan sedikit menggunakan akal sehat, penjelasan berbasis studi linguistik tentang proses terjadinya perbedaan penyebutan nama ALLAH di antara dua bangsa Semitik yang bersaudara ini sebenarnya mudah untuk dipahami.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #cc0000;">:: </span></b>Pelajari penjelasannya <a href="https:/2012/09/yang-benar-allah-yhwh-atau-yesus.html " target="_blank">di sini</a>:<br /></div><div style="text-align: justify;"><br />
<b>6. YHWH MENJADI BAPA MANUSIA? </b><div style="text-align: justify;">Torah, Mazmur, dan Injil (baca: bukan Bibel) adalah kitab-kitab suci dari ALLAH yang diturunkan melalui Nabi Musa AS, nabi Dawud AS, dan nabi Yesus AS khusus dan sangat terbatas hanya untuk Bani Israel. Dengan demikian, segala sesuatu yang tertulis di dalam kitab-kitab tsb sejatinya merupakan "urusan internal" antara ALLAH dengan bangsa Yahudi saja. Tidak ada urusannya dengan bangsa lain di luar ke-12 suku bangsa Yahudi.</div><div style="text-align: justify;"><br />Jika di dalam kitab-kitab tsb didapati interpretasi kausal antara "Bapa dan anak-anak ALLAH", maka harap dicatat! Menurut para rabbi jaman now, bangsa Yahudi sendiri memahaminya bukan dalam arti literal, melainkan sebagai gelar untuk orang-orang saleh yang dekat dengan Allah, atau sebaliknya.</div><div style="text-align: justify;"><br />Kendati demikian, perlu dicatat bahwa kita tidak pernah tahu apakah memang benar ALLAH mengijinkan manusia menganggap DIA sebagai "Bapa Manusia" seperti tertulis dalam Bible yang kita baca hari ini, karena khususnya kitab-kitab yang dianggap sebagai Perjanjian Lama di mana terms ini banyak ditemui adalah hasil salin ulang dari berbagai sumber yang dimulai pengerjaannya antara tahun 470 - 500 SM, ratusan tahun setelah kitab-kitab aslinya sendiri sudah musnah seiring berjalannya waktu, atau hilang entah kemana.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #cc0000;">::</span></b> Salahsatu referensi terkait isu ini bisa dipelajari <a href="/2017/11/siapakah-uzair-yang-dijuluki-sebagai.html" target="_blank">di sini</a></div><div style="text-align: justify;"><br />Di sisi lain, Al-Quran diturunkan oleh Allah melalui nabi Muhammad SAW bukan untuk bangsa Yahudi atau bangsa Arab saja, tapi untuk seluruh umat manusia. Jadi, adalah pemikiran yang salah dan jelas-jelas konyol bila ada umat Paulus yang beranggapan bahwa secara normatif Al-Quran harus tunduk pada Bible Kristen dan membatasi ruang lingkupnya sesempit dunia PL dan PB saja.</div><div style="text-align: justify;"><br />Lagipula, aturan siapa yang menentukan segala sesuatu yang tertulis dalam Al-Quran harus merujuk pada Bible buatan bangsa pagan Yunani yang tidak pernah disebut-sebut, baik dalam Torah, Mazmur, Injil, apalagi Al-Quran yang sama-sama berasal dari ALLAH?</div><div style="text-align: justify;"><br />Al-Quran, di samping mengajarkan ribuan aspek terkait hubungan kausal antara ALLAH dengan umat manusia dan antar sesama umat manusia sendiri, salahsatu yang ditegaskan oleh ALLAH di dalamnya adalah anggapan ahlulkitab (umat Yahudi dan Kristen) tentang "anak-anak ALLAH" yang sangat tendensius menyesatkan pembaca untuk memahaminya secara keliru. Terms "anak-anak ALLAH" ini bahkan berpotensi dijadikan pembenar oleh orang-orang yang disesatkan tsb bahwa ALLAH adalah "Bapa Manusia". Al-Quran menegaskan ini adalah PEMAHAMAN YANG SALAH! (lihat QS. 112:1-4 dan QS. 5:18 atau lihat lagi jawaban untuk pertanyaan pertama di atas).</div><div style="text-align: justify;"><br />Penegasan Al-Quran tsb mengindikasikan bahwa klaim "Bapa dan anak-anak ALLAH" dalam tradisi baca Bible cukup punya alasan untuk dicurigai sebagai pekerjaan "tangan-tangan jahil para pemilik pena palsu", alias bukan berasal dari ALLAH.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #cc0000;">::</span></b> Lihat penjelasannya <a href="/2014/06/dusta-yahudi-dan-kristen-tentang-arti.html" target="_blank">di sini</a><br /><br />Adapun manifestasi puncak dari teologi Islam dan Yahudi adalah TAUHID, yakni pemahaman secara sempurna disusul dengan pengakuan secara absolut bahwa ALLAH tidak bersekutu dengan apapun dan tidak boleh disekutukan dengan apapun, diakhiri dengan sepenuh ketundukan bahwa tidak ada ilah lain yang berhak untuk disembah kecuali ALLAH.</div><div style="text-align: justify;"><br />Itulah sebabnya kenapa baik ajaran Judaisme maupun Islam sama-sama menyatakan dengan tegas bahwa penyembahan terhadap tuhan lain, seperti yang dilakukan oleh umat Kristen bentukan Paulus, misalnya, adalah PENYEMBAHAN TERHADAP BERHALA.</div><div style="text-align: justify;"><br />Hal ini mudah dibuktikan dengan melihat fakta bahwa umat ini memang menjadikan replika tiang salib (yakni bentuk pahatan, baik dengan atau tanpa patung yang dianggap sebagai sosok Yesus di atasnya) sebagai media atau perantara penyembahan terhadap ALLAH LAIN yang bukan YHWH umat Yahudi dan bukan pula ALLAH umat Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br />Kenapa kedua umat ini menyebut sesembahan Kristen sebagai ALLAH LAIN?<br />Karena ALLAH dalam perspektif Kristen tidak sama dengan ALLAH umat Yahudi atau ALLAH umat Islam sebagaimana sudah dijelaskan dalam jawaban ringkas untuk pertanyaan pertama di atas!</div><div style="text-align: justify;"><br />Jadi, jemaat Paulus dari denom manapun yang hari gini masih pedegeje (percaya diri gak jelas) mengaku-ngaku ber-ALLAH-kan YHWH tapi menafsirkan eksistensi YHWH secara suka-suka dan menyimpang dari apa yang sudah menjadi keyakinan turun temurun umat Yahudi bahkan sejak 17 abad sebelum Kristen sendiri lahir, jelas bukan merujuk kepada YHWH yang disembah oleh umat Yahudi, atau ALLAH yang disembah oleh umat Islam, tapi kepada YHWH KW2 alias YHWH Palsu!</div><div style="text-align: justify;"><br />Dengan demikian tentu saja sangat beralasan bila umat bentukan Paulus ini meyakini bahwa YHWH mereka adalah ALLAH yang berbeda dengan ALLAH umat Islam -- termasuk ALLAH umat Yahudi -- karena karakternya memang beda, kehendaknya juga beda, bahkan sorganya pun beda.</div><div style="text-align: justify;"><br />Nah, bicara tentang sorga, maka perlu disadari bahwa karena sorga milik YHWH umat Yahudi atau sorga milik ALLAH umat Islam adalah satu-satunya sorga yang sama di akhirat sana, demikian pula halnya dengan neraka-Nya, maka kelak kita semua hanya akan ditempatkan di salahsatu dari dua wilayah maha dahsyat ini untuk hidup selama-lamanya sebagai ganjaran atas segala perbuatan selama hidup di dunia.</div><div style="text-align: justify;"><blockquote style="background: rgb(76, 102, 164); color: white;">Karena itu, sorga mana lagi yang boleh disebut sebagai "<b>sorga yang berbeda</b>" dengan sorga milik ALLAH atau milik YHWH, <b>selain neraka?</b></blockquote>
<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimEQ1Hmg-smlWlJ8Wef-nX9f4TnZzKZYGZ76htwhOT2IpHxrSHmd5-N4R3f8GFfzNWaGEeKIeSkBdfmXEk-fhvOvEk1faXVIScpd4rDks60KxJn0y58nbUDCDaT07gjw9O_0u-FRhvVfA/s0/isaq+and+ishmael.jpg" style="display: block; padding: 0em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="535" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimEQ1Hmg-smlWlJ8Wef-nX9f4TnZzKZYGZ76htwhOT2IpHxrSHmd5-N4R3f8GFfzNWaGEeKIeSkBdfmXEk-fhvOvEk1faXVIScpd4rDks60KxJn0y58nbUDCDaT07gjw9O_0u-FRhvVfA/s0/isaq+and+ishmael.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;"><i>Illustrasi di atas ini melukiskan bagaimana "kedekatan" para Rabbi Yahudi dengan "saudara" mereka yang Muslim di tanah Yudea sendiri, yang menunjukkan kepada kita bahwa mereka tidak punya masalah dengan perbedaan sebutan -- atau nama -- satu-satunya Tuhan yang benar, yang selama ini sama-sama mereka sembah.</i></div><br /><br />
Jelas ya?<br /><b>Salam bagi umat yang mengikuti petunjuk!</b><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><br /></b></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #cc0000;">Note</span>: </b>Original post dan dolah-dalihnya dapat disimak <a href="https://web.facebook.com/groups/1754147694805583/posts/3080864022133937/" target="_blank">di sini</a><b>.</b></div><br /></div>Romo Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/01571217762418133149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-88806439957110979252021-01-21T11:23:00.000-08:002021-12-09T17:48:26.679-08:00Islamophobia in western media is based on false premises<div class="separator" style="clear: both;display:none;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyuBsw8DECZWCZU_ChNb3QK7LZa9soXggQcgD86YA_E_xh1jcIzvsHZ6q0ujaWL_K6eXgv35TsySNoiALZW9JACMbXSppqHVHmrWrKMgFQ6FRUwnpjZA8kCe_qf8UPbBBOncuTzCTDrps/s0/islamophobia+by+media.jpg" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" data-original-height="264" data-original-width="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyuBsw8DECZWCZU_ChNb3QK7LZa9soXggQcgD86YA_E_xh1jcIzvsHZ6q0ujaWL_K6eXgv35TsySNoiALZW9JACMbXSppqHVHmrWrKMgFQ6FRUwnpjZA8kCe_qf8UPbBBOncuTzCTDrps/s0/islamophobia+by+media.jpg"/></a></div><div style="text-align: justify;">Although anti-Muslim sentiments certainly existed long before 2001, the Sept. 11 terrorist attacks and the response to them intensified anti-Muslim tropes, namely the presumption that Islam is inherently violent or that Muslims have a propensity for terrorism. Since 9/11, specific individuals have turned <a href="https://www.theatlantic.com/international/archive/2014/10/is-islamophobia-real-maher-harris-aslan/381411/">Islamophobia into an industry</a>, scapegoating Muslims to further their own agendas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Like other forms of intolerance, however, Islamophobia can be objectively assessed. Empirical studies are an effective means of exposing this prejudice, one that plagues both sides of the political spectrum.</div><div style="text-align: justify;">Anti-Muslim rhetoric</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">The rhetoric of Canadian conservative author Mark Steyn is typical of right-wing Islamophobia. For instance, Steyn claims that “<a href="https://nationalpost.com/opinion/mark-steyn-the-barbarians-are-already-inside-theres-nowhere-to-get-away-from-them">most Muslims either wish or are indifferent to the death of the societies in which they live</a>.”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Likewise, Dutch politician and right-wing populist Geert Wilders refers to the Qur’an as “<a href="https://bridge.georgetown.edu/research/factsheet-geert-wilders/">a source of inspiration for, and justification of, hatred, violence and terrorism in the world, Europe and America</a>.” British conservative political commentator Douglas Murray suggests that to reduce terrorism, the United Kingdom requires “<a href="https://www.lbc.co.uk/radio/presenters/nick-ferrari/douglas-murray-less-terrorism-the-uk-less-islam/">a bit less Islam</a>.”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Prominent left-wing commentators also contribute to the same scaremongering stereotypes as their conservative counterparts. For example, American neuroscientist and new atheist Sam Harris asserts that “<a href="https://www.huffpost.com/entry/bombing-our-illusions_b_8615">there is a direct link between the doctrine of Islam and Muslim terrorism</a>.”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Similarly, American comedian and television producer Bill Maher believes that there is a “<a href="https://www.thenation.com/article/archive/cowardice-bill-mahers-anti-muslim-bigotry/">connecting tissue</a>” of intolerance and brutality that binds 1.6 billion Muslims to terrorist groups like ISIS. And Somali-born Dutch American activist and writer Ayaan Hirsi Ali states that “<a href="https://foreignpolicy.com/2015/11/09/islam-is-a-religion-of-violence-ayaan-hirsi-ali-debate-islamic-state/">violence is inherent in the doctrine of Islam</a>.”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">None of these characterizations, however, are sufficient from a scholarly viewpoint. Self-evident positions and gross exaggerations tend to detract from the main issue: whether the depiction of Muslims as violent extremists is misleading.</div><div style="text-align: justify;">Most Muslims reject violent extremism</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Globally speaking, Muslims overwhelmingly reject suicide bombings and other forms of violence against civilians in defence of Islam. Studies found that <a href="http://www.pewforum.org/2013/04/30/the-worlds-muslims-religion-politics-society-overview/#extremism-widely-rejected">Muslims view such extremism as rarely or never justified</a>, including 96 per cent in Azerbaijan, 95 per cent in Kazakhstan, 92 per cent in Indonesia and 91 per cent in Iraq.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">The 2016 report What Muslims Want, the most extensive research of British Muslims ever conducted, found that <a href="https://www.icmunlimited.com/wp-content/uploads/2016/12/Policy-Exchange-ICM-Muslims-Survey-web.pdf">nine of 10 British Muslims reject terrorism outright</a>. When asked “To what extent do you sympathize with or condemn people who commit terrorist actions as a form of political protest,” 90 per cent condemned these actions, five per cent didn’t know and three per cent neither condemned nor condoned political acts of terror.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">That’s hardly “most Muslims,” as Steyn contends.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><img src="https://images.theconversation.com/files/378129/original/file-20210111-21-3ea3h6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" title="Protestors at a public rally carrying an anti-racism banner on Sept. 5, 2020 in Newcastle, U.K. (Shutterstock)" /></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div style="text-align: justify;">Protestors at a public rally carrying an anti-racism banner on Sept. 5, 2020 in Newcastle, U.K. (Shutterstock)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div></td></tr></tbody></table><div style="text-align: justify;">When a large-scale global survey asked if “attacks on civilians are morally justified,” similar results were found when <a href="https://ec.europa.eu/migrant-integration/librarydoc/the-gallup-coexist-index-2009-a-global-study-of-interfaith-relations">comparing Muslim attitudes to the general public in France, Germany and the United Kingdom</a>. In fact, the responses were almost indistinguishable: French public (one per cent) versus Muslims in Paris (two per cent); German public (one per cent) versus Muslims in Berlin (0.5 per cent); and British public (three per cent) versus Muslims in London (two per cent).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">In North America, research outcomes were strikingly similar. In a 2016 Environics Institute survey, <a href="https://www.environicsinstitute.org/docs/default-source/project-documents/survey-of-muslims-in-canada-2016/final-report.pdf">only one per cent of Canadian Muslims endorsed the following statement: “many” or “most” Muslims in Canada support violent extremism</a>. When asked if killing civilians for political, social or religious reasons can ever be justified, a 2017 Pew Research Center survey found that <a href="https://www.pewforum.org/2017/07/26/terrorism-and-concerns-about-extremism/">84 per cent of American Muslims confirmed that it is “never/rarely” justifiable</a>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Because 12 per cent of American Muslims replied that violence against civilians can be “sometimes/often” justified, anti-Muslim activists argue that hundreds of thousands of Muslims remain radicalized. The qualitative responses of Muslims are quite revealing in this regard: violence is permitted if attacked, both as individuals and as a nation. In other words, in self-defense. When the U.S. general public was surveyed, their answers were practically identical: 83 per cent and 14 per cent respectively.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Contrary to Maher’s belief that the world’s Muslims support terrorist organizations like ISIS, most people in countries with significant Muslim populations have an overwhelmingly negative view of ISIS, <a href="http://www.pewresearch.org/fact-tank/2017/08/09/muslims-and-islam-key-findings-in-the-u-s-and-around-the-world/">including virtually 100 per cent of respondents in Lebanon, 94 per cent in Jordan and 84 per cent in the Palestinian territories</a> (10 per cent of Palestinians had no opinion of ISIS).</div><div style="text-align: justify;">False assumptions</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Islamophobia is an apt term for classifying inaccurate assumptions concerning Muslims and Islam. Those forwarding an anti-Muslim agenda believe that their viewpoints are coherent, but as Eli Massey and Nathan J. Robinson point out, the function of a prejudice “<a href="https://www.currentaffairs.org/2018/10/being-mr-reasonable">leads us to believe that our generalizations are based on reason and evidence, even when reason and evidence actually point in an entirely different direction</a>.”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">The main assertion that Muslims largely support extremist violence is groundless. Because Islamophobia distorts the western image of Muslims, scientific studies serve as an important corrective in two important ways. First, they expose Islamophobic attitudes that have gripped the West since 9/11 and second, they help to decrease the spread of anti-Muslim vitriol by providing a rational forum for discussion.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><a href="https://theconversation.com/profiles/stuart-chambers-1125960" rel="author" style="background-color: white; color: #006699; font-family: "Helvetica Neue", Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-weight: 700; outline: none; text-align: left; text-decoration-line: none;"><img alt="" class="lazyloaded" data-src="https://cdn.theconversation.com/avatars/1125960/width170/file-20200615-65952-83eh71.jpg" itemprop="image" src="https://cdn.theconversation.com/avatars/1125960/width170/file-20200615-65952-83eh71.jpg" style="background: rgba(0, 0, 0, 0); border-radius: 50%; border: none; display: block; float: left; margin: 0px 12px 18px 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 48px;" /><span class="fn author-name" itemprop="name" style="background: rgba(0, 0, 0, 0); border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Stuart Chambers</span></a><span face=""Helvetica Neue", Helvetica, sans-serif" style="background-color: white; color: #383838; font-size: 12px; text-align: left;"></span><p class="role" style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #555768; font-family: "Helvetica Neue", Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.4; margin: 0px 0px 18px 60px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">Professor, Sociological and Anthropological Studies, L’Université d’Ottawa/University of Ottawa - <a href="https://theconversation.com/islamophobia-in-western-media-is-based-on-false-premises-151443" target="_blank">The Conversation</a></p><p class="role" style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #555768; font-family: "Helvetica Neue", Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.4; margin: 0px 0px 18px 60px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;"><br /></p></div>Romo Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/01571217762418133149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-41419952354502899542021-01-03T07:30:00.000-08:002021-12-09T17:48:26.298-08:00Banjir Nuh versi Alkitab vs versi Al-Quran <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkdV37S6Vet_ttBu57fKWbdTpDIDnySksM7FfR4nVe7l9koQ-9e4aNXz0gP2HOWpQFl4m9FO20Q0Bh-UEWBN0bPl_6tugL6EgMyGx_WTqSWfAl0ENMu4tzU82YhLKwoScwFpZn3fFzhz0/s700/banjir+nuh.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="450" data-original-width="700" height="auto" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkdV37S6Vet_ttBu57fKWbdTpDIDnySksM7FfR4nVe7l9koQ-9e4aNXz0gP2HOWpQFl4m9FO20Q0Bh-UEWBN0bPl_6tugL6EgMyGx_WTqSWfAl0ENMu4tzU82YhLKwoScwFpZn3fFzhz0/w640-h412/banjir+nuh.jpg" width="100%" /></a></div><br /><div>Catatan menarik dari potongan riwayat banjir Nuh versi Al-Quran dan versi <span style="text-align: justify;">Bibel</span></div><div> <br /><div><div style="text-align: justify;">PERTAMA, Al-Quran mengatakan banjir Nuh menenggelamkan umat beliau yang kafir dan yang beriman di selamatkan. Sedangkan banjir yang sama dalam Bibel menenggelamkan bumi dan membunuh seluruh mahluk hidup, kecuali yang berada dalam bahtera nabi nuh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Fakta dari sains modern menunjukkan tidak ada bukti secuilpun bahwa seluruh bumi pernah di genangi air, dan logikanya,.jika bumi dipenuhi oleh air mka pertanyaanya; darimana datangnya air tsb dan ke mana pula hilangnya?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">KEDUA, Riwayat banjir Nuh dalam Al-Quran tidak kontradiktif dengan ayat-ayat lainnya sedangkan dalam Bibel banyak ditemui kintradiksi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">KETIGA, Dalam Al-Quran banjir Nuh tidak menyisakan kritik apapun sebab memang tidak bertentangan dengan fakta. Sedangkan dalam Bibel banjir Nuh yang konon katanya melenyapkan seluruh kehidupan, tapi faktanya peristiwa itu terjadi bersamaan dengan masa tumbuhnya kerajaan Mesir dan Babylonia, dan di berbagai tempat ditemui catatan sejarah dan peninggalanya yang membuktikan tidak pernah terjadi banjir sedahsyat banjir Nuh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">KEEMPAT, Tidak ada kejanggalan dalam Al-Quran tentang cerita ini, tapi dalam Bibel meninggalkan banyak kejanggalan, antara lain, Abraham lahir 292 tahun sesudah banjir Nuh tapi pada jaman Abraham kehidupan manusia sudah pulih kembali dan sudah banyak kerajaan disana sini. Mungkinkah rentang waktu hanya 292 tahun memulihkan jumlah ras manusia yang konon katanya hanya tersisa seberapa pasang saja menjadi jutaan manusia dan dengan gemilang membangun puluhan kerajaan?</div><div style="text-align: justify;"><h2 style="background-color: white; border-bottom: 1px solid rgb(162, 169, 177); font-family: "Linux Libertine", Georgia, Times, serif; line-height: 1.3; margin: 1em 0px 0.25em; overflow: hidden; padding: 0px; text-align: start;"><span class="mw-headline" id="Catatan_Alkitab" style="font-size: medium;">A. Kejanggalan Periwayatan Menurut Bibel</span></h2></div></div><div><ul style="text-align: left;"><li style="text-align: justify;">Mengapa cerita ini sampai dua kali menyatakan bahwa manusia telah menjadi jahat tetapi bahwa Nuh akan diselamatkan (Kejadian 6:5–8; 6:11–13)?</li><li style="text-align: justify;">Apakah Nuh diperintahkan untuk memasukkan sepasang dari masing-masing binatang yang tidak haram ke dalam Bahtera (Kej. 6:19–20) ataukah tujuh pasang (Kejadian 7:2–3)?</li><li style="text-align: justify;">Apakah banjir itu berlangsung empat puluh hari (Kejadian 7:17) atau 150 hari (Kejadian 7:24)?</li><li style="text-align: justify;">Apa yang terjadi dengan burung gagak yang dikeluarkan dari Bahtera pada saat yang bersamaan dengan burung merpati itu dan "terbang pulang pergi, sampai air itu menjadi kering dari atas bumi" sekitar dua atau tiga minggu berikutnya (Kejadian 8:7)?</li><li style="text-align: justify;">Mengapa naratif ini tampaknya mempunyai dua titik akhir yang logis (Kejadian 8:20–22 dan 9:1–17)?</li></ul></div><div><h2 style="background-color: white; border-bottom: 1px solid rgb(162, 169, 177); font-family: "Linux Libertine", Georgia, Times, serif; line-height: 1.3; margin: 1em 0px 0.25em; overflow: hidden; padding: 0px;"><span class="mw-headline" id="Catatan_Alkitab" style="font-size: medium;">B. Lama Dan Waktu Terjadinya banjir </span></h2></div><div style="text-align: justify;">Di sini kita harus menambahkan bahwa lamanya banjir itu berbeda menurut sumbernya. Sumber Yahwist mengatakan 40 hari, sedangkan sumber Sakerdotal mengatakan 50 hari. Sumber Yahwist tidak memastikan pada umur berapa banjir itu dialami oleh Nuh, tetapi sumber Sakerdotal mengatakan bahwa banjir itu terjadi ketika Nuh berumur 600 tahun. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sumber Sakerdotal juga memberi penjelasan tentang tahun terjadinya banjir yaitu dengan tabel silsilahnya, baik dari sisi Adam maupun dari sisi Abraham. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Oleh karena menurut perhitungan yang dilakukan atas dasar Kitab Kejadian, Nuh dilahirkan 1.056 tahun sesudah Adam (silahkan lihat tabel silsilah Abraham) maka banjir terjadi 1.656 tahun sesudah penciptaan Adam. Akan tetapi dilihat dari sisi Abraham, Kitab Kejadian mengisahkan terjadinya banjir pada 292 tahun sebelum lahirnya Abraham. </div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut Kitab Kejadian, banjir telah menenggelamkan seluruh umat manusia berikut seluruh makhluk hidup yang diciptakan oleh Tuhan sehingga kemudian semuanya mati di atas bumi. Setelahnya, kemanusiaan kemudian dibangun kembali, dimulai dari tiga orang putra Nuh dan isteri-isteri mereka sedemikian rupa, sampai tiga abad kemudian lahirlah Abraham. Adapun Abraham mendapati umat manusia pada masa itu sudah pulih kembali dalam kelompok bangsa-bangsa. Bagaimana mungkin dalam waktu yang relatif singkat, umat manusia yang nyaris punah dapat pulih kembali?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div></div><div><div style="text-align: justify;">Fakta-fakta di atas ini praktis menghilangkan kepercayaan kita kepada Bibel yang nampaknya meriwayatkan peristiwa banjir tersebut secara sangat sembrono. Di samping itu, bukti-bukti sejarah menunjukkan pula ketidakserasian periwayatan Bibel tersebut dengan ilmu pengetahuan modern. Para ahli sejarah memperkirakan Abraham hidup pada kisaran tahun 1.800 s.d 1.850 SM. Jika banjir terjadi 3 abad sebelum kelahiran Abraham seperti yang diterangkan oleh Kitab Kejadian dalam silsilah keturunan para Nabi, ini berarti bahwa banjir terjadi pada abad ke-21 atau ke-22 SM. sedangkan pada waktu itu, menurut catatan sejarah modern, di beberapa tempat di dunia ini tengah bermunculan berbagai peradaban manusia yang bekas-bekasnya masih dapat kita telusutri. </div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div><div style="text-align: justify;">Masa itu, bagi Mesir merupakan periode sebelum Kerajaan Pertengahan (tahun 2.100 SM), kira-kira zaman peralihan pertama sebelum dinasti kesebelas, juga merupakan periode dinasti ketiga yang berkuasa di kota Ur atau Babylon.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div></div><div style="text-align: justify;">Kita tahu dengan pasti bahwa tidak ada keterputusan dalam perkembangan kebudayaan umat manusia, jadi tidak ada pemusnahan ras manusia seperti yang dihayalkan oleh para pengarang dan editor Bibel.</div><div><h2 style="background-color: white; border-bottom: 1px solid rgb(162, 169, 177); font-family: "Linux Libertine", Georgia, Times, serif; line-height: 1.3; margin: 1em 0px 0.25em; overflow: hidden; padding: 0px;"><span class="mw-headline" id="Catatan_Alkitab" style="font-size: medium;">C. Banjir Nuh versi Bibel Dan Kritik Yang Ditimbulkannya</span></h2><div style="text-align: justify;">Penyelidikan tentang riwayat Banjir menurut Perjanjian Lama dalam paparan ini telah membawa kita pada pernyataan-pernyataan seperti berikut:</div></div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Bibel tidak hanya terdapat satu riwayat tentang banjir ini, akan tetapi ada dua riwayat yang disusun dalam waktu yang berbeda:</div></div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Riwayat Yahwist dibuat pada abad ke-9 SM, sedangkan riwayat para pendeta (Sakerdotal), dibuat pada abad ke-6 SM. Riwayat ini dinamakan “Sakerdotal” karena dibuat oleh pendeta-pendeta pada waktu itu. Dua riwayat tersebut tidak disusun terpisah akan tetapi bercampur; unsur-unsur riwayat yang satu dicampur dengan unsur-unsur riwayat yang lain, dalam paragraf-paragraf yang sebagian berasal dari riwayat yang satu dan sebagian lagi berasal dari riwayat yang lain.</div></div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tafsiran Terjemahan kitab Kejadian karangan <b>R.P. de Vaux</b>, Guru Besar Sekolah Bible di Yerusalem menunjukkan pembagian daripada paragraf-paragraf antara dua sumber tersebut secara sempurna. </div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div> <div style="text-align: justify;">Riwayat Banjir ini dimulai dan diakhiri dengan paragraf Yahwist. Dalam riwayat itu ada 10 paragraf Yahwist. Di antara tiap paragraf dengan lainnya, diselipkan sebuah paragraf Sakerdotal. Jadi jumlah paragraf Sakerdotal adalah sembilan. Mosaik teks tersebut tidak menunjukkan keserasian kecuali dari segi urutan riwayat, oleh karenanya terdapat kontradiksi-kontradiksi besar antara dua sumber tersebut. RP. de Vaux menulis: <b><i>“itu adalah dua sejarah tentang Banjir.” </i></b></div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Banjir dalam dua riwayat tersebut penyebabnya adalah faktor-faktor yang berlainan, dan lamanya waktu kejadian juga berlainan. Nuh dalam dua riwayat itu juga memuat ke dalam bahteranya beberapa jenis hewan yang jumlahnya juga berlainan.</div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut pengetahuan modern, dalam keseluruhan riwayat banjir yang tertulis dalam Bibel tidak dapat diterima, karena dua alasan:</div></div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perjanjian Lama melukiskan banjir itu melanda seluruh dunia. Tapi paragraf-paragraf dari sumber-sumber Yahwist tidak menyebutkan waktu terjadinya banjir, sedangkan riwayat Sakerdotal menyebutkan suatu waktu yang menurut sejarah, banjir yang melanda seluruh permukaan bumi semacam itu tidak mungkin bisa terjadi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div></div><div style="text-align: justify;">Argumentasi yang menguatkan pendapat tersebut adalah seperti berikut: </div><div><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><div style="text-align: justify;">Riwayat Sakerdotal mengatakan bahwa Banjir terjadi ketika Nuh berumur 600 tahun. Kita mengetahui bahwa menurut silsilah keturunan dalam fasal 5 dari kitab Kejadian (juga menurut sumber Sakerdotal seperti disebutkan sebelumnya), Nuh lahir 1.056 tahun sesudah Adam. Dengan begitu maka Banjir itu terjadi pada tahun 1.656 sesudah penciptaan Adam. Di lain pihak, silsilah keturunan Abraham dalam kitab Kejadian (11, 10-32) menurut sumber yang sama memberi kesan kepada kita bahwa Abraham lahir 292 tahun sesudah banjir. Kita juga mengetahui bahwa Abraham hidup sampai kira-kira tahun 1850 S.M. Dengan begitu maka Banjir terjadi pada abad ke-21 atau ke-22 SM.</div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div></div><div style="text-align: justify;">Lalu, bagaimana kita dapat mebayangkan Banjir luar biasa besar yang menenggelamkan dan membinasakan seluruh penghidupan di atas permukaan bumi (kecuali penumpang bahtera Nuh) terjadi pada abad ke-21 atau abad ke -22 SM, sedangkan menurut catatan sejarah justru pada waktu itu di beberapa bagian bumi ini tengah bekembang berbagai peradaban manusia yang bekas-bekasnya msih dapat kita lihat sampai sekarang. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagi Mesir, umpamanya, waktu itu adalah zaman yang menyaksikan berakhirnya Kerajaan lama dan dimulainya Kerajaan Baru. Jika kita kembali ke catatan sejarah, tentu saja aneh sekali rasanya untuk mengatakan bahwa pada masa itu segala peradaban manusia telah dimusnahkan oleh Banjir. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan begitu maka dari segi sejarah, kita dapat mengatakan bahwa riwayat Banjir dalam Bibel sangat bertentangan dengan pengetahuan modern. Adanya dua riwayat berbeda untuk peristiwa yang sama adalah bukti yang nyata tentang manipulasi manusia terhadap Bibel.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsAI5aWGVR4nk5WKeyYGblMwwwf1tZNyv_M_oSL74wBEF9CLwVluuZjHg7lYFeq8tnGkXNzKGqezUd53UIdiUZOHchRZFETHPBZ5hqEKe2s6cl7S6BMXJzrZZhEHjzqd3M-jXo8m3NSa4/s0/banjir+nuh2.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="450" data-original-width="700" height="auto" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsAI5aWGVR4nk5WKeyYGblMwwwf1tZNyv_M_oSL74wBEF9CLwVluuZjHg7lYFeq8tnGkXNzKGqezUd53UIdiUZOHchRZFETHPBZ5hqEKe2s6cl7S6BMXJzrZZhEHjzqd3M-jXo8m3NSa4/s0/banjir+nuh2.jpg" width="100%" /></a></div><br /> <div style="border-bottom: 1px solid #888; font-family: georgia; font-size: medium; padding-bottom: 3px;"><b>Riwayat Al-Quran Tentang Banjir Nuh</b></div> <div style="text-align: justify;"><span style="text-align: left;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: left;">Al-Qur’an menyajikan versi keseluruhan yang berlainan dan tidak menimbulkan kritik dari segi sejarah. Al-Qur’an tidak memberikan riwayat Banjir yang kontinyu/berkepanjangan. Beberapa ayat membicarakan hukuman yang diberikan kepada umat Nabi Nuh. Riwayat yang paling lengkap adalah: </span>Surat 11 ayat 25 s/d 49, Surat 71 yang dinamakan surat Nuh mencerita-kan Nuh memberi nasehat kepada umatnya, begitu juga terhadap Surat 26 ayat 105 s/d 112.</div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tetapi sebelum menyelidiki kejadian itu, kita perlu menempatkan Banjir yang diriwayatkan oleh Al-Qur’an dalam hubungannya dengan hukuman-hukuman Tuhan yang ditimpakan kepada kelompok-kelompok yang salah karena menyalahi perintah-Nya.</div></div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika Bibel menceritakan banjir dunia untuk menghukum seluruh kemanusiaan yang tidak patuh, sebaliknya Al-Qur’an menceritakan bermacam-macam hukuman yang dikenakan kepada kelompok-kelompok tertentu. Surat 25 ayat 35 s/d 39 sebagai contoh;</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah berfirman,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div><div style="text-align: justify;"><i style="font-family: times;">“Dan sesungguhnya Kami telah memberikan al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menjadikan Harun saudaranya, menyertai dia sebagai pembantu. Kemudian kami berfirman kepada keduanya: “Pergilah kamu berdua kepada kaum yang mendustakan ayat kami.” Lalu Kami membinasakan mereka sehancur-hancurnya. Dan (telah Kami binasakan) kaum Nuh tatkala </i><span style="font-family: times;"><i>mereka mendustakan rasul-rasul. Kami tenggelamkan mereka dan Kami jadikan (ceritera) mereka itu pelajaran bagi munusia dan Kami telah menyediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih. Dan (begitu pula Kami binasakan) kaum ‘Ad dan Tsamud dan penduduk Rass* dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum-kaum tersebut.”</i></span><span style="font-family: times;"> (QS. Al Furqaan: 35-39)</span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div></div><div style="text-align: justify;">Surat 7 ayat 59 s/d 93 mengingatkan kepada hukum-hukum Tuhan yang menimpa kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud, Lut, dan Madyan, secara terpisah.</div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan begitu maka Al-Qur’an menggambarkan Banjir sebagai suatu hukuman yang khusus untuk kaumnya Nuh. Ini merupakan perbedaan pertama yang pokok antara kedua riwayat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div></div><div style="text-align: justify;">Perbedaan pokok kedua adalah bahwa Al-Qur’an tidak menempatkan Banjir dalam suatu waktu dan tidak menerangkan berapa lama Banjir itu berlangsung. Sebab-musabab Banjir yang di hikayatkan Bibel dan Al-Qur’an hampir sama.</div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Riwayat Sakerdotal (Kejadian 7, 11) menyebutkan dua hal: sumber-sumber air memancarkan air banyak sekali, dan langit mencurahkan air yang kemudian bertemu dengan air lautan dimana Al-Qur’an menyebutkannya dalam Surat 54 ayat 11 dan 12, sebagai berikut:</div></div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><span style="font-family: times;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><i>“Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air maka bertemulah air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan.” </i></span>(QS. Al-Qamar: 11-12)</div></span><br /></div><div style="text-align: justify;">Al-Qur’an sangat jelas dalam menyebutkan isi perahu; Tuhan memberi perintah kepada Nuh dan perintah itu dilaksanakan secara tepat dengan menempatkan dalam perahu beberapa jenis binatang yang akan berlangsung kehidupannya. </div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah berfirman,</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><i>“Hingga bila perintah Kami datang dan dapur (permukaan bumi) telah memancarkan air, Kami berfirman: Muatkanlah kedalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina) dan keluargamu, kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan Kami terhadapnya dan (muatkanlah) pula orang-orang yang beriman. Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.” </i></span>(QS. Huud: 40)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seorang anak Nuh yang mendapat laknat Tuhan telah dikecualikan. Dalam hal ini ayat 45 s/d 46 dari surat tersebut menceritakan bahwa permohonan Nuh kepada Allah tidak dapat merubah keputusan Tuhan. Al-Qur’an menyebutkan bahwa di atas perahu, di samping keluarga Nuh minus anaknya, terdapat pula beberapa penumpang yang percaya kepada Tuhan.</div></div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bibel tidak menyebutkan orang-orang itu di antara para penumpang-penumpang perahu. Menurut riwayat Sakerdotal: Nuh, keluarganya sendiri dengan tak ada kecualian, dan sepasang dari tiap-tiap jenis binatang. Riwayat Yahwist membedakan antara binatang-binatang suci dan burung di satu pihak dan di lain pihak binatang-binatang yang tidak suci. (terkait binatang suci, bahtera itu memuat 7 dari tiap jenis jantan dan betina, dan yang tidak suci hanya satu pasang). Menurut ayat Yahwist yang sudah dirobah (Keluaran 7, 8), sepasang dari tiap-tiap jenis, baik yang suci maupun yang tidak suci.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div></div><div style="text-align: justify;">Riwayat banjir itu sendiri dimuat dalam Al-Qur’an surat 11 ayat 25 s/d 49, dan surat 23 ayat 23 s/d 30. Riwayat Bibel tidak menunjukkan perbedaan yang berarti tentang tempat perahu itu berhenti, menurut Bibel adalah di gunung Ararat (Kejadian 8, 4), sementara menurut Al-Qur’an tempat itu adalah Joudi </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah berfirman,<br /></div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><i>“Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,” dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Joudi, dan dikatakan: “Binasalah orang-orang</i></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><i>yang zalim .”</i></span> (QS. Huud: 44)</div></div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gunung Joudi ini adalah puncak tertinggi dari gugusan gunung Ararat di Armenia; tetapi tak dapat dijamin bahwa tak ada perubahan nama-nama untuk menyesuaikan antara kedua riwayat. </div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>R. Blachere</b> berpendapat seperti itu. Menurut dia, banyak nama Joudi di Arabia, jadi persamaan nama mungkin buat-buatan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div><div style="text-align: justify;">Secara definitif, terdapat perbedaan antara riwayat Quran dan riwayat Bibel.</div><div style="text-align: justify;">Perbedaan-perbedaan itu ada yang tak dapat diselidiki secara ilmiah karena tak ada data-data positif, sementara jika kita harus menyelidiki riwayat Bibel dengan perantaraan data-data yang jelas, kita dapat menyatakan bahwa dalam meriwayatkan banjir dalam waktu dan tempat riwayat, Bibel sudah jelas tidak sesuai dengan hasil-hasil penyelidikan pengetahuan modern , sebaliknya, riwayat Al-Qur’an bersih dari segala unsur yang menimbulkan kritik secara objektif. </div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div><div style="text-align: justify;">dalam kurun waktu antara riwayat Perjanjian Baru dengan kurun waktu riwayat Al-Qur’an apakah manusia secara umum pernah memperoleh informasi yang menyajikan penjelasan yang benar tentang peristiwa banjir tsb? </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jawaban atas pertanyaan itu adalah “Tidak!” </div><div style="text-align: justify;">Mereka menjawab demikian karena selama ini hanya bergantung pada informasi yang tertulis dalam Perjanjian Lama, karena satu-satunya dokumentasi yang dimiliki oleh umat ini tentang sejarah kuno hanya terdapat pada Perjanjian Lama.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div></div><div style="text-align: justify;">Oleh karenanya, jika faktor manusia tidak dapat menjelaskan perubahan dalam riwayat ini, yakni perubahan yang sesuai dengan pengetahuan modern, maka kita harus menerima penjelasan lain, yaitu: faktor itu adalah wahyu yang datang kemudian, setelah wahyu sebelumnya yang sudah ditulis dalam Bibel mengalami perobahan di sana-sini oleh tangan-tangan jahil para penyesat yang tidak bertanggungjawab!<br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div>[Sumber: <a href="https://web.facebook.com/1495860860643842/posts/banjirair-bah-nabi-nuh-dlm-alquran-vsdalm-bible_________________________________/1605449243018336/?_rdc=1&_rdr" target="_blank">Amar Ma'ruf Nahi Munkar</a> | Diperbaharui 3 Januari 2021]</div><div><br /></div><div><br /></div></div>Romo Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/01571217762418133149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-35169504324748452012021-01-02T12:54:00.000-08:002021-12-09T17:48:26.268-08:00Al-Quran, Tentang pengertian Kalimatullah <div class="separator" style="clear: both;display:none;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgo7pgf1doDq56K1Ofb2NL_NL06s0BpSnjMVBvECLBMFkA_1soQjerv1gatSOde7DcYuj2AiG5O_fosvMdm2XBnZcfFo0geI4l6nMC9MHIQunLKLywy0-l2wIPibLiJEW3fW2dYwLpNuZ4/s0/kalimatullah+mean.jpg" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" data-original-height="350" data-original-width="600" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgo7pgf1doDq56K1Ofb2NL_NL06s0BpSnjMVBvECLBMFkA_1soQjerv1gatSOde7DcYuj2AiG5O_fosvMdm2XBnZcfFo0geI4l6nMC9MHIQunLKLywy0-l2wIPibLiJEW3fW2dYwLpNuZ4/s0/kalimatullah+mean.jpg"/></a></div><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZARTts7VrKqCF47kpqew0U6yV5-AI2nBGLGoI2hxx0pkJyQrKhwRfYYYaoLNRmAT2zD76TMobBeyKjIaZxmj583X2B2POB4eeLaxD2PwCu8ERC48IyQJiS9eqJBcqSpEA8sGY_mWcmg4/s0/kalimatullah+meaning.jpg" style="display: block; padding: 1em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="300" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZARTts7VrKqCF47kpqew0U6yV5-AI2nBGLGoI2hxx0pkJyQrKhwRfYYYaoLNRmAT2zD76TMobBeyKjIaZxmj583X2B2POB4eeLaxD2PwCu8ERC48IyQJiS9eqJBcqSpEA8sGY_mWcmg4/s0/kalimatullah+meaning.jpg" /></a></div> <div style="text-align: justify;">Ada pertanyaan dari penggiat misionari yang menuntut penjelasan yang pada dasarnya cuma dimaksudkan untuk memaksakan sebuah pemahaman keliru bahwa Nabi Isa Alayhi salam adalah Tuhan, atau Isa Al Masih adalah Allah. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mereka mendasari pemahaman sesat itu melalui ayat ini,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;"><span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-size: large;">يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلا الْحَقَّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ<b><span style="color: #cc0000;"> وَكَلِمَتُهُ</span></b> أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلا تَقُولُوا ثَلاثَةٌ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلا</span></div><div style="text-align: right;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>"Wahai ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) <b><span style="color: #cc0000;">kalimat-Nya</span></b> yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan <b>janganlah kamu mengatakan: “</b>(<b>Tuhan itu</b>)<b> tiga”, berhentilah </b>(<b>dari Ucapan itu</b>)<b>. </b>(<b>Itu</b>) <b>lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa, Maha suci Allah dari mempunyai anak</b>, <b>segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.</b>"</i> (QS. An-Nisa':171)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ayat ini kerapkali digunakan oleh para misionaris untuk mendukung ketuhanan Isa Al Masih Alayhi salam (Jesus pbuh) dengan menitikberatkan konsentrasinya hanya pada dua kata saja, sementara rangkaian kata lainnya yang membentuk keutuhan kalimat diabaikan begitu saja.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita sudah lama maklum bahwa mereka memang suka memenggal ayat-ayat Al-Quran dengan mengutip satu bagian, atau bagian-bagian tertentu saja, dan meninggalkan bagian lainnya demi kelancaran proses dusta mereka. Oleh karena itu dalam tela'ah ini ayat dimaksud sengaja disalin secara utuh seperti tertulis di atas. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perhatikan kalimat dalam cetak tebal. Sebenarnya ayat tersebut justru menguatkan bahwa Yesus bukan Tuhan!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tapi, ya, sudahlah! Para salesmen produk kadaluarsa berlabel "ajaran kasih" Kristen ini memang gemar mengkorupsi ayat sesuai dengan keinginan mereka dengan tujuan membuat fitnah atas ayat-ayat tersebut. Hal yang sudah biasa dan lumrah terjadi di dunia maya maupun dunia nyata.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan mengulas sedikit saja makna Kalimatullah berikut ini, sebetulnya sudah tidak perlu lagi dijelaskan apa itu Ruhullah, yang juga merupakan kata andalan para penggiat kristenisasi yang mengklaim Yesus adalah tuhan, karena memang seharusnya dimaknai menurut kaidah bahasa yang sama. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kata kalimatullah yang dimaksud dalam ayat di atas berasal dari bunyi ayat: <span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-size: large;">وَ<span style="color: #cc0000;">كَلِمَتُهُ</span></span> (Kalimat-Nya, Kalimatullah). <br /><br /><b>Bagaimanakah memahami kata ini menurut kaidah bahasa aslinya?</b></div><div style="text-align: justify;">Kalimatullah adalah bentuk kata Idhafah, artinya adalah “kalimat” yang di-mudhafkan (disandarkan) pada kata Allah. Artinya adalah kalimat yang disampaikan atau diucapkan oleh Allah, karena ada dua kata yang menjadi satu, yakni kata “Kalimat” (sebagai mudhaf) dan kata “Allah” (sebagai mudhaf ilaih).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kalimat bukan Allah, dan Allah bukan kalimat</b><br />Seperti misalnya ketika saya berkata-kata, maka kata-kata saya bukan saya dan saya juga bukan kata-kata saya. Contoh kata bentuk Idhafah lainnya sebut saja misalnya<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-size: large;"> بَيْتُ الله </span>(Baitullah). Artinya adalah rumah Allah. Kata “baitun” di-mudhaf-kan pada kata Allah di sini bukan berarti bahwa rumah adalah Allah atau Allah adalah rumah. Jelas ya?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nah, setelah mengerti bahwa kalimatullah adalah kata bentukan Idhafah, maka mari kita kenali apa sih sesungguhnya arti “kalimatullah” dalam ayat di atas?</div><div style="text-align: justify;"><blockquote class="tr_bq">Kalimatullah berasal dari kata “<b>kalimat</b>” dan "<b>Allah</b>" yang dalam bahasa Arab berarti “<b>kata</b>” dan "<b>Allah</b>". Perlu dicatat bahwa Arti "kalimat" dalam bahasa Arab berbeda dengan "kalimat" dalam bahasa Indonesia. Jika dalam bahasa Arab kalimat berarti "kata", maka dalam bahasa Indonesia artinya adalah "<b>kumpulan kata</b>." Sedangkan “kumpulan kata”, dalam bahasa Arab disebut “<b>jumlah</b>”. </blockquote><b>Jangan bingung!</b><br />Supaya lebih jelas, saya ulangi. Dalam bahasa Arab, kalimat artinya kata, sedangkan jumlah artinya kumpulan kata (yang membentuk kalimat). Jadi, menurut kaidah bahasa Arab, maksud dari kata “kalimat” yang tertulis dalam ayat di atas adalah <b>satu kata.</b> Bukan rangkaian kata seperti pengertiannya dalam bahasa Indonesia. Lebih spesifik lagi, artinya adalah <b>satu kata dari Allah.</b><br /><br /><b>Kata apakah itu?</b></div><div style="text-align: justify;">Dari sedikit penjelasan di atas, mari sama-sama kita lihat kata “kalimat" yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Maryam. Perhatikan bunyi ayat:<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-size: large;"> وَ<span style="color: #cc0000;">كَلِمَتُهُ</span> أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ</span>. Ada kata "kalimat" dari Allah di sana. Lantas, kalimat atau <b>satu kata</b> apakah yang disampaikan Allah kepada Maryam sehingga Maryam menjadi hamil padahal dia belum pernah "disentuh" oleh laki-laki manapun juga?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kata yang dimaksud itu sesungguhnya sudah diterangkan pada ayat sebelumnya, saat Maryam bertanya bagaimana ia bisa hamil sedangkan dirinya belum bersuami bahkan belum pernah disentuh oleh laki-laki manapun juga? Maka Jibril menyampaikan berita dari Allah:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;"><span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-size: large;">قَالَ كَذَلِكِ اللَّهُ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ إِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ <span style="color: #cc0000;">كُنْ فَيَكُونُ</span></span></div><div style="text-align: right;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu. Maka Allah hanya cukup berfirman kepadanya: “<b><span style="color: #cc0000;">Kun</span></b>" lalu "<b><span style="color: #cc0000;">Jadilah.</span></b>" (Q.S. Ali Imran: 47)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nah, sekarang kita sudah tahu bahwa <b>satu kata</b> yang dimaksud dalam ayat di atas adalah <b>“kun</b>” (jadilah!) untuk menciptakan manusia bernama Isa Al Masih yang diyakini oleh umat Kristen sebagai Yesus. Kata inilah yang membuat Maryam hamil tanpa melalui proses normal hubungan antara suami istri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kejadian serupa juga diperkuat dengan keterangan ayat lain, yang menerangkan bahwa penciptaan Adam dan Isa (Yesus) tanpa melalui proses hubungan suami istri, tapi sama-sama dengan <b>satu kata</b> yakni “<b>kun</b>” saja. <br /><br />Perhatikan ayat berikut ini:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;"><span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-size: large;">إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ ۖ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ<span style="color: #cc0000;"> كُنْ فَيَكُونُ</span></span></div><div style="text-align: right;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman/berkata kepadanya: “<span style="color: #cc0000;">Jadilah</span>” (seorang manusia), maka<span style="color: #cc0000;"> jadilah dia</span>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi, yang membedakan penciptaan Isa dan Adam dengan manusia lainnya adalah, beliau berdua tercipta melalui <b>satu kata </b>saja, yaitu “<b>Kun</b>”, sedangkan manusia lainnya lainnya melalui proses biologis hubungan suami istri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nah, sekarang sudah jelas apa yang dimaksud dengan “kalimatullah” bukan?!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu membaca ayat Al-Quran harus secara menyeluruh, bukan sepotong-sepotong. Contohnya seperti membaca ayat QS. 4:171 di atas. Perhatikan baik-baik kalimat intinya adalah begini:</div><div style="text-align: justify;"><blockquote class="tr_bq">“..<b> janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari Ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa, Maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya.</b>"</blockquote></div><div style="text-align: justify;">Sangat jelas bahwa ayat Al-Quran yang coba diplintir dan dimanipulasi oleh misionaris Kristen untuk menguatkan doktrin Trinitas, justru adalah ayat yang paling keras menentang doktrin Trinitas!</div><div style="text-align: justify;"><br />Mengapa lanjutan ayat "kalimatullah" kalian mutilasi, wahai laskar odong-odong? <br />Demi kepatuhan dan keyakinan akan ampuhnya ajaran Paulus tentang berdusta seperti di bawah ini? </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“ ..... sebab bagaimanapun juga Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita.” (Filipi 1:18 Alkitab edisi TB)<br /><br /></div><div style="text-align: justify;"><br />[Sumber: <a href="https://almubayyin.wordpress.com/kristologi/menjawab-fitnah-misionaris-tentang-kalimatullah/" target="_blank">Almubayyin</a> | Diperbaharui 3 Januari 2021]</div>Romo Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/01571217762418133149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-41334134671198559162021-01-02T07:31:00.000-08:002021-12-18T02:32:32.140-08:00Trinitas, Satu Tuhan Yang Menjadi Tiga atau Tiga Tuhan Yang Menjadi Satu? <div class="separator" style="clear: both; display: none;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgExlaLT3OSEZTpEPOZsI5-90aJ9Qmky8tXBWV7yWpwWhntRV4qZPN4IAeQYX-IZp8-2kUCRclNcCfM38ucRRmWdlFlXindwIiyrxUJ11XacgoHBno6hpT1d4EDpszPp7N5PqG4Qvr41Jc/s0/pendeta+duno.jpg" style="display: block; padding: 1em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="430" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgExlaLT3OSEZTpEPOZsI5-90aJ9Qmky8tXBWV7yWpwWhntRV4qZPN4IAeQYX-IZp8-2kUCRclNcCfM38ucRRmWdlFlXindwIiyrxUJ11XacgoHBno6hpT1d4EDpszPp7N5PqG4Qvr41Jc/s0/pendeta+duno.jpg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGcvbIb7MXgZpdRLJSbqRb5KRueMLgphVpyXpe623hZ4B0a0uIEDCTsDqAP9nGYH6gUJvArTx3mb9GbExy7eEUwQXju8em7-7-2blYKuF1kN81cD05grLpeThIJ4ymYHOT601DV14k9AU/s0/tigatuhan.jpg" style="display: block; padding: 0em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="583" data-original-width="799" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGcvbIb7MXgZpdRLJSbqRb5KRueMLgphVpyXpe623hZ4B0a0uIEDCTsDqAP9nGYH6gUJvArTx3mb9GbExy7eEUwQXju8em7-7-2blYKuF1kN81cD05grLpeThIJ4ymYHOT601DV14k9AU/s0/tigatuhan.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Faktanya begini:</div><div style="text-align: justify;"><blockquote class="tr_bq"><b><span face=""trebuchet ms" , sans-serif">UMAT KRISTEN MENOLAK KERAS DISEBUT MENYEMBAH TIGA TUHAN KARENA PERCAYA BAHWA TUHAN YANG MEREKA SEMBAH HANYA SATU, YAITU TUHAN YANG MEREKA NAMAI SENDIRI DENGAN SEBUTAN TRITUNGGAL, TRINITAS, ATAU TRINITY. </span></b></blockquote></div><div style="text-align: justify;">Namun di sisi lain, mereka tidak mampu menjelaskan sampai tuntas; kenapa ada kata "TRI" menempel pada kata "TUNGGAL" dalam entitas tuhan "TRITUNGGAL" yang selama ini mereka sembah?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">TRI, siapapun pasti tahu artinya adalah TIGA dalam bahasa Sanskrit yang sudah diadopsi ke dalam bahasa Indonesia dengan arti yang sama.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian, jika umat Kristen bersikukuh bahwa tuhan yang mereka sembah sebenarnya hanya SATU alias TUNGGAL, lalu untuk keperluan apa mereka masih merasa perlu meletakkan kata "TRI" di depan kata "TUNGGAL" sehingga menurut penamaannya sendiri, tuhan mereka menjadi "TRITUNGGAL", alias TIGA menjadi SATU?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lebih jauh lagi, jika menurut doktrin Kristen tambahan DUA "ekstra" tuhan itu sebetulnya dimaksudkan untuk menegaskan entitas tuhan yang hanya SATU, yaitu mewakili FIRMAN dan ROH-Nya, maka masih menurut doktrin kristen sendiri, tanpa perlu menambahkan DUA "ekstra" tuhan sekalipun, tuhan yang SATU tetap saja berupa ROH dan tetap pula BERFIRMAN? Bukankah doktrin kristen sendiri yang menyebut Allah adalah ROH?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lalu buat apa Allah yang diimani oleh umat Kristen sebagai ROH itu harus mebelah diri-Nya menjadi DUA ROH, yaitu Allah yang ROH ALLAH dan Allah yang ROH KUDUS?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tokh tanpa perlu membelah diri menjadi DUA ROH pun, Allah yang konon katanya adalah ROH itu sudah jelas adalah ROH yang KUDUS, sehingga tentu saja dapat berbuat apapun yang selama ini menurut kitab Kristen pernah dilakukan oleh ROH KUDUS dalam kapasitasnya sebgai "ekstra" tuhan?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut hemat saya, ini betul-betul merupakan pemborosan ide ketuhanan, sekaligus juga pembodohan terhadap intelektualitas umat manusia! </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sementara itu, "ekstra" tuhan lainnya, yaitu FIRMAN yang mereka representasikan dalam wujud manusia bernama Yesus hanya karena kitab mereka menyebut <a href="/2021/01/firman-itu-telah-menjadi-keledai-dan.html" target="_blank">FIRMAN itu telah menjadi MANUSIA ditengah tengah kita</a> (lihat Yohanes 1:14), malah lebih absurd lagi!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kenapa?</div><div style="text-align: justify;">Karena "FIRMAN telah menjadi MANUSIA Yesus" pada prinsipnya tidak sedikitpun berbeda dengan kata:</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>FIRMAN telah menjadi TERANG, </li><li>FIRMAN telah menjadi CAKRAWALA, </li><li>FIRMAN telah menjadi DARATAN, </li><li>FIRMAN telah menjadi TUMBUHAN, </li><li>FIRMAN telah menjadi SIANG DAN MALAM, </li><li>FIRMAN telah menjadi SEGALA JENIS HEWAN, atau</li><li>FIRMAN telah menjadi HUJAN DERAS, dlsb. (lihat Kejadian 1:3,6,9,11,14, 24; Ayub 37:6)</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi, jika dasar iman untuk menjadikan manusia Yesus sebagai "ekstra" tuhan lalu disembah sebagai tuhan, tentu saja tidak kredibel mengingat status Yesus dalam hal ini tidak ada bedanya dengan TERANG, CAKRAWALA, DARATAN, TUMBUHAN, SIANG DAN MALAM, SEGALA JENIS HEWAN, atau HUJAN DERAS seperti tertulis dengan sangat jelas dalam kitab Kejadian dan Kitab Ayub di atas!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Artinya, jika Yesus adalah FIRMAN yang menjadi MANUSIA lalu diimani dan disembah sebagai Allah itu sendiri atas dasar argumen bahwa FIRMAN yang menjadi Yesus itu berasal dari Allah, maka tidak boleh tidak, umat ini juga harus memperlakukan semua yang disebut dalam Kitab Kejadian 1:3,6,9,11,14, 24; dan Kitab Ayub 37:6 SAMA PERSIS seperti mereka memperlakukan Yesus!</div><div style="text-align: justify;"><b></b><blockquote><b>Dengan kata lain, </b><b>sebenarnya </b><b>TERANG, CAKRAWALA, DARATAN, TUMBUHAN, SIANG DAN MALAM, SEGALA JENIS HEWAN, HUJAN DERAS dan YESUS, adalah Tuhan Kristen! </b></blockquote><b></b></div><div style="text-align: justify;">Bukankah menurut kitab mereka sendiri masing masing objek tsb juga merupakan FIRMAN Allah yang MENJADI seperti wujudnya sekarang ini?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi, kembali ke topik;</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #ffa400;">●</span> Penyangkalan umat kristen terhadap tudingan bahwa mereka menyembah TIGA TUHAN justru gugur oleh pengakuan mereka sendiri bahwa tuhan yang mereka sembah adalah tuhan TRITUNGGAL yang artinya adalah TIGA menjadi SATU.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #ffa400;">●●</span> Menyatakan pengakuan iman bahwa Allah adalah ROH lalu mengimani pula bahwa Allah yang ROH ini membelah diri-Nya menjadi ALLAH yang ROH dan Allah yang ROH KUDUS jelas merupakan KESIA-SIAAN ABSOLUT sebab dengan atau tanpa membelah diri sekalipun Allah yang ROH sudah tentu KUDUS dan mahakuasa melakukan apapun yang dapat dilakukan oleh ROH KUDUS tanpa perlu bantuan ROH KUDUS!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #ffa400;">●●●</span> Meyakini Yesus adalah jelmaan Allah hanya karena Allah BERFIRMAN, "Jadilah Yesus!" MAKA YESUSPUN JADI, sama artinya dengan meyakini TERANG, atau SEGALA JENIS HEWAN dan ciptaan Allah lainnya sebagai jelmaan Allah pula karena KEJADIAN mereka sama dengan kejadian Yesus yang berasal dari FIRMAN Allah. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika dalil sejelas ini pun masih disangkal dengan argumen bahwa Yesus tidak diciptakan seperti halnya objek-objek tsb di atas, maka coba simak bak-baik penjelasan alkitab sendiri tentang "penciptaan" Yesus Kristus <a href="/2017/06/sama-seperti-kita-yesus-juga-diciptakan.html" target="">di sini</a>. </div><div style="text-align: justify;"><br /><br /><br /></div><div style="text-align: justify;">[Dari Arsip <a href="https://www.facebook.com/groups/1754147694805583/permalink/1979910678895949/" target="_blank">Pamungkas</a> | 2 Mei 2017 | Diperbaharui 2Januari 2021]</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /><br /><br /></div>Romo Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/01571217762418133149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-44949774777496515562021-01-02T01:46:00.000-08:002021-12-09T17:48:26.305-08:00Ternyata Roh Kudus Adalah Malaikat Gabriel<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1LxVCui2A_7yidcW0a2doOECvXF_T0CNEaBM10-wk-ic15AJ0ki0aX-LLsr6DoXynqFbW3eXgnm0EgDTBSfVu_Ml4sQAE_ioXK5Zben8w86VwAdAPKhuOSrKaYJMC9Btg61bl6AGU5r4/s0/roh+kudu.jpg" style="display: block; padding: 0em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="450" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1LxVCui2A_7yidcW0a2doOECvXF_T0CNEaBM10-wk-ic15AJ0ki0aX-LLsr6DoXynqFbW3eXgnm0EgDTBSfVu_Ml4sQAE_ioXK5Zben8w86VwAdAPKhuOSrKaYJMC9Btg61bl6AGU5r4/s0/roh+kudu.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">CERITA LAMA TENTANG GABRIEL YANG DIPAKSA MENJADI OKNUM TUHAN TRITUNGGAL DENGAN GELAR BARU; ROH KUDUS!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><img src="https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v9/t51/1/16/1f449.png" /> Cermati dengan seksama paragrap-per-paragrap!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Begini:</div><div style="text-align: justify;">Jika ditelusuri, kita akan menemukan ada bagian dalam alkitab yang bercerita panjang lebar tentang sosok asing yang disebut-sebut oleh Yesus sebagai "Roh Kebenaran", yakni dalam injil Yohanes, yang dalam konteks ini, diinterpretasikan oleh kalangan Kristen tradisional sebagai sosok yang sama dengan "Roh Kudus".</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yohanes mencatatkannya begini:</div><div style="text-align: justify;">14:16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">14:17 yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">15:26. Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.</div><div style="text-align: justify;">Ayat-ayat ini Yohanes ini dengan jelas menceritakan bahwa Roh Kebenaran adalah sebagai pembawa atau penyampai wahyu, atau pengantar pesan dan firman Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dijelaskan juga bahwa Roh Kebenaran "tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi akan mengatakan segala sesuatu yang didengar-Nya" dari Allah. Dengan kata lain, ayat-ayat tsb dengan jelas mengisyaratkan bahwa Roh Kebenaran yang dipercaya sebagai Roh Kudus tsb, dipastikan tunduk dan patuh kepada Allah, dan dengan sendirinya membuktikan bahwa ia bukan mitra yang setara dengan Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ini ditegaskan lagi dengan penjelasan bahwa Roh Kebenaran "tidak akan berkata2 dari diri-Nya sendiri, tetapi akan mengatakan segala sesuatu yang didengar-Nya" dari Allah. Di samping itu dijelaskan pula bahwa "dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia". </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ini berarti bahwa Roh Kebenaran adalah makhluk ghaib yang hanya bisa dilihat oleh orang-orang tertentu pilihan Allah saja.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dari sini terlihat jelas bahwa Roh Kebenaran yang diceritakan oleh Yohanes tadi melaksanakan tugas yang sama dengan tugas Malaikat Gabriel, yaitu menyampaikan wahyu, atau pesan Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan kata lain, ayat-ayat di atas menyiratkan bahwa Roh Kebenaran adalah malaikat Gabriel, sosok yang selama ini dikira sebagai salahsatu oknum tuhan bergelar Roh Kudus!</div><blockquote>Artinya:<br /><b>Jika Gabriel adalah penyampai wahyu, dan Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, maka menjadi jelaslah bahwa Roh Kudus adalah sosok yang sama dengan Gabriel! </b></blockquote><b></b><div><div style="text-align: justify;">Adapun tentang ucapan Yesus; "ia akan bersaksi tentang aku" dalam Yohanes 15:26, maksudnya adalah bahwa Roh Kebenaran, atau Roh Kudus, atau malaikat Gabriel yang selama ini menyampaikan wahyu dan firman Allah kepada Yesus, adalah Roh Kebenaran yang sama yang juga akan menyampaikan wahyu dan firman Allah kepada pengganti Yesus tentang berbagai hal sehubungan dengan pengutusan Yesus kepada Bani Israel.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Identifikasi Roh Kudus atau malaikat Gabriel dengan jelas dapat kita lihat dalam Alkitab hanya dengan mengontraskan dua ayat masing-masing dari injil MATIUS dan injil LUKAS yang saling menjelaskan siapa sebenarnya pembawa pesan atau berita gembira dari Allah kepada Maria.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam injil Matius, Gabriel dinyatakan dengan gelarnya, yaitu Roh Kudus, sebagai penyampai berita gembira kepada Maria.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam injil Lukas, Gabriel hanya disebut namanya, tapi tetap dalam kedudukannya sebagai penyampai berita gembira kepada Maria.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perhatikan yang berikut ini</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">MATIUS 1:18</div><div style="text-align: justify;">Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">LUKAS 1:26-27</div><div style="text-align: justify;">Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lebih jelas lagi, identifikasi ini dapat dilihat dalam Al-Qur'an dengan mengontraskan tiga ayat yang masing-masing juga menjelaskan siapa sesungguhnya prembawa wahyu dan firman Allah kepada Nabi Muhammad shallallahu Alayhi Wa Salam.</div><div style="text-align: justify;"><ol><li>Pada ayat pertama, Gabriel disebut dengan namanya, yaitu Jibril, sebagai penyampai wahyu kepada Nabi Muhammad.</li><li>️Pada ayat kedua, Gabriel disebut dengan gelarnya, yaitu Roh Kudus, sebagai penyampai wahyu kepada Nabi Muhammad.</li><li>️Dan pada ayat ketiga, Gabriel disebut dengan julukannya, yaitu Roh Kebenaran, sebagai penyampai wahyu kepada Nabi Muhammad.</li></ol></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perhatikan baik-baik ayat-ayat Al-Quran berikut ini:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">QS. 2:97 -- Katakanlah: Barang siapa yang menjadi musuh Gabriel, maka Gabriel itu telah menurunkannya (Al Qur'an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">QS. 16:102 -- Katakanlah: "Roh Kudus menurunkan Al Qur'an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">QS. 26:192-193 -- Dan sesungguhnya Al Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Roh Kebenaran (Gabriel),</div><div style="text-align: justify;"><b></b></div><blockquote><div style="text-align: justify;"><b>SINGKATNYA, SESUNGGUHNYA ROH KUDUS ADALAH MALAIKAT GABRIEL!</b></div></blockquote><div style="text-align: justify;"><b></b></div><div style="text-align: justify;">Jadi, sementara konsep ketuhanan tritunggal dalam ajaran Kristen mendongkrak posisi Gabriel hingga melampaui batas dengan gelar baru sebagai Roh Kudus, sekaligus memaksanya pula menjadi mitra yang setara dengan Penciptanya, yaitu Allah, Islam meneguhkan kembali keesaan Allah yang secara tegas menentang segala bentuk ideologi politeistik, dan tetap melihat Gabriel atau Roh Kudus sebagai malaikat Allah yang bertugas untuk menyampaikan firman-Nya kepada segala makhluk.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Padahal jika alkitab dicermati secara lebih teliti dan kritis, sebenarnya secara implisit injil-njil kanonik sendiri sudah membantah ketuhanan Roh Kudus, seperti diisyaratkan antara lain pada ayat-ayat berikut:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">LUKAS:</div><div style="text-align: justify;">1:41 Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus,</div><div style="text-align: justify;">1:67. Dan Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat, katanya:</div><div style="text-align: justify;">2:25. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">YOHANES:</div><div style="text-align: justify;">20:22 Dan sesudah berkata demikian, Ia (Yesus) mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">MARKUS (lihat QS. 2:97 di atas):</div><div style="text-align: justify;">3:29 Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal."</div><div style="text-align: justify;">3:30 Ia (Yesus) berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bahkan, dalam kaitannya dengan Roh Kudus, Yohanes Pembaptis lebih istimewa daripada Yesus!</div><div style="text-align: justify;">LUKAS menuliskannya begini:</div><div style="text-align: justify;">1:15 Sebab ia (Yohanes Pembaptis) akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya;</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dijelaskan dalam catatan Lukas, bahwa Yohanes Pembaptis sudah dipenuhi oleh Roh Kudus bahkan sejak masih berada di dalam rahim ibunya!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita justru merasa prihatin kepada Yesus yang harus menunggu selama 30 tahun lebih sebelum akhirnya menerima Roh Kudus, yaitu ketika selesai dibaptis oleh Yohanes Pembaptis!</div><div style="text-align: justify;">(Lihat: Matius 3:16-17, Markus 1:10-11, Lukas 3:21-22, dan Yohanes 1:32).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nah, begitulah cerita yang sebenarnya!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jelas ya?</div><div style="text-align: justify;">Salam bagi umat yang mengikuti petunjuk!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">[Gus Mendem | 9 Februari 2017 | Diperbaharui 2 Januari 2021]</div><br /> <div style="text-align: center;"><iframe allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture" allowfullscreen="" frameborder="0" height="430" src="https://www.youtube.com/embed/P6XWkgnqo6c" width="800"></iframe></div></div>Romo Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/01571217762418133149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-85958679490716640272020-12-10T12:03:00.000-08:002021-12-09T17:48:26.674-08:00The Story of Prophet Isa Alayhisalam<div class="separator" style="clear: both;display:none;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW7ksdt85wStbZsofgOhj_TgOApT1tGCwV3F0laR5vrxy4NYtZBoTe6z4RrXltYMmhUkPOIPYvKLJ-WokJEzfuRpj-xeydPF5u3KTllnWgzGovgYhb47VMsXxpH6-DkRtQqCZC9VE0YLs/s0/mufti+menk.jpg" style="display: block; padding: 0em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" data-original-height="450" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW7ksdt85wStbZsofgOhj_TgOApT1tGCwV3F0laR5vrxy4NYtZBoTe6z4RrXltYMmhUkPOIPYvKLJ-WokJEzfuRpj-xeydPF5u3KTllnWgzGovgYhb47VMsXxpH6-DkRtQqCZC9VE0YLs/s0/mufti+menk.jpg"/></a></div><iframe width="100%" height="350" src="https://www.youtube.com/embed/eq1mTa-nZD8" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture" allowfullscreen></iframe>Romo Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/01571217762418133149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-29465976399422350602020-11-29T08:49:00.000-08:002021-12-09T17:48:26.235-08:00Master Class: Diksi <div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyDDYQ8yzNSkOXnkmOcWiG-sCW4aULxV-OU3Onoinl1GN2U8Z2lcoA6l6zE0R0tjPY3O_w-30dYRuoiI0cLoWUbog6JkTBx4Lpr1mX3yBziRRtG6RwLJyP8zVVZQ_1egKX2EncmNGR_aI/s0/diksi.jpg" style="display: block; padding: 0em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="437" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyDDYQ8yzNSkOXnkmOcWiG-sCW4aULxV-OU3Onoinl1GN2U8Z2lcoA6l6zE0R0tjPY3O_w-30dYRuoiI0cLoWUbog6JkTBx4Lpr1mX3yBziRRtG6RwLJyP8zVVZQ_1egKX2EncmNGR_aI/s0/diksi.jpg" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div> <div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trirong; font-size: x-large;"><b>Apa Arti Diksi?</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trirong; font-size: large;"><b>Pelajari 8 jenis Diksi dalam menulis berikut contohnya</b></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Diksi mengacu pada pilihan linguistik yang dibuat seorang penulis untuk menyampaikan ide, sudut pandang, atau menarasikan sebuah cerita secara efektif. Dalam sastra, kata-kata yang digunakan oleh seorang penulis dapat membantunya membentuk ritme dan gaya yang berbeda.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trirong; font-size: large;"><b>Apa yang dimaksud dengan Diksi dalam tulisan?</b></span></div><div style="text-align: justify;">Diksi adalah pemilihan kata yang cermat untuk mengkomunikasikan pesan atau membentuk suara atau gaya tulisan tertentu. Misalnya, bahasa kiasan yang mengalir menciptakan prosa yang penuh warna, sementara kosakata yang lebih formal dengan bahasa yang ringkas dan langsung dapat membantu menyampaikan suatu maksud.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trirong; font-size: large;"><b>Apa tujuan Diksi dalam sebuah penulisan?</b></span></div><div style="text-align: justify;">Penulis memilih kata dan frasa tertentu tergantung pada hasil yang ingin mereka capai. Diksi berguna untuk:</div><div style="text-align: justify;"><b>Menciptakan ritme tertentu yang mendukung tujuan</b>. Tujuan sebuah tulisan menentukan diksi. Dalam penulisan sastra dan fiksi, penulis sering menggunakan diksi informal dan kiasan — kata-kata yang digunakan untuk makna non-literal, seperti <a href="https://www.masterclass.com/articles/metaphor-similie-and-analogy-differences-and-similarities">perumpamaan dan metafora</a>. Namun, jika seorang ilmuwan menerbitkan makalah tentang penelitian mereka, bahasanya akan bersifat teknis, ringkas, dan formal, yang ditulis untuk khalayak tertentu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Mendukung pengaturan</b>. Dalam penulisan fiksi, bahasa yang digunakan pengarang mendukung elemen dasar cerita, seperti latar belakang. Diksi membantu menentukan kapan dan di mana sebuah cerita dibuat dengan menggunakan bahasa asli dari waktu dan tempat tersebut. Ini disebut diksi sehari-hari. Misalnya, sebuah cerita berlatar di Kota New York akan memiliki gaya bahasa yang berbeda dibandingkan dengan cerita yang terjadi di London.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Membentuk aksen dan nada naratif</b>. Sikap seorang penulis terhadap subjek sebuah cerita muncul dari kata-kata yang mereka gunakan. Ini membantu membentuk aksen dan mempengaruhi respons emosional pembaca. Misalnya, aksen dalam novel horor akan sangat berbeda dengan novel roman.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Menghidupkan karakter</b>. Seorang penulis dapat menceritakan banyak hal kepada pembaca tentang karakter melalui dialognya. Cara karakter menggunakan diksi mencerminkan detail pribadi seperti usia dan jenis kelamin, latar belakang sosial, dan profesi. Misalnya, karakter yang lebih muda mungkin menggunakan bahasa gaul saat mereka berbicara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trirong; font-size: large;"><b>8 jenis Diksi dalam Menulis</b></span></div><div style="text-align: justify;">Gaya diksi yang berbeda mempengaruhi cara pengungkapan ide yang berbeda. Ada delapan jenis diksi yang umum:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Diksi formal</b>. Diksi formal adalah penggunaan bahasa yang canggih, tanpa bahasa gaul atau bahasa sehari-hari. Diksi formal melekat pada aturan tata bahasa dan menggunakan sintaksis yang rumit — struktur kalimat. Jenis bahasa yang ditinggikan ini sering ditemukan dalam teks profesional, dokumen bisnis, dan dokumen hukum.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Diksi informal</b>. Diksi informal lebih bersifat percakapan dan sering digunakan dalam literatur naratif. Bahasa sehari-hari yang kasual ini mewakili cara orang berkomunikasi dalam kehidupan nyata, yang memberikan kebebasan kepada pengarang untuk menggambarkan karakter yang lebih realistis. Kebanyakan cerita pendek dan novel menggunakan diksi informal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Diksi yang berlebihan</b>. Ini adalah saat seorang penulis sangat detail atau akademis dalam tulisannya. Kata-kata dipilih secara khusus untuk menyampaikan hanya satu makna. Kadang-kadang digunakan dalam literatur ketika karakter berbicara dengan cara yang berpendidikan tinggi, seperti dalam The Great Gatsby karya F. Scott Fitzgerald .</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Diksi sehari-hari</b>. Kata-kata atau ungkapan sehari-hari bersifat informal dan umumnya mewakili wilayah atau waktu tertentu. “Ain't” dan “y'all” adalah contoh ekspresi sehari-hari, yang lahir di daerah pedesaan Amerika Serikat. Bahasa sehari-hari menambah warna dan realisme pada tulisan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Diksi bahasa gaul.</b> Ini adalah kata-kata yang berasal dari budaya atau subkelompok tertentu tetapi mendapatkan daya tarik. Slang bisa berupa kata baru, kata yang disingkat atau dimodifikasi, atau kata-kata yang memiliki arti baru. Contoh kata-kata gaul kontemporer yang umum adalah "aggro" sebagai pengganti "makin parah"; “Hip,” yang artinya trendi; dan "throw shade", yang dimaksudkan sebagai hinaan terhadap seseorang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Diksi abstrak</b>. Ini adalah saat penulis menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan sesuatu yang tidak berwujud, seperti ide atau emosi. Frasa abstrak sering kali kurang detail dan spesifik karena merupakan hal-hal yang tidak dapat dialami oleh pembaca melalui panca inderanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Diksi konkret</b>. Diksi konkret adalah penggunaan kata-kata untuk arti literalnya dan sering kali merujuk pada hal-hal yang menarik bagi indera. Makna tidak terbuka untuk interpretasi karena penulisnya spesifik dan rinci dalam ungkapannya. Misalnya, kalimat: "Aku makan apel".</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Diksi puitis</b>. Diksi puitis didorong oleh kata-kata liris yang berhubungan dengan tema tertentu yang tercermin dalam puisi, dan menciptakan suara yang merdu, atau harmonis. Diksi puitis biasanya melibatkan penggunaan bahasa deskriptif, terkadang diiringi irama atau sajak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trirong; font-size: large;"><b>3 Contoh Diksi dalam Sastra</b></span></div><div style="text-align: justify;">BERPIKIRLAH SEPERTI SEORANG PRO</div><div style="text-align: justify;">Penulis yang menggunakan diksi untuk mendukung narasi dan karakter mereka secara efektif.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div><b>Mark Twain,</b> <i>The Adventures of Huckleberry Finn</i></div><div style="text-align: justify;">Dalam kisah klasik Mark Twain, Huck Finn, sang narator, adalah seorang anak laki-laki berusia 13 tahun yang tumbuh di dekat Sungai Mississippi pada tahun 1800-an. Twain menggunakan diksi sehari-hari yang sangat informal dan asin untuk menetapkan karakter Finn, kemudaannya, dan latar belakangnya: “Saya memanjat gudang dan merangkak ke jendela saya tepat sebelum hari tiba. Semua pakaian baru saya berminyak dan liat, dan saya lelah sekali. ”</div><div style="text-align: justify;"><b><br /></b></div><div><b>Jules Verne</b>,<i>Twenty Thousand Leagues Under the Sea</i></div><div style="text-align: justify;">Saat Pierre Arronax memandu pembaca ke laut, ahli biologi kelautan menjelaskan lingkungannya yang berair dengan detail ilmiah: “Akhirnya, setelah berjalan dua jam, kami telah mencapai kedalaman sekitar 300 yard, artinya, batas ekstrem di mana karang mulai terbentuk. " Jules Verne menggunakan diksi bertele-tele untuk menjadikan Arronax seorang akademisi yang dapat dipercaya oleh pembaca. Pidatonya literal, konkret, dan penuh detail yang membantu menciptakan pengalaman indrawi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div><b>Charles Dickens</b>, <i>A Tale of Two Cities.</i></div><div style="text-align: justify;">Charles Dickens membuka cerita klasiknya dengan kalimat ini: “Ini adalah saat terbaik, ini adalah saat terburuk.” Ini adalah contoh diksi abstrak — garis merujuk pada pengalaman dan emosi daripada informasi konkret. Kalimat pembuka ini membangun intrik dan rasa ingin tahu, menarik pembaca untuk mencari tahu lebih lanjut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">[Sumber: <a href="https://www.masterclass.com/articles/what-is-diction-learn-8-different-types-of-diction-in-writing-with-examples#what-is-the-purpose-of-diction-in-writing" target="_blank">MasterClass</a>]</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>Romo Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/01571217762418133149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-77552413935233856632020-11-18T03:10:00.000-08:002021-10-12T03:29:44.909-07:00Hukuman Zina Menurut Islam dan Isa Al-Masih<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8t90SA0uQZMzpuIN9KGbKQlMKY3SMdv-dukl3uvbLDTaeFA4VTpPqS5bmcZ9tHA6H3xpXa3iLsgsu9Nzg7ie42ttBzfIhLhIW3jcLY9i9Ed4ES7OZatxbOuemiT3mrVGpMOtjk-QpFXOW/s640/yesus+menulis+adai+pasir.jpg" style="display: block; padding: 0em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="" data-original-width="" height="auto" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8t90SA0uQZMzpuIN9KGbKQlMKY3SMdv-dukl3uvbLDTaeFA4VTpPqS5bmcZ9tHA6H3xpXa3iLsgsu9Nzg7ie42ttBzfIhLhIW3jcLY9i9Ed4ES7OZatxbOuemiT3mrVGpMOtjk-QpFXOW/s640/yesus+menulis+adai+pasir.jpg" width="100%" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: none; font-family: Roboto;"><span style="background-color: white;"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: initial; background-size: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial;"><br /></span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: none; font-family: Roboto;"><span style="background-color: white;"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: initial; background-size: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial;">Menjawab </span></span><a href="https://www.isadanislam.org/etika-islam-kristen/hukuman-zina-islam-dan-isa/" style="background-color: white;" target="_blank">Hukuman Zina Menurut Islam dan Isa Al-Masih</a></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: none; font-family: Roboto; font-size: 18px;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Dalam Bab-8 kitab injilnya, Yohanes mengisahkan bagaimana orang-orang Yahudi sengaja hendak mencobai Isa Almasih, begini:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">[4] Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">[5] Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">[6] Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">[7] Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">[8] Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">[9] Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">[10] Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">[11] Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Ayat ini berkisah tentang sekelompok orang Yahudi mendatangi Isa almasih dengan menyeret seorang perempuan yang mereka tuduh telah berzina di lingkungan mereka, lalu menuntut keputusan hukum dari Isa almasih menurut hukum Musa, yang menetapkan perempuan pezina harus dirajam sampai mati!</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Ketika orang-orang Yahudi mengadu dan mendesak keputusan dari Isa Almasih, maka beliau bereaksi seperti di atas, dan nyatanya, tak seorang Yahudi pun yang berani melempari perempuan itu dengan batu seperti seharusnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto; font-size: medium;"><b>Pelajaran apa yang dapat kita petik dari kisah ini?</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Sangat stereotype dengan komentar mayoritas kristen yang pernah saya baca ketika menjelaskan YOH 8:1-11 ini, staff IDI menulis begini:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto; font-size: large;"></span></div><blockquote><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto; font-size: medium;"><b>Respon Isa Saat Bertemu Perempuan Berzina</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Pernah ada kejadian menarik yang tertulis dalam Kitab Allah. Ada banyak orang datang pada Isa Al-Masih membawa wanita yang kedapatan berzina. Mereka menuntut penghukuman atas wanita Ini.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Respon Isa sangat mengejutkan. Ia menjawab mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:7).</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Semua orang yang hadir saat itu satu per satu mundur. Rupanya mereka mempunyai dosa juga. Tidak ada yang berani menghukum perempuan itu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Selanjutnya Isa berkata: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:11).</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Kita melihat pernyataan kasih Allah melalui Isa. Kasih membawa pada pertobatan. Kasih juga yang menuntun untuk manusia berubah. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Isa tidak mempermalukan perempuan ini, melainkan menolongnya di tengah kesukaran. Bukankah kita juga mengharapkan pertolongan jika berada dalam keadaan terjepit? Wanita yang telah malu karena kedapatan berzina terlepas dari hukuman massa karena Isa.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto; font-size: medium;"><b>Pernyataan Kasih Allah yang Menyelamatkan dari Zina</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Isa Al-Masih adalah wujud pernyataan kasih Allah kepada manusia. Dari pada-Nya kita mendapatkan pertolongan dari dosa, khilaf dan hukuman zina.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Orang yang melakukan zinah pasti penuh rasa bersalah, malu dan kotor. Allah yang kaya rahmat menyediakan jalan keluar. Ia mau menghapus dosa zina manusia.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">“Aku sendirilah yang menghapuskan dosa-dosamu, demi diri-Ku sendiri, dan Aku tidak akan mengingat-ingatnya lagi” (Taurat, Yesaya 43:25 FAYH).</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Allah mengerti dosa dan kelemahan manusia. Ia tidak mau manusia menderita karena rasa bersalah. Ia juga tidak mau manusia terkena hukuman berat di akhirat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Allah menolong dengan memberikan Isa sebagai jalan keluar dari zina lagi semua dosa manusia.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">“Tetapi Allah kaya dengan rahmat. Ia sangat mengasihi kita, sehingga walaupun kita mati secara rohani . . . karena dosa kita, Ia mengembalikan hidup kita (melalui) . . . Kristus [Isa Al-Masih]” (Injil, Surat Efesus 2:4-5 FAYH).</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Melalui Isa kita bisa hidup terbebas dari rasa bersalah dan malu. Kita bisa hidup dengan tidak takut hukuman akhirat. Dalam kasih-Nya, Isa menuntun pezinah pada pertobatan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Roboto;">Mari kita datang kepada Isa. Ia berkuasa mengampuni setiap dosa kita. Lagi, karena Isa, Allah sama sekali tidak mengingat-ingat dosa Anda lagi. Jadi Anda betul akan mengalami damai hati. Mari percaya kepada Isa Al-Masih sekarang!</span></b></div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Dari penjelasan dan "himbauan" di atas kita bisa melihat sendiri betapa kuat stigma "Isa Almasih adalah Tuhan" yang tertanam di benak rata-rata pengikut Paulus sehingga akal sehat mereka seolah-olah berhenti berputar karena dibekukan oleh doktrin gereja, dan nalar mereka pun praktis tidak mampu lagi memahami kitabnya sendiri secara logik apalagi cerdas! Padahal yang sesungguhnya harus dipahami dari penggalan riwayat di atas adalah seperti diterangkan berikut ini:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto; font-size: medium;"><b>Pelajaran Dari Isa Almasih Tentang Bagaimana Melaksanakan Hukum Taurat</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Hukum Taurat Musa adalah HUKUM ALLAH Yang Maha Adil lagi Maha Penyayang, sekaligus juga Maha Tegas! Oleh karenanya TIDAK AKAN mencederai hak-hak dasar siapa pun juga, terutama orang-orang yag tidak bersalah!</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Alasan kenapa Isa Almasih tidak menjatuhkan hukuman kepada perempuan itu adalah karena menurut Hukum Allah, setiap tuntutan hukum kepada siapa pun HARUS dapat dibuktikan dengan MENGHADIRKAN SAKSI-SAKSI, termasuk SAKSI PELAKU. (Lihat <b><a href="https://alkitab.sabda.org/verse.php?book=Ul&chapter=17&verse=6" target="_blank">Ulangan 17:6</a>, <a href="https://alkitab.sabda.org/verse.php?book=Ul&chapter=19&verse=15" target="_blank">Ulangan 19:15</a></b>, dan <a href="https://alkitab.sabda.org/verse.php?book=20&chapter=19&verse=9" target="_blank"><b>Amsal 19:9</b></a>)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Dalam kasus di atas, yakni zinah, bagaimanapun juga PELAKUNYA HARUS TERDIRI DARI 2 ORANG, yakni perempuan yang dituduh berzinah dan pria pasangan zinahnya. Sedangkan seperti dapat kita lihat sendiri dari kisah Yohanes 8:4-11 di atas, orang-orang Yahudi itu hanya mengaku-ngaku saja sebagai SAKSI tapi tidak membawa serta -- atau tidak menghadirkan -- pelaku zinah pasangan perempuan tsb. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Perlu digarisbawahi, ini diisyaratkan oleh Isa Almasih sebagai perbuatan "dosa", dan dengan itu pula kemudian dia menantang orang-orang Yahudi tsb seperti tertulis dalam Yohanes 8:7.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Karena orang-orang Yahudi itu sadar bahwa demi alasan ingin mencobai Isa Almasih mereka telah berdusta -- dan tentu saja berdosa -- maka mereka pun kemudian satu-per-satu meninggalkan "arena sidang dadakan" tsb sehingga ancaman HUKUM RAJAM terhadap perempuan itu BATAL dilaksanakan! </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div>
<div><div style="text-align: justify;"><b></b></div><blockquote><div style="text-align: justify;"><b>VOILA!</b></div><div style="text-align: justify;">Teryata kita sedang berbicara tentang bagaimana seharusnya Hukum Taurat Musa dilaksanakan! BUKAN tentang Isa Almasih atau Yesus yang diimani oleh umat kristen sebagai Tuhan dan diyakini berkuasa mengampuni dosa!</div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div><br /><span style="font-family: Roboto;">Tentang kasus-kasus serupa ini, sebetulnya jauh-jauh hari sebelumnya Yohanes sendiri sudah mengisyaratkan sabda Isa Almasih ini:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">[<a href="https://alkitab.sabda.org/verse.php?book=yohanes&chapter=5&verse=30" target="_blank"><b>Yohanes 5:30</b></a>] "Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku."</span></div><div style="text-align: justify;"></div></blockquote><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Sampai di sini, coba pikirkan sendiri, apa jadinya jika kelompok Yahudi tsb menghadirkan juga saksi-saksi menguatkan, termasuk saksi pelaku, yakni pasangan zina perempuan tsb ke hadapan Isa Almasih?</span></div><div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Segala cerita manis dan ajakan murtad di atas pun hanya akan tinggal sebagai masturbasi rohani belaka, sebab Hukum Taurat Musa yang sama mengerikannya seperti diisyaratkan oleh Al-Quran dan Hadits, PASTI DILAKSANAKAN!</blockquote></div><br /><span style="font-family: Roboto;">Jelas ya?</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Salam bagi umat yang mengikuti petunjuk!</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background: 0px 0px; border: 0px; font-family: Roboto; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br />Di bawah ini adalah cuplikan kisah di atas. </span></div><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background: 0px 0px; border: 0px; font-family: Roboto; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Gunakan fitur <span style="color: #cc0000;">sub-title</span> untuk mendapatkan teks dalam bahasa Indonesia.</span></div><br /><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; font-family: "PT Sans Narrow"; font-size: 18px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span> <span style="font-family: PT Sans Narrow;"> <div style="padding: 0em;"><iframe allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture" allowfullscreen="" frameborder="0" height="350" src="https://www.youtube.com/embed/0ylFgewaFcM" width="100%"></iframe></div> <style>.dewaplokisMultiRelated {display:none;} </style></span></span></span></div></span></div>Romo Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/01571217762418133149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-78784174460003073152020-09-07T18:28:00.001-07:002022-08-30T11:26:06.253-07:00Paul and His Thoughts<div class="separator" style="clear: both;display:none;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhloSJbDQyXDKWLflJDO0RhrkAI_9OJwDKV2SCVi_SQceowwbeq5uWwvC-1aRzCgkSo4zus6HEywBMChyhTPQBYn6QowsriUlCR7Lrl2Jhz5ODZkEXwvckg-1z1fXNN2nW_BZIrUM6RPf0/s800/paul+and+his+thoughts+stands.jpg" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" width="600" data-original-height="500" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhloSJbDQyXDKWLflJDO0RhrkAI_9OJwDKV2SCVi_SQceowwbeq5uWwvC-1aRzCgkSo4zus6HEywBMChyhTPQBYn6QowsriUlCR7Lrl2Jhz5ODZkEXwvckg-1z1fXNN2nW_BZIrUM6RPf0/s600/paul+and+his+thoughts+stands.jpg"/></a></div>
<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6_J3nFvZujsWGMEprIcv95y2nJrzqRvvyKL4OUcWcwln2oZjlozrke0YApJkoEoUCLei8whyphenhyphenBGGFPZ_IsR3rDM7PHZBRQBShS1LgBxZtfP71gGbsCXeNsLlI1mGiPohs5Kg2xIH6fSug/s0/paul+and+his+thoughts+laid+600x500.jpg" style="display: block; padding: 0em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" data-original-height="500" data-original-width="600" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6_J3nFvZujsWGMEprIcv95y2nJrzqRvvyKL4OUcWcwln2oZjlozrke0YApJkoEoUCLei8whyphenhyphenBGGFPZ_IsR3rDM7PHZBRQBShS1LgBxZtfP71gGbsCXeNsLlI1mGiPohs5Kg2xIH6fSug/s0/paul+and+his+thoughts+laid+600x500.jpg"/></a></div>
<div style="text-align:justify; display:none;">A comprehensive compilation of analitical studies about Paul and his significant role in forming the Christianity from the very beginning until his tragic death, beheaded by Caesar Nero's executioner.</div>
<div style="background-color: #4c66a4; color: white; font-family: oswald; font-size: 14px; height: 32px; letter-spacing: 0px; line-height: 32px; margin: 10px 0px; padding: 0px 0px 0px 10px; position: relative; text-shadow: rgb(0, 0, 0) 1px 1px 1px; text-transform: uppercase; width: 100%;"><span style="background: none 0% 0% repeat scroll rgb(76, 102, 164); color: white; height: 32px; margin: 0px 10px 0px -10px; padding: 5px 15px; width: 100%;">Paul And His Thoughts</span></div>
<script type="text/javascript" src="/feeds/posts/default/-/St.Paul?published&alt=json-in-script&max-results=999&&callback=labelthumbs"></script><br />
</div>
<div style="clear:both"/>Romo Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/01571217762418133149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-21534833852023313132020-09-07T06:00:00.000-07:002022-08-30T11:24:47.308-07:00Dapatkah Umat Yahudi dan Kristen Benar-Benar Berdamai?<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkif8dqL6xkuWLN4s44U9Ln3LyyxHv7WyAF8boeRSPMhm4zckpayKrqjkDraFSNiZl9XMw_-HX0KKO3BB4HXweIkkAX1gdLwz_VTTXje7ioIIeWMBGafJY2mKG37Ut3Mjr3nB3445JAgrb/s0/jews+vs+christian.jpg" style="display: block; padding: 0em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="534" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkif8dqL6xkuWLN4s44U9Ln3LyyxHv7WyAF8boeRSPMhm4zckpayKrqjkDraFSNiZl9XMw_-HX0KKO3BB4HXweIkkAX1gdLwz_VTTXje7ioIIeWMBGafJY2mKG37Ut3Mjr3nB3445JAgrb/s0/jews+vs+christian.jpg" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;"><b><a href="/2016/03/kami-mengutuk-kekristenan-3kali-sehari.html" target="_blank">"Kami Mengutuk Kekristenan Tiga Kali Sehari"</a></b></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;"><b>Dapatkah Umat Yahudi dan Kristen Benar-Benar Berdamai?</b></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Konsili Vatikan 1965, dan upaya selanjutnya oleh Gereja untuk berdamai dengan Yudaisme, tidak memenangkan hati orang Yahudi Ortodoks yang percaya bahwa pembacaan Kitab Suci merekalah yang benar - bukan pembacaan orang Kristen. Sebuah buku baru membahas hubungan yang tidak nyaman ini</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Setelah bertahun-tahun Esau membenci Yakub, saudara-saudara itu bertemu. Esau bergegas ke Yakub, memeluknya, jatuh di lehernya, menciumnya, keduanya menangis. Rekonsiliasi yang mendebarkan. Tetapi orang bijak Yahudi, menurut Midrash Bereshit Rabbah 78, tidak terpikat pada rekonsiliasi ini. Mereka menempatkan titik-titik di atas kata Ibrani vayeshakehu ("dia menciumnya," Kejadian 33: 4), menandakan penghapusan. Tetapi penghapusan bukanlah pilihan yang nyata - itu, bagaimanapun juga, sebuah kata dalam Taurat - jadi mereka melakukan penghapusan "pura-pura". Mereka mengklaim bahwa ciuman Esau adalah salah satu tipuan, dan niatnya bukanlah untuk mencium (nishek) dia tetapi untuk menggigit (nashakh) - permainan kata yang bagus.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lalu, mengapa mereka menangis? Karena keajaiban terjadi dan leher Yakub mengeras dan mencegah gigitan dari kerusakan; yang satu menangis untuk lehernya sementara yang lain menangis untuk giginya. Lucu? Tentu saja tidak. Untuk orang bijak pada periode rabi, Esau adalah metonim untuk Roma dan kemudian untuk agama Kristen. Kemungkinan bahwa Roma akan berdamai dengan keturunan Yakub, orang Yahudi, tidak pernah terpikir oleh mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tetapi itu terjadi di Roma, pada tahun 1965. Konsili Vatikan Kedua menerbitkan "Nostra aetate," sebuah dokumen di mana Gereja Katolik menyatakan pengabaian warisan anti-Yahudi dan keinginannya untuk berdamai dengan Yudaisme.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebuah buku baru yang mencerahkan dan penting oleh sejarawan Karma Ben Johanan, “Rekonsiliasi dan Ketidakpuasannya: Ketegangan yang Tidak Terselesaikan dalam Hubungan Yahudi-Kristen,” membahas konsepsi timbal balik dari Katolik dan Yahudi Ortodoks di era rekonsiliasi. Bagian pertama ditujukan untuk antusiasme pihak Kristen dalam mendekatkan diri kepada orang-orang Yahudi, serta dengan perdebatan internal yang muncul di Gereja setelah rekonsiliasi. Di bagian kedua, buku ini membahas tanggapan dingin Yudaisme Ortodoks, termasuk kecurigaan yang ditimbulkan oleh keinginan umat Kristiani untuk membuka lembaran baru, dan kekhawatiran para rabi atas kemungkinan kedekatan yang berlebihan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Buku memukau karya Ben Johanan, seorang sarjana relasi dan teologi Kristen-Yahudi yang saat ini mengajar di Universitas Humboldt Berlin, didasarkan pada penelitian perpustakaan dan wawancara pribadi dengan beberapa protagonisnya. Ini ditulis dengan momentum ilmiah dan memperkaya pembaca dengan informasi penting untuk membantu kita memahami diri kita sendiri dan Yang Lain. Penulis harus diberi selamat atas tulisannya yang bagus, gaya yang segar, dan pergantian frasa yang fasih dan meyakinkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagaimana dicatat, di bagian awal buku itu, Ben Johanan menjelaskan upaya intens para teolog Katolik untuk memahami makna Holocaust dan warisan anti-Yahudi Gereja. Di satu sisi, ada perasaan bersalah dan penerimaan tanggung jawab; di sisi lain, ketakutan akan runtuhnya infrastruktur teologis yang telah mengkristal selama hampir 2.000 tahun. Deklarasi Konsili Vatikan Kedua menutup satu bab dalam sejarah agama Kristen dan membuka yang baru. Keputusan yang diambil, bagaimanapun, menimbulkan pertanyaan baru, yang masih belum terselesaikan sampai sekarang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Deklarasi tersebut melibatkan pengunduran diri dari dua postulat fundamental mengenai orang Yahudi: rasa bersalah atas penyaliban Yesus dan klaim bahwa mereka tidak lagi menjadi apa yang disebut sebagai orang-orang pilihan. Gagasan ketiga, aspirasi untuk melihat pertobatan mereka di Akhir Zaman, menyerah pada harapan bahwa di masa depan semua orang akan dipersatukan dalam kepercayaan kepada satu Tuhan, sebuah rumusan yang mengandung corak alkitabiah yang akrab. Dua masalah tetap terbuka: pengasingan Yahudi dan pendirian Negara Israel.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><a href="https://www.haaretz.com/israel-news/.premium-what-fuels-evangelical-christians-love-hate-relationship-with-jews-1.9023555">Apa yang Mendorong Hubungan Cinta-Benci Orang Kristen Injili Dengan Orang Yahudi</a></li><li><a href="https://www.haaretz.com/israel-news/.premium-why-the-netanyahus-are-embracing-christian-europe-1.8840596">Mengapa Netanyahus Merangkul 'Eropa Kristen'</a></li><li><a href="https://www.haaretz.com/opinion/.premium-are-anti-jewish-extremists-hijacking-u-s-catholicism-1.5730727">Apakah Katolik Amerika Diserang oleh Ekstremis Nostalgia terhadap Ajaran anti-Yahudi?</a></li><li><a href="https://www.haaretz.com/opinion/.premium-why-jesus-was-a-hebrew-speaker-1.5250513">Mengapa Yesus Benar-Benar Seorang Pembicara Ibrani</a></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah orang-orang Yahudi dibebaskan dari pembunuhan Yesus, dan setelah diputuskan bahwa mereka terus dikasihi oleh Tuhan, pertanyaan-pertanyaan kemudian muncul tentang mengapa mereka dihukum dengan diasingkan dan apa arti dari pendirian kembali negara Yahudi. Jika orang Yahudi masih dikasihi, apa validitas dogma Gereja kuno yang menyatakan bahwa "tidak ada keselamatan di luar Gereja"? Apakah orang Yahudi dibebaskan dari aturan ini?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Penulis menunjuk pada bangkitnya tren konservatif setelah Konsili Vatikan II, tidak hanya sebagai respon alami atas kemenangan para reformis di badan itu, tetapi juga dengan latar belakang pemberontakan mahasiswa tahun 1968 di Eropa Barat dan Amerika Serikat. , yang menimbulkan kekhawatiran tentang erosi kepercayaan yang akan membuat orang percaya meninggalkan iman mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Buku tersebut dengan gamblang menggambarkan kesiapan Gereja untuk menghadapi tantangan modernitas, untuk melihat ke cermin dan melakukan pemeriksaan diri tanpa takut mengguncang fondasi yang berdiri. Tidaklah mudah bagi sebuah agama berusia 2.000 tahun untuk menarik kembali dogma yang diperintahkan oleh milyaran orang untuk mengikutinya. Bukan masalah kecil untuk melontarkan kritik pada individu-individu terhormat yang dikanonisasi, pada buku-buku kanonik yang diajarkan dari generasi ke generasi. Sebuah agama, pada dasarnya, merasa sulit untuk memeriksa dirinya sendiri secara kritis, karena dengan melakukan itu aspirasinya terhadap kebenaran metafisik telah hilang. Seorang paus yang duduk di atas takhta Petrus tidak ingin menyatakan bahwa semua pendahulunya salah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div> <div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ5b2foa9l06Q8tZ4QgiG2zxp4zKc4Zjh1hQGYVzIiVZwU-HFZGQCJtkp9DWw_qDtc74rQg80u8Tv15FFvtNgaXScHBleWmT8telZLrV9cq9fWPEBbGsz1GhAtqOnhW1XDI7m4zKbtrQdL/s0/paus+pius.jpg" style="display: block; padding: 1em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="790" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ5b2foa9l06Q8tZ4QgiG2zxp4zKc4Zjh1hQGYVzIiVZwU-HFZGQCJtkp9DWw_qDtc74rQg80u8Tv15FFvtNgaXScHBleWmT8telZLrV9cq9fWPEBbGsz1GhAtqOnhW1XDI7m4zKbtrQdL/s0/paus+pius.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Paus Paulus VI selama Konsili Vatikan Kedua. [Foto: Peter Geymayer]</div><div style="text-align: justify;"><br /></div>
<div style="text-align: justify;">Ben Johanan menggambarkan keberanian, ketulusan dan tekad para pendukung reformasi di Gereja, yang menghadapi keragu-raguan dan ketakutan dari kubu konservatif. Poin terpenting dari bukunya adalah deskripsi yang gamblang tentang kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Israel pada Maret 2000. Doa yang dia ucapkan di Tembok Barat, pidatonya di peringatan Holocaust Yad Vashem dan permintaan pengampunannya dari orang-orang Yahudi. mengobarkan pergeseran yang dalam dalam hubungan antara orang Yahudi dan Kristen. Gerakan simbolisnya menciptakan dialog jenis baru, berdasarkan persahabatan manusiawi dan diplomatik yang mendorong argumen doktrinal ke sudut pandang segelintir ahli.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>Masalah 'penyembahan berhala'</b></span></div><div style="text-align: justify;">Di bagian kedua, buku ini menyajikan wacana internal Yahudi Ortodoks tentang Kekristenan. Penulis sengaja memilih Ortodoksi, dari semua pilihan, sebagai penyeimbang Gereja Katolik karena kedudukan hegemoniknya di Israel dan peran pentingnya dalam mendefinisikan identitas Yahudi, meskipun diragukan pilihan ini akan disukai oleh orang-orang Yahudi Amerika liberal. Pada akhirnya, Ben Johanan menyimpulkan bahwa, sementara wacana Kristen bertujuan untuk perdamaian, wacana Yahudi Ortodoks menanggapi agama Kristen dengan permusuhan yang semakin meningkat, yang mendahului Konsili Vatikan Kedua dan diperdalam setelahnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Salahsatu contohnya adalah diskusi halakhic tentang apakah agama Kristen termasuk avoda zara - Ibrani untuk "penyembahan berhala." Selama Abad Pertengahan, ada perbedaan pendapat tentang masalah ini. Beberapa mengakui bahwa orang Kristen percaya pada sumber ketuhanan dari Taurat dan niat religius mereka tulus. Namun, di mata sebagian besar hakim rabbi yang memutuskan masalah halakha, kepercayaan pada keilahian Yesus dan Tritunggal Mahakudus dianggap sebagai bukti multiplisitas dewa, karenanya penyembahan berhala. Hubungan yang lebih dekat antara orang Yahudi dan Kristen di era modern mungkin telah menghasilkan ekspektasi pelunakan terhadap agama Kristen, tetapi seperti Yosef Salmon, seorang profesor sejarah, dan Prof. Aviad Hacohen, seorang sarjana hukum telah menunjukkan, Ortodoksi Yahudi modern terus memandang Kristen sebagai penyembahan berhala. Memang menurut Ben Johanan,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sikap yang semakin negatif terhadap agama Kristen juga terlihat dalam upaya mengembalikan ekspresi literatur Yahudi yang bertentangan dengan agama Kristen dan untuk mengungkapkan kembali kebenaran baru yang disembunyikan dan disensor, sejak penemuan percetakan, karena takut menimbulkan murka Kristen. Di antara sensor di masa lalu, beberapa benar-benar ingin menjadi orang Yahudi yang tercerahkan, seperti yang ditunjukkan oleh sejarawan Israel Amnon Raz-Krakotzkin. Normalisasi dan kebebasan politik menghilangkan rasa takut terhadap Kristen dan berfungsi untuk mengkompensasi inferioritas yang dirasakan orang Yahudi selama ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Tidaklah mudah bagi sebuah agama berusia 2.000 tahun untuk menarik kembali dogma yang diperintahkan oleh milyaran orang untuk mengikutinya.</blockquote></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pertanyaan lain yang dipertimbangkan oleh literatur halakhic adalah apakah, sekarang setelah orang Yahudi memiliki kekuasaan, Negara Israel harus menghancurkan gereja-gereja di bawah kekuasaannya, atau apakah tindakan ini harus dihindari hanya karena takut membuat marah "goyim," seperti Rabbi Yehuda Gershuni (murid Rabbi Abraham Isaac Kook) dan Rabbi Menachem Kasher dipertahankan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pendekatan yang lebih ekstrim juga terlihat di ranah musik. Pada abad ke-19, Rabbi Moshe Hazan memuji musik Kristen secara efektif, sedangkan Rabbi Eliezer Waldenberg (wafat 2006) mengungkapkan keterkejutannya atas pendekatannya. Saya harus mencatat bahwa bukan hanya nyanyian religius yang mengganggu Ortodoks. Dalam dua kesempatan saya telah menemukan tanggapan yang bermusuhan terhadap nyanyian Schiller "Ode to Joy" ("Semua orang menjadi saudara") di Beethoven's Ninth, karena dianggap sebagai "musik Kristen."</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Salah satu inovasi penting buku ini adalah pembahasannya tentang makna religius sejarah Yahudi dalam aliran pemikiran Rabbi Yehuda Ashkenazi (dijuluki "Manitou") dan para rabi dari lingkarannya. Mereka sebagian besar dididik di Prancis dan berimigrasi ke Israel setelah Perang Enam Hari, mendekati Mercaz Harav Yeshiva, sebuah lembaga kunci dari gerakan keagamaan nasional, yang didirikan oleh Rabbi Kook di Yerusalem. Ashkenazi termasuk di antara sedikit tokoh dalam Yudaisme Ortodoks yang relatif mengenal agama Kristen. Dia menyatakan bahwa selama 2.000 tahun Kekristenan mengklaim bahwa orang-orang Yahudi tidak memahami kitab suci mereka sendiri, bahwa mereka bukan lagi Israel pilihan dan bahwa mereka dihukum dengan pengasingan karena menyalibkan anak Tuhan. Tuduhan ini mengancam identitas diri orang Yahudi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut Ashkenazi, banyak hal berbalik setelah berdirinya Israel. Sekarang, agama Kristen yang menderita karena kehilangan identitas diri. Bukan mata orang Yahudi yang ditutupi oleh tabir yang mencegah mereka untuk memahami Perjanjian Lama; itu adalah orang Kristen yang buta dan tidak mengerti Perjanjian Baru. Penegakan kembali kedaulatan orang Yahudi membuktikan bahwa orang Yahudi benar dalam perselisihan mereka yang berkepanjangan dengan agama Kristen. Realisasi nubuatan tentang kembalinya ke Sion membuktikan bahwa penafsiran orang Yahudi terhadap Alkitab, bukan yang Kristen, adalah yang benar. Alih-alih orang Yahudi melayani sebagai "saksi iman" untuk pembenaran agama Kristen, Ashkenazi mengatakan, sekarang orang Kristen melayani sebagai saksi yang heran dengan kebangkitan orang Yahudi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian interpretasi baru tentang penciptaan Negara Israel berkembang. Bukan hanya "rumah nasional" seperti yang dimiliki orang lain, tetapi acara keagamaan yang dimaksudkan untuk menyangkal iman Kristen. Segalanya menjadi kacau balau, "dan waktunya telah tiba untuk membalikkan metode ini," tulis Manitou.</div> <div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUVnLLkVpB1Tg6rZ8nfC1jMx_8NVYZdF2lNG3rl2qsSc_weE764huPp7jlKAmNO_jITsOJYbziUFbwOKNqMuIEdRmtpL1KSKg4ilpQ408_MW4u6nTgSWPzBY2s5BlozALuNlXZpf20JOUD/s0/rabi+koko.jpg" style="display: block; padding: 1em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="1151" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUVnLLkVpB1Tg6rZ8nfC1jMx_8NVYZdF2lNG3rl2qsSc_weE764huPp7jlKAmNO_jITsOJYbziUFbwOKNqMuIEdRmtpL1KSKg4ilpQ408_MW4u6nTgSWPzBY2s5BlozALuNlXZpf20JOUD/s0/rabi+koko.jpg" /></a></div> <div style="text-align: justify;">Rabbi Kook</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Salah satu dari sekian banyak keutamaan buku Ben Johanan adalah pengamatannya yang mendalam tentang mosaik konseptual kedua agama, dan bagaimana gagasan agama baru berkembang di tengah pelestarian yang tak terputus dari koherensi dan keseimbangan batin totalitas pemikiran keagamaan. Berbeda dengan citra beku mereka, kedua agama bergerak dan bergeser tanpa henti dengan kesadaran penuh tentang diri mereka sendiri, keadaan historis dan ide-ide yang berseliweran di sekitar mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div>
<div style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: large;">'Acara alkitabiah'</span></b></div><div style="text-align: justify;">Banyak refleksi muncul di benak saya saat membaca buku ini, dan saya ingin menyajikan tiga di sini. Yang pertama adalah kemiripan yang tampak dan mengejutkan antara penafsiran sejarah yang dikemukakan oleh kalangan "Prancis", dan penafsiran para Bapa Gereja. Memang, doktrin Augustinian tampaknya menikmati kebangkitan di Mercaz Harav Yeshiva. Hampir pada saat yang sama dunia Katolik mundur dari teologi lama yang melihat dalam sejarah realisasi kemenangan Gereja atas Yudaisme - teologi yang sama itu, dalam bentuk sebaliknya, memperoleh kehidupan baru di antara para pengikut mesianisme Zionis Yahudi. Titik balik dalam Susunan Kristen terjadi pada tahun 1965; di komunitas Yahudi itu pada tahun 1967. Menurut Oury Cherki, salah satu rabi dari lingkaran itu, Perang Enam Hari harus diadakan dalam perhatian yang lebih tinggi daripada Perang Kemerdekaan. Itu adalah "peristiwa alkitabiah dalam segala arti kata." Sekarang giliran orang Yahudi untuk melihat sejarah sebagai menyadari kemenangan Yudaisme atas Gereja.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sayangnya, sementara Gereja bergerak maju dan menyerukan konsiliasi antaragama dan persaudaraan, lingkaran Ortodoks Yahudi menghidupkan kembali kontroversi lama dan mengklaim kemenangan. Rabbi Cherki bahkan mengharapkan orang-orang Kristen untuk percaya pada orang-orang Yahudi menggantikan Yesus, karena “Yahudi adalah yang ilahi”! Manitou menulis, "Secara bertahap orang-orang Kristen menemukan bahwa orang Yahudi tidak perlu menjadi Kristen tetapi orang Kristen perlu menjadi Yudai."</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Memang, mungkin menyenangkan untuk percaya bahwa musuh itu salah, tetapi apakah Yudaisme kontemporer ditakdirkan untuk mengulangi kesalahan yang dibuat oleh Kekristenan di masa lalu yang tidak terhormat? Daripada bercita-cita mengubah orang Kristen menjadi Yahudi dan menang dalam perselisihan agama, akan lebih baik bagi Yudaisme untuk berdamai dan menghormati agama-agama yang telah diciptakan oleh peradaban manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Sementara wacana Kristen bertujuan untuk konsiliasi, wacana Yahudi Ortodoks menanggapi agama Kristen dengan permusuhan yang tumbuh, yang terjadi sebelum Konsili Vatikan Kedua dan diperdalam setelahnya.</blockquote></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keterkaitan yang tidak disadari dengan pola pemikiran Kristen juga terlihat dalam konsepsi Yahudi Diaspora yang tidak memiliki rumah dan karenanya bersifat universal. Sedangkan di mata filsuf George Steiner dan Satmar Rebbe ini adalah Yahudi yang ideal, menurut doktrin Abraham Isaac Kook, Yahudi Diaspora tampil hampir seperti seorang Kristen. Putusnya hubungan praktis dari kehidupan politik membuatnya menjadi makhluk abstrak yang terasing, sama seperti agama Kristen yang lebih memilih untuk berpantang dari kehidupan material, perintah-perintah alkitabiah dan seksualitas, dan menjadi agama spiritualitas itu sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian, bahan baru - wilayah sakral - ditambahkan ke "negasi Diaspora" klasik Zionis. Slogan yang diadopsi oleh murid-murid Rabbi Kook, "Tanah Israel, orang Israel, Taurat Israel," menggantikan slogan Ramchal abad ke-18 (Rabbi Moshe Chaim Luzzatto), "Yang Kudus, Terpujilah Dia, Taurat, dan Israel adalah satu." Tuhan telah disingkirkan, tempatnya diambil alih oleh Tanah Israel, dan Taurat diturunkan ke tempat ketiga.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pendekatan agama-mesianik dari para pendukung ini juga memberikan dimensi baru pada perselisihan lama antara Kristen dan Yudaisme tentang nubuatan penebusan dan penghiburan yang diucapkan oleh para Nabi Ibrani. Kekristenan memandangnya sebagai nubuatan yang telah diwujudkan pada kedatangan Yesus dan dalam Kristenisasi Kekaisaran Romawi. Pemikiran Yahudi di Abad Pertengahan menganggapnya sebagai janji masa depan yang akan datang. Sekarang masa depan telah menjadi kenyataan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun orang dapat bertanya-tanya: Jika nubuatan penghancuran Bait Suci Pertama berhasil meramalkan penghancuran Yerusalem yang terjadi dekat dengan waktu mereka, dan jika nubuat pelipur lara mampu meramalkan peristiwa yang terjadi 2.500 tahun kemudian - mengapa tidak ada nabi yang meramalkan penghancuran Kuil Kedua? Dan bagaimana dengan pengasingan lama orang Yahudi, yang berlangsung selama 2.000, bukan 70, tahun, atau Shoah, bencana paling mengerikan yang pernah menimpa orang-orang Yahudi - mengapa hal itu tidak diramalkan oleh para nabi yang mengintip ke masa depan yang jauh? Setiap pembaca yang tidak bias dari nubuatan penghiburan memahami bahwa itu merujuk pada kembalinya ke Sion setelah satu-satunya peristiwa kehancuran pada tahun 586 SM yang diketahui oleh para nabi. Namun iman dan kenaifan sering kali saling terkait.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Refleksi kedua yang ditimbulkan oleh buku tersebut berkaitan dengan pekerjaannya yang hampir eksklusif dengan para rabi. Tetapi permusuhan terhadap agama Kristen juga ditemukan di antara para intelektual Ortodoks. Saya akan mencatat di sini sebagai contoh mencolok mendiang Yeshayahu Leibowitz, "imam besar" dari kiri liberal di Israel. Buku “I Wanted to Ask You, Professor Leibowitz” (Ibrani) berisi sepucuk surat yang ditulis profesor tersebut kepada David Flusser, yang adalah seorang profesor dari agama Kristen awal dan Yudaisme Bait Kedua, selama periode pengadilan Eichmann (di Yerusalem pada tahun 1961).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div> <div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisbrl9CsmCsta7itIv3_rRaHQA73NpE2vEyivbxYwkeq2CptNP6S68xpmtCPtrfYqTopaeFIeEkZG2SoU_dgz03bExBZJqQzsFGmsvdm0q-7K2ZR94l3DIwE4tdJiWO3BjofOt7e9Jaue4/s2048/nyetanyahu.jpg" style="display: block; padding: 1em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1315" height="auto" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisbrl9CsmCsta7itIv3_rRaHQA73NpE2vEyivbxYwkeq2CptNP6S68xpmtCPtrfYqTopaeFIeEkZG2SoU_dgz03bExBZJqQzsFGmsvdm0q-7K2ZR94l3DIwE4tdJiWO3BjofOt7e9Jaue4/s600/nyetanyahu.jpg" width="100%" /></a></div><div style="text-align: justify;">Prof Yeshayahu Leibowitz [Foto: Alex Levac]</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Flusser telah menyatakan kepuasannya bahwa Eichmann tidak bersedia mengambil sumpah atas salinan Perjanjian Baru di pengadilan. "Eichmann memisahkan dirinya dari Tuhannya Kristen dan dengan demikian melayani Kristen," tulis Flusser. Dia menambahkan harapannya bahwa ini "akan menjadi perubahan bersejarah bagi saudara-saudara Kristen saya untuk membersihkan hati nurani religius mereka dan akan memungkinkan Gereja untuk lebih dekat dengan Bapa kita bersama di surga."</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Leibowitz sangat marah atas upaya Flusser "untuk memurnikan hama [sheretz] agama Kristen dengan sejumlah alasan." Dalam pandangannya, itu adalah kebencian terhadap Yudaisme dan Yahudi yang telah melahirkan agama Kristen, dan “menemukan ekspresi yang sempurna dalam folio yang penuh dosa [dalam bahasa Ibrani avon, sinful, plus gelion, folio - permainan kata pada“ Evangelion ”] dan huruf-hurufnya dari orang murtad meskipun. "</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Leibowitz menggunakan bahasa kasar terhadap agama Kristen, menahan diri dari menyebut Paulus Penginjil dengan nama dan menyebutnya murtad "oleh meskipun," berbeda dengan narasi pertobatannya dari keyakinan yang dalam dan setelah Yesus diturunkan kepadanya. Kekristenan adalah "kekejian akan kehancuran," paganisme yang memalsukan simbol-simbol yang dipalsukan dari Yudaisme. "Kami mengutuk Kekristenan tiga kali setiap hari," tulis Leibowitz.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dia tidak berubah pikiran setelah Konsili Vatikan Kedua, melainkan berpegang teguh pada pandangannya bahwa Kekristenan adalah "paganisme". Dalam sebuah surat tahun 1987 kepada seorang koresponden yang tidak disebutkan namanya, dia menulis: “Kata-katamu membuatku curiga bahwa kamu adalah seorang murtad, dan aku tidak mau berdiskusi dengan orang murtad.” Meshumad , istilah Ibrani, adalah ungkapan yang merendahkan bagi seorang Yahudi yang telah bertobat. Leibowitz, misalnya, menyebut Heinrich Heine "tokoh paling hina dan keji dalam sejarah orang Yahudi." Dalam sebuah surat tahun 1975 ia menyebut meshumad sebagai "dibenci oleh orang-orang, pelanggar perjanjian, penghujat, penghujat dan kutukan Tuhan."</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sementara banyak lusinan siswa teologi, pendeta dan biarawan, Katolik dan Protestan, berduyun-duyun ke Yerusalem setiap tahun untuk mempelajari Yudaisme di sana, orang bahkan tidak dapat membayangkan sekolah-sekolah Israel mengajarkan Perjanjian Baru sebagai latar belakang tambahan untuk memahami Talmud.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada akhir kelas di Universitas Ibrani Yerusalem pada tahun 2000, di mana saya mengutip bagian-bagian dari Perjanjian Baru, seorang siswa mendekati saya dan bertanya apakah saya akan mengutip lebih banyak kutipan di kelas-kelas mendatang. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya akan memberinya dua jawaban. Yang pertama: ya. Kedua: Di semua 2.700 halaman Talmud Babilonia, hanya ada satu kutipan dari buku non-Yahudi, yaitu dari Perjanjian Baru (Babylonian Talmud Tractate Shabbat 116a-b). Apa yang diperbolehkan untuk Talmud diperbolehkan juga untuk seorang talmid (murid). Dia tidak pernah muncul di kelasku lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div>
<div style="text-align: justify;">Komentar terakhir mengacu pada sifat "Yudaisme" yang dengannya Gereja mencari rekonsiliasi. Seorang pembaca buku Ben Johanan mendapat kesan bahwa hampir semua langkah yang diambil oleh para teolog Kristen mengacu pada Yudaisme sebagai agama "Perjanjian Lama", yang mendahului agama Kristen. Hal ini menunjukkan bahwa dialog antara kedua agama tersebut masih dalam tahap awal, karena Yudaisme bukanlah agama dalam Alkitab tetapi agama Talmud, literatur kerabian, kabbala dan doa. Teologi Kristen masih melakukan dialog dengan dirinya sendiri - belum dengan Yudaisme yang ada paralel dengannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan latar belakang ini, penelitian akademis perintis di kedua sisi sangat menonjol. Selama generasi terakhir, para sarjana Yahudi dan Kristen di dunia akademis telah menunjukkan minat yang besar pada perkembangan paralel di kedua agama bahkan setelah jalan mereka terpisah. Universitas Ibrani telah mendirikan pusat studi agama Kristen, dan dengan paralelisme simbolik, Pusat Studi Yudaisme Kardinal Bea telah didirikan di Universitas Kepausan Gregorian Roma. Lusinan buku dan ratusan artikel yang diterbitkan selama beberapa dekade terakhir telah dikhususkan untuk membahas hubungan yang intim dan kompleks antara Yudaisme dan Kristen sepanjang sejarah. Buku Karma Ben Johanan sendiri merupakan tonggak penting dalam pembukaan akademik ini - yang menurut saya merupakan hasil langsung dari Konsili Vatikan II.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berkat empati yang ditunjukkan penulis terhadap subjeknya, produk akhir tidak hanya merupakan studi penelitian yang mencerahkan tetapi juga tantangan intelektual, budaya, dan politik. Ini adalah buku penting bagi orang Yahudi, secara terpisah, dan untuk orang Kristen, secara terpisah, dan juga untuk siapa saja yang untuknya cerita Yahudi-Kristen merupakan elemen penting dalam mendefinisikan identitasnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya akan menutup dengan kutipan dari epilog buku tersebut: "Tantangan pendirian Negara Israel terhadap Yudaisme serupa dengan yang diajukan oleh Kristenisasi kekaisaran kepada Kristen." Bagi saya, penulis juga berharap bahwa hasilnya akan berbeda. Buku itu membuktikan bahwa akademisi memiliki kemampuan untuk mendekatkan orang dan membawa perdamaian ke dunia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Rekonsiliasi dan Ketidakpuasannya: Ketegangan yang Tak Terselesaikan dalam Hubungan Yahudi-Kristen,” oleh Karma Ben Johanan. Tel Aviv University Press (Ibrani), 460 halaman, 98 syikal</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">[<a href="https://www.haaretz.com/life/books/.premium.MAGAZINE-we-curse-christianity-three-times-a-day-can-jews-and-christians-truly-reconcile-1.9072566" target="_blank">Israel Jacob Yuval</a> | Dipublikasikan pada 14.08.2020]</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i><blockquote>Profesor Emeritus Israel Jacob Yuval adalah pendiri dan direktur akademis dari Pusat Penelitian Mandel Scholion, dan mengepalai Sekolah Jack, Joseph dan Morton Mandel untuk Studi Lanjut dalam Humaniora di Universitas Ibrani. Bukunya "Two Nations in Your Womb: Perceptions of Jewish and Christians" (Magnes Press, 2000; dalam bahasa Ibrani) memenangkan Hadiah Bialik 2002 dalam Studi dan Sastra Yahudi.</blockquote></i></div><br /><div>Baca juga: <a href="/2016/03/kami-mengutuk-kekristenan-3kali-sehari.html" target="_blank">Kami Mengutuk Kekristenan 3Kali Sehari</a></div>Romo Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/01571217762418133149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-71720902260234991332020-09-03T00:59:00.001-07:002022-08-30T11:23:20.587-07:00Macam Macam Shalawat<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcis62jFd5MIzZ5eDqN-aUaEDInZPPDhWzAcVVyqwbOp7kOJ9I3xyDBFS_b_HWNX7Ym_CHDmopkgMbr9omSiR3e_G93IuQ0V2EhyrCXFEsvcSffY7YmDMEJZyitAvI61A1YbgIFlarSLk/s0/shalawat+nabi.jpg" style="display: block; padding: 0em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="468" data-original-width="720" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcis62jFd5MIzZ5eDqN-aUaEDInZPPDhWzAcVVyqwbOp7kOJ9I3xyDBFS_b_HWNX7Ym_CHDmopkgMbr9omSiR3e_G93IuQ0V2EhyrCXFEsvcSffY7YmDMEJZyitAvI61A1YbgIFlarSLk/s0/shalawat+nabi.jpg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL6plOVqwbWsJgDa7i8hq594W8yR2J9GlcJ3t35xUzC-iMQiV9EZ5K73md2Jekk-aIbg6lMC18NOp0wsO4No3D-2GCkmoWP8_tRE-Myu7Fj6qYorOJwCq1mCDh8zoa39_Kc_DOd6PlTaU/s1600/basmallah+pembuka.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="50" data-original-width="500" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL6plOVqwbWsJgDa7i8hq594W8yR2J9GlcJ3t35xUzC-iMQiV9EZ5K73md2Jekk-aIbg6lMC18NOp0wsO4No3D-2GCkmoWP8_tRE-Myu7Fj6qYorOJwCq1mCDh8zoa39_Kc_DOd6PlTaU/w320-h32/basmallah+pembuka.jpg" width="320" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;">Kapan saja, dalam situasi seperti apa saja, melantunkan shalawat artinya sama dengan menunjukkan ketaatan kepada Allah SWT dan wujud cinta kepada Nabi Muhammad SAW.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Membaca Shalawat merupakan bentuk ibadah kepada Allah SWT yang mengandung berbagai keistimewaan bagi yang mengamalkannya. Menariknya, menjadikan Shalawat sebagai amalan sehari-hari dapat mengubah kehidupan menjadi lebih berkah dan urusan menjadi lebih mudah. Hukum membaca Shalawat adalah sunnah muakkad. Namun sebagai salah satu rukun shalat bagi setiap Muslim, shalawat tentu wajib dan selalu dibaca pada tasyahud akhir.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><b>Pengertian Shalawat </b></span></div><div style="text-align: justify;">Secara bahasa, shalawat adalah bentuk jamak dari 'shala' yang berarti doa, keberkahan, kemuliaan, kesejahteraan, dan ibadah. Menurut istilahnya, shalawat adalah bentuk doa dan pujian untuk nabi sebagai ibadah kepada Allah SWT.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada tiga macam shalawat, yaitu:</div><div style="text-align: justify;"><ol><li>Shalawat dari Allah, </li><li>Shalawat dari malaikat, dan </li><li>Shalawat dari manusia. </li></ol></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pengertian shalawat menurut ulama: </div><div style="text-align: justify;"><ol><li>Shalawat dari Allah adalah pemberian rahmat dan kemuliaan, </li><li>Shalawat dari malaikat berarti memohonkan ampunan. </li><li>Shalawat dari umat manusia artinya adalah doa agar beliau (Nabi Muhammad SAW) dilimpahi rahmat dan kemuliaan dari Allah.</li></ol></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Macam-macam shalawat menjadi bagian dari amalan sehari-hari umat Islam. Dengan bershalawat sesering mungkin, seseorang akan memperoleh berbagai kebaikan dan keutamaan dalam hidupnya di dunia maupun di akhirat. Tidak hanya itu, mereka yang rajin bershalawat akan dikaruniai hati yang penuh dengan ketentraman.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><b>Dalil Shalawat</b></span></div><div style="text-align: justify;">Shalawat bukan permintaan Nabi Muhammad SAW kepada umatnya, akan tetapi merupakan perintah Allah Subhanahu Wata'ala kepada setiap Muslim. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah SWT berfirman, </div><div style="text-align: justify;"><i>“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”</i> (QS. Al Ahzab: 56)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>"Maka lakukanlah penghormatan dengan penghormatan yang lebih baik atau kembalikanlah penghormatan itu."</i> (QS. An Nisa: 86).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sedangkan di sisi lain, doa nabi Muhammad SAW merupakan syafaat, dan semua ulama sepakat bahwa doa-doa beliau tidak akan ditolak oleh Allah SWT. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nabi Muhammad SAW bersabda, </div><div style="text-align: justify;"><i>"Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian kuburan dan janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, bershalawatlah kepadaku karena sesungguhnya ucapan shalawat kalian akan sampai kepadaku di mana pun kalian berada."</i> [HR. Abu Daud No. 2044 dengan Sanad Hasan]</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>“Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala memiliki Malaikat-Malaikat yang terbang ke berbagai tempat di bumi menyampaikan kepadaku salam dari umatku.”</i> [Shahih HR Imam Ahmad]</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><b>Macam-Macam Shalawat </b></span></div><div style="text-align: justify;">Ada 6 macam shalawat, yakni; shalawat faith, shalawat nariyah, shalawat matsurah, shalawat mukafaah, shalawat ibrahimiyah, dan shalawat nur al-anwar. Setiap shalawat memiliki bacaannya masing-masing seperti berikut:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>1. Shalawat Fatih</b></div><div style="text-align: justify;"><i>Allahumma sholli ala sayyidina muhammaddinil fatihi lima ughliqo wal khotimi lima sabaqo, nashiril haqqi bil haqqi wal hadi ila shirotikal mustaqim wa ala alihi haqqo qodrihi wa miq darihil adzim.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Artinya: </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ya Allah limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta berkah kepada nabi Muhammad SAW, sebagai pemuka sesuatu yang terkunci, dan penutup sesuatu (para nabi) yang terdahulu, dialah penolong yang benar dengan membawa kebenaran serta petunjuk menuju jalan-Mu yang lurus. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada keluarga dan para sahabatnya dengan sebenar-benarnya dengan pangkat dan kedudukan yang agung.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>2. Shalawat Nariyah</b></div><div style="text-align: justify;"><i>Allaahumma sholli sholaatan kaamilatan wasallim salaamaan taamman alaa sayyidinaa muhammadinil ladzii tanhallu bihiluqodu watanfariju bihilkurobu watuqdhoo bihilhawaaiju watunaalu bihir roghooibu wahusnul khowaatimi wayustasqaal ghomaamu biwajhihilkariimi waalaa aalihii washohbihii fii kulli lamhatin wanafasin biadadi kulli maluumin laka.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Artinya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujan pun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>3. Shalawat Matsurah</b></div><div style="text-align: justify;"><i>Allaahumma sholli alaa muhammadin nabiyyil ummiyyi wa alaa aalihi wasallim.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Artinya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad yang tiada dapat membaca dan menulis (Ummy) dan semoga keselamatan tercurah kepada segenap keluarganya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>4. Shalawat Mukafaah</b></div><div style="text-align: justify;"><i>Allohumma sholli ala sayidina muhammadin wa ala alihi sayidina muhammad, sholatan maqbulatan tu,addi biha anna haqqohul adzim.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Artinya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ya Allah, limpahkanlah rahmat, salam dan berkah kepada junjungan kita Muhammad SAW yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang menjadi kekasih Allah SWT, yang luhur pangkatnya dan yang agung kemuliaannya, dan limpahkanlah pula atas keluarganya dan para sahabatnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>5. Shalawat Ibrahimiyah</b></div><div style="text-align: justify;"><i>Allahumma shalli alaa sayyidinaa muhammad waalaa aali sayyidinaa muhammadin kamaa shallaita alaa sayyidinaa ibraahiima waalaa aali sayyidinaa ibrahiia wabaarik alaa aali sayyidinaa muhammadin kamaa baarakta alaa sayyidinaa alaa sayyidinaa ibraahima wa alaa aali sayyidina ibraahima, fil aalamiina innaka hamiidun majiidun.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>
<div style="text-align: justify;">Artinya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ya Allah, berilah kasih sayang kepada junjungan kita nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberi kasih sayang-Mu kepada junjungan kita Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan berkatilah kepada junjungan kita nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberkati junjungan kita nabi Ibrahim dan keluarganya di antara makhluk makhluk-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>6. Shalawat Nur Al-Anwar</b></div><div style="text-align: justify;"><i>Allahumma Shalli Alaa Nuuril Anwaari Wasirril Asraari, Watiryaaqil Aghyaari Wamiftaahi Baabil Yasaari, Sayyidinaa Wamaulaana Muhammadinil Muhtaari Wa Aalihil Ath Haari Wa Ash Haabihil Ahyaari Adada Niamillaahi Wa Ifdhaalih.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Artinya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada cahaya dari segala cahaya, di balik tabir dari segenap rahasia, penawar sedih dan kebingungan, pembuka pintu kemudahan, yakni junjungan kami, Nabi Muhammad saw. yang terpilih, keluarganya yang suci, dan para sahabatnya yang mulia sebanyak hitungan nikmat Yang Mahakuasa dan karunia-Nya</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><b>Keutamaan dan Manfaat Membaca Shalawat </b></span></div><div style="text-align: justify;">Sebagai amalan ibadah yang dianjurkan, membaca shalawat tentu memiliki keutamaan dan banyak manfaat bagi umat muslim. Keutamaan dari shalawat banyak dijelaskan oleh hadis. Di antaranya apa yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad di dalam Musnadnya dari haditsnya Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>"Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sebanyak sepuluh kali, serta menghapus sepuluh kejelekannya." </i>[HR. Ahmad 19/57 no: 11998]</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berbagai berkah akan memancar dalam kehidupan umat muslim yang selalu mengamalkan shalawat dalam kehidupan sehari-hari. Di antara berbagai kebaikan serta keutamaan yang akan diperoleh para pecinta shalawat adalah:</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Melaksanakan perintah Allah SWT.</li><li>Meneladani Allah SWT yang bershalawat untuk nabi-Nya, walau jelas jauh berbeda antara shalawat kita, umat manusia, dengan shalawat Allah Ta'ala. Karena maksud shalawat manusia kepada nabi adalah do'a serta permohonan berkah sedangkan shalawat Allah SWT adalah memuji dan memuliakan nabi-Nya.</li><li>Bershalawat dapat mengangkat derajat dan menghapus kejelekan, sebagaimana telah dijelaskan dalam banyak hadits.</li><li>Mengharapkan terkabulkan do'a apabila di tutup dengan membaca shalawat. Di riwayatkan oleh Dailami di dalam kitabnya Musnad Firdausnya dari haditsnya Anas, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: "Setiap do'a terhalangi sampai sekiranya ia mau bershalawat kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam." HR Dailami no: 4754. Dan dinyatakan hasan oleh al-Albani dalam Silsilahnya 5/57 no: 2035.</li><li>Sebagai penutup kesedihan seorang hamba.</li><li>Bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW termasuk di antara hak dan kewajiban yang harus ditunaikan oleh umatnya sebagai balasan atas kebaikan yang mereka peroleh dari beliau.</li><li>Hidup akan diselimuti ketenangan jiwa serta manisnya iman dan taat dalam beribadah.</li><li>Doa menjadi lebih mudah terkabul apabila selalu diiringi dengan shalawat.</li><li>Disinari oleh pancaran cahaya iman, rahmat, dan keberkahan.</li><li>Kehidupannya akan diriingi oleh semangat yang tinggi dalam beribadah.</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wallahu a'lam bisyawwab - <a href="https://www.fimela.com/lifestyle/read/4334609/macam-macam-bacaan-shalawat-nabi-beserta-dalil-dan-keutamaannya-untuk-merayakan-tahun-baru-islam" target="_blank">Imelda Rahmah</a></div>Romo Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/01571217762418133149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-45510201113598161892020-08-25T23:53:00.303-07:002021-12-26T05:58:07.889-08:00Miskonsepsi Kisah Petualanga Nabi Ibrahim AS Mencari Tuhan<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhuF03Ej3uUX5nkueKzF5uMqkJczRDeY35rqnHHBr_wxfcZBxLQ7znyrZCcsGAW3LoA6xKTeFenF-laRoiU9KPpDLQDYcpTIJRnreal6RkmfMdbEZWhCePgDvaaWaeV1cRHLV9H744XbfzT16x6PbTjIW2VHsVPzP5g3ulaXtQp7RoQn04wCGgrZkAvWw=w1005-rw" style="display: block; padding: 0em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="600" data-original-width="1200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhuF03Ej3uUX5nkueKzF5uMqkJczRDeY35rqnHHBr_wxfcZBxLQ7znyrZCcsGAW3LoA6xKTeFenF-laRoiU9KPpDLQDYcpTIJRnreal6RkmfMdbEZWhCePgDvaaWaeV1cRHLV9H744XbfzT16x6PbTjIW2VHsVPzP5g3ulaXtQp7RoQn04wCGgrZkAvWw=w1005-rw" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">Al-Quran mengisahkan bagaimana pada suatu masa Nabi Ibrahim AS pernah melakukan petualangan mencari Tuhan, dan oleh sebagian orang -- termasuk oleh sebagian umat Islam sendiri -- kisah tsb dipahami secara keliru dengan asumsi bahwa Bapak Tauhid umat manusia tsb pernah Atheis, bahkan pernah Musyrik karena dianggap telah menuhankan Bintang, Bulan, dan Matahari yang dikiranya adalah Tuhan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat melihat Bulan di malam hari dan Matahari di siang hari, beliau mengira itulah Tuhannya. Namun, ketika tiba waktunya Bintang, Bulan, dan Matahari itu masing-masing meredup dan tenggelam di balik bumi, beliau merasa kecewa. Kecerdasannya mengatakan bahwa Tuhan tentu tidak pernah meredup, tenggelam atau kehilangan jatidiri-Nya. Kemudian beliau pun mulai berpikir bahwa benda-benda langit yang tadinya beliau pikir adalah Tuhan tsb tentu ada penciptanya. Karena itu beliau pun mulai mencari Tuhan yang diyakininya pasti lebih dahsyat daripada Bintang, Bulan, dan Matahari, hingga akhirnya menemukan Allah Subhanahu Wata'ala, Tuhan sejati pencipta Bintang, Bulan, dan Matahari yang kemudian diyakininya sebagai satu-satunya Tuhan yang benar, Tuhan yang tidak ada sesuatu pun yang menyamai-Nya!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun sebagaimana dipahami oleh sebagian orang, bahkan oleh sebagian intelektual, kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan tsb dianggap mengisyaratkan suatu keadaan di mana beliau beriman dengan cara lebih dahulu berpikir; <i>"siapa yang berhak untuk dijadikan sebagai Tuhannya"</i>. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal ini karena kisah Nabi Ibrahim AS mencari Tuhan mengillustrasikan seolah-olah beliau pernah tidak bertuhan -- atau kebingungan mencari Tuhan -- bahkan Musyrik karena "<i>melafadzkan</i>" ketuhanan Bintang, Bulan, dan Matahari.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kenyataan yang sebenarnya tidak demikian. Kisah Bapak Tauhid sekaligus Bapak Para Nabi tsb sesungguhnya mewariskan pelajaran penting bagi umat manusia tentang kemahakuasaan Allah Subhanahu Wata'ala.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Cermati dan pahamilah makna firman Allah berikut:</div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">وَكَذَٰلِكَ نُرِي إِبْرَاهِيمَ مَلَكُوتَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلِيَكُونَ مِنَ الْمُوقِنِينَ</span></div><div style="text-align: justify;"><i>“Dan demikianlah Kami memperlihatkan kepada Ibrahim kekuasaan (kami yang terdapat) di langit dan di bumi, dan agar dia termasuk orang-orang yang yakin.”</i> (QS Al-An'am:75)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَىٰ كَوْكَبًا ۖ قَالَ <span style="color: #cc0000;">هَٰذَا رَبِّي</span> ۖ فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَا أُحِبُّ الْآفِلِينَ</span></div><div style="text-align: justify;"><i>“Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, ''Inilah Tuhanku''. Maka, ketika bintang itu terbenam dia berkata, ''Aku tidak suka kepada yang terbenam.'' </i> (QS Al-An'am:76)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ <span style="color: #cc0000;">هَٰذَا رَبِّي</span> ۖ فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ</span></div><div style="text-align: justify;"><i>“Lalu, ketika dia melihat bulan terbit dia berkata, ''Inilah Tuhanku.'' Tetapi, ketika bulan itu terbenam dia berkata, ''Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.''</i> (QS Al-An'am:77)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ <span style="color: #cc0000;">هَٰذَا رَبِّي</span> هَٰذَا أَكْبَرُ ۖ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ</span></div><div style="text-align: justify;"><i>“Kemudian ketika dia melihat matahari terbit dia berkata, ''Inilah Tuhanku, ini lebih besar. Tetapi, ketika matahari terbenam, dia berkata, ''Wahai kaumku! Sungguh aku berlepas diri apa yang kamu persekutukan.'' </i>(QS Al-An'am:78)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا ۖ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ</span></div><div style="text-align: justify;"><i>“Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.” </i>(QS Al-An'am:79)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">وَحَاجَّهُ قَوْمُهُ ۚ قَالَ أَتُحَاجُّونِّي فِي اللَّهِ وَقَدْ هَدَانِ ۚ وَلَا أَخَافُ مَا تُشْرِكُونَ بِهِ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ رَبِّي شَيْئًا ۗ وَسِعَ رَبِّي كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا ۗ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ</span></div><div style="text-align: justify;"><i>“Dan kaumnya membantahnya. Dia (Ibrahim) berkata, ''Apakah kamu hendak membantahku tentang Allah, padahal Dia benar-benar telah memberi petunjuk kepadaku? Aku tidak takut kepada (malapetaka dari) apa yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali Tuhanku menghendaki sesuatu. Ilmu Tuhanku meliputi segala sesuatu. Tidakkah kamu dapat mengambil pelajaran?”</i> (QS Al-An'am:80)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam terjemahan ayat-ayat di atas, yang sangat perlu untuk digarisbawahi adalah kalimat ''Inilah Tuhanku" (<i><span style="color: #cc0000;">hadza Rabbi</span></i>). Kalimat itulah sumber kesalapahaman di antara umat manusia. Padahal, kata<i> <span style="color: #cc0000;">hadza rabbi</span></i> (inilah Tuhanku) bukan bermakna <i>ikhbar</i> (pernyataan), melainkan <i>istifham</i> atau <i>istifham taubikhi</i> (pertanyaan untuk menyangkal). Jadi, kalimat <i>''inilah Tuhanku''</i> semestinya ditulis dan dipahami sebagai <i>''inikah Tuhanku?''</i>. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Abu Hayyan al-Andalusi (W. 745H/1345M) menjelaskan perkara tsb dalam kitab tafsirnya An-Nahrul Mad:</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>'<i>'Perkataan Nabi Ibrahim, <b><span style="color: #cc0000;">hadza rabbi</span></b>, bukanlah pernyataan keyakinan bahwa bintang (zahrah), bulan (alqamar), dan matahari (alshams) adalah Tuhannya. Hal ini diibaratkan seperti ketika kalian melihat orang lemah yang tak mampu berdiri, lalu berkata <b><span style="color: #cc0000;">hadza nashiri</span></b>; inikah penolongku?''</i>.</blockquote></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><div>Jadi, benarkah nabi brahim AS pernah musyrik menuhankan Bintang, Bulan, dan Matahari?</div><div>Jawabnya, "<b>TIDAK!</b>" </div><div><br /></div><div>Allah punya cara tersendiri dalam memperkenalkan jatidiri-Nya kepada nabi Ibrahim AS seperti tersirat dalam QS. Al-An'am: 75 di atas. Dan pada gilirannya cara Allah tsb telah mengantarkan Bapak Tauhid seluruh umat manusia itu pada keyakinan tak tergoyah tentang Allah Subhananhu Wata'ala, satu-satunya Tuhan yang benar! </div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keyakinan itulah yang kemudian diwariskannya kepada umat Islam di seluruh dunia berdasarkan perintah Allah;</div><span style="font-size: large;"><div style="text-align: right;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَجَاهِدُوْا فِى اللّٰهِ حَقَّ جِهَادِهٖۗ هُوَ اجْتَبٰىكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِى الدِّيْنِ مِنْ حَرَجٍۗ مِلَّةَ اَبِيْكُمْ اِبْرٰهِيْمَۗ هُوَ سَمّٰىكُمُ الْمُسْلِمِيْنَ ەۙ مِنْ قَبْلُ وَفِيْ هٰذَا لِيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ شَهِيْدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِۖ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَاعْتَصِمُوْا بِاللّٰهِ ۗهُوَ مَوْلٰىكُمْۚ فَنِعْمَ الْمَوْلٰى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ ۔</div></span><div><div style="text-align: justify;"><i>"Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu, dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (Ikutilah) agama nenek moyangmu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kamu orang-orang muslim sejak dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Qur'an) ini, agar Rasul (Muhammad) itu menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Maka laksanakanlah salat; tunaikanlah zakat, dan berpegangteguhlah kepada Allah. Dialah Pelindungmu; Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong."</i> (QS. al-Hajj: 78).</div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">ثُمَّ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ أَنِ ٱتَّبِعۡ مِلَّةَ إِبۡرَٰهِيمَ حَنِيفٗاۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ</span></div><div style="text-align: justify;"><i>Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama Ibrahim, seorang yang hanif dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan”</i> (QS. an-Nahl: 123).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kewajiban mengikuti millah Ibrahim ini diberlakukan sebab ia merupakan manifestasi konkrit dari agama yang sebenarnya; <i>dinan qiyaman</i> (agama yang benar, yang lurus). Menyelisihi millah Ibrahim, berarti menyimpang dari kebenaran, dan umat Kristen berada dalam penyimpangan tersebut.</div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">قُلۡ إِنَّنِي هَدَىٰنِي رَبِّيٓ إِلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ دِينٗا قِيَمٗا مِّلَّةَ إِبۡرَٰهِيمَ حَنِيفٗاۚ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ</span></div><div style="text-align: justify;"><i>Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik”</i> (QS. al-An’am: 161).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Maha Benar Allah Dengan Segala Firman-Nya.</b></div><div style="text-align: justify;">Wallahu 'Alam Bisyawwab</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/15467516652433232148noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-87865296033918107172020-06-22T11:29:00.000-07:002021-10-05T08:08:41.992-07:00Ringkasan Biografi Nabi Isa Almasih Alayhisalam<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2YNTZKQsAcM1shyvRMhJ2dq1IA8DnbBE2Z_mfBwcBnGzGKsI1TaFQ8UxbA8CpfXOOKIxCoaxZuHlwWxI6p1x8EjqGGl2w6M6ffDKVbFQ5s2n8btdVrT0MJUk5oK7RUPRiEebPOK5inyL8/s0/isa+ibn.jpg" style="display: block; padding: 0em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="500" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2YNTZKQsAcM1shyvRMhJ2dq1IA8DnbBE2Z_mfBwcBnGzGKsI1TaFQ8UxbA8CpfXOOKIxCoaxZuHlwWxI6p1x8EjqGGl2w6M6ffDKVbFQ5s2n8btdVrT0MJUk5oK7RUPRiEebPOK5inyL8/s0/isa+ibn.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kisah Nabi Isa as adalah kisah yang tergolong lengkap diceritakan di dalam Al-Qur’an. Terutama mengenai wafat dan kedatangannya di dunia pada akhir zaman yang penuh tanda tanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagian berpendapat bahwa kematian yang terjadi pada Nabi Isa adalah kematian pada umumnya, disalib dan sebagian yang lain berpendapat bahwa jasad dan ruhnya diangkat oleh Allah (dalam keadaan hidup).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Begitu pula mengenai kedatangannya pada akhir zaman. Sebagian berpendapat Nabi Isa akan benar-benar muncul sebagai pertanda akan terjadinya kiamat, namun sebagian lainnya menyatakan bahwa bukan merupakan kepastian bahwa Nabi Isa akan muncul kembali, karena Nabi Muhammad telah dinobatkan sebagai penutup para Nabi dan Rasul.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kisah kelahiran Nabi Isa as ini digambarkan Allah swt. dengan indah di dalam Alquran, yakni QS Maryam:16 sampai dengan 40. Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan bagaimana situasi kelahiran Nabi Isa as, dan ketika ibunya, Maryam, dengan tabah dan sabar menghadapi kaumnya yang menuduh serta menghina dengan kehadiran bayinya itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam artikel kali ini, akan diceritakan secara lengkap mengenai kisah Nabi Isa as seperti yang tercantum dalam kitab suci Al-Qur'an.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kisah Nabi Isa AS</b></div><div style="text-align: justify;">Di dalam kitab suci Al-Quran Nabi Isa disebut dengan nama ‘Isa dengan gelar al-Masih dan Ibnu Maryam. Kapasitasnya ialah sebagai hamba dan Rasul Allah, kalimat Allah yang disampaikan kepada Maryam, dan bagian dari Ruh-Nya. Ia lahir tanpa seorang bapak dan merupakan Nabi yang diberikan mukjizat yang tidak dimiliki oleh nabi lainnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nabi Isa as memiliki kesalehan dan ketauhidan yang sangat kuat. Dalam Al-quran Allah SWT menanyakan ketauhidan kepada Nabi Isa as apakah ia mengaku sebagai Tuhan, lalu Nabi Isa as menjawab ia tidak mengaku dan menyuruh umatnya untuk menyembahnya melainkan menyuruh hanya untuk menyembah kepada Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kisah kelahiran Nabi Isa as. ini digambarkan dalam QS Maryam:16 sampai dengan 40. Adapun ayat tersebut adalah sebelum lahir Nabi Isa as terjadi peristiwa-peristiwa ganjil yang dialami oleh ibunya yakni Maryam. Di antara peristiwa itu adalah ketika Maryam menyendiri, tiba-tiba datang malaikat Jibril menyerupai manusia, kisah ini diceritakan Allah dalam firman-Nya,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; line-height: 16px;"><i>"Dan Ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Alquran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur. Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, Maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna." (</i></span>QS Maryam: 16)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Malaikat Jibril datang untuk mengabarkan kepada Maryam bahwa ia akan dianugerahkan kepadanya seorang anak laki-laki yang suci, hal ini disebutkan dalam firman Allah,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; line-height: 1em;"><i>Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci."</i></span> (QS Maryam:19)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Peristiwa Kelahiran Nabi Isa</b></div><div style="text-align: justify;">Semakin hari, usia kandungan Maryam semakin membesar sehingga telah tiba waktunya Maryam melahirkan seorang anak. Dengan rasa sakit, ia memaksakan diri untuk bersandar ke pangkal pohon kurma. Hal ini digambarkan dalam firman Allah,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; line-height: 1em;"><i>"Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, Dia berkata: "Aduhai, Alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan."</i></span> (QS Maryam:23)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ayat ini menggambarkan bahwa Maryam merasa malu kepada orang lain dengan apa yang telah terjadi kepadanya, karena ia khawatir bencana serta kesedihan akan ia terima setelah melahirkan anak tanpa ayah. Ditambah lagi kesukaran baru, yaitu ia memerlukan air untuk memandikan anaknya, serta memerlukan makanan. Maryam pun merasa semakin sedih.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Melihat kondisi tersebut, Allah mengutus malikat Jibril untuk menghibur Maryam, sehingga ia tidak lagi merasa sedih dengan takdir yang Allah berikan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah berfirman;</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><i>"Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, Sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu."</i></span> (QS Maryam:24) </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jibril menyampaikan pesan dari Allah SWT agar janganlah Maryam bersedih hati bersusah pikiran, karena Allah telah menyediakan air yaitu sebuah anak sungai yang kecil dan airnya jernih. Kemudian ia disuruh untuk menggoyangkan pohon kurma agar ia dan anaknya dapat memakan dan melanjutkan hidup mereka. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah berfirman;</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><i>"Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. jika kamu melihat seorang manusia, Maka Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha pemurah, Maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini."</i></span> (QS Maryam:26)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Cercaan yang Diterima Maryam Dari Kaumnya</b></div><div style="text-align: justify;">Maryam diperintahkan agar ia tidak terlalu memikirkan apa yang telah terjadi, ia diperintahkan makan dan minum atas apa yang Allah swt. anugerahkan kepadanya, dan mengusir kesedihannya, karena Allah swt. telah mensucikan masa depannya, dan membersihkan pencemaran nama baik yang dituduhkan oleh kaumnya terhadap dirinya. Sehingga mereka yakin dan mengakui bahwa Maryam adalah sosok yang suci lagi bersih dari sifat-sifat yang tercela. Kemudian Maryam membawa Isa as anaknya kepada kaumnya sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><i>"Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar."</i></span> (QS Maryam:27) </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mendengar cercaan serta hinaan dari kaumnya, Maryam menunjuk kepada bayinya agar mereka sendiri yang menanyakan hal tersebut kepada anaknya. Mereka pun murka kepada Maryam karena menyangka Maryam mengejek dan mempermainkan mereka. Hal tersebut dalam firman Allah, </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><i>"Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. mereka berkata: "Bagaimana Kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?" Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi, Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka."</i></span> (QS Maryam:29-32)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Misi Nabi Isa Sebagai Nabi dan Rasul Allah SWT</b></div><div style="text-align: justify;">Setiap nabi diutus oleh Allah swt. memiliki tujuan atau misi dalam berdakwah. Adapun misi dakwah seorang nabi sesuai dengan situasi dan kondisi umatnya. Nabi Isa as adalah nabi yang melanjutkan risalah kenabian sebelumnya, yakni risalah Nabi Musa as.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah berfirman,</div><div style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: times;">"Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, Yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."</span></i> (QS Al-Shaf: 6)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sejak usia enam tahun, Nabi Isa sudah memasuki perguruan Taurat. Ia memahami hukum Taurat lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Pada usia 12 tahun, dia bertanya jawab soal Taurat dengan orang-orang Yahudi yang jauh lebih tua, baik soal hukum sampai soal ketuhanan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah Nabi Isa as berumur 30 tahun, Malaikat Jibril datang sebagai utusan Allah swt. untuk mengangkat Isa menjadi Rasul Allah, menyambung pelajaran yang pernah diajarkan rasul-rasul sebelumnya dan memberi kabar kepada manusia tentang kedatangan seorang nabi terakhir yakni Nabi Muhammad SAW.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Alquran tidak dijelaskan kapan Nabi Isa as diangkat menjadi nabi, dan di mana tempatnya. Akan tetapi, perintah kenabian Nabi Isa as dikenal sejak ia lahir dan sejak ia berbicara kepada Bani Israil ketika masih dalam buaian. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah berfirman;</div><div style="text-align: justify;"><i>Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi."</i> (QS Maryam:30)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Mengabarkan Kedatangan Nabi Muhammad SAW</b></div><div style="text-align: justify;">Salah satu tujuan Nabi Isa as yakni memberitakan bahwa dikemudian hari akan diutus oleh Allah SWT seorang rasul, yakni Nabi Muhammad SAW yang dibekali sebuah Kitab Suci (Al-quran) yang berisi ajaran-ajaran Allah swt. yang membenarkan kitab-kitab suci sebelumnya yang akan disampaikan kepada manusia. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah berfirman;</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><i>"Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, Yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."</i></span> (QS As-Shaf:4)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nabi Isa semakin berani mengoreksi para ulama Yahudi yang dianggap menyeleweng dalam ajaran Taurat. Dalam berdakwa Nabi Isa as terkenal sebagai seseorang yang sering berkelana (berpindah-pindah) tempat untuk membawa kabar gembira akan keselamatan. Di perjalanan Nabi Isa as melarang pengikutnya membawa tongkat, bekal, uang dan senjata.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Nabi Isa Menyiarkan Agama yang Benar dan Meluruskan Penyelewengan</b></div><div style="text-align: justify;">Misi Nabi Isa as dalam berdakwah adalah menyiarkan agama yang benar, membongkar akan kesalahan dan kesesatan pendeta Yahudi yan telah jauh menyimpang dari ajaran Nabi Musa as yang sebenarnya. Bahkan terbukti kepada Nabi Isa as bahwa mereka telah lupa dengan ajaran-ajaran yang diberikan Nabi Musa dalam kitab suci Taurat. Sudah banyak pula yang tidak kenal kepada Allah SWT, Nabi Isa as menyampaikan kehadirannya memerintahkan untuk menyembah Allah SWT Hal tersebut diungkap dalam berfirman Allah,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"Dan tatkala Isa datang membawa keterangan Dia berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat10 dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada) ku". Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu Maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus." (QS Az-Zukhruf: 63-64)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b>Mukjizat Nabi Isa Alaihis Salam</b></div><div style="text-align: justify;">Mukjizat yang dimiliki para nabi sebagai pemberian dari Allah SWT untuk menghadapi para penentangnya, dan memperlihatkan kebenaran kerasulan serta kenabiannya, sehingga ajaran yang dibawanya dapat diterima umat manusia, baik pada masa nabi maupun sesudahnya. Adapun mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Isa as yaitu;</div><div style="text-align: justify;"><ol><li>Dapat berbicara semasa masih dalam buaian.</li></ol></div><div style="text-align: justify;">Hal ini terjadi ketika ibunya datang kepada kaumnya dan mereka menuduh Maryam berzina, kemudian Nabi Isa as. berbicara yang pada saat itu masih dalam buaian. Inilah mukjizat Nabi Isa as. yang tampak pertama kali. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><i>"Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi, Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup."</i></span> (QS Maryam: 30-31) </div><div style="text-align: justify;"><ol start="2"><li>Menghidupkan burung yang terbuat dari tanah liat</li><li>Menyembuhkan orang sakit dan mengembalikan penglihatan orang buta.</li><li>Menghidupkan orang mati.</li><li>Berjalan di permukaan air seperti dikisahkan oleh Al-Tsalabi. Mukjizat ini tidak diceritakan dalam Al-Quran.</li><li>Dapat memberitahu manusia tentang apa yang mereka makan dan apa yang mereka simpan di rumahnya.</li><li>Mengukuhkan dengan sebutan roh kudus (roh suci). </li></ol></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">[Sumber: <a href="https://www.merdeka.com/jatim/kisah-nabi-isa-alaihis-salam-menurut-kitab-suci-al-quran-kln.html?page=all" target="_blank">merdeka.com</a> | edl]</div>Romo Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/01571217762418133149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-39052174951347017762020-04-14T12:15:00.000-07:002021-12-09T17:48:26.283-08:00Selayang Pandang Puasa Ayyamul Bidh <div class="separator" style="clear: both;display:none;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirN9noLrqa2TXI6PihIrraJiSO1SACZfcvP7dT4bzC0Qq7BtnzB_f9izWaxaiqpudrSBy_lqqgmj4W9eAuhbyHoY8Q1wUSlOEccNBZS_NI0MMEF578l96ymzrf5ov63aPSJf2GCSi5evQ/s0/ayyamul+bidh.jpg" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" data-original-height="270" data-original-width="540" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirN9noLrqa2TXI6PihIrraJiSO1SACZfcvP7dT4bzC0Qq7BtnzB_f9izWaxaiqpudrSBy_lqqgmj4W9eAuhbyHoY8Q1wUSlOEccNBZS_NI0MMEF578l96ymzrf5ov63aPSJf2GCSi5evQ/s0/ayyamul+bidh.jpg"/></a></div><div style="text-align: justify;">PUASA AYYAMUL BIDH adalah puasa sunnah pada pertengahan bulan hijriah. Puasa ini dilakukan pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan-bulan Islam. Puasa ini disunnahkan dan nilainya terhitung seperti puasa tahunan. Hal ini disebabkan amal shalih dalam Islam diganjar sepuluh kali lipat. </div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Puasa sehari diganjar seperti puasa sepuluh hari. Sehingga barang siapa berpuasa tiga hari setiap bulannya, terhitung berpuasa setahun penuh. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagai contoh, berdasarkan kalender tahun 1442 Hijriah, tanggal 1-12 Februari 2021 masuk dalam bulan Jumadil Akhir dan tanggal 13-28 Februari masuk bulan Rajab. Sehingga pelaksanaan puasa sunnah Ayyamul Bidh saat ini pada tanggal 25, 26, dan 27 Februari 2021 atau 13, 14, dan 15 Rajab 1442 H.</div><br style="background-color: #f8f8f8; box-sizing: border-box; color: #2a2a2a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;" /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4gXFhetOfiGX-wyYDo4teX6Hp3ko5DO6UJ6U5Pp6OkXp4TIRzu0Weu0am5EzWsm3_vDXJ6Ja-9emrOAsVlfrJLJ0k9VR8p-P83AtqOmdA4yeTzVefjFWnvdCAlA1C5mYWrZ6p4ieqcKE/s415/hr+bukhari.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="415" data-original-width="300" height="280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4gXFhetOfiGX-wyYDo4teX6Hp3ko5DO6UJ6U5Pp6OkXp4TIRzu0Weu0am5EzWsm3_vDXJ6Ja-9emrOAsVlfrJLJ0k9VR8p-P83AtqOmdA4yeTzVefjFWnvdCAlA1C5mYWrZ6p4ieqcKE/s320/hr+bukhari.jpg" /></a>Dalam hadits riwayat HR. Bukhari-Muslim, Rasulullah Muhammad bersabda, </div><div style="text-align: justify;"><i>"cukup bagimu berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulan, sebab kamu akan menerima sepuluh kali lipat pada setiap kebaikan yang kau lakukan. Karena itu, maka puasa ayyamul bidh sama dengan berpuasa setahun penuh."</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kitab<a href="https://kitabpdf.warisansalaf.com/download/syarah-shahih-al-bukhari-umdatul-qori-al-aini/" target="_blank"> Umdatul Qari`Syarhu Shahihil</a> Bukhari memuat sebab puasa di tengah bulan ini disebut puasa ayyamul bidh. Hal ini berkaitan dengan kisah Nabi Adam ketika diturunkan ke bumi dan seluruh tubuhnya terbakar oleh matahari sehingga menjadi hitam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian Allah memberikan wahyu kepadanya untuk berpuasa selama tiga hari, yakni di tanggal 13, 14, 15. Ketika berpuasa pada hari pertama, sepertiga tubuh Nabi Adam menjadi putih. Puasa hari kedua, sepertiganya lagi menjadi putih. Dan setelah puasa di hari ketiga, sepertiga sisanya menjadi putih.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pendapat lain menyatakan dinamakan puasa ayyamul bidh karena pada malam-malam tersebut bulan bersinar terang atau bulan purnama. Maka pada siang hari kondisi bumi tetap terang karena sinar matahari dan di malam hari juga terang karena sinar bulan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagi yang belum pernah, tapi berniat mulai menjalankan puasa Ayamul Bidh, niatnya adalah:</div><div><i>Nawaitu shauma ayyaamal bidh sunnatan lillaahi Ta'ala. <br />"Saya niat puasa pada hari-hari putih, sunah karena Allah ta'ala."<br style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;" /></i><br style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;" />Semoga ber,manfaat!</div><div><br /></div><div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div></div>Romo Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/01571217762418133149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-69751942355844406032020-03-13T14:41:00.003-07:002022-07-30T12:11:01.636-07:00Benarkah Nabi Muhammad SAW Lahir 4 Tahun Setelah Ayahnya Wafat?<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcA9DDGK3FU7OES3W7rxjl9GVxy5LmB9mgGbsceei76z0GLwfZyk70Vk0xuhffNiNG1B1XwcDUV1kLUtDm3e-TAOmxaLv7vAYLiaTnpeBph_W7H8YFlxq2SRN3zslbDefTKE0JTbGe-awzs11eNBgpkD101pJD7AClyS8kP64MKaquIIGriKj5dudb/s1600/ibu%20nabi.jpg" style="display: block; padding: 1em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="962" data-original-width="1138" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcA9DDGK3FU7OES3W7rxjl9GVxy5LmB9mgGbsceei76z0GLwfZyk70Vk0xuhffNiNG1B1XwcDUV1kLUtDm3e-TAOmxaLv7vAYLiaTnpeBph_W7H8YFlxq2SRN3zslbDefTKE0JTbGe-awzs11eNBgpkD101pJD7AClyS8kP64MKaquIIGriKj5dudb/s1600/ibu%20nabi.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;"><b style="font-family: Roboto; font-size: large;">Dari Mana Datangnya Cerita Aneh Ini?</b></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Salahsatu kitab tafsir Islam yang kurang terpercaya adalah karya Sa'ad. Pada masanya dulu, guru biasa menyampaikan pesan langsung kepada muridnya. Guru Sa'ad adalah Waqidi. Seorang yang sangat dipertanyakan integritasnya. Sedangkan di sisi lain, dalam banyak perkara menyangkut akidah, mayoritas Islam Sunni umumnya merujuk pada penjelasan-penjelasan teruji dari 4 imam besar, yakni Imam Hanafi, Imam Hambali, Imam Syafi'i dan Imam Malik. Adapun tentang Waqidi, Imam Syafii menyatakan; </span><i style="font-family: Roboto;">"semua kitab al-Waqidi adalah dusta!"</i></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Lalu, bersumber dari mana sebetulnya kebohongan cerita aneh ini?</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><b>Sumber Pertama</b>: Dalam bukunya, Sa'ad menulis bahwa gurunya, <b>Waqidi, mengabarkan kepadanya bahwa kakek Nabi Muhammad SAW, Abdul Muthalib, menikah dengan Hala (ibu dari Hamzah, paman Nabi Muhammad SAW) pada hari yang sama ketika putranya Abdullah menikah dengan Aminah (ibu Nabi Muhammad SAW)</b>. Beberapa hari setelah permikahannya, Abdullah meninggalkan istrinya untuk sebuah perjalanan niaga ke negeri Syam. Tapi kemudian wafat dalam perjalanan dan tidak pernah kembali.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><b>Sumber kedua</b>: Dalam tulisan lain, disebutkan bahwa usia Hamzah 2 s.d 4 tahun lebih tua dari usia Nabi Muhammad SAW.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Jadi, dengan menggabungkan </span><span style="font-family: Roboto;">catatan dari dua sumber di atas, </span><span style="font-family: Roboto;">para pengarang cerita aneh ini pun kemudian menyimpulkan;</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><blockquote><b>Jika Abdul Muthalib dan Abdullah menikah pada hari yang sama, dan Hamzah 4 tahun lebih tua dari Muhammad, sedangkan ayah Muhammad, Abdullah, meninggal beberapa hari setelah menikah, maka Muhammad lahir 4 tahun setelah kematian ayahnya.</b></blockquote></span></div><div style="text-align: justify;"><b style="font-family: Roboto;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></b></div><div style="text-align: justify;"><b style="font-family: Roboto;"><span style="font-size: medium;">Sumber Terpercaya</span></b></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Abdul Muthalib dan Abdullah tidak menikah pada hari yang sama. Apa yang dikabarkan oleh Waqidi kepada Sa'ad sebenarnya merupakan hasil imajinasinya sendiri. Dan jika ada yang bertanya, kenapa kita tidak dapat menerima keterangannya? </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><b><br /></b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Jawabnya adalah,<b> Karena dalam literatur Islam, setiap informasi tentang Nabi Muhammad SAW dan para sahabat harus disampaikan secara bersanad di mana nama semua perawi yang berasal dari zaman Nabi harus diketahui. Sedangkan Waqidi yang lahir 200 tahun setelah Nabi Muhammad SAW mengabarkan cerita tsb secara independen tanpa menyebutkan satu nama pun yang menjadi sumber informasinya.</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><b>Bagaimana cerita yang sebenarnya? </b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Riwayat dengan sanad (rantai narasi) lengkap dari Ibn Abbas dicatat oleh Ibn Katheer dalam bukunya, “Al Bidaya Wan Nihaya (Awal dan Akhir)” volume 2. Bab “Kehidupan Para Nabi Dan Rasul”</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><a href="https://kisslibrary.net/book/671A51CA565E61FF1501?utm_source=ps12&utm_medium=kuygvra.tk&utm_campaign=fnom&x=3436116" target="_blank">Ebook harga Terjangkau</a> (tautan non-streaming)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><a href="https://archive.org/stream/AlSiraAlNabawiyyaVol4IbnKatheer/Al-Sira%20al-Nabawiyya%20Vol%201%20ibn%20katheer%20English_djvu.txt" target="_blank">Teks lengkap "Al Sira Al Nabawiyya Vol 4 Ibn Katheer"</a> (tautan streaming. Cari kata kunci “hala” untuk menemukan ceritanya).</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><i>Suatu ketika Abdul Mutralib pergi ke Yaman. Seorang imam dari golongan ahlikitab menemukan tanda di dalam dirinya. Dia mengatakan kepadanya, seorang nabi akan datang dari garis keturunannya dengan suku Bani Zuhra. Imam tsb bertanya apakah Abdul Muthalib tinggal bersama istrinya? Dia menjawab "Tidak." (istri sebelumnya sudah wafat). Sang Imam kemudian berkata, "Pergi dan menikahlah dengan wanita dari suku Bani Zuhra". Abdul Muthalib kemudian kembali dan menikahi <b>Hala</b> dari Banu Zuhra. Kemudian anak mereka lahir, yaitu Safiya dan Hamzah (2–4 tahun sebelum Nabi Muhammad SAW lahir). Beberapa waktu kemudian Abdullah (ayah nabi Muhammad) menikah pula dengan <b>Aminah</b> dari suku Bani Zuhra yang sama. Dari pernikahan ini Nabi Muhammad SAW lahir, sekitar 2 s.d 4 tahun setelah kelahiran Hamzah. Demikianlah ramalan imam Ahlikitab tentang Bani Zuhra menjadi kenyataan.</i></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Kisah ini juga terekam dalam kitab Imam Nuaim “Dalaliyun Nabuyyat”. Jadi, tidak ada keraguan tentangnya. Hal itu juga dibenarkan oleh anggota keluarga.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Mengapa Waqidi berdusta tentang waktu pernikahan Abdul Muthalib dan Abdullah yang disebutnya pada hari yang sama? </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Waqidi mendengar cerita bahwa Aminah lebih cantik dari Hala sedangkan keduanya berasal dari suku yang sama. Setelah pernikahan Abdullah dengan Aminah, orang-orang mulai berkomentar, Abdullah lebih beruntung dibandingkan dengan ayahnya, sehingga Waqidi pun berasumsi, <b>jika kedua istri dari ayah dan anak tsb dibandingkan-bandingkan orang, pasti mereka menikah pada hari yang sama.</b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvfi1bRsCpALY5WWkKmmWMc_9o6VR4hedxKMPZDYYwBe8cxDVdSDgTVpDlXRO656ngoMB1MsTNNnxOkTo9jtj9H0T-Gtg0m73aPe_4SL4i_rAxwiYPuO5voVQMZ_kaUMz_SOgRafUB_wGqsK3pRCwpYbbPcCRbjI6Zvw94fTY1aBM2iOV1xEnydcnb/s1600/kakek%20nabi.jpg" style="display: block; padding: 1em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="450" data-original-width="795" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvfi1bRsCpALY5WWkKmmWMc_9o6VR4hedxKMPZDYYwBe8cxDVdSDgTVpDlXRO656ngoMB1MsTNNnxOkTo9jtj9H0T-Gtg0m73aPe_4SL4i_rAxwiYPuO5voVQMZ_kaUMz_SOgRafUB_wGqsK3pRCwpYbbPcCRbjI6Zvw94fTY1aBM2iOV1xEnydcnb/s1600/kakek%20nabi.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Dari sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW, kita tahu Abdul Muthalib yang sangat bersukacita menyembelih belasan hewan dan mengadakan pesta untuk merayakan kelahiran cucunya, <b>Muhammad ibn Abdullah Ibn Abdul Muthalib.</b> </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Sejak saat itu dan sepanjang hidupnya, sejarah mencatat Abdul Muthalib adalah kakek yang sangat menyayangi dan melindungi Nabi Muhammad SAW di tengah-tengah kaumnya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Apakah menurut anda hal itu normal dilakukan oleh seorang bangsawan terhormat suku Quraiys jika kelahiran cucunya dipertanyakan?</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Lalu, bagaimana kita dapat memastikan bahwa cerita aneh di atas tidak benar?</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Salah satu bukti otentik adalah hadits shahih yang menyatakan Nabi Muhammad SAW dan Hamza, pamannya, adalah "saudara sesusuan". Artinya, keduanya disusui oleh ibu yang sama.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><i><br /></i></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><i>Sayidina Ali bertanya, "Akankah anda menikahi putri Hamza?" Nabi Muhammad SAW menjawab, "dia adalah putri dari saudara sesusuanku."</i> [<a href="https://www.prophetmuhammad.com/bukhari/425" target="_blank">Shahih Bukhari 4251</a>]</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">Ini menjelaskan dengan sendirinya bahwa usia Nabi Muhammad SAW dan Hamza hanya terpaut beberapa bulan saja, atau paling banyak, kurang dari satu tahun.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;">[Gus Mendem | Menjawab Fitnah]</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Roboto;"><br /></span></div>Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/15467516652433232148noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-61413117647665013532020-03-12T12:14:00.000-07:002021-12-09T17:48:26.610-08:00Riwayat Puasa Para Nabi <div class="separator" style="clear: both;display:none;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBaMAdknk4t2vgEj5aF-e8oCNMoWF7MD9SDsg01SbvlSRPHFAwltu8HuEWLyJV-gc71pT2r_hq2QjD1Nk1JUT6PKY6wYWCiy4ACO8CcJxkDv93yPSo4wKn4mtiavSHonbWIH6a7VZTnAE/s0/onta+baris.jpg" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" data-original-height="162" data-original-width="311" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBaMAdknk4t2vgEj5aF-e8oCNMoWF7MD9SDsg01SbvlSRPHFAwltu8HuEWLyJV-gc71pT2r_hq2QjD1Nk1JUT6PKY6wYWCiy4ACO8CcJxkDv93yPSo4wKn4mtiavSHonbWIH6a7VZTnAE/s0/onta+baris.jpg"/></a></div><div style="text-align: justify;"><i>“Bukankah Aku ini Tuhanmu?”</i></div><div style="text-align: justify;"><i>“Benar, kami mengakui Engkau Tuhan kami.”</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhs7_PjAD5XqCBlbOjE9QpiJ8fyraFGNUCXLoaQYrsaeUti2OFNQQQ4gxaBxczKYTy6x-Mn6WT9ALwGnnI0nNCWz_LimQMYcBu_T8R5NOL1YvxYgtA7eAP3OC9Tl5Jg5NbPN73oA78U5uY/s268/mutaali.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="268" data-original-width="258" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhs7_PjAD5XqCBlbOjE9QpiJ8fyraFGNUCXLoaQYrsaeUti2OFNQQQ4gxaBxczKYTy6x-Mn6WT9ALwGnnI0nNCWz_LimQMYcBu_T8R5NOL1YvxYgtA7eAP3OC9Tl5Jg5NbPN73oA78U5uY/s0/mutaali.jpg" height="230" width="240" /></a>Pengakuan akan ketuhanan Allah SWT tersebut terlontar dari mata, kepala, tangan, dan anggota tubuh manusia lainnya. Kisah ini termuat dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 172 yang menceritakan tentang dialog Tuhan, sang Pencipta, dengan calon manusia sebagai makhluk ciptaannya. Peristiwa ini disebut juga sebagai perjanjian primordial.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kala itu, meski seluruh anggota tubuh manusia mengakui ketuhanan Allah, tidak demikian dengan hawa nafsu—yang juga menjadi bagian lekat dari manusia. Ia sangat sulit mengakui Allah sebagai Tuhan, dan merupakan yang terakhir berucap syahadat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>“Wahai nafsu, Tahukah engkau siapa dirimu (dan) siapa Aku?”</i></div><div style="text-align: justify;"><i>“Aku adalah aku, Engkau adalah Engkau.”</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mendengar jawaban tersebut, menurut mubalig <a href="https://scholar.google.co.id/citations?user=otaEa38AAAAJ&hl=id" target="_blank">Abdul Muta’ali</a>, Allah langsung meminta malaikat mencambuk hawa nafsu supaya lekas bertauhid—mengakui keesaan Allah SWT. Namun, hawa nafsu tetap pada pendiriannya tidak mau mengakui ketuhanan Allah SWT. Ketika kemudian ia dibakar, hawa nafsu tetap membangkang. Hingga akhirnya Allah meminta malaikat membuat hawa nafsu berpuasa. Maka, hawa nafsu dihajar dengan rasa lapar dan dahaga dalam waktu lama. Dalam Al Futuhat Al Makiyyah karya Ibnu Arabi, ahli tasawuf Andalusia (Spanyol), nafsu dimasukkan ke dalam lautan lapar selama seribu tahun.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Strategi tersebut nyatanya berhasil. Jawaban hawa nafsu pun berubah. <i>“Engkau Tuhanku dan aku hamba-Mu yang lemah.”</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kisah perjanjian primordial tersebut, menurut Muta’ali, merupakan sejarah paling fundamental perihal berpuasa sebelum manusia menghuni bumi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Jadi puasa adalah strategi Tuhan tentang bagaimana nafsu kita bisa ditaklukkan. (Supaya) nafsu kita mengakui ketuhanan Allah SWT,” kata Muta’ali yang juga Wakil Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia kepada <a href="https://kumparan.com/kumparannews/riwayat-puasa-para-nabi-1tJFBBkPm4D/full" target="_blank">Kumparan</a>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah SWT pertama kali memberi perintah puasa kepada Nabi Adam setelah ia diusir dari surga. Nabi Adam dihukum karena tergoda iblis untuk memakan buah kuldi yang terlarang. Di bumi, dia dipisahkan dari istrinya, Hawa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nabi Adam dikisahkan turun ke bumi dalam kondisi gosong sebagai tanda hukuman. Dia lantas bertaubat dengan mengucap doa yang saat ini termaktub dalam Al-Quran Surat Al A'raf ayat 23.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.”</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah kemudian menerima taubat Nabi Adam. Namun, bekas dosanya berupa gosong di tubuh masih tampak. Untuk itu, Allah memerintahkan sang nabi untuk berpuasa dari subuh hingga terbenam matahari. Nabi Adam pun berpuasa sehingga sepertiga badannya kembali normal. Namun, untuk bisa normal sepenuhnya, dia harus berpuasa dua hari lagi. Perintah tersebut dijalankan oleh Nabi Adam, dan akhirnya bekas gosong di tubuhnya hilang sama sekali.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Puasa Nabi Adam itulah yang di kemudian hari menjadi puasa putih atau <i>ayyamul bidh</i>. Inilah manusia pertama yang berpuasa, (yaitu) tanggal 13, 14, 15 (saat) purnama,” kata Muta’ali.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keturunan keenam Nabi Adam, yaitu Nabi Idris, juga diriwayatkan berpuasa. Dalam suhuf (wahyu dari Allah berupa lembaran yang tidak wajib disampaikan kepada manusia) yang diterima Nabi Idris, tertulis bahwa nabi terakhir kelak, Muhammad SAW, akan bertemu dan berdialog dengan Allah SWT di surga. Mengetahui hal tersebut, Nabi Idris pun menginginkan hal serupa. Maka Allah menyuruhnya untuk berpuasa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Puasa itu rupanya, barang siapa yang ingin dinaikkan derajatnya oleh Allah, maka berpuasalah, berlapar-lapar. Karena rata-rata sebelum diangkat menjadi nabi itu dipuasakan dulu,” jelas Muta’ali.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nabi Idris lantas berpuasa. Namun tidak ada sumber yang menyebutkan secara jelas berapa lama ia berpuasa saat itu. Setelah berpuasa, Nabi Idris diangkat ke surga lapisan pertama. Ini termaktub dalam QS Maryam ayat 57, kala Allah berfirman bahwa Dia telah mengangkat martabat Nabi Idris ke tempat yang sangat tinggi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bapak agama langit, Ibrahim, juga dilatih menjadi nabi dengan berpuasa. Dalam QS Al-Baqarah ayat 258, Nabi Ibrahim berdebat dengan Raja Babilonia, Namrudz, yang terkenal suka menyembah berhala. Namrudz kesal setelah 72 berhalanya dihancurkan oleh Nabi Ibrahim. Oleh karena itu, dia membakar Ibrahim. Namun, Ibrahim berhasil selamat dari kepungan api Namrudz karena saat itu dia tengah berpuasa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sementara Nabi Musa, sebelum menerima wahyu—Kitab Taurat, juga diceritakan berpuasa selama 40 hari 40 malam di Bukit Sinai (Tursina). Ia menerima wahyu langsung dari Allah SWT tanpa perantara Malaikat Jibril, dan karenanya menyandang gelar Kalimullah (orang yang diajak bicara langsung oleh Allah).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ulama sekaligus filsuf Imam Al Ghazali dalam kitabnya, Mukasyafatul Qulub, menuliskan dialog Nabi Musa dengan Allah SWT. Saat itu, Nabi Musa bertanya soal amalan apa yang paling disukai oleh Allah SWT.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>“Apakah puasaku?”</i> tanya Musa.</div><div style="text-align: justify;"><i>“Puasamu itu hanya untukmu saja. Karena puasa melatih diri dan mengekang hawa nafsumu,” </i>jawab Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nabi berikutnya yang berpuasa adalah Nabi Isa. Dalam perjamuan terakhir bersama murid-muridnya, Nabi Isa disebut tengah berpuasa. Dia sengaja mengulur waktu supaya dapat minum ketika memasuki waktu magrib.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Puasa Ramadhan</b></div><div style="text-align: justify;">Perintah puasa Ramadhan baru disyariatkan pada tahun kedua Hijriah atau 623 Masehi. Meski begitu, sejak sebelumnya Nabi Muhammad telah rajin berpuasa. Termasuk ketika dia berada di Gua Hira selama 4 bulan sebelum menerima wahyu. Kebiasaan berpuasa itulah yang membuat kaum Quraisy Makkah tidak berani banyak berbuat jahat kepada Nabi Muhammad.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>“Aku melihat wajah Muhammad seperti Musa berpuasa, seperti Ibrahim berpuasa,”</i> kata Muta’ali menirukan ucapan kaum Quraisy Makkah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Muta’ali menambahkan, salah satu ciri nabi terdahulu adalah jarang mengunyah di siang hari. Hal itulah yang kemudian yang membuat banyak tokoh seperti Abu Bakar, Utsman bin ‘Affan, atau ahli kitab, konglomerat, dan para pengusaha zaman itu, masuk Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di awal penyebaran Islam, pemeluknya yang terbanyak adalah dari kalangan menengah ke bawah, khususnya para budak seperti Zaid bin Haritsah dan Bilal bin Rabah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Puasa itu bentuk bagaimana kita merasakan susahnya jadi budak, susahnya jadi orang lapar, susahnya tidak punya pekerjaan, susahnya tidak ada sandang pangan,” kata Muta’ali.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada periode dakwah di Makkah, Nabi Muhammad menekankan dakwahnya pada prinsip ketuhanan dan keadilan, bukan ihwal syariat. Saat itu, perbudakan adalah hal lazim di Arab. Para budak hidup jauh dari rasa keadilan. Nabi Muhammad kemudian datang dan menyatakan bahwa keadilan yang sejati adalah keadilan Allah di akhirat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan metode dakwah tersebut, pengikut Islam semakin banyak. Namun, hal itu menuai kecaman dari kaum Quraisy yang saat itu menyembah berhala. Akibatnya, kekejaman kaum Quraisy kepada pengikut Islam semakin bertambah dari hari ke hari.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam kondisi tersebutlah turun perintah Allah SWT untuk berhijrah. Umat Islam yang dipimpin Nabi Muhammad kemudian pindah ke sebuah kota bernama Yasrib atau Madinah yang terletak 320 kilometer di utara Makkah. Di sanalah Nabi Muhammad mulai lebih banyak memperkenalkan syariat Islam kepada para pemeluknya. Syariat itu salah satunya puasa sebulan penuh selama Ramadhan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nabi Muhammad yang wafat pada 11 Hijriah, berpuasa Ramadhan sebanyak 9 kali sepanjang hidupnya. Perintah puasa tersebut termaktub dalam QS Al-Baqarah ayat 183 yang meminta setiap manusia beriman untuk berpuasa sebagaimana umat-umat terdahulu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Imam Ghazali mengatakan posisi ibadah puasa adalah seperempat iman. Hal ini menandakan, siapa pun yang tidak berpuasa maka imannya kurang seperempat. Pendapat tersebut dia simpulkan dari dua sabda Nabi Muhammad.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>“Puasa merupakan setengah dari kesabaran.”</i></div><div style="text-align: justify;"><i>“Sabar adalah setengah dari iman.”</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ilmuwan Belanda Kees Wagtendonk dalam bukunya, Fasting in The Koran, menyebut bahwa syariat puasa Ramadhan dalam Al-Quran adalah wujud dari pujian dan rasa syukur. Selain itu, puasa sunah seperti yang dilakukan para nabi terdahulu juga merupakan bagian dari wujud kesalehan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wagtendonk menyimpulkan, puasa yang dilakukan muslim lebih sebagai ungkapan pujian dan kepatuhan, bukan penyesalan. Hal tersebut berbeda dengan tradisi umat Kristen di mana puasa adalah salah satu cara untuk menebus dosa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Antropolog Inggris, Arthur Maurice Hocart, menyebut puasa umat Kristen adalah tindakan menghukum diri untuk menghilangkan dosa. Senada, Andre Moller dalam bukunya, Ramadan in Java, mengatakan bahwa puasa pada masa pra-Islam merupakan ritual penebusan dosa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Moller lebih lanjut berkata, praktik puasa dapat ditemukan di semua agama, tak hanya Islam. Moller mencontohkan pada era Arab jahiliah, seseorang yang ingin membalas dendam biasanya melakukan puasa wine dan tidak menyentuh perempuan sampai niatnya terpenuhi, alias dendam terbalaskan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">[Sumber: Kumparan Online]</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>Romo Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/01571217762418133149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-33728301042336564962020-03-02T06:16:00.000-08:002021-12-09T17:48:26.262-08:00What is Ilm Al Hadith (Science of Hadith)<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcbOMSKQdE-FER1jaqusnRD0tyw0RUGGUkg0QJGJOt-u9ZTp5nxa1vMUGoKhk6mcYEof-mP2czlLJpuVnN7X_ZuUntrvMX2X6_YyB1p3V4ZDsFkDPCXuokxTTBJNO0G3M4pl_pqk5lL1I/s0/ulumul+hadits.jpg" style="display: block; padding: 0em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" data-original-height="445" data-original-width="699" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcbOMSKQdE-FER1jaqusnRD0tyw0RUGGUkg0QJGJOt-u9ZTp5nxa1vMUGoKhk6mcYEof-mP2czlLJpuVnN7X_ZuUntrvMX2X6_YyB1p3V4ZDsFkDPCXuokxTTBJNO0G3M4pl_pqk5lL1I/s0/ulumul+hadits.jpg"/></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trirong; font-size: medium;"><b>Define Ilm Al Hadith (Science of Hadith)</b></span></div><div style="text-align: justify;">Ilm al hadith means Science of Hadith, which refers to the Knowledge of the scrutiny of hadith literature. Basically every hadith has a chain (isnad) of narrators that are going all the way back to the Prophet ﷺ. Studying biography of each narrator in a chain who transmits the hadith, in addition to comparing it with other chains of that same hadith, if any, including studying linguists of text as well as circumstances involved when particular hadith was narrated and others factors involved in recording are all included in the subject of ilm al hadith. There exists a few common misconceptions that the collection of hadith took place many years, in most cases 200 years, after the Prophet's death or that its initial collection was started by the students of the companions, and Prophet Muhammad ﷺ and his companions never supported or indulged in this activity. Such misconceptions are false because there is evidence that hadith were being collected during the Prophet's life (discussed in subsequent posts) and in fact the foundation and practice of Ilm Al hadith (Science of Hadith) was initiated by his companions, in a more organized manner especially during the rule of <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Umar">Umar ibn Khattab</a> (r.a), the 2nd successor of Prophet Muhammad ﷺ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trirong; font-size: medium;"><b>Foundation of Ilm Al Hadith (Science of Hadith)</b></span></div><div style="text-align: justify;">Umar (r.a) was the first to realize the necessity of the proper sifting of the hadith narrations. Those who narrated any hadith were required to produce some witnesses in support of the tradition. In this way a rich corpus of Hadith was built up. Umar (r.a) classified the traditions in two broad categories. One category of traditions pertained to religious, moral and social affairs pertaining to the community at large. The other traditions revolved round the person of the Holy Prophet ﷺ and pertained to his words and deeds as a human being i.e. the Prophet's Sunnah. Umar (r.a) distinguished between these two categories.[1] All matters falling in the first category were binding and had the status of law. Umar (r.a) evolved the following principles on the basis of which the traditions were to be accepted:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">(1) The report should be literally faithful;</div><div style="text-align: justify;">(2) Every Hadith narrated should carry with it the name of the narrator and the chain of narrators;</div><div style="text-align: justify;">(3) The narrators must be men of proven faith and integrity;</div><div style="text-align: justify;">(4) In judging the veracity of a report the occasion and circumstances involved should be taken into consideration;</div><div style="text-align: justify;">(5) The report should not be repugnant to the Holy Quran;</div><div style="text-align: justify;">(6) The report should be rational.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trirong; font-size: medium;"><b>Subsequent Developments in Ilm Al hadith (Science of Hadith)</b></span></div><div style="text-align: justify;">By the end of 1st century Hijrah (100 AH - 720 CE) majority Companions passed away leaving their compilations behind including the framework and process for hadith evaluation taught to Tabi’een (their students). However this process needed to be a bit more supervised especially to avoid and separate the unauthentic traditions that began circulation in subsequent years. Therefore, during the rule of <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Umar_II">Umar bin Abdul Aziz</a> (r.a) (717 - 720 CE), one of the Ummayad Caliphs (also known as 2nd Umar due to his piety), ordered the collection of ahadith on a large scale. He assigned learned scholars and hadith experts of Madinah such as <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Abu_Bakr_ibn_Muhammad_ibn_Hazm">Abu Bakr Ibn Hazam </a>(Qadi of Madinah) and famous I<a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Ibn_Shihab_al-Zuhri">bn Shihab al-Zuhri</a>, who were also students of Prophet's companions, Ayesha (r.a) and Anas bin Malik (r.a), expert hadith specialists and teachers. During the mid of 2nd century Hijrah (150 AH), hadith centers came to exist and scholars like Imam Malik (Died 179 AH) and Sufyan Thauri (Died - 168 AH) and several others opened their centers to teach hadith with rules as laid down by their predecessors.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">In subsequent years rules of hadith collection were expanded and further conditions were added such as ilm al rijal (names of narrators and their biographies) and each hadith that included a chain (isnad) of narrators was classified based on the reliability of the narrators such as their piety, intelligence, if they were of forgetful nature, or if they were known to ever have lied. It was based on the strength of the narrators is how each hadith came to be classified with a status such as Dhaeef (weak), Sahih (authentic), Mutawattur (narrated through several chains), Hassan (good - lesser than Sahih), Ghareeb (strange due to some interruption in chain). Based on each status later compilations were made such as Sahih Bukhari and Sahih Muslim, with sahih meaning they are very authentic due to evaluation involved in their chains. One of the authors of Hadith book comments on this unique process: “Every Muhaddith (hadith expert) even today, when describes a hadith, he suffixes it with a specific name of a hadith denoting its level of authenticity (such as ‘Hassan’ or ‘Sahih’), then quotes the book of hadith where its documented (such as Musnad of Ahmad) and then prefixes it with an unbroken chain of narrators spreading over the last 1400 years through whom he received the hadith. No other religion, nation, party or even small group of people can show the parallel of what early Muslims did to ensure the authenticity of hadith and Sunnah.”[2]</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">In subsequent centuries scholars studied these ahadith, added their comments to explanations given by their teachers and developed upon the wisdom and knowledge, resulting in science of Fiqh (practices/ruling) & Shariah (Islamic law). It is extremely sad to see that today many Muslims doubt the authenticity process of all hadith or some of it, without researching. And worst is that some even compare the uniquely systematic collection of this literature with collection of Christian Gospels that clearly lacked any consistent methodology and process in its compilation.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">References:</div><div style="text-align: justify;">[1] Masud-ul-Hasan, Professor. 1982. "<a href="http://www.alim.org/library/biography/khalifa/content/KUM/16/1" target="_blank">Khalifa bin al-Khattab - Hadith and Fiqh</a>." Alim - The world's most useful Islamic software. Accessed 03 05, 2019. . (Masud-ul-Hasan 1982)</div><div style="text-align: justify;">[2] Kazi, Mazhar. April 1, 2007. Guidance from Hadith & Sunnah. Al-Huda Publications - (Kazi April 1, 2007)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; font-family: Trirong; font-size: 14px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">[Courtesy of </b></span><span face="Helvetica, Sans, sans-serif" style="background: 0px 0px white; border: 0px; font-size: 14px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;"><span style="background: 0px 0px; border: 0px; font-family: Trirong; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.instagram.com/rizqan_kareem/" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #bb1904; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: color 0.17s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank">Zaid Shah</a><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #525252; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> |</span></b></span></span><b style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; font-family: Trirong; font-size: 14px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Rizqan Kareem | <a href="https://www.rizqankareem.com/" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #bb1904; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: color 0.17s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank">Most Excellent Sustenance</a>]</b></div><div style="text-align: justify;"><b style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; font-family: Trirong; font-size: 14px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></b></div><div style="text-align: justify;"><b style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; font-family: Trirong; font-size: 14px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></b></div>Romo Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/01571217762418133149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-31150884807343768962020-03-01T08:11:00.000-08:002021-12-09T17:48:26.241-08:00The Quran on Jihad as Struggle vs Jihad as Fighting<div class="separator" style="clear: both;display:none;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-X8m8d4kez24BEhC9tk1NWvSMRFea7yN_pulJCcJxtJ2UOVTvWPU8OLS1uGAf_4n70Pm6e8ecRtsCs7JCNJnd_9bgg0-M1HJRa6BGNXnwHyWyZHQjU2gAbdTXdh_nvCNJmRGk44Laz9E/s0/jihad.jpg" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" data-original-height="445" data-original-width="699" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-X8m8d4kez24BEhC9tk1NWvSMRFea7yN_pulJCcJxtJ2UOVTvWPU8OLS1uGAf_4n70Pm6e8ecRtsCs7JCNJnd_9bgg0-M1HJRa6BGNXnwHyWyZHQjU2gAbdTXdh_nvCNJmRGk44Laz9E/s0/jihad.jpg"/></a></div><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1XYtEAqtar8iU6eN19Dq6xGut8MsHpnYmBXblRaEqboelCvg2vBGkCA2V5z7hhgEGxPAMzxP1dLuhLtPt0ioWnr-d5nbw_KgHjeaVZszT8T7XsX9aGsoyDSdojAo3Dej71RXwI41T8w0/s0/jihad+600x500.jpg" style="display: block; padding: 0em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" data-original-height="500" data-original-width="600" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1XYtEAqtar8iU6eN19Dq6xGut8MsHpnYmBXblRaEqboelCvg2vBGkCA2V5z7hhgEGxPAMzxP1dLuhLtPt0ioWnr-d5nbw_KgHjeaVZszT8T7XsX9aGsoyDSdojAo3Dej71RXwI41T8w0/s0/jihad+600x500.jpg"/></a></div><br /><div style="text-align: justify;">Jihad means striving and struggle in the way of Allah ﷻ. Jihad does not mean to kill. Qitaal means to kill. The majority of Verses on Jihad mentioned in the Quran are not associated with Qitaal. The only Surah that mentions Jihad with Qitaal is Surah Taubah (chapter 9) and that also in regards to lawful defensive war and not aggression. Sheikh Irshad Soofi Siddiqui Chishti of South Africa, in his book Madinah to Karbala, mentions the following facts about Jihad and its revelation in the Quran: “There are 35 verses of the Holy Quran which contain the word Jihad ﺟﻬﺎﺩ or its derivatives. Of the 35 verses of the Holy Quran which contain the word Jihad ﺟﻬﺎﺩ or its derivatives, not a single verse contain Jihad ﺟﻬﺎﺩ as suggesting aggressive fighting and killing. Not a single verse combines the word Jihad ﺟﻬﺎﺩ with qitaal (killing) fighting or warfare. This is with regard to the text of the Holy Quran. Putting the 35 verses which deals with Jihad ﺟﻬﺎﺩ into context, 30+ verses have no context or connection with fighting or warfare. There are only few verses which mention the word Jihad with Qitaal. They possess the context of lawful defensive warfare and they all appear in one chapter (Surah). They are in the 9th Surah, at-Tawbah (Repentance) and they refer to a lawful defensive war.”[1]</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Many Quranic verses that contain the word Jihad were revealed in Makkah during the 1st ten years of Prophet’s preaching, and in Makkah the Prophet and His Companions never engaged in any combats. In fact they bore the persecution patiently. For example the following Verses revealed in Makkah contain the word Jihad and the context in which they were revealed has nothing to do with fighting or Qitaal. In the following Verse Allah ﷻ advises the believers to strive with the Quran (i.e. using knowledge as your weapon) and even refers to such struggle as Jihad Kabeera i.e. Great Struggle: … but strive hard against them, by means of this [Quran], with utmost striving (Jihad Kabeera)."[2] In the following Verse Allah ﷻ mentions that doing good and righteous deeds are a Jihad (struggle) His path: "...But We shall be sure to guide to Our ways those who strive hard (jahadoo) for Our cause: God is with those who do good.."[3[ Similar verses that mention Jihad (struggle), majority of them in the Quran are not in reference to Qitaal or killing, but inspire the believers to struggle in the way of righteousness and keep patience at what they experience when struggling, because suffering brings them spiritually closer to Allah ﷻ and impacts their enemies by making them realize their own errors. However, as a last resort if the enemy is hell bent on eliminating the believers and Islam, then in such extreme scenario there is room to Jihad (struggle) and fight the enemy for the sake of defending one's honor and faith.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">References:</div><div style="text-align: justify;">[1] Chishti, Irshad Soofi Siddiqui. 2010. Madinah to Karbala Holy Blood on Unholy Hands Volume One. Abd al-Qadir Soofi Publications - (Chishti 2010)</div><div style="text-align: justify;">[2] Al Quran 25:52 - Asad Translation</div><div style="text-align: justify;">[3] Al Quran 29:69 - www.Quran.com</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; font-family: Trirong; font-size: 14px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">[Courtesy of </b></span><span style="background: 0px 0px white; border: 0px; font-family: Helvetica, Sans, sans-serif; font-size: 14px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;"><span style="background: 0px 0px; border: 0px; font-family: Trirong; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.instagram.com/rizqan_kareem/" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #bb1904; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: color 0.17s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank">Zaid Shah</a><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #525252; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> |</span></b></span></span><b style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; font-family: Trirong; font-size: 14px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Rizqan Kareem | <a href="https://www.rizqankareem.com/" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #bb1904; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: color 0.17s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank">Most Excellent Sustenance</a>]</b></div><div style="text-align: justify;"><b style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; font-family: Trirong; font-size: 14px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></b></div><div style="text-align: justify;"><b style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; font-family: Trirong; font-size: 14px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></b></div><div style="text-align: justify;"><b style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; font-family: Trirong; font-size: 14px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></b></div><table class="wsite-not-footer" id="blogTable" style="background-color: white; border: 0px; color: #525252; font-family: Lato, Arial, sans-serif; font-size: 14px; table-layout: fixed; text-align: justify; width: 1000px;"><tbody><tr></tr></tbody></table>Romo Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/01571217762418133149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-16746822632369915162020-03-01T04:37:00.000-08:002021-12-09T17:48:26.178-08:00Hadith Collections in Early Islam<div class="separator" style="clear: both;display:none;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifUWvrISMVN8C9SLAKzP7X_u9OszzmbIiVVfUuzMR2dUHeyav8ckEbMNgFACIa38THTBLTpXBaWWftyc4c3_M1DxiaLHr22UZyZIIEIyuKpwOdzEzEIKKLitD4cEeYE9AYjspBdWde6UY/s0/hadits+collection-2.jpg" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" data-original-height="445" data-original-width="699" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifUWvrISMVN8C9SLAKzP7X_u9OszzmbIiVVfUuzMR2dUHeyav8ckEbMNgFACIa38THTBLTpXBaWWftyc4c3_M1DxiaLHr22UZyZIIEIyuKpwOdzEzEIKKLitD4cEeYE9AYjspBdWde6UY/s0/hadits+collection-2.jpg"/></a></div><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGIFi_uDYzUYUIvF960S54DsSlhMJX5puOPBFC4m1zMjvDIzCQ1dFLkRRdPZezzmfdtJlGmL503wLBIjaK30l-nw6bxEYP6LeNgOVEezc5HGanmUebyGulb7dXacRsvIVtwcW-L98RXIg/s0/hadits+collection.jpg" style="display: block; padding: 0em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="452" data-original-width="518" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGIFi_uDYzUYUIvF960S54DsSlhMJX5puOPBFC4m1zMjvDIzCQ1dFLkRRdPZezzmfdtJlGmL503wLBIjaK30l-nw6bxEYP6LeNgOVEezc5HGanmUebyGulb7dXacRsvIVtwcW-L98RXIg/s0/hadits+collection.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Hadith are the Prophetic words and Sunnah are the Prophet's actions. Alongside memorizing and writing the Quran, many companions of Prophet Muhammad ﷺ memorized and copied his hadith and sunnah in to writing format, especially those that had very close interactions with him and spent more time with his blessed personality. The companions memorized and collected the Prophetic traditions when accompanying him, and after his passing away learned those that were missed from other more learned companions.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trirong; font-size: medium;"><b>The collection of Abu Bakr (r.a)</b></span></div><div style="text-align: justify;">According to Ayesha (r.a), Abu Bakr (r.a) had originally a collection of over five hundred traditions, and he deposited the compilation with her for custody. Ayesha (r.a) relates that one night she noticed that Abu Bakr (r.a) felt very restless. He tossed about in the bed, and could not sleep. Ayesha (r.a) got worried whether he was suffering or was worried. He made no reply, but remained restless throughout the night. The following morning he asked Ayesha (r.a) to bring him the collections that he had deposited with her. She brought the compilation and he set fire to it. On the inquiry of Ayesha (r.a), Abu Bakr (r.a) explained his conduct: "The collection contained many traditions that I had heard from other people. I thought that if I died and left behind traditions accepted by me as sahih (authentic), but really not so, then I would have to answer for that."[1] Thus Abu Bakr (r.a) collected himself and in fact did not condemn in any way this act of collecting traditions but burned them only due to fear of personal accountability before Allah ﷻ, if even one of them resulted in being incorrect. Therefore its not the collection he disliked but his personal accountability due to deep consciousness of Allah ﷻ that he feared.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trirong; font-size: medium;"><b>Hadith collection during Umar's rule</b></span></div><div style="text-align: justify;">It was during his rule that Umar (r.a) laid the foundation for the practice of ilm al hadith (science of hadith), process used for the hadith preservation by subsequent generations of Islamic scholars. The practice with Umar (r.a) was that if any new problem cropped up, he announced the issue in the public assembly, and inquired if any of them remembered any tradition of the Holy Prophet ﷺ on the subject. Those who narrated any tradition were required to produce some witnesses in support of the tradition. If such statement was duly corroborated and was in accordance with the spirit of the Quran as well as common sense it was adopted and applied to the facts of the case in hand. In this way a rich corpus of Hadith was built up. To read more on the agreed principles for acceptance of a hadith in his era please read: <a href="https://gusmendemanswering.blogspot.com/2020/02/what-is-ilm-al-hadith-science-of-hadith.html" target="_blank">What is Ilm Al Hadith (Science of Hadith).</a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trirong; font-size: medium;"><b>Hadith collections by prominent sahabas (companions)</b></span></div><div style="text-align: justify;">Its stated the Abu Ayyub Ansari (r.a), the famous Ansari companion, traveled for a month’s journey to Egypt listen to a hadith of the Prophet ﷺ directly from its narrator Uqba ibn Amir (r.a) who said that Prophet ﷺ said: “Whoever cover the faults of the believer Allah will cover his faults on Judgment day.” (Bukhari & Muslim). After hearing he did not even change his saddle of the horse and immediately left to come back. Jabir bin Abdullah (r.a) went a month’s journey from Madinah to Syria to secure authenticity of a tradition from Abdullah ibn Amr (r.a) as Abdullah used to himself write hadith. Abdullah (r.a) reports: "I used to write everything i heard from the Messenger (saw) as i wanted to Preserve it. The Quraish forbade me, saying "Do you write down everything that you hear (from him) and The Messenger ﷺ is a human being who sometimes speaks in anger and joy? (that is that he may say something emotionally that may not be worth writing)." So I stopped. Then i mentioned this to Allah's Messenger ﷺ. He pointed with his finger to his mouth and said "Write! By the One in Whose Hand is My Life! Nothing comes out of it (His Mouth) except the Truth!" [2]</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Said ibn Al Musayyib (r.a) used to travel days and nights to listen to a single hadith from its original narrator. It is on record that companions like Ali ibn Abi Talib (r.a), Abu Huraria (r.a) and other companions collected their own sahifa (scripture) of Prophetic Hadith such as:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Sahifah (scripture) of Ali ibn Abu Talib (r.a)</li><li>Sahifah of Abdullah ibn Abi Auf (r.a)</li><li>Nuskah of Samurah Jundab (r.a)</li><li>Kitab of Abu Huraira (r.a)</li><li>Sahifah of Jabir Bin Abdullah (r.a) [3]</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">It was these books from which was derived most of the hadith literature later found in the authentic collections that we famously know today as Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ibn Majah, Tirmidhi etc.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">References:</div><div style="text-align: justify;">[1] Masud-ul-Hasan, Professor. 1982. <a href="http://www.alim.org/library/biography/khalifa/content/KAB/16/2" target="_blank">"Khalifa Abu Bakr - Mushaf, Hadith, Tasawwuf, Fiqh, and Poetry."</a> Alim - The world's most useful Islamic software. Accessed 03 05, 2019. . (Masud-ul-Hasan 1982)</div><div style="text-align: justify;">[2] Sunan Abu Daud of Imam Abu Daud, Hadith #3161</div><div style="text-align: justify;">[3] Kazi, Mazhar. April 1, 2007. Guidance from Hadith & Sunnah. Al-Huda Publications - (Kazi April 1, 2007)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; font-family: Trirong; font-size: 14px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">[Courtesy of </b></span><span face="Helvetica, Sans, sans-serif" style="background: 0px 0px white; border: 0px; font-size: 14px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;"><span style="background: 0px 0px; border: 0px; font-family: Trirong; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.instagram.com/rizqan_kareem/" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #bb1904; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: color 0.17s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank">Zaid Shah</a><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #525252; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> |</span></b></span></span><b style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; font-family: Trirong; font-size: 14px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Rizqan Kareem | <a href="https://www.rizqankareem.com/" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #bb1904; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: color 0.17s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank">Most Excellent Sustenance</a>]</b></div><div style="text-align: justify;"><b style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; font-family: Trirong; font-size: 14px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></b></div><div style="text-align: justify;"><b style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; font-family: Trirong; font-size: 14px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table class="wsite-not-footer" id="blogTable" style="background-color: white; border: 0px; color: #525252; font-family: Lato, Arial, sans-serif; font-size: 14px; table-layout: fixed; text-align: justify; width: 1000px;"><tbody><tr></tr></tbody></table>Romo Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/01571217762418133149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2805010761329921106.post-4475926653407514712020-02-10T18:17:00.005-08:002021-12-23T12:44:41.599-08:00Rekam Dialog Lintas Iman<div class="separator" style="clear: both;display:none;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhDjLy34lG66nC2jkUlMNKQ38GrUJ2BW1C67idjbFcxbNl_NoirI-QR8qP0qpedmt9FPfgL7vIK_ROkjQWM6YbKxJgjgG_Bc_vFCcsgBQniD1uqdMlVOqK2FcDr2tvXxYwyJJM985J-5_gcFf_jQ066kK36NlLebj8t2yfOI4eKluJ8Y2niE2p5l4AmPQ=w1005-rw" style="display: block; padding: 0em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" data-original-height="563" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhDjLy34lG66nC2jkUlMNKQ38GrUJ2BW1C67idjbFcxbNl_NoirI-QR8qP0qpedmt9FPfgL7vIK_ROkjQWM6YbKxJgjgG_Bc_vFCcsgBQniD1uqdMlVOqK2FcDr2tvXxYwyJJM985J-5_gcFf_jQ066kK36NlLebj8t2yfOI4eKluJ8Y2niE2p5l4AmPQ=w1005-rw"/></a></div>
<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibgS09K76Hn0adUdGIu5Zlt35x_MA_995Ww8t24Tgr8ZMUA81_-mI1AlAU3EI29tPjoI-MQw6WXHqAcJXtOfDaYWKXjJ8ObMU-lGicXbv_j_Csna88N8SWupTb8Z43uyxBLzNLhudvNHY/s0/gm+on+fb+%25285%2529.jpg" style="display: block; padding: 1em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="500" data-original-width="720" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibgS09K76Hn0adUdGIu5Zlt35x_MA_995Ww8t24Tgr8ZMUA81_-mI1AlAU3EI29tPjoI-MQw6WXHqAcJXtOfDaYWKXjJ8ObMU-lGicXbv_j_Csna88N8SWupTb8Z43uyxBLzNLhudvNHY/s0/gm+on+fb+%25285%2529.jpg" /></a></div>
<div style="background-color: #4c66a4; color: white; font-family: oswald; font-size: 14px; height: 32px; letter-spacing: 0px; line-height: 32px; margin: 10px 0px; padding: 0px 0px 0px 10px; position: relative; text-shadow: rgb(0, 0, 0) 1px 1px 1px; text-transform: uppercase; width: 100%;"><span style="background: none 0% 0% repeat scroll rgb(76, 102, 164); color: white; height: 32px; margin: 0px 10px 0px -10px; padding: 5px 15px; width: 100%;">Dialog Kristologi</span></div>
<script src="/feeds/posts/default/-/Dialog Sumenep?published&alt=json-in-script&max-results=999&&callback=labelthumbs" type="text/javascript"></script><br />
<div style="background-color: #4c66a4; color: white; font-family: oswald; font-size: 14px; height: 32px; letter-spacing: 0px; line-height: 32px; margin: 10px 0px -10px; padding: 0px 0px 0px 10px; position: relative; text-shadow: rgb(0, 0, 0) 1px 1px 1px; text-transform: uppercase; width: 102%;"><span style="background: none 0% 0% repeat scroll rgb(76, 102, 164); color: white; height: 32px; margin: 0px 10px 0px -10px; padding: 5px 15px; width: 100%;">Topik Dialog</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; width: 102%;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8BX-N4Ykb8rrfFxKUCYfJ6zvLDE8K9VRT1OQpnVrqPF-q21sQy_Fe7H1qIsOG5hYrObBo6AdbuXjAur05tL2ziUBa8OJqkht-iJZ6RDsHTMITgjPwFQkGfzFQdL5xVysoJEEEdonGpdU/s0/gm+on+fb+%25282b%2529.jpg" style="display: block; padding: 0em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="550" data-original-width="700" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8BX-N4Ykb8rrfFxKUCYfJ6zvLDE8K9VRT1OQpnVrqPF-q21sQy_Fe7H1qIsOG5hYrObBo6AdbuXjAur05tL2ziUBa8OJqkht-iJZ6RDsHTMITgjPwFQkGfzFQdL5xVysoJEEEdonGpdU/s0/gm+on+fb+%25282b%2529.jpg" /></a></div>
<script src="/feeds/posts/default/-/Debat (Topik)?published&alt=json-in-script&max-results=999&&callback=labelthumbs" type="text/javascript"></script><br />
<div style="background-color: #4c66a4; color: white; font-family: oswald; font-size: 14px; height: 32px; letter-spacing: 0px; line-height: 32px; margin: 10px 0px -10px; padding: 0px 0px 0px 10px; position: relative; text-shadow: rgb(0, 0, 0) 1px 1px 1px; text-transform: uppercase; width: 104%;"> <span style="background: none 0% 0% repeat scroll rgb(76, 102, 164); color: white; height: 32px; margin: 0px 10px 0px -10px; padding: 5px 15px; width: 100%;">Catatan Dialog</span></div>
<script src="/feeds/posts/default/-/Debat (Notes)?published&alt=json-in-script&max-results=999&&callback=labelthumbs" type="text/javascript"></script><br />
<div style="background-color: #4c66a4; color: white; font-family: oswald; font-size: 14px; height: 32px; letter-spacing: 0px; line-height: 32px; margin: 10px 0px; padding: 0px 0px 0px 10px; position: relative; text-shadow: rgb(0, 0, 0) 1px 1px 1px; text-transform: uppercase; width: 106%;"><span style="background: none 0% 0% repeat scroll rgb(76, 102, 164); color: white; height: 32px; margin: 0px 10px 0px -10px; padding: 5px 15px; width: 100%;">Rekam Dialog</span></div>
<script src="/feeds/posts/default/-/Debat (Nyungsep)?published&alt=json-in-script&max-results=999&&callback=labelthumbs" type="text/javascript"></script><br />
<div style="background-color: #4c66a4; color: white; font-family: oswald; font-size: 14px; height: 32px; letter-spacing: 0px; line-height: 32px; margin: 10px 0px; padding: 0px 0px 0px 10px; position: relative; text-shadow: rgb(0, 0, 0) 1px 1px 1px; text-transform: uppercase; width: 108%;"><span style="background: none 0% 0% repeat scroll rgb(76, 102, 164); color: white; height: 32px; margin: 0px 10px 0px -10px; padding: 5px 15px; width: 100%;">Arsip Islam Menjawab</span></div>
<script src="/feeds/posts/default/-/Islam Menjawab?published&alt=json-in-script&max-results=999&&callback=labelthumbs" type="text/javascript"></script><br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">Jika jawaban yang anda cari tidak ditemukan dalam urutan daftar di atas, coba cari dalam daftar koleksi PRANA LUAR kiriman dari Pak Id Amor di bawah ini, atau telusuri lagi di dalam <a href="/2016/09/daftar-arsip.html">Daftar Seluruh Artikel</a>.</blockquote><br />
<a href="/search/label/Daftar%20Pustaka%20Id%20Amor"><b>PRANA LUAR</b></a><br /><br /> 1. <a href="/2012/05/daftar-pustaka-id-amor-koleksi-1.html">Islam Menjawab (Dari Daftar Pustaka Id Amor - 1</a>)<br /> 2. <a href="/2012/05/daftar-pustaka-id-amor-koleksi-2.html">Islam Menjawab (Dari Daftar Pustaka Id Amor - 2)</a><br /><br />
<div style="background-color: #4c66a4; color: white; font-family: oswald; font-size: 14px; height: 32px; letter-spacing: 0px; line-height: 32px; margin: 10px 0px; padding: 0px 0px 0px 10px; position: relative; text-shadow: rgb(0, 0, 0) 1px 1px 1px; text-transform: uppercase; width: 110%;"><span style="background: none 0% 0% repeat scroll rgb(76, 102, 164); color: white; height: 32px; margin: 0px 10px 0px -10px; padding: 5px 15px; width: 100%;">Arsip Islam Bertanya</span></div>
<script src="/feeds/posts/default/-/Islam Bertanya?published&alt=json-in-script&max-results=999&&callback=labelthumbs" type="text/javascript"></script><br />
<div style="border-bottom: 1px solid rgb(202, 202, 202); margin-bottom: 10px; width: 106%;"></div><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJq7xCgpb2F3FiM6QvEN_peZr9maL6wqQgQo9XdKcydcF34zamwGzoamMI5GHo647PMokVhnYlpSD345nzNoMabWA6weQvBhPbRVfE2ie_p1AOQQ3khwYuZSySsiAvEPrDedA4Pz0yQH4/s0/dokumentasi+debat.jpg" style="display: block; padding: 0em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="486" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJq7xCgpb2F3FiM6QvEN_peZr9maL6wqQgQo9XdKcydcF34zamwGzoamMI5GHo647PMokVhnYlpSD345nzNoMabWA6weQvBhPbRVfE2ie_p1AOQQ3khwYuZSySsiAvEPrDedA4Pz0yQH4/s0/dokumentasi+debat.jpg" /></a></div>
<span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><b><span style="color: #990000;">CATATAN</span></b>: <br />
Daftar di atas hanya sebagian dari kumpulan arsip yang dipilih secara acak. Untuk melihat daftar seluruh arsip pertanyaan yang tersedia, silahkan klik <a href="https://barisanjawara.blogspot.com/2018/07/pengantar_12.html">di sini</a>.</span><br /><br />
</div>
<div style="clear: both;"/>Romo Gus Mendemhttp://www.blogger.com/profile/01571217762418133149noreply@blogger.com0